Disusun oleh:
Nama NPM
Abdul Mutholib 1884202001
Ica Monica 1884202002
4. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan,
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan
dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Kurikulum 1968
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9
pokok. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. "Hanya memuat
mata pelajaran pokok saja," . Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak
mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa
saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 19755 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan
efisien. latar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang
manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu," Metode,
materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan
instruksional umum(TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik.
Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran.
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut,
ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi
kedua dimensi tersebut.
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar saranadan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-
14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
dan ASEAN Free Trade Area(AFTA).Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam
studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam
beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
1)tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
5. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal)
A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan pesertadidik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi
pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta
didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi
kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang
harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan
adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional
dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama
dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013
bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat,
dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
B. Landasan Teoritis
Pembelajaran matematika diarahkan agar peserta didik mampu berpikir rasional dan kreatif,
mampu berkomunikasi dan bekerjasama, jujur, konsisten, dan tangguh menghadapi masalah
serta mampu mengubah masalah menjadi peluang. Pembelajaran matematika dapat
mempertimbangkan koneksi matematika dengan masalah nyata, bidang ilmu lain, dan antar
materi matematika. Dalam kajian konmsep matematika sangat tergantung semesta
pembicaraan yang disepakati dan pertimbangan jangkauan kognitif peserta didik disetiap
jenjang pendidikan. Pola pikir deduktif dengan pendekatan pembelajaran induktif,
matematika yang bersifat abstrak dengan pendekatan konkrit, sifat hirarkis dan konsistensi,
serta penggunaan variabel atau simbol yang kosong dari arti, merupakan karakteristik
matematika yang harus menjadi bahan pertimbangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
di kelas.
Berikut ini contoh RPP :
Kelas/Semester : VII/Satu
A. Kompetensi Dasar:
1. Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan
masyarakat sebagai wujud implementasi penyelidikan tentang persamaan dan
pertidaksamaan linear.
2. Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
3. Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan
dengan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.
Pertemuan-1(2 × 40 menit)
1. menunjukkan ingin tahu selama mengikuti proses pembelajaran
2. bertanggungjawab terhadap kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
3. mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar yang melibatkan peristiwa sehari-hari;
4. mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar yang melibatkan konsep matematika;
5. menyusun bentuk aljabar yang melibatkan peristiwa sehari-hari;
6. menyusun bentuk aljabar yang melibatkan konsep matematika.
Pertemuan-2 (3× 40 menit)
1. menunjukkan ingin tahu selama proses pembelajaran
2. bertanggung jawab terhadap kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
3. mengidentifikasi suku-suku sejenis dan tidak sejenis;
4. melakukan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar;
5. melakukan perkalian dan pembagian bentuk aljabar;
6. melakukan perpangkatan bentuk aljabar.
Pertemuan-3(2 × 40 menit)
1. menunjukkan ingin tahu selama proses pembelajaran
2. bertanggungjawab dalam kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
3. menyusun persamaan linear satu variabel yang melibatkan konsep matematika;
4. menyelesaikan suatu persamaan linear satu variabel.
Pertemuan-4(3 × 40 menit)
1. menunjukkan ingin tahu selama proses pembelajaran
2. bertanggung jawab terhadap kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
3. membuat model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear satu
variabel;
4. merumuskan masalah nyata berdasarkan model matematika yang berkaitan dengan
persamaan linear satu variabel;
5. menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear satu
variabel.
Pertemuan-5 (2 × 40 menit)
1. menunjukkan ingin tahu selama proses pembelajaran
2. bertanggungjawab terhadap kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
3. menyusun pertidaksamaan linear satu variabel yang melibatkan konsep matematika;
4. menyelesaikan suatu pertidaksamaan linear satu variabel.
Pertemuan-6(3 × 40 menit)
1. menunjukkan ingin tahu selama proses pembelajaran
2. bertanggung jawab terhadap kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
3. membuat model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear
satu variabel;
4. merumuskan masalah nyata berdasarkan model matematika yang berkaitan dengan
pertidaksamaan linear satu variabel;
5. menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear
satu variabel.
Pertemuan-7(2 × 40 menit)
Ulangan harian dan pembahasan.
Siswa SMP/MTs mempelajari Aljabar untuk pertama kali adalah pada Kompetensi Dasar
(KD) ini. KD ini dipelajari dalam beberapa kali pertemuan. Ada beberapa tahapan
kemampuan berurutan yang harus dilalui siswa dalam mempelajari KD ini, yaitu:
1. mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar (variabel, konstanta, suku, suku-suku sejenis dan
tidak sejenis, koefisien) dan menyusun bentuk aljabar;
2. melakukan operasi bentuk Aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
perpangkatan);
3. menyelesaikan persamaan linear satu variabel;
4. menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel.
Kemampuan-kemampuan tersebut berhubungan hirarkis, sehingga tahapan nomor-1 harus
ditempuh sebelum mempelajari tahapan nomor 2, tahapan nomor 2 harus ditempuh sebelum
mempelajari tahapan nomor 3, dan seterusnya.
Materi ajar yang dipelajari siswa selama pertemuan pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan RPP ini adalah: Pengertian Aljabar, Simbol Aljabar, Variabel Aljabar,
Konstanta Aljabar, Bentuk Aljabar, Suku Aljabar, Koefisien Aljabar.
1. Aljabar: Aljabar adalah cabang dari matematika yang mempelajari penyederhanaan dan
pemecahan masalah dengan menggunakan “simbol”
3. Variabel (Peubah)
Variabel (peubah) adalah simbol Aljabar atau gabungan simbol Aljabar yang mewakili
sebarang bilangan dalam semestanya.
1. Simbol Aljabar p pada contoh-1, U pada contoh-2, dan a pada contoh-3 dalam uraian di
atas adalah contoh variabel karena p mewakili banyak pohon yang mungkin dimiliki Pak
Amir, U mewakili sebarang bilangan umur manusia dan a mewakili banyak butir apel
dalam satu kotak.
2. Variabel (peubah) umumnya disimbolkan dengan huruf kecil atau huruf besar
.
4. Konstanta Aljabar:
Konstanta adalah sebuah simbol atau gabungan simbol yang mewakili atau menunjuk
anggota tertentu pada suatu semesta pembicaraan.
1. Dalam contoh-1 uraian di atas, p adalah variabel dengan p mewakili bilangan yang
menunjukkan banyak pohon Pak Amir. p+10 adalah simbol aljabar untuk mewakili
bilangan yang menunjukkan banyak pohon milik Pak Budi. Dalam hal ini 10 disebut
konstanta karena 10 tersebut menunjuk banyak pohon tertentu, yaitu 10 pohon.
2. Dalam contoh-2 uraian di atas, U adalah variabel dengan U mewakili bilangan yang
menunjukkan umur Syauki. 2U adalah simbol aljabar untuk mewakili bilangan yang
menunjukkan umur Dika. 2U+1 adalah simbol aljabar untuk mewakili bilangan yang
menunjukkan umur Santi. Dalam hal ini 1 disebut konstanta karena 1 tersebut menunjuk
umur tertentu, yaitu 1 tahun.
3. Catatan: Bila dijumpai konstanta negatif, misalnya dalam bentuk x– 100, dengan konstanta
-100, maka konstanta negatif tersebut tidak perlu dikongkretkan. Dalam proses
pembelajaran, konstanta negatif tersebut sudah menjadi ranah pembahasan matematika
vertikal yaitu pembahasan tentang konsep matematika secara abstrak.
5. Suku Aljabar:
1. Suku dapat berupa sebuah konstanta atau sebuah variabel. Suku dapat pula berupa hasil
kali atau hasil pangkat atau hasil pernarikan akar konstanta atau variabel, tetapi bukan
penjumlahan dari konstanta atau variabel.
2. Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang variabelnya menggunakan simbol yang
sama, baik dalam huruf maupun pangkatnya. Bila a dan b adalah variabel, maka a, 2a,
10a adalah suku-suku sejenis, a dan 2b suku-suku tidak sejenis.
3. Pada contoh-1 uraian di atas, p dan 10 masing-masing disebut suku. Pada contoh-2 di
atas U, 2U, 1 disebut suku, dengan U dan 2U disebut suku sejenis. Pada contoh-3 di
atas, a, 2a, 3a, an, 2an disebut suku. a, 2a, 3a adalah suku-suku
sejenis. an dan2an juga suku-suku sejenis.
6. Koefisien aljabar:
Koefisien adalah bagian konstanta dari suku-suku yang memuat atau menyatakan
banyaknya variabel yang bersangkutan. Pada contoh-1 uraian di atas, koefisien
dari p adalah 1 (satu). Pada contoh-2, koefisien dari U adalah 1, koefisien dari 2U adalah
2 dan koefisien3U adalah 3. Pada contoh-3, koefisien dari 3 adalah 3.
7. Bentuk Aljabar:
a. Bentuk aljabar adalah semua huruf dan angka atau gabungannya yang merupakan simbol
aljabar. Penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan atau penarikan
akar dari satu atau lebih simbol aljabar juga merupakan bentuk aljabar
b. Bentuk Aljabar dalam x berarti bentuk Aljabar dengan variabel x, sehingga simbol
lainnya (huruf atau angka) bukan merupakan variabel.Contoh:
3x +5 adalah bentuk aljabar dalam x.
5 − y adalah bentuk aljabar dalam y.
ax +bx +c adalah bentuk Aljabar dalam x, dengan a, b, c bukan variabel, tetapi konstanta.
Dalam hal ini konstanta a dan b disebut koefisien, sedang c disebut konstanta.
2
p adalah bentuk aljabar dalam p.
c. Pada contoh-1 uraian di atas, p dan p+10 masing-masing merupakan bentuk aljabar.
Pada contoh-2 di atas, U, 2U, dan 2U+1 masing-masing merupakan bentuk aljabar. Pada
contoh-3, a, 2a, 3a juga merupakan bentuk aljabar
d. Bentuk Aljabar terdiri satu suku disebut suku satu. Contoh: 3y, x2, – 4 Bentuk Aljabar
terdiri dua suku disebut suku dua (binom). Contoh: x2− 4, 5y+6.
1. Daftar Bacaan
Krismanto.Al. 2009. Kapita Selekta Pembelajaran Aljabar Di Kelas VII SMP. Modul
Matematika SMP Program BERMUTU. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Sri Wardhani.2004. Permasalahan Kontekstual Mengenalkan Bentuk Aljabar di SMP. Paket
Pembinaan Penataran Bagi Alumni Diklat Guru Matematika SMP oleh PPPPG Matematika
Tahun 2004. Yogyakarta: PPPPG Matematika
Tanggungjawab dalam
2 kelompok Pengamatan Kegiatan inti nomor 3, 4, 5, 7