Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1

Seputar Kurikulum 1947-1999

Nama anggota kelompok

1. Amelia Moniq Kampermase


2. Muhammad Tegar Rulianto
3. Musa Noldy K. Snanfi
4. Siphora Nelly M. Fonataba
5. Ratna Anista Andry
6. Tiras Balyo
Permasalahan 1

perkembangan kurikulum di
Indonesia dari 1947- 1999
Perkembangan kurikulum di
Indonesia
Kurikulum 1947 (Rentjana pelajaran 1947)

Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih


dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang,
sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.
Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda
Cirinya kurikulum 1947 :
lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
Dan juga mengutamakan pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat.
Proses Belajar Mengajar pada
Kurikulum 1947 menerapkan:

1. Sifat kurikulum Separated Subject Curriculum (1946-1947).


Hal ini mengacu pada pemberian mata pelajaran yang antara
satu mata pelajaran dengan yang lainnya tidak ada keterkaitan
sama sekali.
2. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di sekolah.
3. Jumlah mata pelajaran : Sekolah Rakyat (SR) – 16
bidang studi, SMP-17bidang studi dan SMA jurusan 19
bidang studi
Alasan penggantian kurikulum
Kurikulum 1947 ke 1952 :
1.Kurikulum 1947 masih dibayang-bayangi pendidikan jaman penjajahan,
sehingga mengarah pada pola pengajaran penjajah.

2.Kurikulum 1947 belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor


namun lebih dominan ranah afektif.

3.Kurikulum 1947 belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga


belum memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan terbentuknya
bangsa Indonesia hingga secara resmi dilaksanakan pada tahun 1950.
 Kurikulum 1952
(Rentjana Pelajaran Terurai 1952)

kurikulum 1952 merupakan kurikulum pertama yang memiliki dasar hukum operasional.
Landasan yuridis kurikulum 1952 tidak berbeda jauh dari kurikulum 1947. Landasan
idiilnya adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, sedangkan
landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945
Isi kurikulum 1952 :
merupakan penjabaran arah dan tujuan pedidikan sekolah menengah dan tujuan
kurikulum. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa tujuan pendidikan sekolah menengah
dan tujuan kurikulum diarahkan pada penyiapan pelajar ke pendidikan tinggi serta
mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-
masing dan kebutuhan masyarakat.
Cirinya kurikulum :
Fokusnya terletak pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral
(Pancawardhana)
 Kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan 1964)
 Latar belakang dan dasar pemikiran penyususnan Rencana Pendidikan adalah agar
bangsa Indonesia mempunyai cita-cita, sifat-sifat, serta kepribadian yang
mengambarkan manusia yang merdeka.

Kurikulum 1964 ini menekankan tiga hal yaitu:


1. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan, serta sifat-sifat yang ada dalam nilai-nilai
Pancasila
2. Mengembangkan keterampilan yang dimiliki anak untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan makmur
3. Memberikan pengetahuan kepada anak baik akademis maupun non akademis untuk
bekal melanjutkan pendidikan selanjutnya.

Cirinya kurikulum:
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004),
yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, dan jasmani.
Program Kegiatan

Kurikulum 1964 ini mengunakan sistem Pancawardhana yang menekankan serta


membentuk manusia yang harmonis jasmani dan rohaninya. Pancawardhana
merupakan lima aspek perkembangan yang tidak dapat dipisahkan bahkan saling
berkaitan. Adapun kelima aspek tersebut sebagai berikut:
• Perkembangan Moral (nasional/internasional/agama)
• Perkembangan kecerdasan
• Perkembangan Emosional-Artistik
• Perkembangan Keprigelan Tangan
• Perkembangan Jasmani
Perkembangan kurikulum di
 Kurikulum 1968 Indonesia
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Lahir pada masa Orde Baru, kurikulum ini bersifat politis dan menggantikan
Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.
Cirinya :
Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama. Beberapa
mata pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu
sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial. Beberapa mata
pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami
fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering
disebut Sains
Isi Program Kegiatan
Pada Kurikulum 1968 seluruh kegiatan pendidikan
di TK dibagi dalam 8 bidang yaitu:
NO BIDANG
1 Bidang Penerapan pancasila
2 Bidang bermain/kegiatan bebas
3 Bidang pendidiikan bahasa
4 Bidang pendidikan alam sekitar
5 Bidang pendidikan jasmani
6 Bidang ungkapan kreatif/seni
7 Bidang sosial medis
8 Bidang pendidikan skolastik
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien.
Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen
Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh
konsep di bidang manajemen MBO (management by objective).
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah
satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

Cirinya kurikulum :
menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin
ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan
dengan model yang lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan
klasik, perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu.
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum
1968 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya
sebagai berikut.
• 1) Berorientasi pada tujuan. Pemerintah merumuskan tujuan-
tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan
khirarki tujuan pendidikan.
• 2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada
tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
• 3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal
daya dan waktu.
• 4) Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal
dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Berorientasi kepada tujuan instruksional.
2) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa
aktif (CBSA).
3) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
4) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
5) Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
6) Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Cirinya :
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”
Kurikulum 1994 dan Suplemen
Kurikulum 1999

• Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya memadukan


kurikulum kurikulum sebelumnya, terutama
Kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara
tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak
kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar
siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional
sampai muatan lokal. Misalnya bahasa daerah,
kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma menjadi
kurikulum super padat.
 Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut.
• 1) Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan. Diharapkan agar
siswa memperoleh materi yang cukup banyak.
• 2) Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
(berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
• 3) Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum inti
untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
• 4) Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
• 5) Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga menekankan pada
pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah siswa.
• 6) Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang
sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
• 7) Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa.
Cirinya :
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya.
Salah satu upaya penyempurnaan itu
diberlakukannya suplemen
kurikulum 1994. Yaitu ;
• Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan
kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan
kebutuhan masyarakat.
• Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara
tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan
lingkungan serta sarana pendukungnya.
• Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi
pelajaran dan kesesuaian dengan tin. Salah satu upaya penyempurnaan itu
diberlakukannya suplemen kurikulum 1994. gkat perkembangan siswa.
• Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan
materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
• Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya
dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan
lainnya yang tersedia di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai