perkembangan kurikulum di
Indonesia dari 1947- 1999
Perkembangan kurikulum di
Indonesia
Kurikulum 1947 (Rentjana pelajaran 1947)
kurikulum 1952 merupakan kurikulum pertama yang memiliki dasar hukum operasional.
Landasan yuridis kurikulum 1952 tidak berbeda jauh dari kurikulum 1947. Landasan
idiilnya adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, sedangkan
landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945
Isi kurikulum 1952 :
merupakan penjabaran arah dan tujuan pedidikan sekolah menengah dan tujuan
kurikulum. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa tujuan pendidikan sekolah menengah
dan tujuan kurikulum diarahkan pada penyiapan pelajar ke pendidikan tinggi serta
mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-
masing dan kebutuhan masyarakat.
Cirinya kurikulum :
Fokusnya terletak pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral
(Pancawardhana)
Kurikulum 1964 (Rencana Pendidikan 1964)
Latar belakang dan dasar pemikiran penyususnan Rencana Pendidikan adalah agar
bangsa Indonesia mempunyai cita-cita, sifat-sifat, serta kepribadian yang
mengambarkan manusia yang merdeka.
Cirinya kurikulum:
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004),
yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, dan jasmani.
Program Kegiatan
Cirinya kurikulum :
menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin
ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan
dengan model yang lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan
klasik, perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu.
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum
1968 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya
sebagai berikut.
• 1) Berorientasi pada tujuan. Pemerintah merumuskan tujuan-
tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan
khirarki tujuan pendidikan.
• 2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada
tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
• 3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal
daya dan waktu.
• 4) Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal
dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Berorientasi kepada tujuan instruksional.
2) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa
aktif (CBSA).
3) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
4) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
5) Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
6) Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Cirinya :
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”
Kurikulum 1994 dan Suplemen
Kurikulum 1999