Anda di halaman 1dari 12

Kurikulum,

dari Masa ke Masa


Edy A Effendi
Cisza Hellya
Komariyah
Devi Surya R
DEFENISI

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 1 ayat (19): Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pasal 36 ayat (3): Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
PERKEMBANGAN
Kurikulum 1947

 Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Lebih populer dengan
sebutan Belanda leer plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah Inggris curriculum. Rencana Pelajaran 1947
bersifat politis yang tidak mau lagi menerapkan kurikulum Belanda yang orientasi pendidikan dan
pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
 Tetapi karena situasi perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh
karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950.
 Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata
pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. 

KELEBIHAN
1.Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang
berdaulat, dan mendudukkan pendidikan sebagai
faktor penting dalam memperkokoh berdirinya negara
Indonesia melalui persatuan dan kesatuan untuk
mengusir penjajah.
2.Memiliki fungsi strategis dalam mempersatukan
bangsa Indonesia melalui pendidikan
3.Kurikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman
pendidikan Indonesia yang telah lalu di masa
penjajahan, sehingga memudahkan dalam
penyusunannya.
Kurikulum 1952

 Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.
 Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya
pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana).
 Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan
kegiatan fungsional praktis.

KELEBIHAN
1.Kurikulum 1952 telah mengarah pada sistem
pendidikan nasional, walaupun belum merata pada
seluruh wilayah di Indonesia, namun dapat
mencerminkan suatu pemahaman dan cita-cita para
praktisi pendidikan akan pentingnya pemerataan
pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia.
2.Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran sudah
berorientasi pada kebutuhan hidup para siswa,
sehingga hasil pembelajaran dapat berguna ketika
ditengah masyarakat.
3.Karena setiap guru mengajar satu mata pelajaran,
maka memiliki keuntungan untuk lebih menguasai
bidang  pengajarannya dengan lebih baik, dari pada
mengajar berbagai mata pelajaran.
Kurikulum 1968

 Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk Orde Lama.
 Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
 Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik
beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

KELEBIHAN
1.Kurikulum 1968 dibuat untuk menjadi pedoman penyelenggaraan
pendidikan secara nasional, namun penerapannya di daerah (di
sekolah) diberi kebebasan menurut situasi dan kondisi daerah atau
sekolah yang bersangkutan.
2.Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa otonomi dimana
semua komponen kurikulum dilaksanakan oleh sekolah.
3.Sistem pembelajaran di ruangan kelas diserahkan kepada masing-
masing guru, yang penting tujuan pendidikan dapat tercapai.
4.Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan kreativitas dan
persaingan kompetitif diantara daerah, sekolah, dan guru untuk
mengembangkan kurikulum.
5.Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah untuk
melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi.
Kurikulum 1975

 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.
 Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
 Dikenal istilah “satuan pelajaran”, yakni rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran
dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-
mengajar, dan evaluasi. 

KELEBIHAN
1.Berorientasi pada tujuan
2.Mengarah pembentukan tingkah
laku siswa
3.Relevan dengan kebutuhan
masyarakat
4.Menggunakan pendekatan
psikologis
5.Menekankan efektivitas dan
efisiensi
6.Menekankan fleksibilitas yaitu
mempertimbangkan faktor- faktor
ekosistem dan kemampuan
penyediaan fasilitas yang
menunjang terlaksananya
program.
7.Prinsip berkesinambungan
Kurikulum 1984

 Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang Disempurnakan.


 Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor
tujuan tetap penting.
 Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL).

KELEBIHAN
1.Kurikulum ini memuat materi dan metode
yang disebut secara rinci, sehingga guru dan
siswa mudah untuk melaksanakannya.
2.Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan
belajar yang ditunjukkan melalui keberanian
memberikan pendapat.
3.Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-
kegiatan belajar yang telah berlangsung yang
ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam
melaksanakan tugas.
4.Anak dapat belajar dari pengalaman
langsung langsung.
5.Kualitas interaksi antara siswa sangt tinggi,
baik intelektual maupun sosial.
6.Memasyarakatkan  keterampilan berdiskusi
yang diperlukan dengan berpartisipasi secara
aktif
Kurikulum 1994

 Kurikulum 1994 berupaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya tujuan perpaduan tujuan dan proses belum
berhasil, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat.
 Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing,
misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
 Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada
menambal sejumlah materi

KELEBIHAN
1.Kurikulum berstandar nasional dan
memberikan ruang untuk pengembangan
potensi wilayah.
2.Mampu  mengadopsi aspirasi berbagai
pihak yang berhubungan dengan isu-isu
yang berkembang di masyarakat.
3.Dalam pelaksanaan pembelajaran guru
memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk dapat mengembangkan
kemampuan masing-masing dengan
beberapa alternatif.
4.Terdapat keserasian antara  teori dan
praktek, sehingga mengembangkan ketiga
ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor
Kurikulum 2004

 Kurikulum 2004 ini populer juga dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
 Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apa yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila
dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian yang masih berupa soal pilihan ganda. Bila target
kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu
mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.

KELEBIHAN
1.Pendidikan berbasis kompetensi
menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi)
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard
performance yang telah ditetapkan, sebagai
upaya mempersiapkan kemampuan individu.
2.Sejalan dengan visi pendidikan yang
mengarahkan pada dua pengembangan yaitu
untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan
kebutuhan masa datang.
3.Kompetensi dalam kurikulum ini cukup lengkap
meliputi: kemampuan melakukan segala sesuatu
dalam berbagai konteks, kompetensi menjelaskan
pengalaman belajar, kompetensi hasil belajar,
kompetensi yang dihasilkan terukur.
Kurikulum 2006

 Ujicoba KBK dihentikan di awal 2006 dan digantikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
 Dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidak banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk
merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan Karangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
(SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
 Pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan
pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

KELEBIHAN
1.Secara teori memberikan otonomi secara luas pada
sekolah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya
dalam meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan
potensi di daerahnya.
2.Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan
kreatifitas dan inovasi. untuk menggali potensi sekolah
sehingga mampu menjadi agen bagi pembangunan
masyarakat yang mengakar pada potensi lokal.
3.Sekolah leluasa untuk ambil peranan dalam pendidikan
untuk membentuk siswa sebagai pengambil peranan dalam
masyarakat.
4.Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk mengembangkan dirinya di luar sekolah, karana telah
terjadi pengurangan kepadatan jam pelajaran
Kurikulum 2013

 Kurikulum 2013 terutama berorientasi pada perubahan proses pembelajaran (yang semula dari siswa
diberitahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berfokus pada pengetahuan melalui
penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan output).
 Penambahan jam pelajaran sebagaimana halnya kecenderngan negara-negara luar belakangan ini , seperti
Knowledge is Power Program (KIPP) dan Massachusettes Extended Learning Times (MELT)

KELEBIHAN
1.Relevan dengan kompetensi yang
dibutuhkan
2.Materi esensial dan sesuai dengan
perkembangan anak
3.Berpusat pada peserta didik
(student centred active learning)
4.Sifat pembelajaran yang kontekstual
5.Buku teks memuat materi dan
proses pembelajaran, sistem penilaian
serta kompetensi yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai