1. Untuk siswa
Fungsi kurikulum untuk siswa adalah sebagian acuan belajar. Dengan adanya
kurikulum, siswa mengetahui materi apa saja yang harus dipelajari dan juga
dipahami. Sehingga siswa dapat mempersiapkan ujian dengan lebih baik.
2. Untuk guru
Fungsi kurikulum untuk guru adalah sebagai pedoman pengajaran pada siswa.
Kurikulum memberikan patokan yang jelas tentang proses pengajaran juga materi
yang harus diberikan pada anak didik.
Fungsi kurikulum bagi masyarakat terutama orang tua siswa adalah sebagai pedoman
dalam pengawasan siswa. Pemahaman orang tua terhadap kurikulum, dapat
menentukan pola didik dan tercapainya keberhasilan kurikulum pendidikan sekolah
pada seorang anak.
B. Kurikulum
Kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin “curir” yang artinya pelari, daran
“curere” yang artinya tempat berlari. Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga zaman
Romawi kuno, yang memiliki arti suatu arah yang harus di tempuh pelari mulai start
hingga finish. Secara terminologi, kurikulum mengandung pengertian sebagai sejumlah
pengetahuan ataupun mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan (Fauzi, 2012).
John Franklin Bobbit (1918) dalam Sani (2014: 5) Kurikulum adalah suatu gagasan,
telah memiliki akar kata bahasa Latin RaceSource, menjelaskan kurikulum sebagai
“mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi
dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa. Edward A. Krug (1957)
dalam Sani (2014: 5) kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau
melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.
Menurut Hamalik (2007: 65) Kurikulum merupakan progam pendidikan yang disediakan
oleh lembaga pendidikan atau dalam hal ini merupakan sekolah yang diberikan kepada
peserta didiknya.
C. Sejarah kurikulum
1. Kurikulum 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan
lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Saat
itu mulai ditetapkan Pancasila sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini juga disebut
dengan Rencana Pelajaran 1947, namun baru dilaksanakan pada tahun 1950.
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang
diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran
1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2. Kurikulum 1952
3. Kurikulum 1964
Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk
menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.
5. Kurikulum 1975
6. Kurikulum 1984
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004
9. Kurikulum 2006
Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi
sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan
sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat.
Kurikulum ini juga dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat
materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan
terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika.
1. Kurikulum 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan
lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Saat
itu mulai ditetapkan Pancasila sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini juga disebut
dengan Rencana Pelajaran 1947, namun baru dilaksanakan pada tahun 1950.
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang
diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran
1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2. Kurikulum 1952
3. Kurikulum 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yang
dinamakan Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk
menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.
5. Kurikulum 1975
6. Kurikulum 1984
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004
9. Kurikulum 2006
Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi
sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan
sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat.
Kurikulum ini juga dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
10. Kurikulum 2013
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat
materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan
terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika.
Pertanyaan yang selalu muncul pada para perencana pendidikan dan pengembang
kurikulum adalah, bahan apakah yang harus diajarkan kepada siswa, dan apa tujuannya?
Pertanyaan ini menyangkut isi kurikulum atau isi pengajaran. Isi program kurikulum
adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada siswa sebagai pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi mata-mata
pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa dan isi program masing-masing mata pelajaran
tersebut.
Sehingga, isi kurikulum tidak sekedar daftar mata pelajaran melainkan ilmu pengetahuan
yang terdapat dalam mata-pelajaran tersebut. Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya
terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau kumpulan informasi, tetapi harus merupakan
kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan, baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun
bagi siswa dan lingkungannya.
Ilmu adalah pengetahuan, dapat dikatakan ilmu-ilmu hanya menunjuk pada pengetahuan
yang memiliki objek, dan metode tertentu oleh karena itu, karena itu kita mengenal ilmu
alam (naturalscence) seperti ekonomi, psikologi, geografi sejarah dan lain sebagainya.
Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber dari ilmu pengetahuan tersebut. Isi
kurikulum diambil dari setiap disiplin ilmu para pengembang kurikulum tidak tentu perlu
menyusun bahan sendiri. Mereka tinggal memilih materi mana yang perlu dikuasai oleh
anak didik berdasarkan disiplin sesuai dengan kepentingannnya. Isi kurikulum ini berupa
materi ajar atau materi pembelajaran.
Secara umum, isi kurikulum dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) logika,
yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan prosedur 2 keilmuan, (2) etika, yaitu
pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral, (3) estetika, yaitu pengetahuan tentang
indah-jelek, yang ada nilai seni.