Anda di halaman 1dari 11

TELAAH KURIKULUM

Nama : NI MADE DWI ARTAYANI, S.Pd


NIM : 23286206056
Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
A. Manfaat kurikulum bagi sekolah

1. Untuk siswa

Fungsi kurikulum untuk siswa adalah sebagian acuan belajar. Dengan adanya
kurikulum, siswa mengetahui materi apa saja yang harus dipelajari dan juga
dipahami. Sehingga siswa dapat mempersiapkan ujian dengan lebih baik.

Keberadaan kurikulum bagi siswa juga menyetarakan atau membentuj standar


pendidikan di Indonesia. Dengan adanya kurikulum, semua daerah di Indonesia
memiliki standar pelajaran yang sama. Hal tersebut sangat penting bagi pemerataan
pendidikan.

2. Untuk guru

Fungsi kurikulum untuk guru adalah sebagai pedoman pengajaran pada siswa.
Kurikulum memberikan patokan yang jelas tentang proses pengajaran juga materi
yang harus diberikan pada anak didik.

3. Untuk kepala sekolah

Fungsi kurikulum untuk kepala sekolah sebagai pemimpin penyelenggaraan


pendidikan di sekolah adalah sebagai pedoman pengelolaan sistem pendidikan.
Kurikulum juga berfungsi sebagai patokan pengawasan kepala sekolah juga indikator
keberhasilan pembelajaran.

4. Untuk masyarakat atau orang tua

Fungsi kurikulum bagi masyarakat terutama orang tua siswa adalah sebagai pedoman
dalam pengawasan siswa. Pemahaman orang tua terhadap kurikulum, dapat
menentukan pola didik dan tercapainya keberhasilan kurikulum pendidikan sekolah
pada seorang anak.
B. Kurikulum

Kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin “curir” yang artinya pelari, daran
“curere” yang artinya tempat berlari. Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga zaman
Romawi kuno, yang memiliki arti suatu arah yang harus di tempuh pelari mulai start
hingga finish. Secara terminologi, kurikulum mengandung pengertian sebagai sejumlah
pengetahuan ataupun mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan (Fauzi, 2012).

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai


pedoman dan pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa,
ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum
yang digunakan oleh bangsa tersebut. Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat
cenderung mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi.
Oleh sebab itu, kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab
pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut (Shobirin, 2016: 1).

John Franklin Bobbit (1918) dalam Sani (2014: 5) Kurikulum adalah suatu gagasan,
telah memiliki akar kata bahasa Latin RaceSource, menjelaskan kurikulum sebagai
“mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi
dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa. Edward A. Krug (1957)
dalam Sani (2014: 5) kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau
melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.

Pengertian kurikulum sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun


2003 Pasal ayat (19) merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara 8 yang digunakan dalam pedoman kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan (Kurniasih, 2014).

Menurut Hamalik (2007: 65) Kurikulum merupakan progam pendidikan yang disediakan
oleh lembaga pendidikan atau dalam hal ini merupakan sekolah yang diberikan kepada
peserta didiknya.
C. Sejarah kurikulum

1. Kurikulum 1947

Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan
lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Saat
itu mulai ditetapkan Pancasila sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini juga disebut
dengan Rencana Pelajaran 1947, namun baru dilaksanakan pada tahun 1950.

Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang
diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran
1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

2. Kurikulum 1952

Kehadiran kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dengan


merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan Indonesia, seperti
setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran
menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru hanya mengajar satu mata pelajaran.

3. Kurikulum 1964

Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yang


dinamakan Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani.
4. Kurikulum 1968

Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk
menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.

Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan


permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik
sehat dan kuat.

5. Kurikulum 1975

Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975.


Kurikulum ini menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito,
Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan kala itu, kurikulum ini lahir
karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by objective).
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran
setiap satuan bahasan.

6. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan


pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
dengan Kurikulum 1975 Disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar, yaitu dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994

Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan


kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Namun,
perpaduan antara tujuan dan proses nampaknya belum berhasil. Akibatnya banyak
kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari
muatan nasional sampai muatan lokal, seperti bahasa daerah, kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain.

8. Kurikulum 2004

Pada tahun 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai


pengganti Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi yang
harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi,
indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi,
dan pengembangan pembelajaran.

KBK mempunyai ciri-ciri yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa


baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi,
sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.

9. Kurikulum 2006

Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi
sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan
sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat.
Kurikulum ini juga dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

10. Kurikulum 2013

Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat
materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan
terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika.

11. Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka bertujuan agar terciptanya pembelajaran intrakurikuler yang


beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu
untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Ciri Kurikulum Merdeka, yaitu
guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran
dapat sesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

D. Kurikulum dari awal sampai sekarang

1. Kurikulum 1947

Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan
lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Saat
itu mulai ditetapkan Pancasila sebagai asas pendidikan. Kurikulum ini juga disebut
dengan Rencana Pelajaran 1947, namun baru dilaksanakan pada tahun 1950.

Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang
diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran
1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

2. Kurikulum 1952

Kehadiran kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dengan


merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan Indonesia, seperti
setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran
menunjukkan secara jelas bahwa seorang guru hanya mengajar satu mata pelajaran.

3. Kurikulum 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yang
dinamakan Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk
menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.

Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan


permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik
sehat dan kuat.

5. Kurikulum 1975

Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975.


Kurikulum ini menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito,
Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan kala itu, kurikulum ini lahir
karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by objective).
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran
setiap satuan bahasan.

6. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan


pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
dengan Kurikulum 1975 Disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar, yaitu dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994

Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan


kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Namun,
perpaduan antara tujuan dan proses nampaknya belum berhasil. Akibatnya banyak
kritik berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari
muatan nasional sampai muatan lokal, seperti bahasa daerah, kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain.

8. Kurikulum 2004

Pada tahun 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai


pengganti Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi yang
harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi,
indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi,
dan pengembangan pembelajaran.

KBK mempunyai ciri-ciri yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa


baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi,
sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.

9. Kurikulum 2006

Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi
sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan
sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil
pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat.
Kurikulum ini juga dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
10. Kurikulum 2013

Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat
materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan
terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang
ditambahkan adalah materi Matematika.

11. Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka bertujuan agar terciptanya pembelajaran intrakurikuler yang


beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Ciri Kurikulum
Merdeka, yaitu guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar
sehingga pembelajaran dapat sesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta
didik.

E. Isi dari kurikulum

Pertanyaan yang selalu muncul pada para perencana pendidikan dan pengembang
kurikulum adalah, bahan apakah yang harus diajarkan kepada siswa, dan apa tujuannya?
Pertanyaan ini menyangkut isi kurikulum atau isi pengajaran. Isi program kurikulum
adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada siswa sebagai pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi mata-mata
pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa dan isi program masing-masing mata pelajaran
tersebut.

Sehingga, isi kurikulum tidak sekedar daftar mata pelajaran melainkan ilmu pengetahuan
yang terdapat dalam mata-pelajaran tersebut. Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya
terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau kumpulan informasi, tetapi harus merupakan
kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan, baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun
bagi siswa dan lingkungannya.

Ilmu adalah pengetahuan, dapat dikatakan ilmu-ilmu hanya menunjuk pada pengetahuan
yang memiliki objek, dan metode tertentu oleh karena itu, karena itu kita mengenal ilmu
alam (naturalscence) seperti ekonomi, psikologi, geografi sejarah dan lain sebagainya.
Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber dari ilmu pengetahuan tersebut. Isi
kurikulum diambil dari setiap disiplin ilmu para pengembang kurikulum tidak tentu perlu
menyusun bahan sendiri. Mereka tinggal memilih materi mana yang perlu dikuasai oleh
anak didik berdasarkan disiplin sesuai dengan kepentingannnya. Isi kurikulum ini berupa
materi ajar atau materi pembelajaran.

Secara umum, isi kurikulum dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) logika,
yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan prosedur 2 keilmuan, (2) etika, yaitu
pengetahuan tentang baik-buruk, nilai, dan moral, (3) estetika, yaitu pengetahuan tentang
indah-jelek, yang ada nilai seni.

Anda mungkin juga menyukai