Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

RESUME BACAAN
KETEPATAN DALAM MEMAHAMI HAKIKAT KURIKULUM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

PEMBELAJARAN IPS SD

Dosen:
Adnan Arafani, M.Ed., Kons.

Oleh
NAMA : DEWI TRIANA YOHARI
NIM : (2120065)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KELAS 3B SEMESTER 3 UNIVERSITAS ADZKIA
2022

KETEPATAN DALAM MEMAHAMI HAKIKAT KURIKULUM


A. Hakikat Kurikulum

Sumber : http://10814047.siap-sekolah.com/2015/03/28/pengertian-
kurikulum-menurut-para-ahli/#.Yzj9C1xBzIU

 Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban
terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. Secara etimologis, kurikulum
merupakan tejemahan dari kata curriculum dalam bahasa Inggris, yang berarti
rencana pelajaran.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:
1. Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun
secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
2. Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha
menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid
memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
B. Fungsi Kurikulum, Perkembangan Kurikulum di Indonesia, Tujuan Kurikulum,

Sumber : http://10814047.siap-sekolah.com/2015/03/28/pengertian-
kurikulum-menurut-para-ahli/#.Yzj9C1xBzIU
Cooper, James M. (ed.) 1990. Classroom Teaching Skill. Lexington, Massachusetts
Toronto: D.C. Heath and Company.
https://www.duniapengertian.com/2016/04/pengertian-dan-tujuan-
kurikulum.html

A. Fungsi Kurikulum
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat,
dan pihak peserta didik itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi peserta didik,
kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian,
fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan/seleksi, dan fungsi
diagnostik.
Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem (system), artinya
kurikulum tersebut merupakan suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari
beberapa komponen, di mana antara komponen satu dengan komponen lainnya
saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan.
Komponen-komponen kurikulum tersebut, yaitu tujuan, isi/materi, strategi
pembelajaran, dan evaluasi.

B. Perkembangan Kurikulum di Indonesia


1. Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana Pelajaran 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan
lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional.
Saat itu mulai ditetapkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum ini
sebutan Rentjana Pelajaran 1947, dan baru dilaksanakan pada 1950. Karena
kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang diajarkan
lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana
Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan
watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952


Adanya kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci
setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan Indonesia. Seperti
setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata
pelajaran menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya
Rentjana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada
jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana,
yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmani.

4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama sejak jatuhnya Soekarno dan digantikan Soeharto. Bersifat
politis dan menggantikan Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk Orde Lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.

5. Kurikulum 1975
Pemerintah memperbaiki kurikulum pada tahun itu. Kurikulum ini menekankan
pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan
SD Departemen Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh
konsep di bidang manajemen MBO (management by objective). Metode, materi,
dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan.

6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut "Kurikulum 1975 disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek
belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999


Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan
kurikulum kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Namun,
perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik
berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan
nasional sampai muatan lokal. Misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain.

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


Pada 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pengganti
Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus
mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai, spesifikasi
indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.
KBK mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil
belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode
bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.

9. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari
desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah
pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut
mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi
sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

10. Kurikulum 2013


Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap
dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan
materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.

C. Tujuan Kurikulum
Kurikulum bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu
proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh
sebab itu, dalam proses mengajar terdapat kegiatan membimbing siswa agar bisa
berkembang sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya, melatih keterampilan
baik intelektual maupun motorik sehingga sisiwa dapat dan berani hidup di
masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, memotivasi siswa agar
mereka dapat memecahkan berbagai persoalan hidup dalam masyarakat yang
penuh tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang memiliki kemampuan
inovatif dan kreatif, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang
dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok
dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk
di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk
menjamin efektivitas pembelajaran.
Ket :
Sumber yang diperbolehkan adalah

BUKU :
Format [Nama belakang penulis, nama depan penulis. Judul buku (ditulis miring).
Tempat kota terbit: penerbit, tahun terbit.]
Contoh Tibi, Bassam. The Challenge of Fundamentalism. London: University Of
California Press, 1998.
artikel ilmiah/ jurnal :
Format [Nama belakang penulis, nama depan penulis. "Judul artikel jurnal.” Nama
jurnal volume, nomor/issue (tahun terbit): halaman.]
Contoh Contoh: Sulismadi. “Model Penguatan Kapasitas Pemerintah Desa.” Jurnal
Sosial Politik dan Humaniora 05, no. 2 (2017): 217.
Skripsi/tesis :
Format [Nama belakang penulis, nama depan penulis. “Judul pustaka.” Jenis pustaka,
instansi penerbit, tahun terbit.]
Contoh Contoh: Nanda, Galang Kris. “Strategi Pemenangan Sigit Pujiono dalam
Pemilihan Kepala Desa Bulakan Tahun 2018.” Skripsi, Universitas Jenderal
Soedirman, 2021.
Artikel web
Format [nama belakang penulis, nama depan penulis. “judul artikel” website artikel.
Tanggal diakses. Link URL website.
Contoh Ridlo, Muhamad. “Canggihnya Pilkades Sistem E-voting di Pemalang”
www.liputan6.com. Diakses pada kamis 11 Oktober
2019. https://www.liputan6.com/regional/read/3634211/canggihnya-pilkades-
sistem-e-voting-di-pemalang.

Anda mungkin juga menyukai