PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi
dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan satu lembaga
pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas,
sekolah, maupun nasional. Pendidikan di negara Indonesia saat ini masih mengalami berbagai macam
persoalan. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum
yang mengalami pergantian dari tahun ke tahun dan membebani peserta didik tanpa ada arah
pengembangan yang benar-benar di implementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada
kurikulum tersebut.
Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai
rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis, yang menentukan keberhasilan
pembelajaran secara keseluruhan, baik proses maupun hasil. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan,
baik kepala sekolah, guru, maupun peserta didik akan terkena dampak langsung dari setiap perubahan
kurikulum. Perubahan kurikulum merupakan perubahan yang sangat mendasar dalam sistem pendidikan
nasional, dan akan mengubah komponen-komponen pendidikan lainnya.
Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan
zaman. Semakin maju peradaban satu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya.
Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan
kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh
tertinggal dengan negara-negara maju di Dunia. Karena seringnya perubahan kurikulum. Misalnya saja,
dari perubahan KTSP menuju kurikulum 2013.
Di berbagai sekolah Indonesia belum seluruhnya menerapkan kurikulum 2013. Tidak bisa dipungkiri
bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut
dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan, Usaha tersebut perlu
dilakukan demi menciptakan generasi masa depan yang berkarakter dan menciptakan anak yang unggul
dan mampu bersaing di dunia internasional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Dari Uraian di atas maka kami mengambil beberapa rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
Apakah yang dimaksud dengan kurikulum k-13 di sekolah dasar ?
2. Apa saja tujuan adanya kurikulum k-13 di sekolah dasar ?
3. Bagaimana strategi pembelajaran didalam kurikulum k-13 di sekolah dasar ?
4. Bagaimana evaluasi kurikulum k-13 di sekolah dasar ?
5. Apa saja materi atau konten didalam kurikulum k-13 di sekolah dasar ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum k-13 di sekolah dasar
2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum k-13 di sekolah dasar
3. Untuk mengetahui strategi pembelajaran kurikulum k-13 di sekolah dasar
4. Untuk mengetahui evaluasi kurikulum k-13 di sekolah dasar
5. Untuk mengetahui materi atau konten kurikulum k-13 di sekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani Curir yang artinya pelari, dan Curere artinya tempat
berpacu atau tempat lomba. Dan Curriculum berarti “jarak” yang harus ditempuh. Kurikulum diartikan
tidak secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu, kurikulum
merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam
belajar untuk mencapai suatu tujuan, dapat dinamakan kurikulum, termasuk juga prosess belajar
mengajar, mengatur strategi dalam pembelajaran, cara mengevaluasi program pengembangan
pengajaran dan sejenisnya.
Sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.Ketiga aspek ini merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling utama. Hal ini
karena ketiga aspek tersebut merupakan hal paling hakiki dalam kehidupan. Manusia membutuhkan
sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan menjadi lancar dan juga membutuhkan dasar-dasar
pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak ketinggalan informasi. Serta, yang tidak kalah pentingnya
adalah keterampilan.Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-
turut.Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya.Pengertian sekolah
dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat dipahami oleh semua orang sehingga mereka
dapat mengikuti pola pendidikannya.Tentunya, dalam hal ini, kegiatan pendidikan dan pembelajarannya
mengedepankan landasan bagi kegiatan selanjutnya.Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita
untuk memahami konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.
b) Karakteristik Kurikulum
Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan
pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi (KI) merupakan
gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(kognitif dan psikomotorik) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran. Kompetensi Dasar (KD) merupakankompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran dikelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
Metode Ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
Metode Latihan.
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga
diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang diajarkan lebih
menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar
dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan
pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat.
Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di
setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Pemerintah memperbaiki kurikulum pada tahun itu. Kurikulum ini menekankan pendidikan lebih
efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan
Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO
(management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan pendekatan
proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975
disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA).
Kekurangan
a. Adanya kontradiksi, karena mau melahirkan manusia yang kreatif, kritis, inovatif, tapi penuh
materi yang normatif karena ada penambahan jam belajar agama
b. Kedua, berharap proses pembelajaran lebih leluasa tapi ada penambahan jam pelajaran.
c. Ketiga, kurikulum 2013 cocok untuk sekolah yang sudah maju dan gurunya punya semangat
belajar tinggi, masyarakat yang sudah terdidik, muridnya memiliki kemampuan dan fasilitas
setara, serta infrastruktur telekomunikasi dan transportasi sudah merata sehingga tidak
menghambat proses
d. Kekurangan lainnya terletak pada penggunaan Ujian Nasional (UN) sebagai evaluasi standar
proses pembelajaran siswa aktif.
Penerapan dilakukan bertahap sejalan dengan proses persiapan sekolah dan guru di seluruh
Indonesia untuk dapat menerapkan Kurikulum 2013 secara optimal. Kurikulum 2013 adalah
pengembangan dari Kurikulum tahun 2006 yang disusun mengacu pada Tujuan Pendidikan
Nasional dan berdasarkan evaluasi kurikulum sebelumnya dalam menjawab tantangan yang
dihadapi bangsa di masa depan. Pengembangan Kurikulum 2013 khususnya terletak pada:
1. Keseimbangan Pengetahuan – Sikap – Keterampilan
2. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
3. Model Pembelajaran (Penemuan, Berbasis Proyek dan Berbasis Masalah)
4. Penilaian Otentik
Pada dasarnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013 sama yaitu kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kompetensi peserta didik yang meliputi aspek pengetahuan, sikap,
dan keterampilan secara seimbang dan berjalan secara integratif. Hanya saja dalam pelaksanaannya
KTSP memberikan waktu pembelajaran dalam mengembangkan kompetensi tersebut sangat kurang,
sehingga ke tiga kompetensi tersebut kurang bisa dimaksimalkan karena guru lebih terfokus oleh
pencapaian materi yang diajarkan. Sedangkan pada Kurikulum 2013 memberikan waktu cukup lama dan
leluasa untuk mengembangkan berbagai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini
ditunjukkan dalam beban belajar, pada mata pelajaran PAI tidak lagi 2 jam pembelajaran melainkan 3
jam pembelajaran dalam satu minggu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum
sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004. Pada KTSP
memberikan keleluasaan penuh kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum dengan tetap
memperhatikan potensi masingmasing sekolah dan daerah sekitar. Sedangkan Kurikulum 2013 secara
tujuan dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global
yang terus berkembang
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN