Anda di halaman 1dari 11

MZ314B PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK PENDIDIKAN LANJUT

DISKUSI 1 – KELOMPOK 2
Don Priyono 202016006
Melty Totos 202016037
Dionisius Nugroho 202017002
Pernando Cahyo 202017047
Wilhan Malyon 202017063

1. Apa yang anda ketahui tentang cakupan dalam mata kuliah PMPL?
PMPL atau Pendidikan Matematika untuk Pendidikan Lanjut memiliki tujuan untuk
membahas segala hal yang ada di dalam pembelajaran matematika tingkat Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

2. Jelaskan secara singkat mengenai “Pendidikan dari masa ke masa” dan sebutkan juga
perbedaannya dengan Pendidikan yang dialami saaat ini (tahun ajaran 2017-2019).
Boleh menggunakan hasil observasi selama magang 1
Perkembangan Kurikulum di Indonesia hingga Kurikulum 2013 (K13)
1. Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana Pelajaran 1947
Ini adalah kurikulum pertama sejak Indonesia merdeka. Perubahan arah pendidikan
lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional.
Saat itu mulai ditetapkan asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum ini
sebutan Rentjana Pelajaran 1947, dan baru dilaksanakan pada 1950.
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang
diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia
merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus
Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952


Adanya kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci
setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan Indonesia. Seperti
setiap pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajaran
menunjukkan secara jelas seorang guru mengajar satu mata pelajaran.

3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964


Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, namanya
Rentjana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmani.

4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama sejak jatuhnya Soekarno dan digantikan Soeharto. Bersifat
politis dan menggantikan Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk Orde Lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni.
Cirinya, muatan materi pelajaran bersifat teoretis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik
sehat dan kuat.

5. Kurikulum 1975
Pemerintah memperbaiki kurikulum pada tahun itu. Kurikulum ini menekankan
pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur Pembinaan TK dan
SD Departemen Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum ini lahir karena pengaruh
konsep di bidang manajemen MBO (management by objective). Metode, materi,
dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan.

6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999


Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan
kurikulum kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Namun,
perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik
berdatangan, disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan
nasional sampai muatan lokal. Misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain.

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


Pada 2004 diluncurkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pengganti
Kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus
mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai, spesifikasi
indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.
KBK mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil
belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode
bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.

9. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Kurikulum ini hampir mirip dengan Kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari
desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pada Kurikulum 2006, pemerintah
pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu
mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi
sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

10. Kurikulum 2013


Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan
materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.

Kelebihan dan Kekurangan 2013


(Menurut Pengamat Pendidikan, Dharmaningtyas)
Pengamat Pendidikan, Dharmaningtyas, mencoba memaparkan secara rinci
kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 dalam diskusi bertajuk Akses
Pendidikan Berkualitas untuk Semua besutan Network for Education Watch
(NEW) atau Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI):

A. Kelebihan:
a. Memiliki konsep yang jelas terhadap lulusan yang ingin dicapai.
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), kompetensi ditentukan masing-masing di tiap
mata pelajaran. Sehingga, ibarat baju, semua bagiannya berasal dari bahan
berbeda. Tapi kurikulum 2013 tidak dimulai dari potongan tapi sudah ada
model lulusan yang ditetapkan. Sehingga kompetensi masing-masing mata
pelajaran menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai
b. mengemas mata pelajaran menjadi lebih maknawi dalam kehidupan sehari-hari
dengan model pembelajaran tematik integratif dan pendekatan saintifik.
Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran murid aktif, guru sebagai
fasilitator maupun motivator, semua aspek kehidupan bisa menjadi sumber
pembelajaran, serta melahirkan manusia pembelajar

B. Kekurangan
a. Adanya kontradiksi, karena mau melahirkan manusia yang kreatif, kritis, inovatif,
tapi penuh materi yang normatif karena ada penambahan jam belajar agama
b. Kedua, berharap proses pembelajaran lebih leluasa tapi ada penambahan jam
pelajaran.
c. Ketiga, kurikulum 2013 cocok untuk sekolah yang sudah maju dan gurunya punya
semangat belajar tinggi, masyarakat yang sudah terdidik, muridnya memiliki
kemampuan dan fasilitas setara, serta infrastruktur telekomunikasi dan transportasi
sudah merata sehingga tidak menghambat proses
d. Kekurangan lainnya terletak pada penggunaan Ujian Nasional (UN) sebagai
evaluasi standar proses pembelajaran siswa aktif.
https://gmb-indonesia.com/2018/05/20/perkembangan-kurikulum-di-indonesia-
hingga-kurikulum-2013-k13/

Perbedaan Pendidikan Dahulu Dan Sekarang

1. Cara belajar
Dahulu, kita belajar di sekolah diajarkan oleh guru dengan menggunakan
papan tulis dan kapur dan kita mencatat pejaran tersebut dengan pensil, pulpen
dan buku. Namun sekarang ini, karena sudah canggihnya teknologi, membuat
cara belajar di kelas berbeda dengan dahulu. Saat ini belajar tidak lagi
menggunakan papan tulis dan kapur, namun guru sudah menggunakan infokus
dan laptop untuk menjelaskan materi pejaran di kelas. Zaman sekarang ini juga
pada siswa tidak perlu lagi untuk mencatatnya menggunakan pensil atau
pulpen di sebuah buku, namun mereka bisa meminta materi yang diajarkan
guru dengan menggunakan soft copynya. Jadi para siswa bisa mempelajarinya
lagi di rumah menggunakan komputer.
2. Sumber pengetahuan dan informasi
Zaman dahulu berita, informasi dan ilmu disalurkan dengan sangat lambat.
Orang- orang masih begitu sulit mendapatkan informasi. Dan biasanya para
siswa hanya dapat memperoleh pengetahuan dengan membaca buku dan
bertanya pada guru. Namun sekarang, informasi dapat dicari dengan mudah
dan cepat, karena sudah adanya internet, televisi, radio dan surat kabar.
Dengan adanya beberapa kecanggihan tekhnologi tersebut membuat
kemudahan bagi para siswa untuk memperoleh informasi. Namun dengan
kemajuan tekhnologi tersebut banyakjuga dampak negatif karena
penyalahgunaan internet.
3. Materi Pendidikan

Materi pendidikan pada zaman dahulu lebih menekankan pada pembentukan


nurani seorang anak, penguatan karakter yang dimilikinya untuk membuatnya
mampu membedakan mana yang baik dan benar. Terlepas sekolah itu sekolah
favorit atau tidak, mereka punya kurikulum yang sama. Seolah tidak terbagi
menjadi sekolah nasional, sekolah nasional plus atau sekolah internasional.
Materi yang diajarkan kepada siswa di setiap propinsi pun sama, kalaupun
berbeda tidak terdapat kesenjangan yang sangat berbeda. Berbeda dengan
materi pendidikan zaman sekarang. Kurikulum yang digunakan berbeda tiap
sekolah. Bahkan status sekolah pun terbagi menjadi beberapa status, seperti
sekolah nasional, sekolah nasional plus, sekolah internasional. Selain itu ada
istilah, diakui dan diakredetasi.

4. Orientasi pendidikan
Pendidikan dulu, pendidikan dimaksudkan untuk mendidik manusia agar
tumbuh mempunyai akhlak yang baik, mengajarkan nilai kehidupan, dan
mengajarkan budi pekerti, etika, mendahulukan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi. Setelah itu institusi dan tenaga pendidik baru akan
mengajarkan keterampilan yang membuat siswa mampu menyokong hidupnya
sendiri di masa depan. Namun sekarang ini pendidikan lebih berorientasi
kepada bagaimana meningkatkan kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan
bagaimana menghadapi persaingan. Pendidikan Saat ini cenderung kehilangan
misi utamanya untuk investasi karakter manusia. Pendidikan moral dan
karakter bukan lagi merupakan faktor utama seorang anak menjalani
pendidikan. Kedua hal ini dianggap menjadi tugas para tokoh agama, tugas
orang tua atau wali di rumah. Sekolah sekarang ini berlomba menonjolkan
kurikulum yang dipercaya bisa menciptakan generasi muda super dari usia
sedini mungkin.
https://www.gulalives.co/perbedaan-pendidikan-dahulu-dan-sekarang/

3. Apa yang sebaiknya dilakukan dalam dunia dalam dunia Pendidikan untuk mengikuti
era perkembangan yaitu era industry 4.0? berikan contoh kegiatan yang nyata!

1) Perbaikan sumber daya manusia (SDM)

Banyak hal yang harus diubah oleh negara yang ingin maju. Hal ini juga
berlaku bagi Indonesia, terlebih saat ini Indonesia tengah menghadapi era
revolusi industri 4.0 dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Dari
sejumlah perubahan yang harus dilakukan, perbaikan SDM adalah salah satu
hal yang harus sangat diperhatikan. Perbaikan tersebut dapat terlaksana salah
satunya dengan cara mengubah metode pembelajaran dalam dunia pendidikan
yang ada.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu diubah Indonesia dari sisi edukasi. Pertama
dan yang paling fundamental adalah mengubah sifat dan pola pikir anak-anak
muda Indonesia saat ini. Kedua, pentingnya peran sekolah dalam mengasah
dan mengembangkan bakat generasi penerus bangsa. Ketiga dan yang terakhir
adalah pengembangan kemampuan institusi pendidikan tinggi untuk
mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini.

2) Peran pemerintah dalam mengubah metode pembelajaran pendidikan

Pemerintah tentu saja memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan
metode pembelajaran pendidikan yang ada di Indonesia saat ini. Fasilitas yang
sesuai dengan kebutuhan anak-anak merupakan hal yang penting untuk
disediakan oleh pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan
teknologi yang mumpuni. Diperlukan perpindahan makna KKN menjadi
Komunikasi, Kolaborasi, dan Networking untuk membangun generasi muda
Indonesia yang lebih baik.

Dengan menyediakan berbagai fasilitas yang sesuai kebutuhan dan tuntutan


zaman, diharapkan anak-anak muda Indonesia dapat mengantongi bekal yang
cukup dalam menghadapi berbagai tantangan di era revolusi industri 4.0 ini.
Mengingat kondisi teknologi yang selalu berubah, diperlukan kemampuan
adaptasi yang tinggi agar tidak ketinggalan zaman. Anak-anak muda Indonesia
juga diharapkan mampu bersaing dan memiliki nilai-nilainya sendiri.

3) Teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran di era revolusi


industri 4.0

Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, diperlukan pendidikan yang dapat
membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut salah
satunya dapat dicapai dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi
sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan output
yang dapat mengikuti atau mengubah zaman menjadi lebih baik. Indonesia
pun perlu meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan tuntutan
teknologi digital.

Sudah saatnya kita meninggalkan proses pembelajaran yang cenderung


mengutamakan hapalan atau sekadar menemukan satu jawaban benar dari
soal. Metode pembelajaran pendidikan Indonesia harus mulai beralih menjadi
proses-proses pemikiran yang visioner, termasuk mengasah kemampuan cara
berpikir kreatif dan inovatif. Hal ini diperlukan untuk menghadapi berbagai
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

4) Dukungan kecerdesan buatan

Pengembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) bergerak


semakin cepat dan mengalami kemajuan pesat dalam setiap bidang kehidupan
manusia. Mulai dari perawatan kesehatan, kontrol iklim dan hasil panen,
hingga pendidikan. Penggabungan AI dengan kecerdasan alami manusia
membuat potensi individu bisa menjadi lebih maksimal dan memungkinkan
pencapaian yang lebih besar.

http://pmbs.ac.id/news/Metode_Pembelajaran_Pendidikan_Dalam_Menghada
pi_Revolusi_Industri_4.0

contoh kegiatan pembelajaran yang mengikuti era industri 4.0 :


a) Menggunakan fitur – fitur yang terdapat dalam smartphone seperti
Artificial Intelligence (AI), Augment Reality (AR) dan lainnya untuk
mempermudah guru dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi.

4. Cara ampuh apa yang diberikan oleh seorang guru (SMA/SMK) untuk menangani
siswa yang memiliki prestasi rendah?
Cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan melakukan pendekatan –
pendekatan kepada peserta didik tsb, tujuannya agar peserta didik merasa diperhatikan
dan nyaman sehingga peserta didik tsb bisa menyampaikan kendalanya dalam belajar.
Setelah guru berhasil mendekati dan peserta didik juga sudah menyampaikan kendala
yang membuat prestasinya rendah, guru harus membimbing peserta didik dalam
menghadapi kendala – kendala yang dialaminya serta terus memberikan dukungan
dan motivasi kepada peserta didik tersebut.
5. Ciri khas apa yang membedakan antara SMA dengan SMK?
a. Fokus Pendidikan
Pendidikan di SMA dan SMK sama-sama memberikan ilmu kepada siswanya
sesuai kurikulum yang berlaku. Namun SMA dan SMK memiliki fokus
pendidikan yang berbeda-beda. Pendidikan di SMA lebih berfokus pada hal-hal
yang teoritis sedangkan pendidikan di SMK lebih berfokus pada praktik.

b. Biaya Pendidikan
Soal biaya pendidikan, biaya untuk bersekolah di SMA biasanya lebih murah
daripada SMK apalagi jika SMA tersebut adalah SMA negeri. Biaya sekolah di
SMK lebih mahal karena di SMK ada banyak program praktik yang harus diikuti
oleh siswa dan membutuhkan biaya operasional yang lebih mahal.

c. Pilihan Jurusan
Pilihan jurusan pendidikan di SMA dan di SMK jelas berbeda. Di SMA, pilihan
jurusan yang tersedia adalah IPA dan IPS. Sementara itu di SMK ada lebih
banyak pilihan jurusan yang bisa diambil oleh siswa mulai dari tata boga, tata
busana, mesin, perhotelan, akuntansi, dan lain sebagainya.

d. Lama Pendidikan
Lama pendidikan yang dibutuhkan untuk jenjang SMA dan SMK juga berbeda.
Jika di SMA siswa bisa lulus dalam waktu 3 tahun maka di SMK siswa bisa lulus
dalam waktu yang lebih bervariasi bisa 3 sampai 4 tahun. Hal ini disebabkan
siswa SMK harus mengikuti program praktik kerja lapangan terlebih dahulu.

e. Peluang di Masa Depan


Bicara soal peluang yang bisa didapat di masa depan, sebenarnya lulusan SMA
dan SMK memiliki peluang yang sama. Keduanya bisa memilih lanjut kuliah atau
bekerja. Hanya saja di dunia kerja, lulusan SMK dinilai lebih siap karena
memang ketika bersekolah programnya lebih difokuskan pada praktik bekerja
lapangan.

6. SMA dan SMK memiliki kurikulum yang tidak sama, carilah materi -materi/ pokok
ajar yang ada di SMA maupun SMK dalam tiap jenjang kelas dan semesternya!

Kelas/ semester Materi

Wajib Peminatan

X / Ganjil Persamaan dan PErtidaksamaan Nilai Fungsi Eksponensial (KD 3.1)


Mutlak (KD 3.1)
Fungsi Logaritma (KD 3.2)
Pertidaksamaan Rasional dan
Irasional Satu Variabel (KD 3.2)

Sistem Persamaan Linear Tiga


Variabel (KD 3.3)

Sistem Pertidaksamaan Dua Variabel


(linear- kuadrat dan kuadrat-kuadrat)
(KD 3.4)

Fungsi (fungsi linear, fungsi kuadrat


dan fungsi rasional) (KD 3.5)

Fungsi Komposisi (KD 3.6)

Fungsi Invers (KD 3.6)

X / Genap Perbandingan Trigonometri (sinus, Vector


kosinus, tangen, cosecant, secan, dan
cotangen) (KD 3.7)

Perbandingan Trigonometri Sudut-


Sudut Berelasi (KD 3.8)

Aturan Sinus dan Cosinus (KD 3.9)

Fungsi Trigonometri Menggunakan


Lingkaran Satuan (KD 3.10)

XI / Ganjil Induksi Matematika (KD 3.1) Persamaan Trigonometri (KD


3.1)
Program Linear (KD 3.2)
Jumlah dan Selisih Sinus dan
Matriks (KD 3.3 dan KD 3.4) Cosinus (KD 3.2)
Transformasi Geometri (KD 3.5) Persamaan Lingkaran (KD 3.3)
Barisan Aritmetika dan Barisan
Geometri (KD 3.6)

XI / Genap Limit Fungsi Aljabar (fungsi polinom Suku banyak/ Polinomial (KD
dan fungsi rasional) (KD 3.7) 3.4)

Turunan Fungsi Aljabar (KD 3.8 dan


KD 3.9)

Integral Tak Tentu Fungsi Aljabar


(KD 3.10)

XII / Ganjil Dimensi Tiga (KD 3.1) Limit Fungsi Trigonometri (KD
3.1)
Statistika (KD 3.2)
Limit Fungsi di ketakhinggaan
Fungsi Aljabar dan Fungsi
Trigonometri (KD 3.2)

Turunan Fungsi Trigonometri


(KD 3.3 dan KD 3.4)

XII / Genap Aturan Pencacahan meliputi aturan Distribusi Peluang Binomial


penjumlahan, aturan perkalian, dan Fungsi Peluang Binomial
permutasi, dan kombinasi (KD 3.3) (KD 3.5 dan KD 3.6)

Peluang Suatu Kejadian (KD 3.4)

https://www.catatanmatematika.com/2018/01/materi-pokok-matematika-sma-kurikulum-2013-
revisi.html

SMK
Kelas Materi

X Bab 1 Operasi Bilangan Riil

Bab 2 Bentuk Pabgkat, Akar, Logaritma

Bab 3 Persamaan dan Pertidaksamaan

Bab 4 Operasi Aljabar dan Matriks

XI Bab 1 Rumus dan Perbandingan Trigonometri

Bab 2 Relasi dan fungsi

Bab 3 Barisan dan Deret

Bab 4 Geometri Dimensi Dua

Bab 5 Geometri Dimensi Tiga

Bab 6 Vektor Bidang Datar Dan Bidang Ruang

XII Bab 1 Teori Peluang Dan Cara Menghitung Peluang

Bab 2 Pengertian Statistic, Stattistika, Populasi, Dan Sampel

Bab 3 Matematika Keuangan

Sumber
Smk :
https://bukupaket.com/2016/05/materi-matematika-smkma-semester-1-dan.html
 Rendahnya kualitas guru
 Rendahnya kesejahteraan guru

a. Memang tidak dapat di pungkiri kalau terdapat beberapa guru yang memiliki
kualitas mengajar yang rendah serta rendahnya kesejahteraan guru di Indonesia.
Menyikapi hal ini, saya pribadi sebagai calon guru cukup prihatin akan hal
tersebut. Yang dapat saya sampaikan hanyalah mengenai kepekaan pemerintah
untuk mau membiayai guru-guru tersebut, tidak hanya biaya untuk “upahnya”
saja, namun jg untuk menjadikannya menjadi guru yang jauh lebih berkompeten,
yaitu menyekolahkannya kembali. Dan perlu diketahui, untuk hal ini sangat
krusial, karena guru-guru inilah yang bisa dikatakan sebagai penentu masa depan
bangsa, karena merekalah yang nantinya akan mengajar anak-anak calon penerus
masa depan bangsa ini, dan dengan sungguh agar tidak ada campur tangan orang-
orang lain, tidak perlu adanya (misal) potongan dana untuk kesejahteraan ini. Jadi
di harapkan semua murni apa adanya, seberapapun jumlahnya, agar semua dapat
merasakan manfaatnya kedepannya nanti.

b. Usaha saya pribadi hanyalah bisa mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang
berkualitas kelak dan mau untuk memberi sedikit apa yang saya punya jika ada
“penggalangan dana” bagi mereka guru-guru yang “kurang diperhatikan”.

c. Sangat tidak mempengaruhi, jujur saja bagi saya pribadi, menjadi guru/ pendidik
adalah suatu pelayanan. Memang kita hidup di dunia ini perlu yang namanya
sandang, pangan, lan papan.. namun jika menjadiseorang pendidik, memang
harus siap untuk mendidik anak-anak, tidak melulu memperhatikan sebatas
“kesejahteraan” saja. Lalu untuk kuliatas, saya pribadi tidak ragu akan hal itu,
karena saya sudah cukup yakin akan kulitas pendidik-pendidik di uksw di tempat
dimana saya menuntut ilmu untuk menjadi seorang guru sekarang ini. Tidak
hanya materi, namun juga secara mental dan juga rohani, semua sudah
dipersiapkan sejak dini di kampus ini.

Anda mungkin juga menyukai