Tugas Tutorial 2
1. Kurikulum di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan mulai dari 1968 sampai dengan
kurikulum 2013. Berdasarkan pernyataan tersebut anda diminta untuk:
a. Menjelaskan berdasarkan teori relevan mengenai perubahan kurikulum!
b. Apa jadinya apabila kurikulum tidak berubah?
3. Pada masa pandemik ini tentu mengharuskan guru membuat keputusan situasional terkait
dengan kurikulum dan proses pembelajaran yang diberikan. Anda diminta untuk menjelaskan
a. Mengapa perlu dilakukannya penyederhanaan kurikulum pada saat pandemik ini?
b. Jelaskan proses pembelajaran seperti apa yang paling sesuai dengan situasi seperti sekarang
ini!
JAWABAN
1. Perubahan Kurikulum perubahan mulai dari 1968 sampai dengan kurikulum 2013.
a. Kurikulum 1968
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran
kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,
sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana. (Hamalik, 2008: 17-18).
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya
perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
Muatan materi pelajarannya sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya dengan
permasalahan faktual di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an. Salah satunya adalah
teori psikologi unsur. (Hamalik, 2008: 45). Contoh penerapan metode pembelajarn ini adalah
metode eja ketika pembelajaran membaca. Begitu juga pada mata pelajaran lain, “anak belajar
melalui unsurunsurnya dulu”. Struktur kurikulum 1968 dapat dilihat seperti berikut ini. a.
Pembinaan Jiwa Pancasila, mata pelajarannya: Pendidikan agama, Pendidikan kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Pendidikan olahraga b. Pengembangan pengetahuan dasar,
mata pelajarannya: Berhitung, IPA, Pendidikan kesenian, Pendidikan kesejahteraan keluarga,
Pembinaan kecakapan khusus, dan Pendidikan kejuruan.
Kurikulum 1973
Kurikulum 1973 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsipprinsip di antaranya
sebagai berikut: a. Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan
yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan khirarki tujuan pendidikan, yang
meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional
umum dan tujuan instruksional khusus. b. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa
setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan
yang lebih integratif.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1973 menggunakan prinsipprinsip di antaranya
sebagai berikut: a. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. b.
Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik,
dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. Dipengaruhi psikologi tingkah
laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill).
Pembelajaran lebih banyak menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan
dalam belajar ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus dari luar, yaitu sekolah dan guru.
(Hamalik, 2008: 56).
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Berorientasi kepada tujuan instruksional.
Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar
yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu,
sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa
yang harus dicapai siswa. b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara
belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan
siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor. c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan
keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas
materi pelajaran yang diberikan. d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan
latihan. Konsepkonsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian
diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media
digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya. e. Materi disajikan
berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan
tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui
pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan
induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana
menuju ke kompleks. f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses
adalah pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan
keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan.
Kurikulum 1994
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut : a.
Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan. b. Pembelajaran di sekolah lebih
menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi) c. Kurikulum
1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh
Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan
pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. d. Dalam
pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan
bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu
jawaban), dan penyelidikan. e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan
kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat
keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. f. Pengajaran dari hal yang
konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal
yang komplek. g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa.
Kurikulum 1997
Pelaksanaan kurikulum 1997 kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented),
di antaranya sebagai berikut: a. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran. b. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena
kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait
dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. c. Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan
kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut.
Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan
tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu: (a))
Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat. (b) Penyempurnaan
kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan
beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya. d. Penyempurnaan
kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan
perkembangan siswa. e. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti
tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku.
1. Mengamati
Mengamati berarti melihat, membaca, mendengar, dan menyimak hal-hal atau fenomena yang
ada di sekitar kehidupan. Dengan mengamati, siswa akan menemukan berbagai masalah untuk
dipecahkan dalam pembelajaran. Agar tahapan mengamati ini berjalan efektif, maka guru harus
jeli dalam menyediakan objek yang akan diamati siswa sesuai konteks materi yang akan
diajarkan. Sebagai contoh, misalnya ketika ingin mengajarkan tentang materi virus, maka
sebaiknya guru menyiapkan gambar virus, data perkembangan virus, video pertumbuhan virus,
dll, untuk diamati siswa.
2. Menanya
Menanya berarti mempertanyakan sesuatu yang menjadi masalah dari apa yang telah diamati.
Dalam konteks menanya, siswa harus didorong untuk bertanya dan/atau membuat rumusan
masalah-bahkan kalau perlu membuat hipotesa. Sebagai contoh, setelah mengamati berbagai
media tentang virus, maka siswa akan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan proses
pertumbuhan virus, dampak virus bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Peran guru dalam tahap
menanya ini adalah menyemangati dan tidak mendesak siswa untuk bertanya serta memberikan
pujian terhadap pertanyaan sesuai ukuran bahasa siswa.
3. Mencoba
4. Menalar
Menalar berarti memahami, menganalisis, mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain.
Dalam menalar siswa didorong untuk mencari berbagai sumber referensi-baik secara manual
maupun digital Sumber referensi yang ada digunakan untuk mengolah data hasil percobaan. Pada
akhirnya akan diperoleh sebuah kesimpulan dari rumusan masalah dan hipotesa yang sebelumnya
sudah dibuat. Peran guru pada tahap menalar ini sebagai pemantau dari satu kelompok ke
kelompok siswa yang lain untuk memberikan scaffolding.
5. Mempresentasikan
Mempresentasikan berarti mengkomunikasikan hasil kerja kelompok yang telah diolah dan
disimpulkan. Dalam mempresentasikan, siswa dapat menggunakan produk teknologi, seperti lcd
projektor laptop, dan powerpoint. Peram guru dalam tahapan ini adalah memberikan penghargaan
serta memperkuat konsep yang telah ditemukan siswa.
Meskipun kelima tahapan tersebit di atas terurut sesuai 5M (Mengamati, Menanya Mencoba
Menalar, dan Mengkomunikasikan ), namun dalam pelaksanaannya boleh dikondisikan. Artinya
bahwa bisa bertukar urutannya sesuai kebutuhan dalam pembelajaran. Sekadar contoh, pada
pertemuan pertama digunakan 3M,. Selanjutnya 2M di pertemuan kedua. Dengan memahami dan
menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran secara baik dan benar,
diharapkan pembelajarsn akan semakin bermakna bagi siswa, terutama dalam menyonsong abad
21.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan tanaman yang hidup di air dengan
benar.
▪ Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan minimal dua tanaman yang hidup di
air dengan benar.
▪ Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan minimal dua tanaman yang hidup di
darat dengan benar.
▪ Setelah mengamati lingkungan sekitar, siswa dapat menyebutkan jenis
tanaman berdasarkan tempat tinggal dengan benar.
▪ Dengan mengamati contoh, siswa dapat membuat diagram untuk
mengklasifikasi tanaman berdasarkan tempat hidup dengan benar.
▪ Setelah mengamati gambar, siswa dapat membaca grafik gambar mengenai jumlah
tumbuhan dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
▪ Kelompok Tanaman Darat dan Tanaman Air
▪ Membaca Grafik Gambar
E. METODE PEMBELAJARAN
▪ Pendekatan : Saintifik
▪ Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ▪ Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 menit
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
▪ Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
▪ Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Benda, Hewan dan Tanaman di
Sekitar”.
▪ Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
3. A. penyederhanaan kurikulum ini akan membuat beban belajar mengajar antara guru dan
siswa dapat berkurang dan lebih fokus pada pembelajaran serta penilaian yang bermakna
dan esensial. “Selain itu kesejahteraan psikososial antara guru dan siswa pun juga akan
meningkat. Dan yang tidak kalah penting bagi orang tua siswa juga dapat memudahkan
mereka dalam melakukan pendampingan belajar bagi putra-putrinya
B. Perpanjangan masa pendidikan daring ini memicu munculnya berbagai opsi kreativitas
beberapa institusi perguruan tinggi agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan secara
optimal walaupun harus dilakukan secara daring (online). Namun, masih banyak juga
perguruan tinggi di negara kita ini yang belum benar-benar siap menerapkan sistem
daring (online) secara utuh. Tidak lain dan tidak bukan, alasanya adalah belum siapnya
infrastruktur yang ada, baik institusi itu sendiri atau pun lokasi dimana institusi tersebut
berada. Metode pembelajaran yang cocok pada saat ini adalah Metode Blended
Learning Blended learning adalah sebuah metode pembelajaran yang dilakukan dengan
cara menggabungkan, mencampurkan, mengombinasikan sistem pendidikan
konvensional dengan sistem pendidikan berbasis digital. Pembelajaran dengan
menggunakan blended learning dirasa lebih efektif meningkatkan minat belajar
mahasiswa. jadi mahasiswa tidak hanya belajar dari berbagai macam e-book dan buku
saja tanpa tatap muka sama sekali. Namun sistem tatap muka masih bisa dilakukan via
video conference untuk memacu semangat mahasiswa dan sebagai pengawasan langsung
terhadap mahasiswa.