Disusun Oleh :
Nur Annisa ( 12010223713 )
Ratna Sari (12010224441)
Raihan Darma Putra (12010216972)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..
C. Tujuan Masalah ………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum 1984 ( Kurikulum 1975 yang disempurnakan ) …………………………..
B. Kurikulum 1994 (Separate Subject Curriculum) ……………………………………...
C. Kurikulum 2004 (KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) ………………………….
D. Kurikulum KTSP atau Kurikulum 2006 ………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur atas kehadirat-
Nya yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dengan penuh
hikmat saya dapat meyelesaikan makalah
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Muspika Hendri, MA, selaku dosen
pengampu mata kuliah Pembelajaran Kurikulum Bahasa Arab, yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang asli yang kami
tekuni.
Penulis menyadari, makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep kurikulum terus berkembang dan berubah dari tahun ke tahun sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Secara resmi, kurikulum sejak
zaman Belanda sudah diterapkan di sekolah, artinya kurikulum sudah diterapkan sejak
saat penjajahan Belanda.
Seiring dengan perkembangan zaman, dengan berbagai alasan dan rasionalisasi
kurikulum Indonesia terus mengalami pergantian dari periode ke periode. Keberadaan
kurikulum memberi pengaruh yang signifikan bagi kualitas pendidikan yang ada di
Indonesia. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, penulis menganggap penting untuk
mengurai lebih mendalam dan cermat akan kurikulum pendidikan Indonseia dari
periode ke periode, sekaligus memperbandingannya, sehingga sebagai pelaku
Pendidikan tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan diskusi solutif untuk memahami
pokok permasalahan pendidikan Indonesia dalam perspektif kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembahasan tentang kurikulum 1984 ?
2. Bagaimana pembahasan tentang kurikulum 1994 ?
3. Bagaimana pembahasan tentang kurikulum 2004 ?
4. Bagaimana pembahasan tentang kurikulum 2006 ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang kurikulum 1984.
2. Untuk mengetahui tentang kurikulum 1994.
3. Untuk mengetahui tentang kurikulum 2004.
4. Untuk mengetahui tentang kurikulum 2006.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Studi Analisis and Kebijakan Pengembangan, ‘SEJARAH KURIKULUM DI INDONESIA’, 2013.
dianggap tidak sesuai lagi, oleh karena itu diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum
1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa
pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat
terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu,
sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan
adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
2) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif
(CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional
dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik
dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
3) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah
pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang
sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
4) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-
konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian
diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai
media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya 2.
Kurikulum 1984 mulai diberlakukan berdasarkan keputusan meteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 0461/U/1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang perbaikan
kurikulum ini pada dasarnya disusun karena kurikulum terdahulu dianggap
memiliki banyak kekurangan, sehingga menyebabkan kurang efektifnya proses
pendidikan di Indonesia.9 Ada empat aspek yang disempurnakan dalam Kurikulum
1984, yaitu:
a. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB), Sesuai dengan
namanya, pelajaran ini merupakan upaya untuk mendalami nilai-nilai sejarah.
PSPB ini masuk kedalam Kurikulum 1984 dan penyusunannya didominasi
sejarawan dari Pusat Sejarah ABRI yang diarsiteki oleh Nugroho Notosusanto.
2
Analisis Kurikulum and Berdasarkan Kebijakan, ‘Analisis Kurikulum Berdasarkan Kebijakan Isnaini M ; Lia
Rusdianah ; Lilin R , Nurdiansah At-Tajdid : Jurnal Ilmu Tarbiyah Analisis Kurikulum Berdasarkan Kebijakan
Isnaini M ; Lia Rusdianah ; Lilin R , Nurdiansah’, 9.2, 68–89.
b. Penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum.
c. Pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antar ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
d. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan yang telah disesuaikan dengan kecepatan
masing-masing peserta didik.
3
Kurikulum Cbsa, ‘KURIKULUM CBSA Dan KURIKULUM 1994/KBI’, 1.2 (2018), 41–47.
berorientasi pada materi pelajaran dan keterampilan menyelesaikan soal dan
pemecahan masalah.
Tujuan dan proses kurang berhasil dipadukan. Muatan nasional dan muatan lokah
sangat banyak porsinya. Materi muatan local disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
Berbagai kepentingan kelompokkelompok masyarakat juga mendesak agar isu-isu
tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjadi kurikulum yang
super padat dan hasilnya juga kurang bagus. Berdasarkan study dokumentasi yang telah
dijelaskan dalam bukunya Hari Suderadjat, kurikulum 1994 dapat dikemukakan bahwa
kurikulum tersebut mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan.
4
M.Rifai, KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Konsep Dasar dan Implementasi), Universitas Merdeka Malang.
h.46
5
Farah Dina Insani, SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA SEJAK AWAL KEMERDEKAAN
HINGGA SAAT INI, Vol. VIII.(1) As-Salam I, 2019, h.55
● Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
● Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.
● Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi. 6
Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi ditujukan untuk menciptakan
tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya.
Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman
belajar yang membangun integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan
karakter nasional.
Kurikulum Berbasis kompetensi memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:
a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu
sendiri.
b. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).
Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan
indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat
dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak
dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan
mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah
dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan
mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
c. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
d. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta
didik.
6
Azhar, PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA DARI KLASIK KE MODERN, UIN Ar-Raniry Banda Aceh,
h.120
e. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian
yang terfokus pada konten. 7
7
Dwi Rahdiyanta, KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)(Pengertian dan Konsep KBK), h.9
8
Maryatul Kiptiyah, dkk SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA (ANALISIS
KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM), Vol.6 (2), JURNAL LITERASIOLOGI, 2021, h.56
e. Penilaian dilihat dari proses dan hasilnya pada suatu target pencapaian
kompetensi. 9
Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung
kepada situasi dan kondisi, di mana kurikulum tersebut diberlakukan. Beberapa
kelebihan yang dimiliki KTSP adalah sebagai berikut:
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20 %.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Sementara itu beberapa kelemahan dalam KTSP maupun penerapannya, antara lain:
1. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan
KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsep penyusunan maupun prakteknya di lapangan.
4. Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan para guru.
Beberapa kelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi sekolah
untuk meningkatan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktor kelemahannya
merupakan faktor penghambat yang harus diantisipasi dan diatasi oleh pihak sekolah
dan juga menjadi perhatian bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP tidak hanya akan
menambah daftar persoalan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita. 10
9
Farah Dina Insani, op.cit. h.58
10
ASTRIDA, S.Pd.I, KONSEP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN IMPLEMENTASINYA, h.6-7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan baha n
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum memiliki lima komponen
utama, yaitu : (1) tujuan; (2) isi/materi; (3) metode atau strategi pencapain tujuan
pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi.
Harapan kita semua bahwa kurikulum yang baru tidak akan mengalami nasib yang
sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Akan tetapi mampu memberikan
pencerahan terhadap perubahan paradigma berpikir para pelaksana di lapangana, serta
mampu memfasilitasi dan membantu meningkatkan kompetensi peserta didik sehingga
mampu bersaing baik di kancah nasional maupun internasional dengan bangsa-bangsa
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Kurikulum Cbsa, ‘KURIKULUM CBSA Dan KURIKULUM 1994/KBI’, 1.2 (2018), 41–47.