Dibuat oleh :
Anisa Rohmah Putri 1801105033
Muhammad Anggito M. M. 1801105142
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
PEMBAHASAN KURIKULUM 1984
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum dalam arti sempit adalah sejumlah mata pelajaran di sekolah atau
mata kuliah di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah
atau tingkat. Sedangkan menurut Oemar Homalik, kurikulum adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Kurikulum
menurut pengertian modern adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan di oranisir untuk di atasi siswa untuk mencapai tujuan dan
merupakan keseluruhan usaha skolah untuk mempengaruhi belajar. Kurikulum
dipahami seaga seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam pendidikan formal kurkulum merupakan salah satu aspek yang penting
dalam pengajaran. Saat itu asumsi yang dibangun adalah kurikulum yang
merupakan wahan belajar mengajar yang dinamis dan dikembangkan terus menerus
sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat, kurikulum ini berlaku
selama 9 tahun, karena pengajaran berpusat padanya. Dalam kurikulu terangkum
pula pengjaran yang menentukan kemana dan bagaimana seorang anak didik
diarahkan dalam perkembangan segenap potensinya. Kurikulum selalu menyangkut
persoalan mengenai apa yang hendak diajarkan dan mengapa hal itu diajarkan,
karena itu kurikulum tidak terlepas dari pengajaran.
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 diantaranya sebagai
berikut :
a. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung dalam
kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
b. Terdapat ketidakserasian terhadap kuikulum berbagai bidang studi dengan
kemampuan anak didik
c. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya dalam
sekolah
d. Terlalu padatnya pada kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang
e. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai pendidikan
wajib mulai dari tingkat kanak – kanak sampai sekolah tingkat atas termasuk
pendidikan luar sekolah.
f. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan lapangan kerja.
Pendekatan dalam kurikulum 1984 yaitu menerapkan pendekatan pembelajaran CBSA dan
Keterampilan Proses.
2. Pendekatan CBSA
Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif merupakan proses belajar – mengajar
dilaksanakan dengan lebih banyak mengacu kepada bagaimana peserta didik
belajar, selain kepada apa yang ia pelajari. Dengan demikian proses belajar
mengajar perlu berpusat pada peserta didik (student contered) dari pada berpusat
kepada guru (teacher contered)
Pendidikan ideology dalam kurikulum 1984 tetap menjadi warna yang dominan dalam
kurikulum. Pemerintah menetapkan Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib
dalam kurikulum sejak SD sampai keperguruan tinggi. Dalam TAP MPR Nomor
IV/MPR/1978 ditetapkan Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dan diarahkan
untuk menumbuhkan jiwa, semangat dan nilai – nilai 1945.
Kurikulum SD
Jumlah jam pelajaran per minggu dapat dikataka sama dengan kurikulum SD 1975
yaitu kelas I 26/27 jam, kelas II 26/27 jam, kelas III 33/33 jam, kelas IV, V dan VI masing
– masing 36/37 jam. Jika diperhatikan jumlah jam pelajaran ini berkurang dibadingkan
dengan kurikulum SD 1975 karena jam mata pelajaran Bahasa Daerah tidak dihitung dalam
kurikulum SD 1975. Bahasa Daerah hanya berlaku untuk di sejumlah daerah Indonesia
seperti propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Jam pelajaran untuk
Bahasa Indonesia pada catur wulan III berkurang 1 jam untuk diberikan kepada PSPB.
Kurikulum SMP 1984 sama dengan kurikulum SMP 1975, yaitu program
pendidikan umum, program pendidikan akademis, dan program pendidikan keterampilan.
Dalam kelompok program pendidikan umum terdapat mata pelajaran pendidikan sejarah
perjuangan bangsa sehingga jumlah mata pelajaran di kelompok ini bertambah satu dari
kurikulum 1975. Dalam kelompok program pendidikan akademis, IPA untuk kurikulum
SMP 1984 langsung dibagi atas Biologi dan Fisika dengan alokasi waktu terpisah masing
– masing 3 jam pelajaran per minggu. IPS tidak dipisahkan dan tetap memiliki jam
pelajaran per minggu 4 jam sama dengan kurikulum sebelumnya.
BAB
PEMBAHASAN KURIKULUM 1994
Arahan GBHN ini menajdi salah satu acuan dan pertimbangan dalam melakukan
pengembangan dan penyempurnaan kurikulum 1984 menjadi kurikulum 1994.
Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil karena beban
belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan
lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa
daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan
kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk
dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super
padat. Kehadiran Suplemen Kurikulum 1999 lebih pada menambal sejumlah
materi. Ciri-ciri kurikulum 1994 adalah :