Anda di halaman 1dari 16

Kb.

1 : Aplikasi Teori Perkembangan Dalam Pendidikan


Kb. 2 : Aplikasi Teori Psikologi Dalam Kegiatan Belajar

Disusun Oleh :

1. Dina Sari (859896024)


2. Masriani (859896017)
3. Sarina Siregar (859896031)

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik


Semester 2 (Dua)
Kb. 1 : Aplikasi Teori Perkembangan Dalam Pendidikan

A. APLIKASI TEORI KOGNITIF DALAM BELAJAR


Secara umum, kognitif berarti proses intelektual yang berhubungan dengan
kemampuan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget memandang bawa anak memainkan peran aktif dalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas kehidupan di sekeliling mereka. Selain itu
Piaget juga berpendapat bahwa kognitif merupakan kegiatan anak – anak
melakukan adaptasi dengan cara menginterpretasikan objek yang mereka
amati dan terjadi di sekeliling mereka.
Menurut Piaget, tahapan kognitif anak dimulai dari tahapan sederhana
sampai tahapan yang paling kompleks. Tahapan kognitif anak meliputi:
Perkembangan bahasa, Perkembangan intelektual, dan penyerapan bahasa.

Teori kognitif Piaget terbagi melalui tiga


proses dan fungsi yang saling berkaitan Organisasi
digambarkan dalam skema berikut ini :

Ekuilibrasi Adaptasi
2. Implikasi Teori Kognitif Piaget Pada Proses Pembelajaran
Implikasi teori piaget dalam pembelajaran adalah saat kita sebagai pendidik
memperkenalkan informasi yang melibatkan peserta didik dalam
menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu kepada peserta didik
menemukan ide – ide dengan pola berfikir formal (Trianto, 2011).

B. MELIBATKAN PESERTA DIDIK UNTUK LEBIH AKTIF


Proses pembelajaran membutuhkan konstruksi pengetahuan yang aktif.
Sehingga proses pembelajaran harus lebih mengutamakan peran peserta didik
untuk berinisiatif dan aktif. Ketika peserta didik terlibat, proses pembelajaran
akan terjadi lebih efektif dan peserta didik melihat sesuatu berdasarkan dirinya
sendiri.

1. Mengetahui kemampuan peserta didik


Mengetahui kemampuan peserta didik sebelum mengajar dan memberikan
materi bertujuan untuk mempermudah guru menentukan materi
pembelajaran yang sesuai dengan masing-masing kemampuan peserta didik

2. Menstimulasi peserta didik dengan ide-ide kreatif.


Proses pembelajaran dengan cara mempromosikan pembangunan ide, konsep,
dan skema mental. Peran guru harus dimulai dengan menstimulasi apa yang
dilihat, dirasakan, atau dimanipulasi oleh peserta didik, sehingga masing-
masing peserta didik mampu menginterpretasikan makna.
3. Mengetahui kebutuhan peserta didik
Untuk mengetahui minat, bakat, potensi, tingkat kecerdasan, dan kecenderungan
lainnya dari peserta didik, guru dapat melakukan tes yang untuk mengetahui
kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran.

4. Kategori Materi
Untuk mampu merumuskan tujuan pembelajaran dengan tepat, guru dapat
merancang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada awal tahun
pembelajaran.

5. Peran kurikulum
Sekolah dan perguruan tinggi harus secara eksplisit memberikan pengalaman yang
sesuai dengan mendorong perkembangan kognitif dan keinginan alami peserta
didik untuk belajar daripada melihat peran kurikulum yang diajarkan sebagai
hanya organisasi pengetahuan dan keterampilan,

6. Memberikan Asesmen yang Tepat Sasaran


Tujuan dari asesmen adalah untuk membantu guru menentukan apakah peserta
didik siap untuk menerima materi yang baru.

7. Meningkatkan Retensi Peserta Didik


Selain asesmen, pemberian latihan yang berulang juga akan membantu
meningkatkan perkembangan kognitif peserta didik
C. TEORI PERKEMBANGAN SOSIOKULTURAL VYGOTSKY
Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif anak dapat dipengaruhi oleh proses
biologis dan psikologis. Artinya ketika seorang anak tumbuh besar, maka anak itu
akan berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya di sekitarnya. Teori Vygotsky ini
menekankan perkembangan kognitif yang dipengaruhi oleh interaksi sosial.
(Salkind, 2004)

Vygotsky mengategorikan perkembangan kognitifnya menjadi Zone of Proximal


Development (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal.

Zone of Proximal Development (ZPD) Merupakan suatu konsep dari Vygotsy


dimana membagi kemampuan anak menjadi 2 jenis perkembangan, yaitu
perkembangan Aktual dan Potensial.

 Kemampuan Aktual : Kemampuan anak dalam memecahkan suatu


permasalahan secara mandiri dengan kemampuannya sendiri.

 Kemampuan Potensial: kemampuan anak dalam menyelesaikan permasalahan


yang dihadapinya dengan dibimbing oleh Orang dewasa atau hasil
kerja sama dengan teman sebayanya.
D. IMPLIKASI TEORI KOGINITIF VYGOTSKY PADA PROSES PEMBELAJARAN
Dalam teorinya, Vygotsky menekankan pada pengembangan intelektual dengan
menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran dan guru hanya menjadi pemandu. Guru
tidak memimpin anak untuk menemukan makna mereka tetapi hanya sekedar memandu
anak.
Adapun implikasi Teori dari Vygotsky dalam Proses Pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Guru harus memperhatikan perkembangan siswa. Dengan menggunakan bahasa lintas
kurikulum dan fase pendidikan, maka dapat mengembangkan fungsi mental yang lebih
tinggi.
2. Siswa harus didorong untuk bicara dengan keras dalam proses pemecahan masalah.
Hal ini berdampak pada kemampuan siswa dalam mengembangkan kognitif mereka
sesuai kecepatannya sendiri dengan bantuan lingkungan sekitar
3. Guru menentukan jenis keterampilan apa, dukungan apa, kapan dukungan diberikan
dan berapa banyak dukungan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013
dimana guru menjadi fasilitator pembelajaran.
4. Mengemas pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa. Di sini, guru dituntut
dapat menguraikan tugas dan menyesuaikan metode presentasi
5. Guru membuat tugas kolaboratif. Ini untuk mendorong pembelajaran yang kooperatif
dengan adanya interaksi antar siswa.
E. PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Kurikulum adalah suatu satu acuan yang diajarkan disekolah. Kurikulum biasanya
belum memuat daftar rinci tujuan pembelajaran.

Di Indonesia, kurikulum 2013 sudah diaplikasikan,direvisi, dan diterapkan dalam


proses pembelajaran di setiap level sekolah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan sebagai warga yang produktif, kreatif, dan
inifatif, dan mampu berkontribusi pada kemajuan kehidupan bangsa dan Negara di mata
dunia (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013)

Kurikulum 2013 yang telah diaplikasikan dalam proses pembelajaran menggunakan


indicator yang berbasis pendekatan ilmiah dan penilaian otentik (authentic assessment).

Nasution (1987) menjelaskan proses pengembangan kurikulum dalam empat tahap


yang dimulai dari perumusan tujuan kurikulum, pemilihan bahan ajar, proses belajar
mengajar,dan alat penilaian (assesmen)
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013,ada beberapa metode yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran :
1. Bermain, kegiatan ini biasanya tidak terstruktur,melibatkan objek dan
orang.cara anak mencari tahu tentang dunia sejak usia sangat dini.
Contoh: anak bermain peran sebagai guru dan murid

2. Praktik, kegiatan kognitif yang diperlukan untuk membentuk pola piker dan
perilaku.
Contoh: anak mempraktikkan membuat makanan/ membuat maianan

3. Mendengar dan menyaksikan, Vigotsky menyarankan bahwa anak penting


untuk belajar dari orang lain yang lebih terampil dan berwawasan. Contoh:
anak mendengarkan presentasi dokter sebagai narasumber

4. Pemecahan masalah, kegiatan anak untuk memecahkan masalah nyata.


Contoh:anak diberi kasus tanaman mereka yang kering,anak disuruh mencari
apa penyebabnya.
5. Diskusi, aktifitas yang memerlukan kompetensi kognitif tertentu.
Contoh: anak diberi pertanyaan,kemudian setiap anak diberi kesempatan
menjawab

6. Kolaborasi, mendorong anak untuk bekerjasama agar mereka


memiliki tingkat perkembangan kognitif yang hamper sama.
Contoh: anak dikelompokkan kemudian diberi tugas

7. Penelitian dan penyelidikan, memiliki kesamaan dengan metode


bermain, karena peserta didik diarahkan terlibat aktif, memecah
masalah,dan yang penting siswa bergerak secara fisik.
Contoh: siswa melakukan pengamatan yang berulang ulang tentang
kebiasaan yang dilakukan temannya.

8. Pelaporan, kegiatan yang paling menuntut kemampuan kognitif siswa


karena mereka dituntut melakukan analisis,sintesis,dan interpretasi
terhadap isu isu yang akan mereka laporkan.
Contoh: siswa diminta untuk membuat laporan dari hasil wawancara.
Dalam menggunakan berbagai metode mengajar,sangat penting bagi guru untuk
menggunakan teknik bertanya langsung kepada siswa. Tujuannya adalah anak
dapat berkembang kemampuan berfikir tinggkat tingginya. Tiga jenis teknik
bertanya yaitu:

1. Bertanya dengan rinci, intruksi chalk and talking digunakan oleh guru,
disarankan untuk tidak memberikan pertanyaan yang hanya membutuhkan
jawaban yang sedikit. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengekplorasi
pemikirannya.
2. Pertanyaan tidak mengarahkan, adalah pertanyaan yang mendorong suatu
penemuan. Pembelajaran melalui bentuk pertanyaan yang tidak terstruktur,
dan terbuka,ini mengajak siswa untuk menelusuri suatu masalah hingga
menemukan jawabannya. Fungsi guru adalah bersama siswa menegosiasi dari
mana pembelajaran akan dimulai,untuk menjadi tujuan pembelajaran akan
dicapai siswa. Guru juga memberikan dukungan dan peluang terhadap rasa
ingin tahu siswa.
3. Membangun hubungan yang interaktif, dengan metode ini guru memberikan
pengalaman belajar yang luas agar siswa belajar tentang berbagai suatu
konsep. Guru harus mampu menarik hubungan antara pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran baru.
F. ASESMEN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 Asesmen atau disebut dengan penilaian adalah cara untuk membuat keputusan
yang berhubungan dengan peserta didik, kurikulum, program, dan kebijakan
pendidikan. Penilaian adalah untaian penting pedagogi-ilmu pengajaran dan
pembelajaran. Ada tiga fase utama penilaian yaitu:

1. Penilaian awal (initial assessment)


Penilaian pada awal sekolah,masih jarang sekali dilakukan penilaian awal
terhadap peserta didik karena terkadang hasilnya sedikit diluar dugaan. Bentuk
penilaian awal adalah penilaian diagnostic, yang biasanya dilakukan oleh psikolog
pendidikan.

2. Evaluasi Formatif (formative assessment)


Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan
suatu pokok bahasan atau topic. Evaluasi formatif dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran sudah berjalan.
Penilaian formatif memiliki karakteristik berikut:
a. Penilaian memberikan hasil yang objektif
b. Sering dilakukan,tetapi sifatnya informal
c. Memberikan petunjuk pada peserta didik dan guru agar proses pembelajaran
selanjutnya lebih bermakna.
d. Merupakan bagian kecil dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
3. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
satuan waktu(akhir semester). Penilaian sumatif mencakup lebih dari
satu pokok bahasan. Tujuan evaluasi sumatif adalah untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik dapat melanjutkan belajar ke
unit berikutnya.

Penilaian sumatif memiliki karateristik berikut:


a. Penilaiannya bersifat final
b. Biasanya berada di penghujung program belajar
c. Menilai prestasi program
d. Memberikan keterangan tentang pencapaian seorang peserta
didik dalam kurun waktu tertentu.
e. Biasanya bersifat formal
Kb. 2 : Aplikasi Teori Psikologi Dalam Kegiatan Belajar

A. Penentuan Jurusan Sesuai Dengan Teori Perkembangan Kognitif


Pada tingkat SMA guru memiliki peran yang sangat penting dalam penentuan
kemampuan kognitif peserta didik untuk mewujudkan minat dan bakat yang
sebenarnya di jenjang perguruan tinggi.

Hal terpenting dari bentuk dukungan guru terhadap penentuan minat dan
bakat peserta didik di sekolah adalah mengetahui kemampuan kognitif peserta
didik yang sebenarnya.

Penentuan jurusan yang akan diambil adalah sepenuhnya keputusan peserta


didik atas saran orang tua dan gurunya.
B. Penentuan Jurusan Dengan Melaksanakan Asesmen
Selain kemampuan kognitif peserta didik, sistem penilaian atau
asesmen juga sedikit berpengaruh dalam penentuan jurusan di SMA.
Pada tahap awal, guru dapat memberikan tes yang dapat mengarahkan
penentuan jurusan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.

Tes dapat dilakukan atas kerja sama wali kelas dan guru BK. Seperti yang
diketahui pada Kegiatan Belajar 1, terdapat tiga jenis tes yang dapat
dilakukan, yaitu tes inisiatif, tes formatif, dan tes sumatif.

Penilaian inisiatif dapat dilaksanakan pada tahap awal agar tahu


kemampuan kognitif serta minat dan bakat peserta didik yang sudah
ada. Ketika hasil tes pada tahap awal ini sudah keluar, guru dapat
memberikan stimulasi dan kegiatan belajar yang tepat untuk membantu
peserta didik mencapai minat dan bakat yang dipilih. Setelah itu, guru
dapat memberikan tes formatif untuk mengetahui perkembangan
kemampuan kognitif peserta didik tersebut
C. TEORI PERKEMBANGAN SOSIOKULTURAL VYGOTSKY
Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif anak dapat dipengaruhi oleh proses
biologis dan psikologis. Artinya ketika seorang anak tumbuh besar, maka anak itu
akan berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya di sekitarnya. Teori Vygotsky ini
menekankan perkembangan kognitif yang dipengaruhi oleh interaksi sosial.
(Salkind, 2004)

Vygotsky mengategorikan perkembangan kognitifnya menjadi Zone of Proximal


Development (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal.

Zone of Proximal Development (ZPD) Merupakan suatu konsep dari Vygotsy


dimana membagi kemampuan anak menjadi 2 jenis perkembangan, yaitu
perkembangan Aktual dan Potensial.

 Kemampuan Aktual : Kemampuan anak dalam memecahkan suatu


permasalahan secara mandiri dengan kemampuannya sendiri.

 Kemampuan Potensial: kemampuan anak dalam menyelesaikan permasalahan


yang dihadapinya dengan dibimbing oleh Orang dewasa atau hasil
kerja sama dengan teman sebayanya.
~ Terima Kasih ~

Anda mungkin juga menyukai