Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH KURIKULUM PENDIDIKAN

MATEMATIKA SEJAK TAHUN 1984

Disusun Oleh

FRANSISKA
NIM F1041191005
Dosen Pembimbing

Dr.H. AGUNG HARTOYO, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang berperan penting di dalam
pendidikan karena hampir semua objek dalam kehidupan memerlukan matematika.
Hal ini dapat dilihat dari pelajaran matematika yang dipelajari mulai dari anak usia
dini sampai perguruan tinggi.
Agar penguasaan siswa dalam matematika dapat tercapai dengan baik, maka
siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep dalam matematika tersebut.
Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori, hal ini
sesuai dengan jenjang kognitif tahap pemahaman sehingga untuk memahami
prinsip dan teori terlebih dahulu memahami konsep-kosep yang menyusun prinsip
dan teori tersebut. Karena itu hal yang sangat fatal apabila siswa tidak memhamai
konsep-konsep matematika, jika mereka ingin menguasai matematika dan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dapat dilihat dari hasil dalam laporan
hasil belajar siswa.
Oleh karena itu diperlukan kurikulum sebagai sarana untuk mencapai program
pendidikan yang dikehendaki. Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti jika
tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber
belajar dan mengajar yang memadai, kemampuan tenaga pengajar,metodologi
yang sesuai, serta kejernihan arah serta tujuan yang akan dicapai.
Pelaksanaan suatu kurikulum tidak terlepas dari arah perkembangan suatu
masyarakat. Perkembangan kurikulum di indonesia pada zaman pasca
kemerdekaan hingga saat ini terus mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan
zaman serta terus akan mengalami penyempurnaan dalam segi muatan,
pelaksanaan, dan evaluasinya.
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada komponen tertentu),tetapi
dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum.
Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang
fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan
bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada
tujuan saja, isi saja, metode saja, atau system penilaiannya saja. Pembaharuan
kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen
kurikulum.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1994 kurikulum nasional sudah beberapa
kali mengali perubahan yakni pada tahun 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013
yang berlaku sekarang. Dalam makalah ini akan dijelaskan sejarah kurikulum
matematika sekolah sejak tahun 1984.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana sejarah kurikulum matematika sekolah sejak tahun 1984 hingga
sekarang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah kurikulum matematika sekolah sejak tahun 1984
hingga sekarang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kurikulum Pendidikan Matematika Sejak Tahun 1984 hingga


Sekarang
Kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan untuk
menyesuaikan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknlogi yang terus
berkembang setiap zaman. Berikut akan dipaparkan sejarah atau perubahan
kurikulum pendidikan matematika dari tahun 1984 sampai kurikulum 2013.

1. Kurikulum Pendidikan Matematika Era Tahun 1984


Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan
sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa
Aktif(CBSA) atau Student Active Leaming(SAL).
Pengajaran matematika pada masa Kurikulum 1984 merupakan
gerakan revolusi matematika kedua, walaupun tidak sedahsyat pada revolusi
matematika pertama atau matematika modern (Subando, 2009). Revolusi ini
diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh negara-negara
terbelakang saat itu, seperti Jerman Barat, Jepang, Korea, dan Taiwan.
Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan
teknologi mutakhir sepertik alkulator dan komputer.
Perkembangan matematika di luar negeri tersebut berpengaruh
terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah
me-launching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan
dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, karena Kurikulum
1975 sarat materi, adanya perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah
dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program
kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan di
pihak lain, dan belum sesuainya materi kurikulum dengan taraf kemampuan
anak didik (Subando, 2008). Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menjadi
karakter yang begitu melekat erat dalam Kurikulum1984.
Dalam Kurikulum 1984, siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika
sosial, sementara untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi
baru seperti komputer. Hal lain yang menjadi perhatian dalam
Kurikulum 1984 tersebut adalah bahan-bahan baru yang sesuai dengan
tuntutan di lapangan, permainan geometri yang mampu mengaktifkan siswa
juga disajikan dalam kurikulum ini.

a. Dasar Perubahan Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984


Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di
antaranya adalah sebagai berikut:
1) Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung
kedalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
2) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi
dengan kemampuan anak didik.
3) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di
sekolah.
4) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap
jenjang.
5) Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai
bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak
sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar
Sekolah.
6) Pengadaan program studi baru ( seperti di SMA ) untuk memenuhi
kebutuhan lapangan kerja

b. Ciri-ciri Kurikulum 1984


Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa
pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang
sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif.
2) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar
siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara
fisik,mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa
memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah
kognitif, afektif,maupun psikomotor.
3) Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar
berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran.
4) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk
membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
5) Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa
dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan
konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan
pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan.
6) Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses
adalah pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya.
c. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1984
Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada Kurikulum 1984
adalah:
1) Kelebihannya yaitu:
a) Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci,
sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
b) Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan
melalui keberanian memberikan pendapat
c) Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah
berlangsung yang ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam
melaksanakan tugas.
d) Anak dapat belajar dari pengalaman langsung.
e) Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun
sosial.
f) Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan
berpartisipasi secara aktif .
2) Kekurangannya yaitu:
a) Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-
sini ada tempelan gambar, dan yang mencolok guru tidak lagi
menggunakan metode ceramah.
b) Ada ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu
buku teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga membentuk
guru dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode yang tepat dan
memiliki sumber belajar sangat terbatas.
c) Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia
menolak pendapat peserta lain.
d) Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh
akan ketinggalan.
e) Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa
serta tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar
sangat kurang.
f) Kurangnya Alokasi waktu
g) Guru kurang komunikatif dengan siswa.

2. Kurikulum Pendidikan Matematika Era Tahun 1994


Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Latar belakang
diberlakukanya kurikulum 1994 adalah pada kurikulum sebelumnya, yaitu
kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang
berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan
(isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori
tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim
Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di
sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan
cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada
periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak (Komalawati, 2011 ).

a. Ciri-ciri Kurikulum 1994


Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994,
diantaranya sebagai berikut: Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan
sistem caturwulan, Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem
kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat
kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan
pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar.
Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai
karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi
perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam,
model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai
pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan
tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan
dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok
bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu
menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
Pada matematika SD terdapat penekanan khusus pada penguasaan
bilangan termasuk di dalamnya berhitung. Untuk SLTP bahan kajian intinya
mencakup aritmatika, aljabar, geometri, peluang dan statistika. Untuk SMU
terdapat sedikit perubahan yakni dimasukkannya pengenalan teori graf yang
merupakan bagian dari matematika diskrit.

b. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1994


Adapun kelebihan dan kekurangan yang terapat pada Kurikulum 1994
adalah:
1) Kelebihannya yaitu:
a) Kurikulum berstandar nasional dan memberikan ruang untuk
pengembangan potensi wilayah
b) Mampu mengadopsi aspirasi berbagai pihak yang berhubungan dengan
isu-isu yang berkembang di masyarakat.
c) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan
masing-masing dengan beberapa alternatif.
d) Terdapat keserasian antara teori dan praktek, sehingga
mengembangkan ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Kekurangannya yaitu:
a) Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat.
b) Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga
mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.
Alhasil,Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.
c) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran
d) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan
tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena
kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

3. Kurikulum Pendidikan Matematika Era Tahun 2004


Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut
dengan “Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)”. KBK adalah suatu program
pendidikan berbasis kompetensi yang harus mengandung tiga unsur pokok yaitu
kompetensi sesuai spesifikasi,Indicator (indicator evaluasi), dan Pengembangan
pembelajaran.
Setelah beberapa dekade dan secara khusus sepuluh tahun berjalan dengan
kurikulum 1994, pola-pola lama bahwa guru menerangkan konsep, guru
memberikan contoh, murid secara individual mengerjakan latihan, murid
mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah hanya kegiatan rutin saja disekolah,
sementara bagaimana keragaman pikiran siswa dan kemampuan siswa dalam
mengungkapkan gagasannya kurang menjadi perhatian.
Para siswa umumnya belajar tanpa ada kesempatan untuk
mengkomunikasikan gagasannya, mengembangkan kreatifitasnya. Jawaban soal
seolah membatasi kreatifitas dari siswa karena jawaban benar seolah-olah
hanya otoritas dari seorang guru. Pembelajaran seperti paparan di atas akhirnya
hanya menghasilkan lulusan yang kurang terampil secara matematis dalam
menyelesaikan persoalah-persoalan seharai-hari. Bahkan pembelajaran model
di atas semakin memunculkan kesan kuat bahwa matematika pelajaran yang
sulit dan tidak menarik.

a. Ciri-ciri Kurikulum 2004 (KBK)


KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal.
2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi.
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi

b. Tujuan Kurikulum 2004


Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan nama
kurikulum berbasis kompetesi. Secara khusus model pembelajaran
matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain:
1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi
2) Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu,
membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan.

c. Kelebihan dan Kekurangan


Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi adalah:
1) Kelebihannya yaitu:
a) Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai
dengan standard performance yang telah ditetapkan, sebagai upaya
mempersiapkan kemampuan individu.
b) Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua
pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan
kebutuhan masa datang.
c) Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika
belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat
seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
d) Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai
mata pelajaran yang diajarkan.
2) Kekurangannya yaitu:
a) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal
indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling
mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan.
b) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan
standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru
untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
c) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-
kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.

4. Kurikulum Pendidikan Matematika Era Tahun 2007 (KTSP)


Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan “Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)”. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah
guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai
dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.
Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu
mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi
sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata
pelajaran,dihimpun menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung
jawab sekolah dibawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan daerah dan
wilayah setempat.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini
disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
tersebut diatas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,
diagram, dan media lain.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah
terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara
penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu
dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan
keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika banyak
diterapkan dalam teknologi informasi sebagai perluasan pengetahuan peserta
didik.
Berdasarkan PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

a. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2006 (KTSP)


Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan adalah:
1) Kelebihannya yaitu:
a) Secara teori memberikan otonomi secara luas pada sekolah
untukmengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam
meningkatkankualitas pendidikan sesuai dengan potensi di daerahnya.
b) Tenaga kependidikan termotivasi untuk meningkatkan kreatifitas
daninovasi. Untuk menggali potensi sekolah sehingga mampu menjadi
agenbagi pembangunan masyarakat yang mengakar pada potensi lokal.
c) Sekolah leluasa untuk ambil peranan dalam pendidikan
untukmembentuk siswa sebagai pengambil peranan dalam masyarakat.
d) Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada para siswa
untukmengembangkan dirinya di luar sekolah, karana telah
terjadipengurangan kepadatan jam pelajaran
2) Kekurangannya yaitu:
a) Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP
padakebanyakan satuan pendidikan yang ada
b) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
c) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara
Komprehensif baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di
lapangan
d) Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam
pelajaranakan berdampak berkurangnya pendapatan guru.

5. Kurikulum Pendidikan Matematika Era Tahun 2013


Pemerintah melakukan pemetaan kurikulum berbasis kompetensi yang
pernah diujicobakan pada tahun 2004 (curriculum based competency).
Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk
mengembangkan berbagai ranah pendidikan; pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur
pendidikan sekolah.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan
kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum
ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang
dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam
bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria
keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta
didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka
dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep
belajar tuntas dan pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus diberi
kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan
belajar masing-masing. Kurikulum 2013 terutama berorientasi pada perubahan
proses pembelajaran (yang semula dari siswa diberitahu menjadi siswa
mencaritahu) dan proses penilaian (dari berfokus pada pengetahuan melalui
penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan
output). Penambahan jam pelajaran sebagaimana halnya kecenderungan negara-
negara luar belakangan ini, seperti Knowledge is Power Program (KIPP) dan
Massachusettes Extended Learning Times (MELT).
Tema utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam
implementasi kurikulum, guru dituntut secara profesional merancang
pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir
pembelajaran,memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan
prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta
menetapkan kriteria keberhasilan.
Pengembangan kurikulum 2013 bersifat sistemik, fleksibel, dan kontekstual.
Dalam arti bahwa: pertama, kurikulum sebagai salah satu komponen
pendidikan akan saling tergantung dan saling mempengaruhi terhadap
komponen yang lainnya; kedua, kurikulum sebagai salah satu komponen
pendidikan dapat berubah dan/atau dirubah secara mudah sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan; dan ketiga, kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan
harus dapat menjadi instrumen penghubung antara konsep dan kenyataan.
Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan memiliki keterkaitan yang
signifikan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan yang terdiri atas
indikator input, proses, dan outcomes. Rangkaian logis hubungan antara
kurikulum dan pencapaian mutu pendidikan adalah: (1) adanya input yang
memiliki kesiapan mental untuk mempelajari berbagai kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum; (2) adanya proses pembelajaran yang didukung
dengan kurikulum, guru, buku pelajaran, dan peran orang tua; dan (3) adanya
outcomes yang berkualitas dan memenuhi standar sebagai produk dari
rangkaian proses sebelumnya.
Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai proses perubahan baik
kognitif, afektif, dan kognitif kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran
logika.

a. Ciri-ciri Matematika pada Kurikulum 2013


1) Objek yang dipelajari abstrak
Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika adalah angka atau
bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak
manusia.
2) Kebenaranya berdasarkan logika
Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran secara logika bukan
empiris. Artinya kebenarannya tidak dapat dibuktikan melalui eksperimen
seperti dalam ilmu fisika atau biologi. Contohnya nilai √-2 tidak dapat
dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada jawabannya
sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).
3) Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu
Pemberian atau penyajian materi matematika disesuaikan dengan
tingkatan pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam
mempelajari matematika harus secara berulang melalui latihan-latihan
soal.
4) Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya
Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi
sebelumnya. Contohnya ketika akan mempelajari tentang volume atau isi
suatu bangun ruang maka harus menguasai tentang materi luas dan
keliling bidang datar.
5) Menggunakan bahasa symbol
Dalam matematika penyampaian materi menggunakan simbol-simbol
yang telah disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan
menggunakan simbol “+” sehingga tidak terjadi dualisme jawaban.
6) Diaplikasikan dibidang ilmu lain
Materi matematika banyak digunakan atau diaplikasikan dalam bidang
ilmu lain. Misalnya materi fungsi digunakan dalam ilmu ekonomi untuk
mempelajari fungsi permintan dan fungsi penawaran.
7) Diterapkannya model pembelajaran saintifik
yang dikenal dengan 5M (Mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan).

b. Kelebihan dan Kekeurangan Kurikulum 2013


Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada Kurikulum 2013
adalah:
1) Kelebihannya yaitu:
a) Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b) Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan
hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai
kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
c) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang
telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
e) Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama
dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan
lain-lain.
2) Kekurangannya yaitu:
a) Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum
2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas,
padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari
guru.
b) Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan
kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih
kreatif,pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu,
sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka
cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan
dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi
menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
c) Kurangnya keterampilan guru merancang RPP
d) Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
e) Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar
disekolah terlalu lama
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perjalanan kurikulum nasional terus berubah, terkhusus pada kurikulum
matematika dari yang awalnya hanya mengamati dengan perubahan kurikulum
peserta didik yang harus mencari sumber-sumber yang ada. Perubahan kurikulum
pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni untuk memperbaiki kekurangan
yang ada pada kurikulum sebelumnya sehingga dapat tercipta suatu tatanan sistem
pendidikan di Indonesia yang lebih maju dan memiliki Sumber Daya Manusia
yang berkualitas sehingga nantinya dapat menciptakan kader-kader yang dapat
bersaing di kancah dunia.
Perubahan kurikulum terkadang bisa membuat subjek pendidikan binggung
terutama guru apalagi jika perubahan kurikulum dilakukan pada waktu yang
berdekatan dan ini akan berakibat pada peserta didik, dibalik kelemahan tersebut
perubahan kurikulum juga memiliki kelebihannya supaya dapat memperbaiki
system kurikulum sebelumnya yang dianggap kurang baik.

B. Saran
Harapan kita semua bahwa kurikulum yang baru tidak akan mengalami nasib
yang sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Akan tetapi mampu
memberikan pencerahan terhadap perubahan paradigma berpikir para pelaksana
dilapangana, serta mampu memfasilitasi dan membantu meningkatkan kompetensi
peserta didik sehingga mampu bersaing baik di kancah nasional maupun
internasional dengan bangsa-bangsa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Pengetahuan.2017. Perkembangan Kurikulum Matematika Sekolah. Diakses 17


Februari 2020, dari https://iillmu.blogspot.com/2017/09/perkembangan-
kurikulum-matematika.html
Matematika Lujeng. 2013. Perkembangan Kurikulum Matematika Sekolah Indonesia.
Diakses 17 Februari 2020, dari
https://matematikalujeng.blogspot.com/2013/02/perkembangan-kurikulum-
matematika.html
Meliana, Wenni. 2015. Kurikulum dan Perkembangan Kurikulum Matematika
Sekolah di Indonesia. Diakses pada 17 Februari 2020, dari
https://www.kompasiana.com/wennimtsm/556c455f4d7a61e6038b4569/kurikulu
m-dan-perkembangan-kurikulum-matematika-sekolah-di-indonesia
Nikotilawati, Rofa. 2015. Perbedaan Kurikulum Yang Pernah Ada di Indonesia.
Diakses pada 18 Februari 2020, dari
http://rofanikotilawati.blogspot.com/2015/11/perbedaan-kurikulum-yang-pernah-
ada-di_24.html
Rahmawati, Ruzi.2012. Perkembangan Kurikulum Matematika di Indonesia. Diakses
17 Februari 2020, dari
http://ruzirahmawati.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kurikulum-
matematika-di.html
Sidiq, Muhamad. 2018. Perkembangan Kurikulum Indonesia. Diakses pada 18
Februari 2020, dari
https://www.academia.edu/34684908/Perkembangan_Kurikulum_Indonesia
Triani, Rina. 2018. Kurikulum Pembelajaran Matematika (Kurikulum 2013). Diakses
pada 18 Februari 2020, dari
https://www.academia.edu/37596992/MAKALAH_KURIKULUM_PEMBELAJ
ARAN_MATEMATIKA_KURIKULUM_2013

Anda mungkin juga menyukai