FAJRUL FALAH
19070795023 – S2 Pendidikan Sains B 2019
A. Latar Belakang
Pada dasarnya perkembangan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu,
dewasa ini berkembang sangat pesat, baik secara teoretis maupun praktis. Jika
dahulu kurikulum tradisional lebih banyak terfokus pada mata pelajaran dengan
sistem penyampaian penuangan, maka sekarang kurikulum lebih banyak
diorientasikan pada dimensi-dimensi baru, seperti kecakapan hidup,
pengembangan diri, pembangunan ekonomi dan industry, era globalisasi,
dengan berbagai permasalahannya, politik, bahkan dalam praktiknya telah
menyentuh dimensi teknologi informasi dan komunikasi.
Kurikulum sendiri adalah sebagai kombinasi bahan untuk membentuk
kerangka isi materi serta metode belajar apa yang akan di terapkan oleh seorang
guru untuk menyampaikan pelajaran tersebut kepada siswa atau akan di
ajarkan kepada siswa di sekolah. Jika ingin membangun suatu bangsa, maka
bangunlah yang pertama sistem pendidikannya, dan jika anda ingin
membangun pendidikan, maka bangunlah yang tersendiri. Dengan demikian,
konsep kurikulum teknologis dapat berbentuk aplikasi teknologi pendidikan
dan dapat juga berbentuk penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak
dalam pendidikan. Prosedur pembelajaran didasarkan pada psikologi
behaviorisme dan teori stimulus-respons (S – R Bond). Artinya, tujuan yang
dirumuskan harus berbentuk perilaku (behavioral objective) yang dapat diukur
dan diamati serta diarahkan untuk menguasai sejumlah kompetensi (Lase. 2015)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perubahan kurikulum tersebut?
2. Bagaimana jenis-jenis perubahan kurikulum tersebut?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum?
2
4. Bagaimana sejarah kurikulum tahun 1994?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perubahan kurikulum.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis perubahan kurikulum.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum.
4. Untuk mengetahui sejarah kurikulum tahun 1994.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
Menurut zaini (2009) ada banyak factor yang mempengaruhi berubahnya
kurikulum yaitu :
1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain.
Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses pembelajaran,
walaupun pemikiran itu kadang hanyalah perubahan pada titik tekannya
saja. Misalnya mengenai active learningatau (CBSA),contextual learning,
quntum teaching-learning dan lain-lain, untuk dapat mengaktifkan seorang
individu siswa dan mengaktifkan kelompok.
Masyarakat adalah suatu komunitas yang dinamis dan akan selalu berubah,
baik perubahan kearah positif maupun negatif perubahan positif antara
lainadalah kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan pendidikan anak,
terutama lagi kalangan menengah ke atas, dengan menyediakan fasilitas
yang memadai seperti alat komunikasi, transportasi, komputer dan internet.
Perubahan kearah negatif sesungguhnya lebih banyak terjadi akibat efek
tidak baik karena kemudahan-kemudahan yang dialami oleh manusia
modern, seperti mudahnya berkomunikasi antar individu yang kemudian
disalahgunakan untuk kejahatan.
6
C. Sejarah Kurikulum Tahun 1994
a. Kurikulum 1994
Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Prof. Dr.
Ing Wardiman Djojonegoro seorang teknokrat yang menimba ilmu di jerman
barat bersama B. J Habibie. Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai
penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-
Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah
dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
8
Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke
hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-
pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa.
10
a) Pengalaman belajar;
b) Penghilangnya mata pelajaran PSPB pada tahun pelajaran 1996, dan
berubahnya mata pelajaran PMP menjadi PPKn (Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan).
12
c) Guna memperkuat bekal untuk memasuki perguruan tinggi, maka
bilamana siswa SMU hanya diberi kesempatan satu tahun untuk
mengikuti mata-mata pelajaran sebagaimana butir (b), tidaklah
mencukupi, sehingga sebagian besar kesempatan atau peluang
memasuki perguruan tinggiakan direbut oleh para siswa dari jurusan
IPA atau jurusan Matematika
14
Struktur Program Sekolah Menengah Umum (SMU) Kelas XII (IPS)
1. Penilaian Tertulis
2. Penilaian Lisan
b) Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang
mudah ke hal yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang
kompleks.
16
c) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
Daftar Pustaka
Lase, Famahato. 2015. Dasar Pengembangan Kurikulum Menjadi Pengalaman Belajar. Jurnal
PG-PAUD STIKIP Pahlawan Tuanku Tambusai. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2015,
130-140. Diakses (online) pada tanggal 21 Februari 2020
Muhammad Zaini. Pengembangan Kurikulum. (Yogyakarta : TERAS, 2009).
Nasution. 2009. Diakses (online) pada tanggal 21 Februari 2020