Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan pertolongannya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dengan
judul “Asumsi-Asumsi Sosiologis Dan Antropologis Pendidikan”. Dengan adanya
makalah ini penulis berharap kita semua agar lebih memperdalam pengetahuan
mengenai makna sosiologi dan antropologi dalam pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan kata atau kalimat dan tata
letak dalam makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan dan kekhilafan, baik
kata atau kalimat dan tata letak.
Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah ini, penulis berharap adanya
kritik dan saran yang membangun sangat agar menjadi acuan untuk penulisan
makalah dengan lebih baik lagi. Dan akhirnya makalah ini semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca, penyusun dan mahasiswa.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Kesimpulan.................................................................................................21
A. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pendidikan bagi orang tua, pendidik, dan para pemimpin pendidikan sesuai
dengan posisi dan peranan mereka. Dalam kajiannya, Suyata (2000)
mengemukakan bahwa setiap Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang
sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi
merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia dan studi sosiologi ini lebih menitik beratkan pada
masyarakat dan kehidupan sosialnya. Antropologi adalah suatu studi yang
mempelajari tentang kehidupan manusia baik dari segi fisik, sosial dan
budayanya.
Pendidikan tidak hanya bertujuan menghasilkan pribadi yang cerdas dan
terampil, tetapi juga menghasilkan pribadi yyang memilki nurani dan budi pekerti.
Tanpa adanya integritas pribadi, kecerdasan dan keterampilan bisa saja
disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan. Untuk itu, disadari pentingnya
pengembangan budi pekerti di pusat-pusat pendidikan, termasuk di sekolah.
Dalam kaitannya dengan upaya kualitas sekolah misalnya, sekurangnya
ada tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) proses belajar mengajar,
2) kepemimpinan dan manajemen sekolah, dan
3) kultur sekolah. Kultur sekolah belum banyak diangkat sebagai salah satu
faktor yang menentukan, termasuk dalam upaya pengembangan moral
siswa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
1. Untuk mengetahui definisi sosiologi dan antropologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan mempelajari sosiologi dan antropologi
pendidikan.
3. Untuk mengetahui implikasi sosiologi dan antropologi dalam pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
tersusun secara logis dan bertujuan menjelaskan hubungan-hubungan
sebab akibat sehingga dihasilkan teori
Bersifat kumulatif, artinya dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah
ada dengan memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori
yang lama
Bersifat nonetis, artinya tidak mempersoalkan baik-buruknya fakta
tertentu melainkan menjelaskan fakta tersebut secara analisis.
Dari pernyataan di atas dapat kami simpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan yang secara sistematik mempelajari masyarakat. Tujuan ilmu ini
adalah memahami, menjelaskan dan membagi-bagi proses interaksi sosial
manusia/individu ke dalam kelompok, masyarakat hingga global. Denga demikian
ilmu sosiologi secara mendalam mempelajari hubungan yang saling
mempengaruhi antara individu dengan masyarakat.
5
terapan. Ilmu sosiologi terapan dapat dibedakan menurut obyek studinya,
antara lain:
6
2. Definisi Ilmu Antropologi
7
pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam kalangannya
sendiri. Secara kasar aliranaliran dalam antropologi dapat digolongkan
berdasarkan atas berbagai universitas di beberapa negara tempat ilmu
antropologi berkembang yaitu terutama di Amerika Serikat, Inggris, Eropa
Tengah, Eropa Utara, Uni Sovyet5 , dan negara-negara yang sedang
berkembang”.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan ilmu Antropologi mempelajari
manusia dari sudut pandang berbeda, antara lain aspek asal usul, biologis,
kebudayaan pada masa pra sejarah dan masa modern saat ini yang disajikan
secara ilmiah dan logis.
1) Antropologi Budaya
8
nilai, pandangan terhadap realitas, dan penyesuaian lingkungan dengan
kelompok lainnya.
Hasil studi antropologi budaya yang cukup terkenal adalah
etnografi yaitu metode penggambaran kebudayaan manusia secara
menyeluruh, berdasarkan pengamatan lapangan yang intensif terhadap
pengetahuan, adat istiadat, dan institusi pada kelompok budaya tertentu.
Sehingga ahli antropologi budaya sering disebut dengan ethnographers.
2) Arkeologi
3) Antropologi Fisik/Biologi
4) Antropologi linguistic
9
Antropologi linguistik (sering hanya disebut ilmu Linguistik)
merupakan ilmu pengetahuan tentang bahasa. Namun ada kecenderungan
di beberapa perguran tinggi besar dan terkenal, ilmu bahasa merupakan
ilmu tersendiri terpisah dari antropologi. Tugas seorang ahli liguistik
adalah memahami struktur dan ketentuan dari suatu bahasa.
10
dan komunitas lebih luas
Menggunakan teknik partisipatif Menggunakan angket,
dan analisis kualitatif kuesioner, wawancara &
investigasi, serta analisis
kuantitatif
2. Perbedaan Paradigma
11
d. Pasca modernisasi atau fenomenologi (postmodernism atau
phenomenology). Menurut pandangan postmodernism, fenomena yang
terjadi di masyarakat tidak bisa dipandang secara kaku dan penuh
dengan asumsi-asumsi. Masyarakat mengalami evolusi atau
perkembangan dan dapat mengalami kepunahan secara natural.
12
2) Menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak pakar atau
orangyang beranggapan bahwa pendidikan memberikan peran yang
sangatbesarbagi kemajuan masyarakat. Sebab, dengan memiliki ijazah
yang tinggi, seseorang akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih
tinggi serta penghasilan yang lebih banyak.
3) Menganalisis status pendidikan di dalam masyarakat. Berdirinya suatu
lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan
tingkatan daerah tempat lembaga pendidikan berada.Misalnya, perguruan
tinggi bisa didirikan di tingkatprovinsi atau minimal kabupaten yang
cukup baik animo mahasiswanya.
4) Menganalisis partisipasi orang-orang terdidik dalam kegiatan sosial. Peran
atau aktivitas warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran tingkat
kemajuan suatu masyarakat. Orang-orang berpendidikan mudah untuk
berperan dalam masyarakat.
5) Menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan
pendidikan nasional harus bertolak dan dipulangkan pada filsafat hidup
bangsa tersebut.
6) Memberikan latihan-latihan yang efektif dalam bidang sosiologi kepada
guru atau orang yang terlibat dalam pendidikan sehingga memberikan
kontribusi yang tepat terhadap proses pendidikan.
13
kebudayaan tidak sama, tetapi berhubungan sangat erat. Masyarakat menjadi
kajian pokok antropologi. Jika diibaratkan sosiologi merupakan tanah untul
tumbuhanya kebidayaan. Kebidayaan selalu bercorak sesuai dengan masyarakat.
Masyarakat berhubungan dengan susunan serta proses hubungan antara manusia
dan golongan. Adapun kebudayaan berhubungan dengan isi/coral dari hubungan
antara manusia dan golongan. Oleh karena itu baik masyarakat atau kebudayaan
sangat penting bagi sosiologi dan antropologi. Hanya saja, penekanan keduanya
berbeda.
Dari masing-masing tujuan pembelajaran sosiologi pendidikan dan
antropologi pendidikan, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sosiologi-
antropologi pendidikan antara lain adalah agar kita :
1. Dapat melihat dengan jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun
anggota kelompok atau masyarakat.
2. Mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat dan dqpat melihat dunia
atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Semakin memahami norma, tradisi, kayakinan dan nilai-nilai yang dianut
oleh masyarakat lain.
4. Lebih tanggap, kritis dan nasional menghadapi gejala sosial masyarakat
yang semakin kompleks.
14
peranan. Dalam proses sosialisasi individu belajar untuk mengetahui peranan yang
harus dijalankannya serta peranan-peranan yang harus dijalankan orang lain.
Melalui penguasaan peranan-peranan yang ada dalam masyarakat ini individu
akan dapat berinteraksi dengan orang lain. Seseorang dikatakan melaksanakan
peranannya jika ia melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan statusnya.
Dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan atau untuk mencapai tujuan-
tujuannya, setiap individu maupun kelompok melakukan interaksi sosial. Dalam
interaksi sosial tersebut mereka melakukan berbagai tindakan sosial. Tindakan
sosial yang dilakukan individu hendaknya sesuai dengan status dan peranannya.
Implikasi terhadap konsep pendidikan menurut Pidarta (2009:191) adalah sebagai
berikut:
b. Tujuan Pendidikan
15
pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga
negara yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional maka sekolah seharusnya menjadi agen
pembangunan masyarakat. Agar tujuan dari pendidikan nasional bisa tercapai
perlu dibentuk badan kerja sama antara sekolah dengantokoh-tokoh
masyarakat, termasuk wakilwakil orang tua siswa, untuk ikut memajukan
pendidikan
c. Kurikulum Pendidikan
d. Proses Pendidikan.
16
mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan guna
mengembangkan kepribadian individu agar lebih membaik.
Dalam hal ini jika kita mengakaji bahwa sosiologi ini mengkaji prilaku
manusia dan hubungannya dengan personal lainya. Pada umumnya, seluruh
prilaku manusia dipelajarinya melalui hubungannya dengan manusia lain-nya baik
dirumah, sekolah tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya
17
dari dulu merupakan suatu proses transmisi dan transportasi kebudayaan yang
dilakukan oleh masyarakat, akan terjadi perbedaan di setiap masing-masing suku
bangsa dalam hal pelaksanaan pendidikan. Uno & Lamatenggo (2016)
menyatakan sebelum Indonesia di jajah Indonesia telah mempunyai landasan
antropologi yang kuat dalam proses pendidikannya.
Kemudian, sistem pendidikan melalui kurikulum yang telah diatur dan
disusun dengan rapi yang dibawa oleh bangsa Eropa setelah tiba di daerah
masyarakat Indonesia, membuat masyarakat tersebut memiliki cara pandang yang
berpedoman pada penerapan sistem pendidikan tersebut.
Perkembangan dan kemajuan masyarakat di setiap masing-masing suku
bangsa memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Tingkat perkembangan dan
kemajuan masyarakat di setiap masingmasing suku bangsa di Indonesia
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman tentang wawasan
kebangsaansetelah penjajahan yang berlangsung cukup lama.
Kemudian tentang tingkat kebutuhan, pola pikir, serta cara bertahan hidup
masyarakat juga dipengaruhi terhadap perbedaan perkembangan dan kemajuan
masyarakat di setiap masingmasing daerah. Misalnya tentang pendidikan antara
daerah masyarakat perkotaan dengan daerah masyarakat pedesaan.
Di daerah masyarakat perkotaan seperti halnya untuk kelas menengah ke
atas merupakan hal yang biasa menyekolahkan anaknya mulai dari tingkat dasar
sampai dengan tingkat perguruan tinggi, sedangkan pendidikan pada masyarakat
pedesaan untuk kelas menengah ke bawah merupakan hal yang sulit untuk
melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Selain karena faktor
pembiayaan, dalam masyarakat pedesaan anak dituntut juga menjadi pencari
nafkah dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
18
menyatakan bahwa biasanya hanya aspirasi golongan masyarakat
menengah ke atas yang menjadi tokoh-tokoh masyarakat dan jarang
ditemui masyarakat lapisan bawah dilibatkan dalam upaya menjaring data
dan informasi (Uno & Lamatenggo, 2016). Oleh karena itu, pengumpulan
data tidak akan akurat, karena data yang di ambil tidak mewakili kejadian
yang sebenarnya. Maka, dalam melakukan indentifikasi harus melibatkan
seluruh lapisan masyarakat baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat
perkotaan agar menjadi pertimbangan untuk memperoleh data dan
informasi yang benar dan akurat.
19
rumah tersebut tidak layak dijadikan sebagai tempat belajar. Suatu hal
yang menarik yang dilakukan masyarakat setempat, yaitu dengan
menyediakan makan setiap harinya untuk disajikan kepada guru yang
mengajar disekolah tersebut. Jika dibandingkan dengan gedung sekolah
yang megah dengan menggunakan pagar yang tinggi, memperlihatkan
suasana gedung sekolah yang seram sehingga masyarakat setempat enggan
dan segan untuk berpartisipasi didalam lingkungan tersebut.Dengan
adanya lingkungan mempengaruhi terhadap perbedaan geografis dan
sosiokultural dalam masyarakat seperti halnya letak daerah yaitu: daerah
pantai, daerah pegunungan, daerah tropis, derah subtropis, daerah subur,
daerah tandus, dan lain sebagainya juga memengaruhi terhadap perbedaan
pemahaman kebudayaan masyarakat tersebut baik dalam ide-ide atau pola
perilaku masyarakatnya. Kemudian perbedaan tersebut juga memengaruhi
sistem nilai dalam masyarakat yang juga akan memengaruhi proses
pendidikan. Pada umumnya, sistem nilai dari kebudayaan suatu
masyarakat bersifat abstrak sehingga upaya pendidikan yang berfungsi
mewariskan dan melestarikan sistem nilai oleh suatu masyarakat/bangsa
tidaklah dapat di lepaskan dari sistem nilai yang dianut oleh latar
masyarakat.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22