Anda di halaman 1dari 17

MAKALA,H

GEJALA JIWA DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. ATot Sugiri, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Dini Ziada turrahmah ( 60403070122013 )


Firgi Putra Hermawan ( 60403070122015 )
Merdiana Nursyamsiah ( 60403070122024 )

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


BINA MUTIARA SUKABUMI
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS SUKARAJA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengantar dan Gejala Jiwa
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Makalah pengantar dan gejala jiwa ini berisikan tentang pengertian
psikologi secara umum dan secara khusus, bentuk-bentuk gejala jiwa seperti
gejala kognitif, afektif dan psikomotorik dan yang terakhir gajala jiwa dalam
pengamatan, tanggapan, fantasi, dan ingatan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu
saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Saya
menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih
positif bagi kita semua.

Sukabumi, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Masalah.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Pengantar Psikologi Pendidikan....................................................................2

1. Pengertian Psikologi..................................................................................2

2. Definisi Pendidikan...................................................................................4

3. Definisi Psikologi Pendidikan...................................................................4

B. Pengantar Gejala Jiwa...................................................................................5

C. Macam-macam Gejala Jiwa..........................................................................5

1. Pengamatan...............................................................................................5

2. Tanggapan.................................................................................................6

3. Fantasi.......................................................................................................8

4. Ingatan.......................................................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ditinjau dari asal katanya, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti
jiwa, dan Ligos yang berarti ilmu.Jadi secara istilah, psikologi berarti ilmu jiwa
atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan.
Tetapi dalam sejarah perkembangannya , kemudian arti psikologi menjadi
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Ini di sebabkan karena jiwa yang
mengandung arti yang abstrak itu sukar untuk di pelajari secara objektif.Kecuali
itu, keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya hampir setiap tingkah
laku.Beragamnya pendapat para ahli psikologi tentang pengertian dari psikologi,
sehingga bisa di simpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan perbuatan individu dimana individu tersebut tidak
dapat di lepaskan dari lingkungannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud psikologi pendidikan?


2. Apa yang dimaksud dengan gejala jiwa?
3. Apa saja macam dan karakteristik gejala jiwa tersebut?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud psikologi.


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gejala jiwa.
3. Untuk mengetahui apa saja macam dan karakteristik gejala jiwa tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar Psikologi Pendidikan

1. Pengertian Psikologi

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata)
dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental.
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya
yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari
jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,
sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Ilmu psikologi adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mempelajari
tentang JIWA, baik mengenai macam, gejala, proses, maupun latar belakang.
Psikologi juga mempelajari tentang perbedaan Nyawa dan Jiwa. Nyawa
adalah daya jasmani yang adanya tergantung pada hidup jasmaniah dan
menimbulkan hidup badaniah (behavior), Perilaku yaitu perbuatan yang
ditimbulkan karena proses belajar. Jiwa adalah daya hidup rokhaniah yang
bersifat abstrak, menjadi penggerak dan pengatur bagi perbuatan manusia
(personal behavior).
Pengertian Psikologi secara umum adalah : psikologi mempelajari
gejala jiwa manusia yang normal dewasa dan beradab. Sedangkan Pengertian
Psikologi secara Khusus adalah : psikologi mempelajari sifat khusus dari
gejala jiwa manusia (mis: anak, perkembangan, criminal, psikopathologi,
psikologi kepribadian), psikologi masa. Dengan cara: Description
(menggambarkan), Explanation (penjelasan) prediction (meramalkan)
controling (pengontrolan/pengendalian) sedang yang menjadi obyek dalam
psikologi adalah jiwa.

Disini akan saya tuliskan beberapa definisi dari para ahli psikolog :

2
1.  Psikologi menyelidiki berbagai panca indra, pengalaman, perasaan,
pikiran dan kehendak (W. Wundt,1892)
2.  Psikologi mempelajari semua kesadaran, baik normal maupun
abnormal (James Angell, 1910)
3. Psikologi adalah ilmu mental termasuk fenomena yang sering kita
sebut sebagai perasaan, keinginan, kognisi, pikiran, keputusan dsb
(William James, 1980)
4. Psikologi merupakan analisis ilmiah mengenai proses mental dan
struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia (Richard
Mayer, 1981)
5. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia
(Edwin G. Boring dan Herbert S.Langefeld)
6. Ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup
terhadap lingkungannya (Garden Murphy)

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa


psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia,
baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak,
tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang
dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun
tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku.
Dengan demikian objek ilmu psikologi sangat luas. Karena luasnya objek
yang dipelajari psikologi, maka dalam perkembangannya ilmu psikologi
dikelompokkan dalam beberapa bidang, yaitu
1. Psikologi Perkembangan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku yang
terdapat pada tiap-tiap tahap perkembangan manusia sepanjang rentang
kehidupannya.
2. Psikologi Pendidikan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam situasi pendidikan.
3. Psikologi Sosial, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
berhubungan dengan masyarakat sekitarnya.

3
4. Psikologi Industri, ilmu yang mempelajari tingkah laku yang muncul
dalam dunia industri dan organisasi.
5. Psikologi Klinis, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang sehat
dan tidak sehat, normal dan tidak normal, dilihat dari aspek psikisnya.

2. Definisi Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata didik, mendidik berartimemelihara dan
membentuk latihan. Dalam kamus besar BahasaIndoneia (1991) Pendidikan
diartikan sebagai proses pengubahansikap dan tata laku seseorang atau
sekelompok orang dalam usahamendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Poerbakawatja dan Harahap dalam Muhibbin Syah (2001)menyatakan
bahwa pendidikan merupakan usaha secara sengajadari orang dewasa
untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai
kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Dari
definisi-definisi tersebut diatas dapat penulissimpulkan bahwa pendidikan
adalah suatu usaha yang dilakukansecara sadar dan sengaja untuk mengubah
tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk
mendewasakanmanusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan

3. Definisi Psikologi Pendidikan

Whiterington (1978) mendefinisikan psikologi pendidikansebagai studi


sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktoryang berhubungan dengan
pendidikan manusia.
Sumadi Suryabrata (1984) mendefinisikan psikologi pendidikan
sebagai pengetahuan psikologi mengenai anak didikdalam situasi pendidikan.
Elliot dkk.(1999) menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan
penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar,
motivasi, pengajaran dan permasalahan yangmuncul dalam dunia pendidikan.
Dari bebrapa definisi yang telah disampaikan, dapat disimpulkan
bahwa psikologi pendidikan adalah suatu penerapandari ilmu psikologi yang

4
diterapkan dalam dunia pendidikan.Dalam psikologi pendidikan ini dibahas
tentang pengubahan sifatdan pendewasaan manusia melalui proses
pembelajaran dan palatihan.

B. Pengantar Gejala Jiwa

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang


mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan
lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental yang mendasari
perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah memahami perilaku siswa
jika kita memahami proses mental yang mendasari perilaku siswa tersebut.
Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental tersebut, maka dalam
bab ini akan dijelaskan beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi
pada manusia, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Proses
mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.

C. Macam-macam Gejala Jiwa

1. Pengamatan

Pengamatan merupakan usaha manusia untuk mengenal dunia nyata,


baik mengenai dirinya sendiri maupun dunia sekitar di mana dia berada,
dengan caramelihatnya, mendengarnya, membaunya, merabanya atau
mengecapnya. Cara-cara mengenal objek tersebut disebut dengan mengamati,
sedangkan melihat, mendengar dan seterusnya itu merupakan modalitas
pengamatan. Dengan kata lain, modalitas pengamatan dibedakan berdasarkan
panca indera yang kita gunakan untuk mengamati.
Dunia pengamatan biasanya dilukiskan menurut aspek pengaturan
tertentu, agar subjek dapat melakukan orientasi secara baik. Aspek pengaturan
tersebut adalah:
a. Pengaturan menurut sudut pandang ruang. Menurut sudut pandang ini,
dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: atas-bawah,
kanan-kiri, jauh-dekat, tinggi-rendah, dan sebagainya. Misalnya Nela
belajar, di mana?

5
b. Pengaturan menurut sudut pandang waktu. Menurut sudut pandang ini,
dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: masa lampau,
masa kini dan masa yang akan datang serta berbagai variasi waktu.
Misalnya ada pengumuman akan ada ujian, kapan?
c. Pengaturan menurut sudut pandang Gestalt. Menurut sudut pandang ini,
dunia pengamatan atau objek yang kita amati memiliki arti jika dipandang
sebagai kesatuan yang utuh. Misalnya melihat sekolah, harus dilihat
sebagai sebuah bangunan yang utuh, bukan sekedar kumpulan dari
batubata, semen, genteng dan sebagainya.
d. Pegaturan menurut sudut pandang arti. Menurut sudut pandang ini, objek
yang kita amati dilukiskan berdasarkan artinya bagi kita. Jika dilihat secara
fisik, bangunan sekolah dengan kantor kecamatan atau rumah sakit
mungkin relatif sama, tapi memiliki arti yang sangat berbeda (Suryabrata,
1990, hal 19-20).

2. Tanggapan

Menurut Bigot (dalam Suryabrata, 1990), tanggapan didefinisikan


sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan
pengamatan terhadap suatu objek. Karena itu tanggapan juga sering disebut
sebagai bayangan.
Dalam proses pengamatan terjadilah gambaran dalam jiwa seseorang.
Ternyata gambaran sebagai hasil proses pengamatan tidak langsung hilang
setelah pengamatan selesai. Manusia mempunyai kemampuan-kemampuan
lain di samping kemampuan untuk mengadakan persepsi, yaitu kemampuan
membayangkan atau menanggap kembali hal-hal yang telah diamatinya itu.
Kemampuan tersebut juga menunjukkan bahwa gambaran yang terjadi pada
saat pengamatan tidak hilang begitu saja, tetapi dapat disimpan dalam jiwa
individu tersebut.
Proses menanggap atau membayangkan kembali merupakan
representasi, yaitu membayangkan kembali atau menimbulkan kembali
gambaran yang ada pada saat pengamatan. Baik pada pengamatan maupun

6
dalam tanggapan, keduanya dapat membentuk gambaran, tetapi pada
umumnya gambaran yang ada pada pengamatan lebih jelas dan lebih lengkap
dibandingkan gambaran pada tanggapan. Untuk memudahkan kita dalam
memahami perbedaan antara pengamatan dan tanggapan, berikut ini akan
disajikan perbandingan antara pengamatan dan tanggapan:

Tabel 1. Perbedaan Antara Pengamatan dan Tanggapan


Pengamatan Tanggapan
1. Cara tersedianya objek disebut 1. Cara tersedianya objek disebut
presentasi representasi
2. Objek yang sesungguhnya ada 2. Objek yang sesungguhnya tidak
3. Objek ada bagi setiap orang ada.
4. Terikat pada tempat, keadaan 3. Objek hanya ada pada dan bagi
dan waktu subjek yang menanggap
4. Terlepas dari tempat, keadaan dan
waktu

Pengamatan maupun tanggapan merupakan bagian dari proses


perolehan pengertian dengan melalui urutan sebagai berikut:

1) Pengamatan
2) Bayangan pengiring
3) Bayangan eidetik
4) Tanggapan
5) Pengertian

Bayangan pengiring adalah merupakan bayangan yang muncul


setelah kita melihat suatu warna (Suryabrata, 1990). Bayangan pengiring pada
umumnya hanya berjalan sebentar saja, yang segera timbul mengiringi proses
pengamatan setelah pengamatan itu berakhir. Bayangan pengiring ada dua
macam, yaitu:
(1) Bayangan pengiring positif, yaitu bayangan pengiring yang sama dengan
warna objeknya

7
(2) Bayangan pengiring negatif, yaitu bayangan pengiring yang tidak sama
dengan warna objeknya, melainkan seperti warna komplemen dari objek
tersebut.

Bayangan eidetik adalah bayangan yang terang dan jelas seperti


menghadapi objeknya sendiri (Walgito,1997). Apabila orang tidak dapat
membedakan pengamatan dengan bayangan, maka orang akan mengalami
halusinasi. Pada bayangan eidetik sekalipun bayangan tersebut sangat jelas
seperti padapengamatan, namun individu masih menyadari bahwa hal tersebut
hanyalah merupakan bayangan saja. Jadi individu sadar bahwa stimulus pada
waktu itu tidak ada, sekalipun bayangannya sangat jelas. Hal tersebut tidak
terdapat pada orang yang menderita halusinasi, karena dia tidak menyadari
bahwa itu hanya bayangan saja.

3. Fantasi

Fantasi didefinisikan sebagai kemampuan jiwa untuk membentuk


tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru dengan pertolongan
tanggapan-tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan yang baru tersebut tidak
harus sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada (Suryabrata, 1990;
Walgito, 1997).
Fantasi dapat berlangsung dengan disadari maupun tidak disadari.
Secara disadari apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya,
sedangkan secara tidak disadari apabila individu tidak secara sadar telah
dituntun oleh fantasinya. Fantasi yang disadari sering dibedakan antara fantasi
menciptakan dan fantasi yang dipimpin. Fantasi yang menciptakan merupakan
jenis fantasi yang menciptakan tanggapan-tanggapan yang benar-benar
baru.Misalnya seorang siswa yang membuat sebuah karangan berdasarkan
fantasinya. Sementara itu fantasi yang dipimpin merupakan jenis fantasi yang
dituntun atau mengikuti gambaran orang lain. Misalnya seorang murid yang
membaca cerita kemudian membayangkan tempat-tempat baru berdasarkan
cerita yang dibacanya.

8
Berdasarkan caranya orang berfantasi, fantasi dibedakan menjadi tiga,
yaitu fantasi dengan mengabstraksikan, mendeterminasikan dan
mengombinasikan. Fantasi bersifat mengabstraksikan, jika orang berfantasi
dengan mengabstraksikan beberapa bagian, sehingga ada bagian-bagian yang
dihilangkan. Misalnya bagi anak yang belum pernah melihat padang pasir,
maka untuk menjelaskannya dipakai bayangan hasil pengamatan melihat
lapangan. Dalam berfantasi maka anak tersebut diminta membayangkan
lapangan tanpa ada rumputnya. Fantasi bersifat mendeterminasikan, jika
dalam berfantasi itu sudah ada semacam bayangan tertentu, lalu diisi dengan
gambaran lain. misalnya bayangan danau yang diperbesar menghasilkan
gambaran tentang lautan. Fantasi bersifat mengombinasikan jika
menggabungkan bagian dari tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain.
Misalnya berfantasi tentang ikan duyung dengan menggabungkan kepala
seorang wanita dengan badan seekor ikan.

4. Ingatan

Segala macam belajar melibatkan ingatan. Jika individu tidak dapat


mengingat apapun mengenai pengalamannya, dia tidak akan dapat belajar
apaapa. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan
pengalaman denganmasa lampau (Walgito, 1997). Dengan adanya
kemampuan untukmengingat, manusia mampu untuk menyimpan dan
menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya. Walaupun begitu,
tidak semua yang pernah dialami oleh manusia akan dapat ditimbulkan
kembali. Dengan kata lain, kadang-kadang terdapat hal-hal yang tidak dapat
diingat kembali.
Para ahli membedakan tiga tahapan dalam ingatan, yaitu memasukkan
pesan dalam ingatan (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat
kembali (retrieval) (Atkinson, dkk,1997). Karena itu, maka biasanya ingatan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk memasukkan, menyimpan dan
mengingat kembali pesan-pesan.

9
Penyusunan Kode Penyimpanan Pengingatan kembali

Memasukkan dalam Mempertahankan Memperoleh


Ingatan dalam ingatan ingatan

Fungsi memasukkan dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:

1) Memasukkan dengan cara tidak disengaja. Dengan cara ini apa yang
dialami, dengan tidak disengaja dimasukkan dalam ingatan.
2) Memasukkan dengan cara sengaja. Dengan cara ini individu sengaja
memasukkan pengalaman-pengalaman, pengetahuan-pengetahuan ke
dalam ingatannya.

Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli,


ternyata terdapat perbedaan kemampuan individu untuk memasukkan pesan-
pesan ke dalam ingatan. Ada orang yang dengan cepat, namun ada juga yang
lambat dalam memasukkan pesan. Demikian juga halnya dengan materi yang
dimasukkan, ada yang mampu untuk memasukkan banyak pesan, namun ada
juga yang hanya mampu memasukkan sedikit pesan.
Dalam tahapan penyimpanan, individu mempertahankan dan
menyimpan pesan dalam ingatan selama beberapa waktu sampai saatnya
ditimbulkan kembali. Karena itu masalah yang timbul dalam hal ini adalah
bagaimana agar pesan yangtelah dimasukkan tersebut dapat disimpan dengan
baik, sehingga pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali dengan mudah
bila dibutuhkan. Tahapan yang ketiga, yaitu mengingat kembali merupakan
kemampuan untuk menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam
ingatan. Kemampuan untuk menimbulkan kembali ini dibedakan menjadi dua,
yaitu mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize).
Pada mengingat kembali, individu menimbulkan kembali apa yang diingat
tanpa adanya stimulus, sedangkan pada mengenal kembali orang
menimbulkan kembali apa yang diingat dengan kehadiran objeknya.
Dalam membahas ingatan, maka orang tidak bisa meniadakan
kelupaan. Karena apa yang diingat merupakan apa yang tidak dilupakan, dan

10
apa yang dilupakan adalah apa yang tidak diingat. Sehubungan dengan
kelupaan tersebut, terdapat dua teori yang dapat menjelaskan terjadinya
kelupaan:

1) Teori atropi

Menurut teori ini kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau


memory traces telah lama tidak ditimbulkan kembali, sehingga mengendap
dan pada akhirnya orang lupa.

2) Teori interferensi

Menurut teori ini kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau


memory traces saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikanadalah


suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan.
Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahansifat dan
pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan palatihan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi merupakanilmu yang
mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia.Perilaku manusia akan
lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses mental yang mendasari
perilaku tersebut. Demikian juga kita akanlebih mudah memahami perilaku siswa
jika kita memahami prosesmental yang mendasari perilaku siswa tersebut
Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental tersebut, maka dalam
bab ini akandijelaskan beberapa akfivitas atau proses mental yang umum terjadi
padamanusia, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.Proses
mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.
Macam-macam gejala jiwa yang dibahas yaitu terbagi menjadi 4 yaitu :
Pengamatan, tanggapan, fantasi dan ingatan.

B. Saran

Demikian makalah pengantar dan gejala jiwa ini disusun dengan bentuk
yang sederhana, tentunya dengan harapan mudah di mengerti dan dipahami
sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran bagi
mahasiswa khususnya dilingkungan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar atau
perguruan tinggi pada umumnya. Penulis menyadari bahwa isi makalah ini belum
mencapai tahap kesempurnaan, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran
yang membangun dan penyempurnaan isi makalah ini. telah membantu dan

12
mendukung tersusunya makalah pengantar dan gejala jiwa saya ucapkan terima
kasih dan semoga bermanfaat bagikita semua. Amiiinn.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, K. (1990). Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.

Purwanto, M. N. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Putri, Y. E. (2017). Gejala-Gejala Jiwa dalam Psikologi Pendidikan.


https://www.academia.edu/9600686/Gejala_Gejala_Jiwa_dalam_Psikolog
i_Pendidikan. Diakses pada 7 oktober 2022.

Rosmayanti. (2013). Gejala Pengenalan. Jakarta: http://jurusan-


pai.blogspot.com/p/blog-page_7.html. Diakses pada 7 oktober 2022

Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta. : UNY Press.

14

Anda mungkin juga menyukai