Islam adalah agama dakwah yang berfungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi seluruh manusia, karenanya Islam harus disampaikan kepada seluruh manusia, sehingga diperlukan orang yang mampu dan mau menyampaikannya. Dakwah adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam diri manusia suatu pemahaman, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepada manusia tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan atau motivasi, rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi kepentingan pribadinya sendiri, dan bukan untuk kepentingan da’i Dari segi etimologi, kata ad-da’wah berarti memanggil, mengundang, mengajak, memahami, memberi motivasi agar orang lain mau berbuat, dan berkumpul
Kata yang sering disepadankan dengan Dakwah:
1) Tabligh, adalah menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan tuntunan al- Qur’an dan Sunnah Rasul (Qs. Ali Imran: 20). 2) Al-Irsyad, maksudnya mencerdaskan dan menjadikan orang agar pintar akan sesuatu. 3) al-Wa’dzu, adalah memberi pelajaran dengan contoh yang baik. 4) Propaganda, adalah usaha untuk mendapatkan kepercayaan atau penganut. Tetapi kemudian penggunaan kata propaganda berubah menjadi sesuatu yang negatif. 5) Publisistik, adalah salah satu bentuk penyiaran atau segala penyajian berita dengan menggunakan alat elektronik, media cetak, atau semua bentuk media massa. Proses Dakwah Islam Sebagai Perilaku Keberagamaan Islam Internalisasi: proses tahu-kenal dan pengamal ajaran Islam pada tingkat intraindividu muslim atau diri sendiri, (Proses penaklukan Ilham Taqwa)
transmisi: proses memberi tahu atau mengenalkan
dan membimbing pengamalan ajaran Islam terhadap seorang individu, dua orang individu, tiga orang individu, dan kelompok kecil dan memberi solusi problem psikologisnya (istisyfâ). Dapat dilakukan dengan Khutbah jum'ah, idul fitri, idul adha, istisqa, gerhana matahari, gerhana bulan, wukuf, dan tabligh difusi: proses penyiaran dan penyebarluasan ajaran Islam dengan bahasa lisan melalui macam-macam media elektronik kepada orang banyak, dapat secara serentak dan tidak serentak, dalam suasana tidak bertatap-muka, dan dapat pula bersifat 'interaktif-dialogis.' Selain itu, difusi dilakukan dengan bahasa tulisan melalui media cetak, dan menghadirkan Islam kepada komunitas tertentu di tempat non muslim transformasi: poses mengubah pengetahuan ajaran Islam ke dalam pengamalannya (ahsan 'amal) berupa pelembagaan dan pengelolaan kelembagaan Islam, yang diwujudkan ke dalam pemberdayaan (taghyîr, tamkîn) sumber daya insani (muslim), lingkungan hidup, dan ekonomi umat. dalam prosesnya melibatkan unsur subyek (da'i), obyek (mad'u), media (washîlah), metode (ushlûb), pesan (maudhû), dan berlangsung dalam rentangan ruang dan waktu, Kategori Konteks Dakwah Interkasi Kategori Konteks Da'i Mad'u 1. Da'wah nafsiyah Diri sendiri Diri sendiri 2. Da'wah Fardiyah Seorang Seorang, dua orang, dan tiga orang 3. Da'wah Fi'ah Qalîlah Seorang Kelompok kecil 4. Da'wah Fi'ah Seorang Kelompok besar Katsîrah 5. Da'wah Jamâ'ah atau Sekelompok Kelompok/jama’ah Hizbiyyah organisasi Islam 6. Da'wah Ummah Seorang Khalayak, public INTI BENTUK-BENTUK DAKWAH 1. Irsyâd, didalamnya berisikan ibtidâ bi al-nafs, ta'lîm, tawjîh, mau'izhah, nashîhah, dan istisyfâ, kemudian disebut pula sebagai Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI). 2. Tablîgh Islam, didalamnya berisikan khithâbah dîniyyah, khithâbah ta'tsîriyyah, seni Islam, dan futûhât, disebut pula sebagai Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). 3. Tadbîr Islam, didalamanya berisikan pelembagaan dan pengelolaan kelembagaan Islam, yaitu majelis ta'lim, ta'mir masjid, organisasi kemasyarakatan Islam, organisasi siyasah Islami, wisata religius Islam (haji, umrah, dan ziarah), dan sumber dana Islam berupa ZIS, disebut pula sebagai ilmu Manajemen Dakwah (MD). 4. Tamkîn/tathwîr Islam, didalamnya berisikan pemberdayaan SDI (Sumber Daya Insani), lingkungan hidup, dan ekonomi umat, disebut pula sebagai ilmu Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). • pengembangan ilmu konseling Islami merupakan pengembangan ilmu tentang cara-cara berdakwah professional, dakwah fardhiah (dakwah perorangan), dakwah dengan cara-cara persuasif dengan terlebih dahulu mendengar keluhan, permasalahan, pemikiran dan harapan-harapan dari mad'u-nya, untuk kemudian direspon melalui teknik bicara (wawancara konseling) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi mad'u-nya (kliennya). Dasar–Dasar Bimbingan dan Penyuluhan islam
Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk memberi
petunjuk (bimbingan) kepada orang lain:
“Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa
untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.” (Qs. al-An’am : 154) “(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo’a “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (Qs. Al-Kahfi : 10) Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk memberi nasehat (konseling) kepada orang lain :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Qs. Al-Ashr : 1-3). Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan islam 1) Fungsi preventif: yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. 2) Fungsi kuratif atau korektif: yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya. 3) Fungsi preservatif: yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) agar tidak kembali menjadi tidak baik (menimbulkan masalah kembali). 4) Fungsi developmental atau pengembangan: yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar semakin baik Adapun tujuan bimbingan dan penyuluhan Islam adalah sebagai berikut:
1) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan
jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak, dan damai (muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah), dan mendapatkan pencerahan taufik hidayah Tuhannya (mardhiyah). 2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial, dan alam sekitaranya. 3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolongmenolong, dan rasa kasih sayang. 4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya. Dakwah Melalui BPI Penyebaran ajaran Islam yang lebih spesifik di kalangan sasaran tertentu. Dengan menampilkan hubungan personal antara konselor dan konseli yang lebih berorientasi pada pemecahan masalah individual yang dialami konseli, sedangkan pembimbing memberikan arahan solusi pemecahan masalah tersebut. Di samping itu, juga mencakup penyebarluasan agama Islam dikalangan kelompok tertentu dengan suatu pesan tertentu. Kegiatan spesifik Penyuluh Agama
• Memberikan Pelayanan Bimbingan Ibadah
• Memberikan Pelayanan Bimbingan Do’a • Memberikan Pelayanan Bimbingan Akhlak • Memberikan Pelayanan Bimbingan Talqin • Memberikan Pelayanan Pengurusan Jenazah • Bila model dakwah yang dikembangkan oleh BPI menjadi sebuah profesi maka akan terwujud seorang da’i yang konselor atau konselor yang da’i. Pendekatan yang adapat digunakan dalam membahaskan Dakwah 1) Wawancara; salah satu cara yang dilakukan untuk mengungkapkan fakta-fakta kejiwaan seseorang (audiens), yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sesungguhnya kejiwaannya, dan pesan dakwah yang tepat baginya 2) Group Guidance; yaitu cara memahami keadaan audiens melalui kegiatan kelompok, seperti diskusi, seminar, dialog alternatif, atau dinamika kelompok (group dinamics) 3) Observasi; adalah suatu cara untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan sikap atau perilaku audiens, dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung 4) Directive (mengarahkan) dan Non Directive (tidak mengarahkan) tergantung bagaimana kondisi audiens yang sedang dihadapi. 5) Rasional-Emotif; adalah bentuk pendekatan yang digunakan untuk menunjukkan dan menyadarkan orang yang dibimbing bahwa cara berfikir yang tidak logis itulah penyebab gangguan mentalnya 6) Konseling Klinikal; adalah pendekatan yang memandang manusia secara keseluruhan (fisik dan psikisnya) tanpa membedakan status sosialnya. Penyuluhan Agama dapat dilaksanakan atas dasar berikut: 1. Tidak terbatas pada ruang tertentu, artinya tempat pelaksanaan penyuluhan dapat di pilih yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta dapat dilakukan dimana saja. 2. Tidak terikat kurikulum tertentu, artinya penyampaian isi atau materi Penyuluhan dan target waktunya ditentukan oleh tingkat kemampuan dan keadaan masyarakat (umat). 3. Materi yang disampaikan didasarkan atas dasar kebutuhan masyarakat (umat), biasanya menyangkut segi-segi praktis dalam persoalan agama dan sosial kemasyarakatan yang berkaitan dengan aplikasi ajaran agama. 4. Sasaran tidak terbatas pada keseragaman umur, artinya tidak mengenal pembagian sasaran atas dasar tingkat umur 5. Tidak bersifat paksaan, artinya dalam menyampaikan sesuatu kepada masyarakat (umat) sifatnya sukarela dan tidak ada paksaan, sehingga masyarakat (umat) bebas memilih dan menentukan persoalan yang menjadi pembahasan sesuai dengan kebutuhan masing- masing. 6. Tidak ada ketentuan sanksi atas suatu hal, artinya masyarakat yang menjadi sasaran bukan murid sebagaimana dalam pendidikan formal 7. Tidak ada ketentuan Waktu penyuluhan, yakni selama ada sesuatu yang perlu disampaikan kepada masyarakat (umat) maka Penyuluhan terus berlangsung, bahkan bisa jadi tidak akan pernah berhenti. • penyuluhan agama dapat digunakan sebagai alat rekayasa sosial masyarakat (umat) sehingga berkemampuan membentuk pola perilaku tertentu masyarakat, dalam jangka waktu tertentu, sebagai syarat untuk dapat memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat (umat).