Anda di halaman 1dari 20

BPI DALAM MELAKSANAKAN DAKWAH

Irwanto Gani, S.Pd., M.Pd


Islam adalah agama dakwah yang
berfungsi sebagai rahmat dan
nikmat bagi seluruh manusia,
karenanya Islam harus disampaikan
kepada seluruh manusia, sehingga
diperlukan orang yang mampu dan
mau menyampaikannya.
Dakwah adalah suatu kegiatan ajakan baik
dalam bentuk lisan, tulisan, maupun tingkah
laku yang dilakukan secara sadar dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain baik
secara individual maupun secara kelompok agar
timbul dalam diri manusia suatu pemahaman,
kesadaran, sikap, penghayatan serta
pengamalan terhadap ajaran agama sebagai
message yang disampaikan kepada manusia
tanpa adanya unsur-unsur paksaan.
Esensi dakwah adalah terletak pada
ajakan, dorongan atau motivasi,
rangsangan serta bimbingan terhadap
orang lain untuk menerima ajaran
agama dengan penuh kesadaran demi
kepentingan pribadinya sendiri, dan
bukan untuk kepentingan da’i
Dari segi etimologi, kata ad-da’wah berarti memanggil, mengundang, mengajak,
memahami, memberi motivasi agar orang lain mau berbuat, dan berkumpul

Kata yang sering disepadankan dengan Dakwah:


1) Tabligh, adalah menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan tuntunan al-
Qur’an dan Sunnah Rasul (Qs. Ali Imran: 20).
2) Al-Irsyad, maksudnya mencerdaskan dan menjadikan orang agar pintar akan
sesuatu.
3) al-Wa’dzu, adalah memberi pelajaran dengan contoh yang baik.
4) Propaganda, adalah usaha untuk mendapatkan kepercayaan atau penganut.
Tetapi kemudian penggunaan kata propaganda berubah menjadi sesuatu
yang negatif.
5) Publisistik, adalah salah satu bentuk penyiaran atau segala penyajian berita
dengan menggunakan alat elektronik, media cetak, atau semua bentuk media
massa.
Proses Dakwah Islam Sebagai Perilaku
Keberagamaan Islam
Internalisasi: proses tahu-kenal dan pengamal ajaran
Islam pada tingkat intraindividu muslim atau diri
sendiri, (Proses penaklukan Ilham Taqwa)

transmisi: proses memberi tahu atau mengenalkan


dan membimbing pengamalan ajaran Islam terhadap
seorang individu, dua orang individu, tiga orang
individu, dan kelompok kecil dan memberi solusi
problem psikologisnya (istisyfâ). Dapat dilakukan
dengan Khutbah jum'ah, idul fitri, idul adha, istisqa,
gerhana matahari, gerhana bulan, wukuf, dan tabligh
difusi: proses penyiaran dan penyebarluasan ajaran Islam
dengan bahasa lisan melalui macam-macam media elektronik
kepada orang banyak, dapat secara serentak dan tidak
serentak, dalam suasana tidak bertatap-muka, dan dapat pula
bersifat 'interaktif-dialogis.' Selain itu, difusi dilakukan dengan
bahasa tulisan melalui media cetak, dan menghadirkan Islam
kepada komunitas tertentu di tempat non muslim
transformasi: poses mengubah pengetahuan ajaran Islam ke
dalam pengamalannya (ahsan 'amal) berupa pelembagaan
dan pengelolaan kelembagaan Islam, yang diwujudkan ke
dalam pemberdayaan (taghyîr, tamkîn) sumber daya insani
(muslim), lingkungan hidup, dan ekonomi umat.
dalam prosesnya melibatkan unsur subyek (da'i), obyek
(mad'u), media (washîlah), metode (ushlûb), pesan (maudhû),
dan berlangsung dalam rentangan ruang dan waktu,
Kategori Konteks Dakwah
Interkasi
Kategori Konteks
Da'i Mad'u
1. Da'wah nafsiyah Diri sendiri Diri sendiri
2. Da'wah Fardiyah Seorang Seorang, dua orang,
dan tiga orang
3. Da'wah Fi'ah Qalîlah Seorang Kelompok kecil
4. Da'wah Fi'ah Seorang Kelompok besar
Katsîrah
5. Da'wah Jamâ'ah atau Sekelompok Kelompok/jama’ah
Hizbiyyah organisasi Islam
6. Da'wah Ummah Seorang Khalayak, public
INTI BENTUK-BENTUK DAKWAH
1. Irsyâd, didalamnya berisikan ibtidâ bi al-nafs, ta'lîm, tawjîh,
mau'izhah, nashîhah, dan istisyfâ, kemudian disebut pula
sebagai Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI).
2. Tablîgh Islam, didalamnya berisikan khithâbah dîniyyah,
khithâbah ta'tsîriyyah, seni Islam, dan futûhât, disebut pula
sebagai Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
3. Tadbîr Islam, didalamanya berisikan pelembagaan dan
pengelolaan kelembagaan Islam, yaitu majelis ta'lim, ta'mir
masjid, organisasi kemasyarakatan Islam, organisasi siyasah
Islami, wisata religius Islam (haji, umrah, dan ziarah), dan
sumber dana Islam berupa ZIS, disebut pula sebagai ilmu
Manajemen Dakwah (MD).
4. Tamkîn/tathwîr Islam, didalamnya berisikan pemberdayaan SDI
(Sumber Daya Insani), lingkungan hidup, dan ekonomi umat,
disebut pula sebagai ilmu Pengembangan Masyarakat Islam
(PMI).
• pengembangan ilmu konseling Islami merupakan
pengembangan ilmu tentang cara-cara berdakwah
professional, dakwah fardhiah (dakwah
perorangan), dakwah dengan cara-cara persuasif
dengan terlebih dahulu mendengar keluhan,
permasalahan, pemikiran dan harapan-harapan
dari mad'u-nya, untuk kemudian direspon melalui
teknik bicara (wawancara konseling) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
mad'u-nya (kliennya).
Dasar–Dasar Bimbingan dan Penyuluhan islam

Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk memberi


petunjuk (bimbingan) kepada orang lain:

“Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa


untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat
kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai
petunjuk dan rahmat agar mereka beriman (bahwa) mereka akan
menemui Tuhan mereka.” (Qs. al-An’am : 154)
“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung
ke dalam gua, lalu mereka berdo’a “Wahai Tuhan kami berikanlah
rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami
petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (Qs. Al-Kahfi : 10)
Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk
memberi nasehat (konseling) kepada orang lain :

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar


dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan dan saling menasehati
untuk kebenaran dan saling menasehati untuk
kesabaran (Qs. Al-Ashr : 1-3).
Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan
Penyuluhan islam
1) Fungsi preventif: yakni membantu individu menjaga atau
mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
2) Fungsi kuratif atau korektif: yakni membantu individu
memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau
dialaminya.
3) Fungsi preservatif: yakni membantu individu menjaga agar
situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung
masalah) menjadi baik (terpecahkan) agar tidak kembali
menjadi tidak baik (menimbulkan masalah kembali).
4) Fungsi developmental atau pengembangan: yakni
membantu individu memelihara dan mengembangkan
situasi dan kondisi yang telah baik agar semakin baik
Adapun tujuan bimbingan dan penyuluhan Islam adalah sebagai berikut:

1) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan


jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak, dan damai (muthmainnah), bersikap
lapang dada (radhiyah), dan mendapatkan pencerahan taufik hidayah Tuhannya
(mardhiyah).
2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku
yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga,
lingkungan kerja maupun lingkungan sosial, dan alam sekitaranya.
3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul
dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolongmenolong, dan rasa kasih
sayang.
4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan
mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya.
Dakwah Melalui BPI
Penyebaran ajaran Islam yang lebih spesifik di
kalangan sasaran tertentu. Dengan menampilkan
hubungan personal antara konselor dan konseli
yang lebih berorientasi pada pemecahan masalah
individual yang dialami konseli, sedangkan
pembimbing memberikan arahan solusi
pemecahan masalah tersebut. Di samping itu, juga
mencakup penyebarluasan agama Islam
dikalangan kelompok tertentu dengan suatu pesan
tertentu.
Kegiatan spesifik Penyuluh Agama

• Memberikan Pelayanan Bimbingan Ibadah


• Memberikan Pelayanan Bimbingan Do’a
• Memberikan Pelayanan Bimbingan Akhlak
• Memberikan Pelayanan Bimbingan Talqin
• Memberikan Pelayanan Pengurusan Jenazah
• Bila model dakwah yang dikembangkan
oleh BPI menjadi sebuah profesi maka
akan terwujud seorang da’i yang
konselor atau konselor yang da’i.
Pendekatan yang adapat digunakan
dalam membahaskan Dakwah
1) Wawancara; salah satu cara yang dilakukan untuk mengungkapkan
fakta-fakta kejiwaan seseorang (audiens), yang dapat dijadikan bahan
pemetaan tentang bagaimana sesungguhnya kejiwaannya, dan pesan
dakwah yang tepat baginya
2) Group Guidance; yaitu cara memahami keadaan audiens melalui
kegiatan kelompok, seperti diskusi, seminar, dialog alternatif, atau
dinamika kelompok (group dinamics)
3) Observasi; adalah suatu cara untuk mengumpulkan data yang
berhubungan dengan sikap atau perilaku audiens, dengan jalan
melakukan pengamatan secara langsung
4) Directive (mengarahkan) dan Non Directive (tidak mengarahkan)
tergantung bagaimana kondisi audiens yang sedang dihadapi.
5) Rasional-Emotif; adalah bentuk pendekatan yang digunakan untuk
menunjukkan dan menyadarkan orang yang dibimbing bahwa cara
berfikir yang tidak logis itulah penyebab gangguan mentalnya
6) Konseling Klinikal; adalah pendekatan yang memandang manusia
secara keseluruhan (fisik dan psikisnya) tanpa membedakan status
sosialnya.
Penyuluhan Agama dapat dilaksanakan atas
dasar berikut:
1. Tidak terbatas pada ruang tertentu, artinya tempat pelaksanaan penyuluhan dapat di pilih
yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta dapat dilakukan dimana saja.
2. Tidak terikat kurikulum tertentu, artinya penyampaian isi atau materi Penyuluhan dan
target waktunya ditentukan oleh tingkat kemampuan dan keadaan masyarakat (umat).
3. Materi yang disampaikan didasarkan atas dasar kebutuhan masyarakat (umat), biasanya
menyangkut segi-segi praktis dalam persoalan agama dan sosial kemasyarakatan yang
berkaitan dengan aplikasi ajaran agama.
4. Sasaran tidak terbatas pada keseragaman umur, artinya tidak mengenal pembagian
sasaran atas dasar tingkat umur
5. Tidak bersifat paksaan, artinya dalam menyampaikan sesuatu kepada masyarakat (umat)
sifatnya sukarela dan tidak ada paksaan, sehingga masyarakat (umat) bebas memilih dan
menentukan persoalan yang menjadi pembahasan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.
6. Tidak ada ketentuan sanksi atas suatu hal, artinya masyarakat yang menjadi sasaran bukan
murid sebagaimana dalam pendidikan formal
7. Tidak ada ketentuan Waktu penyuluhan, yakni selama ada sesuatu yang perlu disampaikan
kepada masyarakat (umat) maka Penyuluhan terus berlangsung, bahkan bisa jadi tidak akan
pernah berhenti.
• penyuluhan agama dapat digunakan
sebagai alat rekayasa sosial masyarakat
(umat) sehingga berkemampuan
membentuk pola perilaku tertentu
masyarakat, dalam jangka waktu
tertentu, sebagai syarat untuk dapat
memperbaiki kualitas kehidupan
masyarakat (umat).

Anda mungkin juga menyukai