Anda di halaman 1dari 21

RITUS DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA

( Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fenomenologi Agama )

Dosen Pengampu : Ahmad Zarkasi, M.SOS.I

Disusun Oleh Kelompok 9:

Feny Maiza 1831090183

Okto Dwi Putra 1831090177

Roby Amriyan 1831090228

PRODI SOSIOLOGI AGAMA / C

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang


dengan limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Fenomenologi Agama” yang membahas
tentang Ritus dalam Kehidupan Beragama.

Dalam upaya penyelesaian makalah ini penulis telah banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan ribuan terima
kasih kepada Bapak Ahmad Zarkasi, M.SOS.I selaku dosen mata kuliah
Fenomenologi Agama yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari meski penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin


tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi
para pembaca penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca.

Wassalammualikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 20 September 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

RITUS DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA....................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Pengertian Ritus Atau Ritual.....................................................................2


1. Tindakan magi........................................................................................................3
2. Tindakan religius....................................................................................................4
3. Ritual konstitutif.....................................................................................................6
4. Ritual faktitif..........................................................................................................6
B. Ritual Peribadatan dalam berbagai Agama.............................................8
1. Ritual peribadatan dalam Islam.....................................................................8
2. Ritual peribadatan dalam Kristen..................................................................8
3. Ritual peribadatan dalam Hindu....................................................................9
4. Ritual peribadatan dalam Buddha..................................................................9
C. Upacara keagamaan dalam berbagai Agama........................................10
1. Upacara Keagamaan dalam Islam........................................................................10
2. Upacara Keagamaan dalam Kristen......................................................................11
3. Upacara dalam keagamaan Hindu........................................................................12
4. Upacara keagamaan dalam Buddha......................................................................13
5. Upacara keagamaan dalam Konghucu..................................................................13
C. Tujuan Ritual..................................................................................................13

BAB III.................................................................................................................15

PENUTUP............................................................................................................15

iii
A. Kesimpulan............................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ritual merupakan teknik ( cara, metode ) membuat suatu adat
kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, juga
adat sosial dan agama, karena ritual merupakan agama dalam tindakan.
Ritual bisa pribadi atau berkelompok, serta membentuk disposisi pribadi
dari pelaku ritual sesuai dengan adat dan budaya masing-masing.
Penjelasan sejajar mengenai fungsi ritus dapat disimpulkan dari
pemikiran Durkheim menjelaskan, bahwa ritus menjadi wadah ekspresi
atau Ungkapan perasaan sekaligus sebagai upaya menetralisir perasaan-
perasaan negatif, sedih, berduka yang sedang dialami komunitas. Di sisi
lain, ritus juga merupakan ungkapan solidaritas, penguatan vitalitas sosial,
pembaharuan kehidupan moral dan melestarikan identitas karena ritus
yang berulang-ulang dilakukan memberi ingatan yang kuat dan juga
memelihara hubungan komunitas dengan masa lalu.
Kehidupan beragama telah ditemukan sepanjang sejarah kehidupan
manusia sejak masa primitif hingga era postmodern dewasa ini dalam
bentuk yang beraneka ragam. Bahkan bisa diprediksi kehidupan beragama
akan tetap ada hingga akhir dunia. Ekspresi keagamaan dalam perasaan,
perkataan atau tindakan selalu mewarnai aspek kehidupan manusia dari
kelahiran hingga kematian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ritus atau Ritual ?
2. Apa saja peribadatan dalam berbagai agama?
3. Bagaimana tujuan dari ritual?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Ritus atau Ritual
2. Untuk mengetahui apa saja peribadatan dalam berbagai agama
3. Untuk Mengetahui Tujuan Ritual
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ritus Atau Ritual


Term ritus dalam bahasa inggris, yaitu rite (tunggal) dan rites (jamak),
yang mempunyai arti secara leksikal, yaitu perilaku atau upacara-upacara (act and
ceremonies) yang berkaitan dengan pelayanan keagamaan. Sedangkan secara
definitif, ritus berarti aturan-aturan pelaksanaan (the rules of conduct), yang
melukiskan bagaimana seseorang seharusnya bertingkah laku dalam keadilannya
di depan objek-objek yang sakral atau disucikan. Dalam konteks yang lebih
spesifik, bahwa ritus dalam Islam dideskripsikan sebagai perwujudan dari doktrin-
doktrin Islam (expression of islamic doctrine).1 Ritus dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan sebagai tata cara di upacara keagamaan.2
Adapun ritual itu sendiri diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan
ritus. Ritual merupakan teknik ( cara, metode ) membuat suatu adat kebiasaan
menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, juga adat sosial dan
agama, karena ritual merupakan agama dalam tindakan. Ritual bisa pribadi atau
berkelompok, serta membentuk disposisi pribadi dari pelaku ritual sesuai dengan
adat dan budaya masing-masing. Sebagai kata sifat, ritual adalah dari segala yang
dihubungkan atau disangkutkan dengan upacara keagamaan, seperti upacara
kelahiran kematian, pernikahan dan juga ritual sehari-hari untuk menunjukkan diri
kepada kesakralan suatu menuntut diperlakukan secara khusus.3
Ritual atau tradisi bisa disebut juga dengan budaya Karena pada dasarnya
semua itu produk dari manusia. Ritual adalah tata cara dalam upacara
kepercayaan, bisa dilakukan oleh kelompok atau personal pribadi. Upacara
kepercayaan ini termasuk tradisi turun-menurun yang sampai saat ini masih
dipertahankan. Ritual adat atau tradisi yang sekarang sudah tidak membahayakan
kepada keyakinan, dan telah dimanifestasikan sebagai bentuk keyakinan atau
kepercayaan antar orang yang diwujudkan dalam bentuk nilai Bahkan dalam
1
Ulya, Ritus Dalam Keberagaman Islam: Relevansi Ritus Dalam Kehidupan Masa kini, (
Kudus : STAIN Kudus, Vol. I, No. I, Januari-Juni 2013 ), hal 197
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
bahasa Indonesia Edisi Kedua, cetakan pertama (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan balai pustaka, 199), hal. 844
3
Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, ( Yogyakarta: Kanisius, 1995 ), hal. 167

2
bentuk tatanan sosial dan digunakan sebagai syiar khas daerah tertentu. Bentuk
ritual ini adalah jenis tasyakuran selamatan yang berkenaan dengan perjalanan
hidup dan kematian seseorang misalnya haul KH Mufid Syafi'i yang ada di Desa
Wates kedensari Tanggulangin Sidoarjo
Ritual merupakan ikatan yang paling penting dalam masyarakat beragama.
Kepercayaan dan tradisi masyarakat tampak dalam ritual yang diadakan oleh
masyarakat. Ritual yang dilakukan bahkan mendorong masyarakat untuk
melakukan dan mentaati nilai serta tatanan sosial yang disepakati bersama dengan
kata lain, ritual memberikan motivasi dan nilai-nilai mendalam bagi seseorang
yang mempercayai dan mempraktekkannya.4

Dalam sudut pandang teologis ritual saling berkaitan dengan cara manusia
menuju keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesamanya, lingkungan
dan Tuhan-Nya. Ritus, ritual, upacara merupakan agama dalam tindakan sebagai
cara mendapatkan jalan keselamatan. Tujuan dari kehidupan beragama dan ritual
yang dilakukan agama-agama ialah keselamatan. Dari kegiatan ritual yang
dilakukan, perubahan dan keragaman kepentingan yang menjalankan ritus
menjadi bagian yang paling penting. Hal ini yang menyebabkan ritus dengan
banyak mitos dan peraturan dalam pelaksanannya dapat saja berubah.5

Ritual memiliki sifat yang rahasia yang jauh dari keramaian. Jumlah orang pada
lokasi ritualpun terbatas dan dijaga secara mistis yang mempunyai tujuan agar
pikiran buruk tidak dapat masuk dalam zona mistis agar tujuan ritual dapat
berhasil. Ritual dibedakan menjadi empat macam, antara lain:

1. Tindakan magi

Merupakan tindakan yang dihubungkan dengan menggunakan bahan-


bahan yang dapat bekerja karena daya mistis yang pada umumnya dikenal dengan
arti yang negatif. Magi ialah sebuah praktik yang melawan kodrat yang
menganggap benda ataupun upacara dianggap bisa memunculkan hal yang rahasia
dan tidak normal contohnya seperti ilmu sihir, ilmu gaib, jampi dan lain-lain.

4
Muhammad Solikhin, Ritual dan Tradisi Islam Jawa, (Yogyakarta: Narasi, 2010), hal. 13
5
Wiwik Setiyani, Keragaman Perilaku Agama, (Yogyakarta: Dialektika, 2018), hal. 98

3
Magi merupakan kepercayaan bahwa mereka dapat mempengaruhi kekuatan alam
yang bertujuan entah baik maupun buruk.

Menurut Dhavamony magi ialah suatu upacara yang memperlihatkan


hasrat manusia ke dunia luar atas dasar teori pengontrolan manusia untuk suatu
tujuan. Di dalam agama primitif magi merupakan suatu cara berpikir dan cara
hidup yang lebih tinggi dari ahli sihir sebagai perseorangan. Seseorang yang
percaya akan adanya magi membagi dua pendapatnya, antaralain:

a. Bahwa dunia ini kaya akan adanya daya-daya ghaib.

b. Daya ghaib itu dapat dipakai tetapi dalam penerapannya tidak menggunakan
akal pikiran namun dengan alat-alat yang di luar akal.

Sebagai proses adaptasi magi menyebabkan pengaruh yang sangat kuat dalam
kehidupan masyarakat karena magi dapat memberikan jawaban atas kondisi
ketidakpastian dan ketidakberdayaannya manusia.6

2. Tindakan religius
Merupakan suatu usaha yang bersungguh-sungguh untuk menemukan
keselamatan jiwa dengan melalui peribadatan yang bertujuan untuk menjalin
komunikasi antara manusia dengan alam transenden. Menurut Dhavamony budaya
luhur juga bekerja dengan cara tindakan religius yang di terapkan dalam upacara
ritual keagamaan.

Dalam tindakan magi memiliki ritual-ritual tertentu juga namun terdapat


perbedaannya dengan tindakan religi, antaralain:

a. Sikap manusia

Agama menunjukkan suatu sikap yang tunduk berbeda dengan magi yang
menunjukkan sikap memaksakan kepentingan diri sendiri. Agama
memperlihatkan tindakan yang taat terhadap fakta mutlak, sedangkan magi
memperlihatkan pengaruh makluk ghaib. Individu yang religius menganggap
sesuatu yang melebihi kodrat alam sebagai subjek, sedangkan ahli magi
menganggap Adikodrati sebagai sebuah objek.

6
Ibid., hal. 100

4
b. Hubungan dengan masyarakat

Durkheim dalam pandangannya religi ialah menyangkut kemasyarakatan


dan keagamaan sedangkan magi merupakan persoalan individual. Religi
merupakan bentuk peribadatan dan terstruktur sedangkan magi ialah praktik-
praktik individual.

c. Sarana

Magi memakai obat ataupun benda tertentu untuk mencapai impiannya


sedangkan religi tidak

d. Tujuan

Impian tindakan religi ialah kedekatan dengan ilahi, sedangkan magi


memperhitungkan tujuan dalam hidup.

e. Faktor tambahan

Tindakan religi berlandaskan pada keyakinan terhadap sesuatu daya dalam


alam raya yang lebih besar dari pada daya manusia sendiri, sedangkan magi
berdasarkan pada peribadatan yang ilmiah.

Tindakan religius pada umumnya ialah gambaran dari seseorang dalam


memahami agamanya. Jika seseorang memahami agama secara lahiriahnya saja
seperti yang nampak dalam ritus-ritus keagamaan yang ada maka akan
menimbulkan tindakan religius yang lebih mengutamakan bentuk lahiriahnya juga
(formal). Sedangkan subtansi agama sesungguhnya ialah melewati batas-batas
formal dan lahiriahnya.7

Religius mempunyai dua tindakan yakni doa dan pengorbanan di samping


tindakan-tindakan religius yang lain. Doa merupakan kegiatan yang dapat
dilakukan secara diam-diam ataupun secara berkelompok menggunakan lagu
sedangkan pengorbanan ialah sebuah tindakan yang dimiliki setiap agama. Doa
dan pengorbanan dapat membentuk dasar-dasar lain seperti tindakan religius yang
berbelit seperti halnya ziarah/ haji, upacara religius dll. Ritual sendiri mempunyai

7
Ibid., hal.105

5
tujuan seperti upacara atau ritual pemurnian. Religius yang khusus antara lain
melibatkan para pendeta, rabbi, imam dan pandit.

Tindakan religius adalah keinginan yang bersungguh-sungguh agar dapat


menemukan jalan keselamatan jiwa dengan cara pola peribadatan yang bertujuan
untuk menjalin komunikasi antara manusia dengan alam transenden atau dikenal
dengan berpikir tentang hal-hal yang melampaui apa yang terlihat, yang dapat
ditemukan di alam semesta. Tindakan religius mengutamakan perhatian pada
penyembahan/ memuja, melaksanakan puasa dan lainnya yang bersifat keagamaan
yang ditujukan kepada Tuhan.

Setiap umat beragama berbeda-beda dalam melaksanakan kegiatan


religiusnya dan mempunyai ajarannya tersendiri meskipun berbeda beda dalam
praktiknya tetapi mempunyai tujuan yang sama yakni selalu berlandaskan nilai-
nilai religius dan ditujukan pada Tuhan. Hal inilah yang membuat perbedaan
antara tindakan religius dengan tindakan lainnya.8

3. Ritual konstitutif
Merupaan tindakan yang mengubah hubungan sosial yang berbau
pengertian yang mistis dan hal ini yang menyebabkan upacara-upacara kehidupan
memiliki ciri khas. Ritual konstitutif dibutuhkan saat terjadi perubahan-perubahan
sosial pada masyarakat kesukuan yang masih memiliki paguyuban mistik.
Perubahan sosial yang memerlukan adanya ritual ialah bertujuan dalam
melakukan penyatuan atau menstabilkan kondisi menjadi lebih baik dan bersifat
terstruktur. Dalam praktiknya ritual konstitutif tidak terlepas dari adanya daya-
daya mistis. Contohnya ialah dalam sebuah masyarakat terjadi perpecahan atau
pelanggaran baik ringan ataupun berat akan dianggap mengakibatkan terjadinya
malapetaka bagi individu yang berada dalam kelompok masyarakat tersebut.
Apabila terjadi hal seperti inilah ritual konstitutif yang memiliki daya dan
makhluk-makhluk mistis perlu dilakukan dan bertujuan untuk memulihkan
hubungan-hubungan sosial yang berubah tersebut.

4. Ritual faktitif

8
Ibid., hal.106

6
Merupakan ritual yang bertujuan untuk menambah produktivitas,
kekuatan, pemurnian dan juga perlindungan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan materi sebuah kelompok. Pada umumnya ritual faktitif dilakukan
secara berkelompok yang dilaksanakan oleh para masyarakat tradisional. Hal yang
menjadikan ritual faktitif menjadi sebuah ritual ialah berkaitan dengan hal-hal
yang di luar nalar manusia dan tidak masuk akal bagi kaum rasionalis. Ritual ini
bertujuan untuk berdamai dengan Tuhan atau dewa-dewa dengan cara
melaksanakan ritual yang disertai dengan pemberian kurban agar Tuhan atau para
dewa memberikan keselamatan, perlindungan, dan kesejahteraan pada mereka.9

Ritual merupakan bentuk pikiran yang disatukan dengan gejala yang


bercirikan mistis yang menjadi sebuah perwujudan dari mitos. Mitos dalam hal ini
terlibat dalam kegiatan hidup manusia sekarang yang dianggap penting dalam
hidup individu dan mempunyai arti. Ritual ialah segala sesuatu yang didapatkan
oleh individu dari masyarakat yang memiliki kepercayaan, adat-istiadat, norma-
norma artistik, kebiasaan, keahlian yang didapatkan bukan karena kreativitas
melainkan didapati dari warisaln masa lampau yang didapatkan baik secara
pendidikan formal ataupun informal. Ritual berbentuk sebuah upacara atau
perayaan yang berhubungan dengan kepercayaan suatu agama yang memiliki sifat
khusus yang dapat dilihat dari penempatan upacara yang khusus, waktu yang
sakral, tindakan yang luar biasa dan menggunakan peralatan ritual yang sifatnya
sakral yang dapat dijumpai pada saat upacara atau tatacara agama yang dimiliki
semua agama. Ritual ialah sebuah cara yang menjadikan suatu budaya adat
menjadi suci. Ritual mempunyai lima kategori umum, antaralain:

a. Technological ritual, merupakan ritual yang memiliki sifat teknologis yang


bertujuan untuk pencapaian suatu kendali atas kekuatan-kekuatan alam.

b. Therapeutic rituals, merupakan ritual yang memiliki sifat terapetik yang


dibentuk untuk mengatasi ketidakberuntungan ataupun suatu penyakit.

c. Ideological rituals, merupakan ritual yang bersifat ideologis yang dibentuk


untuk memperkuat nilai-nilai yang ada dalam sebuah kelompok.

9
Ibid., hal.108

7
d. Salvationary rituals, yakni ritual keselamatan yang bertujuan untuk menolong
terlibatnya seseorang dengan urusan individual

e. Revitalization rituals, ialah jenis ritual yang dibentuk untuk melakukan gerakan
revitalisasi (suatu yang dianggap penting) ritual yang dilakukan untuk seluruh
masyarakat demi keselamatan hidup.10

B. Ritual Peribadatan dalam berbagai Agama

1. Ritual peribadatan dalam Islam


- Shalat

Ialah ibada kepada Allah SWT yang berisikan perkataan serta perbuatan
dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan dimulai dengan takbiratul ihram
dan disudahi dengan salam.

- Puasa

Ialah menahan diri dari makan, minum, dan semua hal yang membatalkan
puasa sedari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari dan puasa bertujuan
sebagai ibadah kepada Allah SWT.

- Zakat

Zakat merupakan kewajiban setiap muslim yang telah memenuhi


persyaratan wajib zakat yang berupa suatu kegiatan sosial dan kemanusian.

- Haji

Ialah menuju baitullah dan tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-


amalan ibadah yang telah ditentukan.

2. Ritual peribadatan dalam Kristen


- Ibadah liturgis

Ibadah ini tergantung pada serangkaian pola ibadah (liturgi) yang telah
dikuduskan melalui pelaksanaannya dalam jangka waktu lama.

- Ibadah non liturgis


10
Ibid., hal. 117

8
Ibadah ini merupakan salah satu ibadah yang digunakan oleh sebagian
besar gereja-gereja protestan. Ibadah ini menekankan kebebasan dalam melakukan
nyanyian pujian, doa spontan, pembacaan Alkitab, dan khotbah.

3. Ritual peribadatan dalam Hindu


- Puja

Yakni persembahan yang dibentuk dari banyak bahan upacara yang


dilakukan dengan pernuh hormat kepada Tuhan.

- Yajna

Yakni kegiatan yang dilakukan pada bangunan sementara seperti asagan,


sanggah cucuk dan pen yang sama dengan hukum-hukum tantra.

4. Ritual peribadatan dalam Buddha

- Amisa puja

Secara harfiah berarti pemujaan dengan persembahan. Kitab Mangalattha-


dipani menguraikan empat hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Amisa
Puja ini, yaitu:

a) Sakkara: memberikan persembahan materi

b) Garukara: menaruh kasih serta bakti terhadap nilai-nilai luhur

c) Manana: memperlihatkan rasa percaya/yakin

d) Vandana: menguncarkan ungkapan atau kata persanjungan.

- Patipatti puja

Secara harfiah berarti pemujaan dengan pelaksanaan. Sering juga disebut


sebagai Dhammapuja. Menurut Kitab Paramatthajotika, yang dimaksud
pelaksanaan dalam hal ini adalah:

a) Berlindung pada Tisarana (Tiga Perlindungan), yakni Buddha, Dhamma, dan


Ariya Sangha.

9
b) Bertekad untuk melaksanakan Panca Sila Buddhis (Lima Kemoralan) yakni
pantangan untuk membunuh, mencuri, berbuat asusila, berkata yang tidak benar,
mengkonsumsi makanan/minuman yang melemahkan kewaspadaan.

c) Bertekad melaksanakan Atthanga Sila (Delapan Sila) pada harihari Uposatha.11

5. Ritual peribadatan dalam Konghucu

- Ibadah kepada Thian.

- Kebaktian pada Nabi.

- Kebaktian untuk para suci

- Sembahyang bagi leluhur.

- Kebaktian masyarakat.

C. Upacara keagamaan dalam berbagai agama

1. Upacara Keagamaan dalam Islam


Upacara keagamaan dalam Islam memiliki beberapa upacara meskipun di
dalam Al-Quran maupun hadits tidak dijelaskan, antaralain:

a. Maulid Nabi Muhammad

Adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap
tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.

b. Aqiqah

Merupakan penyembelihan kambing pada hari ketujuh atas kelahiran


seorang bayi yang ditandai sebagai ucapan rasa syukur atas rahmat Allah SWT
berupa kelahiran seorang anak.

c. Khitan

Merupakan upacara yang wajib dijalankan kaum Islam laki-laki yang


disyariatkan dari zaman Nabi Ibrahim A.S yang dalam prakteknya setiap wilayah
berbeda-beda dan menyesuaikan pada kebudayaan setempat.

d. Tahlilan
11
Ibid., hal. 156

10
Merupakan upacara keselamatan yang dilakukan sebagian umat Islam
sebagai tanda untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal
dunia yang biasa dilakukan dari hari pertama kematian hingga hari ketujuh, 40,
100 dan seterusnya.

e. Syukuran

Ialah upacara yang dilakukan sebagian umat Islam atas rasa syukur atas
nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan.

2. Upacara Keagamaan dalam Kristen

Upacara keagamaan dalam agama Kristen disebut dengan sakramen, yakni


yang menduduki tempat utama dalam ibadah di gereja katolik Roma dan Ortodok
yang terdiri dari 7 sakramen (misteri ilahi), antara lain:

a. Ekaristi

Merupakan santapan berupa anggur dan roti yang menjadi suatu bagian
dari Misa kudus gereja katolik Roma dan bagian dari Liturgi Suci Gereja
Ortodoks.

b. Baptis

Merupakan upacara sebuah tanda bertambahnya anggota baru gereja dan


melambangkan penghapusan dosa manusia. Dan dilakukan pada bayi hingga
orang dewasa yang percaya.

c. Kirsma

Yang bertujuan untuk mempereratkan seseorang sebagai anggota gereja


secara penuh.

d. Rekonsiliasi

Sebuah sakramen pengakuan dan pengampunan dosa.

e. Minyak penyucian

Upacara agama terakhir yang bertujuan untuk orang yang akan meninggal.

11
f. Sakramen Imamat

Yang dilalukan para diakon, imam, dan uskup yang mendapati tugas
sebagai pelayanan di gerja dan menerimakan sakramen.

g. Sakramen perkawinan

Merupakan penerimaan misa perkawainan yang dilakukan secara luar


biasa di mana para penganti pria dan wanita saling menerimakan roti dan anggur.

3. Upacara dalam keagamaan Hindu

Dalam keagamaan Weda dikenal sejumlah upacara keagamaan salah


satunya ialah Samskara yang mempunyai arti pemurnian. Samskara terdiri dari 16
samskara antaralain:

a. Garbhadhana, untuk menjamin pembentukan janin.

b. Pumsavana, bertujuan melindungi janin dan untuk mendapatkan anak laki-laki

c. Simantonayanan, upacara yang dilaksanakan pada bulan akhir kehamilan


bertujuan untuk membentuk mental yang benar pada calon bayi.

d. Jatakarma, yakni upacara kelahiran untuk mempersiapkan peta astrologi bagi


anak

e. Namakran, upacara pemberian nama untuk bagi ketika berusia 11-14 hari.

f. Nishkarman, upacara membawa anak keluar rumah untuk pertama kali.

g. Annaprasana, upacara pertama kali memberi makan nasi pada bayi, biasa
dilakukan di pura.

h. Chudakarana, upacara potong rambut pertama kali.

i. Karnavedha, upacara pembolongan telinga untuk diberi antinganting emas.

j. Vidyarambha, upacara permulaan anak belajar huruf.

k. Upanayana, upacara benang suci dengan mana seorang anak menjadi Dwija
atau “lahir dua kali”. Upacara ini dilakukan ketika anak berumur sembilan dan
lima belas tahun.

12
l. Vedarambha, upacara permulaan belajar Weda.

m. Keshanta, upacara pencukuran rambut pertama.

n. Samavartana, upacara pulang setelah selesai belajar Weda Wiwehaupacara


perkawinan.

o. Anthyesthi, upacara kematian. Shraddha, upacara-upacara yang dilakukan pada


waktu kematian secara bersama-sama.

4. Upacara keagamaan dalam Buddha


Upacara keagaman budaya ada dua yakni upacara perpindahan cahaya dan
upacara tiga langkah sujud.

5. Upacara keagamaan dalam Konghucu


Agama Konghucu memiliki beberapa upacara, antaralain:

a. Upacara perkawinan (Chio Thau).

b. Upacara kematian (Fung Yu-lan).12

C. Tujuan Ritual

Dalam antropologi, upacara ritual dikenal dengan istilah ritus. Ritus


dilakukan untuk mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, agar mendapatkan
berkah atau Rizki yang banyak dari suatu pekerjaan, seperti upacara sakral
ketika akan turun ke sawah, ada yang untuk menolak bahaya yang telah atau
diperkirakan akan datang, ritual untuk Meminta perlindungan juga
pengampunan dari dosa ada ritual untuk mengobati penyakit (rites of healing),
ritual karena perubahan atau siklus dalam kehidupan manusia. Seperti
pernikahan, mulai dari kehamilan, kelahiran (rites of passage cyclic rites),
kematian dan ada pula upacara berupa kebalikan dari kebiasaan kehidupan
harian (rites of reversal), seperti puasa pada bulan atau hari tertentu, kebalikan
dari hari ini yang mereka makan dan minum pada hari tersebut. Memakai
pakaian tidak berjahit ketika berihram Haji atau umrah adalah kebalikan dari
ketika tidak berihram.13
12
Ibid., hal. 136
13
Bustanul Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia, ( Raja Grafindo Persada, 2006 ),
hal. 96-97

13
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Kelompok kami, Term ritus dalam bahasa inggris, yaitu
rite (tunggal) dan rites (jamak), yang mempunyai arti secara leksikal, yaitu
perilaku atau upacara-upacara (act and ceremonies) yang berkaitan dengan
pelayanan keagamaan. Ritual atau tradisi bisa disebut juga dengan budaya
Karena pada dasarnya semua itu produk dari manusia. Ritual adalah tata
cara dalam upacara kepercayaan, bisa dilakukan oleh kelompok atau
personal pribadi. Upacara kepercayaan ini termasuk tradisi turun-menurun
yang sampai saat ini masih dipertahankan.
Ritus, ritual, upacara merupakan agama dalam tindakan yang
bertujuan untuk menemukan jalan keselamatan yang merupakan tujuan
dari kehidupan beragama dan bagian dari rangkaian ritual yang
dilaksanakan oleh agama-agama. Ritus agama ialah keinginan
bersungguh-sungguh untuk dapat menemukan jalan keselamatan jiwa
dengan pola peribadatan yang bertujuan utama untuk menjalin komunikasi
antara manusia dengan alam transenden. Tiga kategori ritus pada dasarnya
menjadikan manusia serta lingkungannya sebagai inti penting untuk
menggerakkan ritus yang dalam penerapan ritual yang sering dilakukan
akan mendorong transformasi dan beragam kepentingan yang menjalankan
ritus sangatlah penting yang dapat menyebabkan ritus dengan banyak
mitos, aturan dan pelaksanaannya dapat saja berubah.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga pembaca dapat memahami
dan mengerti tentang Fenomenologi Agama terhadap perilaku organisasi
selain dari itu penulis mengharapkan kritikan dari pembaca, agar dapat
membangun atau untuk menyempurnakan pembuatan makalah yang
selanjutnya.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Agus Bustanul, Agama dalam Kehidupan Manusia, (Raja Grafindo Persada,


2006)

Dhavamony Mariasusai, Fenomenologi Agama, ( Yogyakarta: Kanisius, 1995 )

Solikhin Muhamad, Ritual dan Tradisi Islam Jawa, ( Yogyakarta: Narasi, 2010 )

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus


Besar bahasa Indonesia Edisi Kedua, cetakan pertama (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan balai pustaka, 199)

Ulya, Ritus Dalam Keberagaman Islam: Relevansi Ritus Dalam Kehidupan


Masa kini, ( Kudus : STAIN Kudus, Vol. I, No. I, Januari-Juni 2013 )

Setiyani, Wiwik. Keragaman Perilaku Agama. Yogyakarta: Dialektika, 2018

17

Anda mungkin juga menyukai