Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap agama pasti memiliki tang namanya ritus atau ritual. Karena ritual
atau ritus itu menandakan ciri khas agama tersebut. Misal nya dalam agam islam
ada sunat, dalam agama konghucu ada ritual bakar tongkang dan dalam agama
hindu ada bakar gigi.

Pada makalah ini penulis akan membahas tetang ritus atau ritual insiasi
dalam agama agama.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Itu Ritus?

2. Apa itu Inisiasi?

3.Bagaimana Bentuk Ritus Dalam Islam?

4.Bagaimana Bentuk Ritus Dalam Hindu?

5.Bagaimana Bentuk Ritis Dalam Budha?

C. TUJUAN

1. Mengetahui Apa Itu Ritus

2. Mengetahui apa itu inisiasi.

3. Mengetahui Ritus Agama Islam

4. Mengetahui Ritus Dalam Agama Budha

5 Mengetahui Ritus Agama Hindu

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RITUS

Arti ritus secara umum adalah upacara suci. Dalam hidup religius seseorang,
ritus-ritus inisiasi menandai permulaan kematangan kedewasaannya dalam soal-
soal relijius. Inisiasi itu sendiri memberikan kepadanya hak-hak dan kewajiban-
kewajiban untuk berpartisipasi secara penuh dalam hidup relijius di masyarakat.
Sekarang kita akan mengupas soal ritus inisiasi dan makna-maknanya bagi pribadi
religious.
Van Gennep sendiri menggunakan istilah “ritus-ritus penerimaan” untuk
menunjukkan dua tipe ritus.
Pertama, menandai penerimaan seorang individu dari suatu status social yang satu
ke yang lain dalam perjalanan hidupnya (digunakan oleh para sejarawan religious),
yaitu bahwa ritus-ritus yang berkenaan dengan kelahiran, kedewasaan, perkawinan
dan kematian.
Kedua, menandai saat-saat penting yang dikenal dalam kelangsungan waktu
seperti tahun baru, bulan baru, titik balik matahari.
Dan juga dibedakan ke dalam tiga tahap, yaitu
1. Separasi (pemisahan), lebih tampak artinya dalam ritus penguburan
2. Ritus marginal, yaitu bagian inisiasi, yang dimana para peserta tinggal selama
beberapa waktu dalam semak-semak atau tempat terpisah.
3. Agregasi (pengumpulan) lebih tampak artinya dalam perkawinan
Inisiasi juga biasanya mengacu pada ritual yang merayakan dan meresmikan
penerimaan individu ke dalam kedewasaan atau kematangan religious; atau juga ke
dalam kelompok persaudaraan atau jama’ah rahasia; atau ke dalam panggilan atau
tugas religious khusus.
Mircea Eliade membedakan ritus penerimaan ke dalam tiga kategori:
1. Upacara-upacara kolektif yang menyebabkan transisi dari masa kanak-kanak
atau masa remaja ke masa dewasa

2
2. Upacara-upacara yang menandai masuknya seseorang ke dalam suatu
persaudaraan atau jama’ah
3. Ritus-ritus yang dilakukan pada saat seseorang menerima sesuatu “panggilan
mistik” (ada unsur ekstasis).

B. PENGERTIAN INSIIASI

Inisiasi berasal dari kata bahasa Latin initium yang berarti masuk atau
permulaan, yang secara harafiah berarti masuk ke dalam. Inisiasi terdapat di dalam
ritus kehidupan di berbagai tempat. Ritus dilakukan ketika bersyukur atas bayi di
dalam kandungan, lahir, pubertasi (akil balik), pernikahan hingga kematian. Ritus
erat hubungannya dengan proses kehidupan manusia. Praktik inisisasi sebenarnya
telah dilakukan oleh banyak kelompok, suku, kelompok keagamaan, dan kelompok
mistik1

Lebih lanjut Hubertus Muda menjelaskan tiga bentuk ritus inisiasi sebagai berikut:

1. Ritus pemisahan, yanki ritus yang berkenan dengan pemisahan, permohonan


maaf dan pembersihan dari hidup lama ke hidup yang baru. Orang yang diritualkan
menjadi manusia baru dengan meninggakan keadaan yang lama.

2.Ritus perlintasan, yaitu ritus yang diadakan pada masa peralihan dari status yang
lama ke status yang baru, peralihan dari taraf yang lama ke taraf yang baru.

3.Ritus penggabungan(pengumpulan), yakni ritus yang diadakan untuk


menandakan seorang bersatu atau bergabung dengan kelompok yang baru; dari
kelompok orang muda ke kelompok orang dewasa.

Dengan demikian, inisiasi biasanya mengacu pada ritus yang merayakan dan
meresmikan penerimaan individu ke dalam kedewasaan atau kematangan religius;
atau juga ke dalam kelompok persaudaraan atau ke dalam panggilan atau tugas
religius khusus.

1
C. Groenen. Teologi Sakramen Inisiasi Baptisan Krisma: Sejarah dan Sistematika
(Yogjakarta: Kanisius, 1992) hlm. 8-40.

3
C. RITUS DALAM AGAMA ISLAM

Sunat adalah sebuah upacara yang telah mentradisi di berbagai belahan dunia
dan sampai sekarang masih dipraktekkan baik di agama Islam, Yahudi dan
sebagaian penganut Kristen. Praktek sunat ini telah lama dikenal sejak zaman Mesir
Kuno. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fenomena sunat pada mummi
perempuan yang hidup pada abad ke-16 SM.

Sunat pun sudah dilakukan Bangsa Israil. Bangsa-bangsa Afrika, Australia, dan
Astronesia pun melakukan hal yang sama, telebih bangsa-bangsa di Timur Tengah.
Di antara suku-suku di Indonesia pun sudat telah lama dipraktekkan dengan maksud
dan makna yang berbeda-beda. Untuk masyarakat tradisional Buru, sunat adalah
sebuah ritual wajib bagi semua anak laki-laki. Artinya, pada usia tertentu seorang
anak laki-laki telah mengalami proses sunat. Penelitian ini bermaksud menemukan
bagaimana sunat dipraktekkan dan apa makna dari praktek Sunat masyarakat
tradisional di Pulau Buru.

D. RITUS INSIASI AGAMA BUDHA

Buddha, sebagaimana dilukiskan dalam teks Buddha berbahasa Pali, tidak


pernah merahasiakan ajarannya. Ia menyatakan secara terbuka bahwa ia tidak
menyembunyikan apapun “dalam genggaman tangannya” hal-hal mengenai
kebebasan dan keselamatan. Sebaliknya, Buddha Tantrayana mempertahankan
bahwa keselamatan dapat dicapai hanya melalui kontak personal dengan seorang
guru dan bahwa pencari keselamatan yang sejati seharusnya diinisiasikan dalam
rahasia-rahasia dan misteri-misteri ajaran guru. Kata untuk ritus inisiasi dalam
Buddha Tantrayana adalah Abhisheka yang berarti “perecikan” (orang yang
menjalaninya direciki air suci, dilaksanakan menurut upacara Hindu kuno, dan
denagn pelantikan ini diharapkan menjadi seorang penguasa dunia). Dengan cara
yang sama air suci juga dianggap mengubah orang yang diinisiasikan menjadi
seorang penguasa dunia rohani, yaitu seorang Buddha.

4
Tindakan ritual yang sah menurut Buddha Tantrayana, seharusnya
melibatkan ketiga ungkapan keberadaan kita, yaitu tubuh, perkataan dan pikiran.
Tubuh bertindak melalui gerak, perkataan melalui mantra-mantra, pikiran melalui
meditasi dan kontemplasi. Oleh karena itu, kita mengerti mengapa aliran
Tantrayana menekankan pelaksanaan sikap-sikap ritual dan tarian-tarian,
penghafalan ucapan-ucapan, dan identifikasi denga dewa-dewa dan memakai
semacam meditasi khusus.

E. RITUS INSIASI AGAMA HINDU

Dalam Hinduisme, sakramen yang paling penting untuk anak laki-laki


disebut Upanayana, “pengenalan pada pengetahuan”, sebab dengan ini, anak
tersebut memperoleh hak untuk mempelajari kitab-kitab suci Hindu. Upacara ini
diselenggarakan pada usia delapan atau sepuluh tahun bagi kasta Brahmana, usia
sebelas tahun bagi kasta Ksatria, dan usia dua belas tahun bagi kasta Vaisya.
Setelah didandani dengan pakaian khusus, si anak duduk di belakang api
dengan pemimpin upacara menyerahkan sebatang tongkat dan kemudian
menobatkan pemuda itu dengan tali rangkap tiga yang dililitkan melalui bahu kiri
dan di bawah lengan kanan. Kemudian anak tersebt berjalan mengitari pemimpin
itu kea rah kanan. Lalu pemimpin itu mengadakan dialog tentang permintaan dan
penerimaan di bawah perlindungan Dewi Savitri, saksi ilahi. Sambil meletakkan
tangannya pada bahu si anak, pemimpin itu memegang tangan kanannya,
menyentuh hati dan pusar, member petunjuk dan akhirnya mempercayakannya
kepada para dewa. Demikian, si anak memperoleh kelahiran dua kali (dvija).
Kelahiran dua kali itu member makna bahwa hanya dengan kelahiran semacam itu,
seseorang tidak berbeda dengan orang-orang sebangsanya. Dan dengan inisiasi ini,
ia dinaikkan ke status ilahi yang lebih tinggi. Inilah ritus regenerasi yang
memberikan eksistensi baru kepadanya dan membuatnya pantas diangkut ke status
luhur makhluk ilahi.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

ritus adalah upacara suci. Dalam hidup religius seseorang, ritus-ritus inisiasi
menandai permulaan kematangan kedewasaannya dalam soal-soal relijius. Inisiasi
itu sendiri memberikan kepadanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban untuk
berpartisipasi secara penuh dalam hidup relijius di masyarakat.
Inisiasi berasal dari kata bahasa Latin initium yang berarti masuk atau
permulaan, yang secara harafiah berarti masuk ke dalam. Banyak terdapat bentuk-
bentuk ritus inisiasi dalam agama-agama contoh dalam islam sunat, upanaya dalam
agama hindu dan sebagainya.

B. SARAN
Makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu penulis sangat membutukan
saran dan masukan dari pendengar sehingga makalah ini dapat tersusun secara lebih
baik lagi.

6
KEPUSTAKAAN

Allen, M.R, Male Cults and Secret Inititation in Melanisia, Victoria, 1967
Bleeker, J (ed), Initiation, Leiden, 1965
Chatterjee, Heramba, Studies in Some Aspects of Hindu Samskaras in
Ancient In Ancient India, Calcuta, 1965
Douglas, Mary, Purity and Danger, London, 1966
Eliade, Mircea, Rites and Symbols of Initiation, New York, 1965
Favre, B, Les Societes Secretes en Chine, Paris, 1933

Anda mungkin juga menyukai