Syed Muhammad
Naquib Al Attas
Syed Muhammad Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin Al-
Attas, termasuk pemikir muslim kontemporer yang tersohor.
Lahir 5 September 1931 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia
AL QUR’AN HADIST
Konsep Islamisasi
Ilmu Pengetahuan
Perspektif Naquib
Al Attas
1. Prinsip-Prinsip Worldview
dalam Islam
Pemikiran metafisika
S.M.N. al-Attas berangkat Menurut S.M.N. al-Attas ,
dari paham teologi dan epistemologi Islam,
tradisi tasawuf. Dia menekankan pentingnya
memberikan batasan intuisi dalam perolehan
yang jelas mengenai ilmu melalui proses
berbagai tingkatan para iluminatif. Menurutnya,
salik yaitu: mubtadi’, Intuisi ini adalah
mutawassit, dan pekerjaan dari qalb (hati).
muntahî.
5. Objek Kajian Sesuatu yang tampak jelas dan Tata nilai di Masyarakat
tida tampak
2. Landasan Epistemologi
Islam
4. Keniscayaan Islamisasi
Ilmu Pengetahuan
Kontemporer
Pertama, Islamisasi harus bermula dari individu yang harus dibebaskan dari pemikiran
magis, mitologis, animis, kultur anti Islam, serta pemikiran sekular. Islamisasi individu ini
selain itu juga mesti dapat menempatkan diri pada tempatnya sebagai manusia.
Kedua, agenda berikutnya dalam proses Islamisasi adalah mengislamkan bahasa karena
bahasa inilah yang memengaruhi akal dan pandangan alam seseorang. S.M.N. al-Attas
dalam konteks ini, juga menyerap pengalaman Nabi Muhammad Saw tatkala mengislamkan
bangsa Arab
Ketiga, dari Islamisasi bahasa akan segera beralih pada Islamisasi worldview (pandangan
alam). Pandangan alam yang telah “terIslamkan” akan membentuk semesta berpikir
komprehensif mengenai realitas yang dihadapi manusia berdasarkan wahyu Allah SWT.
Keempat, setelah pandangan alam (worldview) yang Islami terbentuk dalam pikiran setiap
orang, maka secara natural dari situ akan lahir ilmu-ilmu yang terIslamkan. Bagi Naquib Al-
Attas, ilmu itu berada dalam akal manusia bukan berada di luar diri mereka.
KESIMPULAN