Anda di halaman 1dari 33

Studi Integrasi

Iskam & Sains

MODEL PEMIKIRAN TOKOH


INTEGRASI AGAMA DAN SAINS :
NAQUIB AL ATTAS
Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sepanjang sejarahnya, manusia telah menghadapi


banyak tantangan dan kekacauan. Tetapi, belum pernah
mereka menghadapi tantangan yang lebih serius daripada
yang ditimbulkan oleh peradaban Barat saat ini. Prof. Syed
Muhammad Naquib al-Attas, seorang pemikir yang
dikenal cukup baik oleh dunia pemikiran Barat maupun
Islam, memandang problem terberat yang dihadapi
manusia dewasa ini adalah hegemoni dan dominasi
keilmuan sekular Barat yang mengarah pada kehancuran
umat manusia.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Dewasa ini, peradaban Barat yang berlandaskan


pada paham sekularisme dan materialisme telah
membawa dunia menuju ambang kehancuran.
Memang tidak menutup mata berbagai keberhasilan
dan kemajuan dihasilkan oleh peradaban ini. Namun
juga tidak dapat dipungkiri peradaban Barat juga
telah menghasilkan penjajahan, perang
berkepanjangan, ketimpangan sosial, kerusakan
lingkungan, keterasingan (Alienasi), dan anomie.
Sehingga tidak terdapat keseimbangan dan ketertiban
di masyarakat.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Syed Muhammad Naquib al-Attas berhujjah,


bahwa tantangan terbesar yang dihadapi kaum
muslimin adalah ilmu pengetahuan modern yang
tidak netral dan telah diinfus kedalam praduga-
praduga agama, budaya dan filosofis, yang
sebenarnya berasal dari refleksi kesadaran dan
pengalaman manusia Barat, Sehingga permasalahan
ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan berbagai
problematika di dalam masyarakat, khususnya Umat
Islam. Maka, ilmu pengetahuan modern harus
diislamisasikan (Integrasi Islam dan Sains).

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Siapakah Syed Muhammad Naquib Al Attas ?

Seperti apa Sains Modern Barat dan Sains Dalam


Islam ?

Bagaimana Konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan


Perspektif Syed Muhammad Naquib Al Attas ?

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Syed Muhammad
Naquib Al Attas

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

PROFIL SYED MUHAMMAD


NAUIB AL ATTAS

 Syed Muhammad Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin Al-
Attas, termasuk pemikir muslim kontemporer yang tersohor.
Lahir 5 September 1931 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia

 Ia juga sebagai keluarga Ba’lawi dengan silsilah sampai


kepada Imam al-Husayn, cucu Rasulullah Saw. Kakeknya dari
pihak ayah adalah Syed Abdullah ibn Muhsin ibn
Muhammad al-Attas, seorang wali yang pengaruhnya
mencakup Indonesia dan tanah Arab

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

PROFIL SYED MUHAMMAD


NAUIB AL ATTAS

 Ibu Al-Attas bernama Syarifah Raguan al-‘Aydrus, yang


merupakan keturunan ningrat Sunda di Sukapura. Al-Attas
adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya bernama
Syed Hussein al-Attas, sosiolog dan mantan Rektor
Universitas Malaya. Adiknya, Syed Zain al-Attas adalah
seorang insinyur kimia dan mantan dosen Institut Teknologi
di MARA (Malaysia)

 Al-Attas lahir di tengah keluarga berpendidikan tinggi.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Menurut al-Attas, yang menjadi problem bagi


umat Islam di era kontemporer adalah :

1. Ketiadaan adab (loss of adab) dan


2. Kerusakan ilmu’ (corruption of the
knowledge).

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Modern Barat


dan
Sains Dalam Islam

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Modern Barat

Pemaknaan sains menurut Barat dan Islam


memiliki konsepsi masing-masing. Jika dilacak lebih
jauh lagi, sains yang dimaknai sebagai science dalam
tradisi keilmuan Barat tidaklah sama dengan sains
yang dimaknai sebagai ‘ilm yang ada dalam tradisi
keilmuan Islam.
Untuk itulah, sebelum mengungkap hubungan
antara sains dan Islam, haruslah diperjelas terlebih
dahulu macam-macam sains dari dua kutub yang
mempergunakan istilah tersebut yaitu Barat dan
Islam.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Modern Barat

Secara karakteristik, umumnya sains memiliki


aspek-aspek khusus:
(1) fokus/ subjek permasalahan yang terdefinsi,
(2) menggunakan metodologi tertentu,
(3) memiliki teori yang sudah terformulasi
(4) akumulasi dari beberapa pengetahuan.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Modern Barat

Kerlinger (1973) dari aliran positivisme menyatakan


bahwa sains, ilmu pengetahuan, objek sains, maupun
pernyataan-pernyataan saintifik haruslah memiliki syarat-
syarat sebagai berikut: dapat di/teramati (observable),
dapat di/terulang (repeatable), dapat di/terukur
(measurable), dapat di/teruji (testable) dan dapat
di/terramalkan (predictable).

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Modern Barat

 Berdasarkan hal di atas, kita dapat mengambil kesimpulan kritis


mengenai pandangan al-Attas tentang makna dan ‘relativitas’
paradigma sains dalam tradisi keilmuan Barat. Banyak terlihat
diskursus antara para ilmuwan itu sendiri.
 Karena sains merupakan barat yang rasionalis empiris sudah tentu
dalam epistemologinya tidak menerima otoritas (wahyu) dan
intuisi, namun hanya mereduksi otoritas dan intuisi kepada nalar
dan pengalaman indrawi selanjutnya alam ini tereduksi hanya
sebagai realitas dari kekuatan alamiah saja

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Dalam Islam

Menurut Jujun S. Syed Naquib al-Attas juga


Suriasumantri: memberikan catatan
penerjemahan kata sciene khusus mengenai
menjadi ilmu atau ilmu penyebutan sains sebagai
pengetahuan memiliki ilmu tersebut dikarenakan
masalah yang pokok. ilmu merupakan istilah dari
Selanjutnya, ia bahasa Arab yaitu ‘ilm.
mengusulkan kata padanan Sedangkan makna ‘ilm
untuk ilmu adalah dalam bahasa Arab
knowledge, sedangkan mencakup ma’rifah (ilmu
science adalah ilmu pengenalan) dan ilmu
pengetahuan pengetahuan (sains).

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Dalam Islam

• Sains Islam secara khusus dapat didefinisikan


sebagai aktifitas saintifik atau ilmiah yang memiliki
dasar atau berpedoman pada Islamic worldview
(yaitu penggunaan konsep “natural” secara
Islamiy) dan merupakan pengejawentahan secara
langsung dari skema konseptual saintifik yang
Islamiy.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Dalam Islam

Islam memandang sains yang bersifat fisik tidak hanya


pada tataran lahiriyah saja, namun juga adanya tujuan,
kebenaran, dan pengakuan wahyu sebagai sumber ilmu
tentang realitas dan kebenaran yang terkait dengan
makhluk dan khaliknya

AL QUR’AN HADIST

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Sains Dalam Islam

Dalam Islam, sains sangat terikat dengan ilmu


pengetahuan dan iman. Karena sifat dari kandungan
proposisionalnya sama dengan sifat dari prinsip pertama
logika dan pengetahuan metafisika, etika, dan estetika;
maka dengan sendirinya dalam diri subjek ia bertindak
sebagai cahaya yang menerangi segala sesuatu.

Hal inilah, yang menjadi tawaran paradigmatik Al-


Attas tentang Sains Islam. Yang mana, dimulai dari
uraiannya secara filosofis tentang makna sains dan ilmu
beserta distingsinya.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Konsep Islamisasi
Ilmu Pengetahuan
Perspektif Naquib
Al Attas

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

1. Prinsip-Prinsip Worldview
dalam Islam

Memahami pemikiran S.M.N. al-Attas berangkat


dari keprihatinannya terhadap penyempitan makna
istilah-istilah ilmiah Islam yang disebabkan oleh
upaya westernisasi, mitologisasi, pemasukan hal-hal
yang magis (gaib) dan sekularisasi, dengan proses
dewesternisasi dan Islamisasi sebagai langkah awal
pembangunan paradigma pemikiran Islam
kontemporer

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Pemikiran metafisika
S.M.N. al-Attas berangkat Menurut S.M.N. al-Attas ,
dari paham teologi dan epistemologi Islam,
tradisi tasawuf. Dia menekankan pentingnya
memberikan batasan intuisi dalam perolehan
yang jelas mengenai ilmu melalui proses
berbagai tingkatan para iluminatif. Menurutnya,
salik yaitu: mubtadi’, Intuisi ini adalah
mutawassit, dan pekerjaan dari qalb (hati).
muntahî.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

• Worldview dalam konteks Islam merupakan


proyeksi berbagai konsep seminal (seminal
concept) yang berasal dari wahyu dan yang terdiri
dari elemen-elemen yang mendasar yang memiliki
gambaran dan karakter yang unik.

• Dengan kita mengacu pada worldview Islam,


masuk akal bila Professor al-Attas menempatkan
konsep hakikat Tuhan di tempat pertama sebelum
konsep-konsep lain.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Worldview Islam adalah seperti yang


didefinisikan oleh S.M.N. al-Attas,
yaitu uraian yang lebih cenderung
kepada makna epistemologis dan
metafisik. Merujuk pada makna
epistemologis dan metafisik adalah
suatu pandangan alam mengenai
realitas dan hakikat kebenaran
(truth) yang nampak oleh mata hati
kita dan yang menjelaskan hakikat
wujud secara jelas.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Aspek Perbedaan Worldview Islam Worldview Barat

1. Prinsip Tauhid Dikotomis

2. Asas Wahyu, Hadist, Akal, Rasio, Spekulasi filosofis


Pengalaman, dan Intuisi

3. Sifat Auntentisitas dan Finalitas Rasional, terbuka, dan selalu


berubah

4. Makna Realitas Berdasarkan Kajian Metafisik Pandangan social, Budaya, dan


empiris

5. Objek Kajian Sesuatu yang tampak jelas dan Tata nilai di Masyarakat
tida tampak

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

2. Landasan Epistemologi
Islam

• Menurut Mohammad Nasrin Nasir & Malki Ahmad Nasir,


justru yang di maksud dengan epistemologi adalah ilmu atau
kajian tentang pengetahuan yang perbincangannya
merangkumi sesuatu yang berkaitan dengan asal, sifat,
karakter dan jenis ilmu atau pengetahuan.

• Epistemologi berkait erat dengan pertanyaan-pertanyaan


seperti, apakah itu ilmu atau pengetahuan atau asal-
usulnya? Bagaimana dan apakah kriteria atau sifat ilmu
atau pengetahuan? Bagaimakah ilmu dapat dikuasai atau
cakupannya? Bagaimana manusia memeroleh ilmu atau
pengetahuan?

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Dalam memandang kebenaran


Islam tidak sekedar memandang
Tidak diragukan, jika wacana ilmu
fakta, tetapi juga harus sesuai
(‘ilm) merupakan sebagian
dengan fitrah penciptaan .
wacana yang sangat penting
Kebenaran (al-Haqq) dalam Islam
(urgent) dalam worldview Islam.
tidaklah hanya berupa adanya
Wacana ilmu juga menjadi
kesesuaian sesuatu dengan fakta
wacana yang penting ketika lmu
atau realitas yang berifat
menujukan kebenaran (al-haqq),
waqi’iyyah, tetapi kebenaran
dan pada saat yang sama juga
tersebut sesuai dengan fitrah dan
membicarakan konsep
bersifat haqiqiyyah. Apa-apa
kebenaran
yang disebut dalam al-Qur’an
dan al-Sunnah adalah benar.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

• Sumber-sumber ilmu dalam epistemologi Islam terdiri dari


(1) wahyu, berupa al-Qur’an dan al-Sunnah, (2) ‘aql (akal)
dan qalb (kalbu/hati), dan (3) panca-indera.
• Sedangkan proses memeroleh ilmu dalam Islam terkait erat
dengan peran jiwa manusia dan diperoleh melalui beberapa
sumber, yaitu: persepsi indera, akal sehat (ta’aqqul), dan
institusi serta berita yang benar (khabar shadiq).
• Dalam epistemologi Islam, wahyu Allah SWT yang terdapat
dalam al-Quran dan al-Sunnah merupakan sumber ilmu
tertinggi sehingga scientific value (nilai ilmiah) dari wahyu
tersebut di letakan pada tempat yang mestinya dan tidak
boleh “di ceraikan” dari sains atau ilmu

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

3. Tantangan Filsafat Ilmu


Sekular

Dalam uraiannya ini, S.M.N. al-Attas banyak menjelaskan


berbagai perbedaan fundamental antara konsep sekular Barat
dan Islam dalam berbagai persoalan. Dalam soal konsep
kebahagiaan (happiness), misalnya, S.M.N. al-Attas menjelaskan
sikap seorang Muslim yang menolak konsep Aristotelian tentang
kebahagiaan yang hanya menyentuh aspek duniawi (profane),
dan sampai sekarang diikuti oleh konsep modern. Ia
menegaskan tentang pandangan (worldview) Islam yang tidak
memisahkan aspek duniawi dan aspek ukhrawi. Konsepsi
modern mengenai kebahagiaan menurut S.M.N. al-Attas,
esensinya sama dengan konsepsi manusia di masa lalu, yaitu di
era paganisme

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Syed Muhammad Naquib Al Attas, mengatakan bahwa ilmu


pengetahuan barat yang sekular, dibangun di atas VISI :

Akal di andalkan Bersikap dualistik


untuk membimbing pada realistik dan
kehidupan manusia kebenaran
Drama dan tragedi
adalah unsur
dominan dalam fitrah
manusia

Eksistensi pandangan Membela doktrin


hidup sekuler humanisme

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

4. Keniscayaan Islamisasi
Ilmu Pengetahuan
Kontemporer

Dalam pandangan S.M.N. al-Attas, westernisasi


ilmu adalah hasil dari kebingungan dan skeptisisme.
Westernisasi ilmu telah mengangkat keraguan dan
dugaaan ke tahap metodologi ilmiah. Bukan hanya
itu, westernisasi ilmu juga telah menjadikan keraguan
sebagai alat epistemologi yang sah dalam keilmuan.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Metodologi yang digunakan oleh S.M.N. al-Attas dalam proses Islamisasi


ilmu pengetahuan masa kini (The Islamization of present-day
Knowledge), terdiri dari dua langkah:

Memasukkan unsur-unsur (elements)


Mengisolir unsur-unsur dan konsep-
Islam beserta konsep-konsep kunci
konsep kunci yang yang membentuk
dalam setiap bidang dan ilmu
budaya dan peradaban Barat (5
pengetahuan saat ini yang relevan. Jika
unsur yang telah disebutkan
proses tersebut selesai dilakukan,
sebelumnya), dan setiap bidang
maka Islamisasi akan membebaskan
ilmu pengetahuan modern saat ini,
manusia dan magic, mitologi,
khususnya dalam ilmu pengetahuan
animisme, tradisi budaya nasional yang
humaniora
bertentangan dengan Islam.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

Amran Muhammad, salah seorang murid Professor al-Attas di


ISTAC, memaparkan langkah-langkah kongkrit dalam proses
Islamisasi ala S.M.N. al-Attas sebagai berikut ini:

Pertama, Islamisasi harus bermula dari individu yang harus dibebaskan dari pemikiran
magis, mitologis, animis, kultur anti Islam, serta pemikiran sekular. Islamisasi individu ini
selain itu juga mesti dapat menempatkan diri pada tempatnya sebagai manusia.

Kedua, agenda berikutnya dalam proses Islamisasi adalah mengislamkan bahasa karena
bahasa inilah yang memengaruhi akal dan pandangan alam seseorang. S.M.N. al-Attas
dalam konteks ini, juga menyerap pengalaman Nabi Muhammad Saw tatkala mengislamkan
bangsa Arab

Ketiga, dari Islamisasi bahasa akan segera beralih pada Islamisasi worldview (pandangan
alam). Pandangan alam yang telah “terIslamkan” akan membentuk semesta berpikir
komprehensif mengenai realitas yang dihadapi manusia berdasarkan wahyu Allah SWT.

Keempat, setelah pandangan alam (worldview) yang Islami terbentuk dalam pikiran setiap
orang, maka secara natural dari situ akan lahir ilmu-ilmu yang terIslamkan. Bagi Naquib Al-
Attas, ilmu itu berada dalam akal manusia bukan berada di luar diri mereka.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”


Studi Integrasi Islam - Sains
( Prof Amril & Dr.Yenni )

KESIMPULAN

Islamisasi ilmu pengetahuan adalah upaya mengembalikan


kemurnian ilmu yang telah dicemari oleh virus sekularisme
dengan cara memasukan nilai-nilai Islam ke dalam disiplin ilmu-
ilmu kontemporer yang telah cenderung sekular dan bebas nilai
serta pembebasan dari penguasaan sekular atas akal dan
bahasa. Sementara itu, ilmu pengetahuan dalam peradaban
Barat modern beserta aktualisasi ilmu-ilmu kontemporernya,
ternyata tidak netral dan sarat akan nilai pengalaman dan
proyeksi pandangan alam peradaban Barat yang di dasarkan
mitologi, filsafat, animisme, kebudayaan Kebangsaan (yang
menyimpang dari Islam), Mitos, dan lain sebagainya. Jadi, ilmu
pengetahuan modern harus di Islamkan.

DIARA RIZKI : MODEL PEMIKIRAN TOKOH INTEGRASI “NAQUIB AL ATTAS”

Anda mungkin juga menyukai