Makalah ini di sususn untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas K
LUSI 931322515
BAB I ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ........................................................................................... .. 3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................ 15
DaftarPustaka ................................................................................................... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Akhlak Pada Zaman Yunani?
2. Bagaimana Akhlak Pada Masa Pertengahan ?
3. Bagaimana Akhlak Pada Bangsa Arab Sebelum Islam ?
4. Bagaimana Kajian Akhlak di Kalangan Kaum Muslimi ?
5. Bagaimana Kajian Akhlak di Kalangan Pesantren ?
6. Bagaimana Kajian Akhlak di Kalangan Bangsa Barat ?
7. Bagaimana Analisis Ayat yang terkait?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Akhlak Pada Zaman Yunani.
2. Untuk mengetahui Pada Masa Pertengahan.
3. Untuk mengetahui Akhlak Pada Bangsa Arab Sebelum Islam.
4. Untuk mengetahui Kajian Akhlak di Kalangan Kaum Muslimi.
5. Untuk mengetahui Kajian Akhlak di Kalangan Pesantren.
6. Untuk mengetahui Kajian Akhlak di Kalangan Bangsa Barat.
7. Untuk mengetahui Analisis Ayat yang terkait.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Akhlak
Kata akhlaq berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata khuluqun yang secara
linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata
krama, sopan santun, adab dan tindakan.
Dari berbagai pengertian dapat dipahami bahwa kata akhlaq sebenarnya jamak
dari kata khulukun artinya tindakan. Kata khulukun sepadan degan khalqun
artinya kejadian dan kata khaliqun artinya pencipta dan kata makhluqun artinya
yang diciptakan. Dengan demikian, rumusan terminologis dari ayat merupakan
hubungan erat antara Khaliq dengan makhluk serta antara makhluk dengan
makhluk.
Dari definisi ayat tersebut secara substansial tampak saling melengkapai, dan
memiliki lima ciri penting dari akhlak, yaitu:
3
1
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlak, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 13-15
4
Agama ini meberikan pelajaran kepada manusia bahwa Tuhan merupakan sumber
segala akhalk.
5
teolog skolastik terbesar yang memadukan filsafat dengan ajaran Kristen. Karya
terbesarnya berjudul Summa Theologia dan Summa Contra gentiles.2
2
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), hal.32-36
3
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, hal. 37-38
6
Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Isalm
dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya
mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakui bahwa Dialah
Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pelindung, Pemberi Rahmat, Pengasih dan
Penyayang terhadap segala mkhluk. Segala apa yang ada di dunia ini, baik dari
gejala yang bermacam-macam dan makhluk yang beraneka warna sampai kepada
perkara langit dan bumi kesemuanya adalah milik Tuhan dan diatur oleh-Nya.
Ajaran Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna
dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan
yang kesemuanya itu terkandung dalam Al-Quran yang diturunkan Allah dan
ajaran Sunnah yand didatangkan dari Nabi Muhammad SAW. Al-Quran
merupakan sumber utama dan mata air yang memancarkan ajaran Isalm. Hukum-
hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan tentang akidah, pokok-
pokok akhlak dan perbuatan dapat dijumpai sumber yang aslinya di dalam Al-
Quran. Allah SWT berfirman :
7
Artinya : “barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan akan Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan. “
8
kesesatan dan kesengsaraan dan siapa yang mengerjakannya akan mengalami
akibatnya baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam Islam tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah guru
terbesar dalam bidang akhlak. Bahkan, keterutusannya di muka bumi adalah untuk
menyempurnakan akhlak. Akan tetapi tokoh yang pertama kali menggagas ilmu
akhlak dalam Islam masih terus diperbincangkan. Berikut ini akan dikemukakan
beberapa teori :
Pertama, tokoh yang pertama kali menggagas ilmu akhlak adalah Ali bin Abi
Thalib. Berdasarkan sebuah risalah yang ditulisnya untuk putranya Al-Hasan,
setelah kepulangannya dari perang Shiffin.
Kedua, tokoh Islam yang pertama kali menulis ilmu akhlak adalah Isma’il bin
Mahram Abu An-Nashr As-Saukani, ulama abad ke-2 H. Ia menulis kitab Al
Mu’min wa Al-Fajir, kitab akhlak yang pertama kali dikenal dalam islam. Selain
itu, dikenal tokoh-tokoh akhlak walaupun mereka tidak menulis tentangnya,
seperti Abu Dzar Al-Ghifari, ‘Ammar bin Yasir, Nauval Al-Bakkali dan
Muhammad bin Abu Bakr.
Ketiga, pada abad ke-3 H, Ja’far bin Ahmad Al-Qummi menulis kitab Al-Mani’at
min Dukhul Al-Jannah. Tokoh lainnya yang secara khusus berbicara tentang
akhlak adalah :
1. Ar-Razi (250-313 H) walaupun masih ada filsuf lain, Al-Kindi dan Ibnu
Sina. Ar-Razi telah menulis karya dalam bidang akhlak berjudul Ath-
Thibb Ar-Ruhani (kesehatan rohani). buku ini menjelaskan kesehatan
rohani dan penjagaannya. Kitab ini merupakan filsafat akhlak terpenting
yang bertujuan memperbaiki moral manusia.
2. Pada abad ke-4 H, Ali bin Ahmad Al-Kufi menulis kitab AL-Adab dan
Makarim Al-Akhlaq. Pada abad ini dikenal pula tokoh Abu Nashr Al-
Farabi yang melakukan penyelidikan tentang akhlak. Demikian juga
Ikhwan Ash-Shafa dalam Rasa’il-nya, dan Ibnu Sina (370-428 H)
9
3. Pada abad ke-5 H, Ibnu Maskawaih (421 H) menulis kitab Tahdzib Al-
Akhlaq wa Thath-hir Al-A’araq dan Adab Al-‘Arab wa AL-Furs. Kitab ini
merupakan uraian suatu aliran akhlak yang sebagian materinya berasal dari
konsep-konsep akhlak dari Plato dan Aristoteles yang diramu dengan
ajaran serta hukum Islam serta diperkaya dengan pengalaman hidup
penulis dan situasi zamannya.
4. Pada abad ke-6 H, Warram bin Abi Al-Fawaris menulis kitab Tanbih Al-
Khathir wa Nuzhah An-Nazhir.
5. Pada abad ke-7 H, Syekh Khawajah Nashir At-Thusi menulis kitabAl-
Akhlaq An-Nashiriyyah wa Awshaf Asy-Asyraf wa Adab Al-
Muta’allimin.
4
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), hal. 39-42
5
Ibid. Hal. 42-43
10
Beberapa tokoh ulama pesantren dari indonesia juga banyak yang menulis
kajian akhlak,khususnya dengan pendekatan tasawuf. Beberapa tokoh tersebuy
antara lain Syekh Nawawi Al-Bantani (wafat 1984) .seorang tokoh pesantren dari
Banten. Beberapa karyanya antara lain Mirqah Shu'ud At-Tashdiq,Maraqi Al-
Ubuddiyah dan Nashaih Al-ibad.
bangsa barat (eropa) mengalami kebangkitaan bidang ilmu pengetahuan pada abat
ke 15 M. Pada masa tersebut, para ilmuan mulai mengkaji kembali filsafat yunani
kuno. Kebebasan berpikir mulai di dengungkan akal mulai di bangkitkan
keberadaannya dan sebagian ajaran kuno mulai di keritik. Diantaranya ajaran yang
di keritik adalah ajaran akhlak yang dibawa bangsa yunani dan bangsa bangsa
lainya.
1. Rene Descartes
Rene Descartes (1596-1650) adalah salah seorang filusuf kenamaan dari
prancis, yang seringkali di anggap sebagai pendiri filsafat moderen. Ia
adalah orang pertama yang memiliki kapasitas filosofis yang tinggi, dan
sangat di pengaruhi dan di pengarhi oleh fisika dan antronomi baru. Tokoh
ini telah meletakan dasar dsar baru bagi ilmu pengetahuan dan filsafat.
Descartes merupakan tanda dari kepercayakan diri baru, akibat kemajuan
sains, terdapat kesegaran dalam pemikiranya, yang tidak dapat di temukan
di filsuf sebelumnya, sejak plato.
Descartes memiliki memiliki pemikiran yang khas, beberapa pemikira
tersebut, diantaranya :
a. Tidak menerima sesuatu yang belum di periksa akal dan sebelum di
pastikan secaraa nyata. Sesuatuyang di dasarkan pada sangkaan semata
dan tumbuh dari kebiasaan wajib di tolak.
11
b. Penyelidikan sesuatu harus di mulai dari yang terkecil dan yang
termudah, kemudian mengarah ke yn lebih kompleks.
c. Tidak boleh menetapkan kebenaran sebelum diuji terlebih dahulu.
2. John of salisbury
John of salisbury (1120-1180 M) merupakan contoh terbaik yang
mewakili pandangan pandangan lembaga kepuasan. Filsuf inggris ini
menghabiskan 12 tahun pertama usianya di paris, yang pada waktu itu
merupakan pusat studi filsafat, teologi dan sastra. Ia juga pernah tingal di
charrtes sebagai pusat studi tentang manusia.
John of salisbury terkenal dengan uraiannya yang menjelaskan bahwa
kekuatan spiritual berada di atas kekuatan duniawi. Oleh karna itu ia
menjadi pendukug gereja, berbicara mewakili gereja, membela gereja dan
menyerang keuasaan dunia dan menggambarkan sebagai pengikut
spiritual.
3. Bentham dan Stuart mill
Bentham (1748-1832) dan stuaart mill (1806-1873) Bentham dan stual
mill memindahkan paham pada epicurus kedaalam paham utilitariannisme.
Keduanya memindahkan paham epicurus dari paham egoitic hedonisme
kedalam paham universalistik keduanya tersiar luas di eropa dan
memberikan peran besar dalampembentukan hukum dan politik.
4. Thomas Hill Green dan herbert spencer
Thomas Hill Green (1836-1882) dan Herbert Spencer (1820-1903). Green
dan Spencer mengaitkan paham evolusi dengan akhlak. Diantaranya
pemikiran akhlak Green adalah;
a. Manusia dapat memahami suatu keadaan yang lebih baik dapat
menghendaki sebab ia adalah pelaku modal.
b. Manusia dapat melakukan realisi diri karna ia adalah subjek yang sadar
diri,suatu reproduksi dari kesadaran diri.
c. Cita cita keadaan yang lebih baik adalah yang ideal, tujuan yang
terakhir.
d. Ide menjadi pelaku bermoral dalam kehidupan manusia.
12
5. Spinoza
Spinoza (1632-1677), spinoza menulis karyautamana yang berjudul ethica
guna membantu mengurangi penderitaan orang orang yang menganut
suatu keyakinan.
6. Imanuel kant
Imanuel kant (1724-1831) kant meyakini adanya kesulitan. Titik berat
etikanya rasa kewajiban (panggilan hati nurani) untuk melakukan sesuatu.
Rasa kewajiban melakukan sesuatu berpangkal pada budi.
7. Victor Causin (1792-1867) dan Augus Caunte (1798-1857)
Cousin adalah salah seorang yang bertanggung jawab menggeser filsafat
Perancis dari sensasionalisme ke arah spriritualisme menurut
pemikirannya sendiri. Ia mengajarkan bahwa dasar metafisika adalah
pengam,atan yanghati-hati dan analisis atas fakta-fakta tentang kehidupan
yang sadar.
August Comte atau juga Auguste Comte lahir di Montpellier, Perancis, 17
Januari 1798 adalah seorang ilmuwan Perancis yang dijuluki sebagai “
Bapak Sosiologi “ yang dikenal sebagai orang pertama yang
mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu sosial.6
G. Analisis ayat
6
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), hal 43-50
13
Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih,
yaitu amal yang mengikuti Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya,
Muhammad, baik laki-laki maupun perempuan yang hatinya beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya. Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan
dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai
iman. Amal yang diperintahkan itu telah disyari’atkan dari sisi Allah, yaitu Dia
akan memberinya kehidupan yang baik di dunia dan akan memberikan balasan di
akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya. Kehidupan yang
baik itu mencakup seluruh bentuk ketenangan, bagaimanapun wujudnya. Akhlak
yang baik adalah agama, sebab ia merupakan wahyu dari Tuhan, dan Dia tentu
saja lebih mengetahui perundang undangan atau atauran hukum yang tepat dan
bermaslahat bagi umat manusia, serta lebih mengerti soal aturan-aturan
peribadatan maupun perilaku-perilaku mulia yang bisa menyantunkan diri mereka
dan meluruskan akhlak mereka. Dan semua itu berlandasakan prinsip iman dan
islam.7
7
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, (Jakarta:Amzah, 2011), hal. 257
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai pengertian dapat dipahami bahwa kata akhlaq sebenarnya
jamak dari kata khulukun artinya tindakan. Kata khulukun sepadan degan khalqun
artinya kejadian dan kata khaliqun artinya pencipta dan kata makhluqun artinya
yang diciptakan. Perkembangan serta sejarah akhlak dimulai dari Akhlak pada
masa Yunani, Akhlak pada masa pertengahan, Akhlak Pada Bangsa Arab
Sebelum Islam, Kajian Akhlak di Kalangan Kaum Muslimin, Kajian Akhlak di
Kalangan Pesantren, Kajian akhlak di kalangan bangsa barat.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun ini, dan sebagai makhluk yang tak
luput dari kesalahan kami memohon saran dan kritikan agar meminimalisir
terjadinya kesalahan pada makalah yang berikutnya, semoga bermanfaat.Amiin,,
15
Dartaf Pustaka
Saebani, Beni Ahmad. Ilmu Akhlak. Bandung: CV. Pustaka Setia. 2010
16