Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU AKHLAK

Mata Kuliah : Dosen Pengampu :


Pendidikan Akhlak Dra. Hj. Tarwilah, M.Ag

DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD PRIBADITAMA ROZI
NIM : 200101120166

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
S1 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat beriring salam kita hanturkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
pada mata kuliah Pendidikan Akhlak ini tepat waktunya. Makalah dengan judul
“SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU AKHLAK ” ini penulis susun untuk memenuhi nilai
tugas mata kuliah Pendidikan Akhlak yang diberikan oleh Ibu Dra. Hj. Tarwilah, M.Ag.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Hj. Tarwilah, M.Ag selaku
dosen, terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan
kerendahan hati, penulis memohon maaf. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca sekalian.

Banjarmasin, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Akhlak Pada Masa Yunani................................. 2
B. Sejarah Akhlak pada Abad Pertengahan.................................................. 4
C. Sejarah Akhlak pada Bangsa Arab Sebelum Islam................................. 5
D. Sejarah Akhlak pada Bangsa Arab Setelah Islam.................................... 5
E. Sejarah Akhlak pada Zaman Baru........................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata akhlak (etika) dalam pendekatan bahasa sebenarnya sudah dikenal manusia di
muka bumi ini.Yaitu, yang dikenal dengan istilah adat istiadat atau tradisi yang sangat
dihormati oleh setiap individu, keluarga dan masyarakat.pembahasan akhlak sudah
muncul ketika manusia pertama kali menginjakkan kaki di muka bumi ini. Karena ketika
menciptakan Adam dan menempatkannya di bumi, Allah SWT telah memberinya
pelajaran tentang akhlak, perintah, dan larangan kaitannya dengan interaksi antar sesama.
Dalam kaitan ini pula, Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa secara historis etika,
sebagai usaha filsafat yang lahir dari kemerosotan tatanan moral di lingkungan
kebugayaan Yunani 2500 tahun lalu.Karena pandangan-pandangan lama tentang baik dan
buruk tidak lagi di percaya, para filsuf mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi
kelakuan manusia.Pada pembahasan ini kami akan menjelaskan tentang sejarah
perkembangan ilmu akhlak dari zaman Yunani , Pra-Islam, Islam dan setelahnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Akhlak pada Zaman Yunani?
2. Bagaimana perkembangan Akhlak pada Pra-Islam?
3. Bagaimana perkembangan Akhlak pada Masa Islam?
4. Bagaimana perkembangan Akhlak pada Zaman Baru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan ilmu akhlak sebelum Islam
2. Untuk mengetahui perkembangan ilmu akhlak pada masa datangnya Islam
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu akhlak masa Moderen.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Akhlak adalah suatu kondisi jiwa yang menyebabkan ia bertindak tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.1 Maka bila sifat itu memunculkan perbuatan
baik dan terpuji menurut akal dan syariat maka sifat itu disebut akhlak yang baik, dan bila
yng muncul dari sifat itu perbuatan buruk maka disebut akhlak yang buruk.2
Ilmu akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya
mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan
tersebut yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk.  Ruang lingkup
pembahasan  Ilmu Akhlak adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian
menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan
yang buruk.3
Ilmu akhlak berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan
menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut
termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk. Selanjutnya ilmu akhlak juga berkembang
dari zaman yunani sampai zaman sekarang.     

A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKHLAK PADA ZAMAN YUNANI


1. Tokoh-tokoh Sofistik (500-450 SM)
Sebelum kemunculan tokoh-tokoh Sofistik, akhlak kurang
diperhatikan.Setelah mereka muncul mereka adalah ahli filsafat dan menjadi guru di
beberapa negeri. Walaupun berbeda-beda pikiran dan pendapat mereka memiliki
tujuan yang sama, yaitu menyiapkan angkatan muda bangsa Yunani untuk menjadi
nasional yang baik, merdeka, dan mengetahui kewajiban mereka terhadap tanah
airnya.
2. Socrates (469-399 SM)
Ia melakukan penyelidikan terhadap akhlak dan hubungan antarmanusia. Ia
didaulat sebagai perintis ilmu akhlak Yunani yang pertama. Ia berpendapat bahwa
akhlak dalam kaitannya dengan hubungan antar manusia harus didasarkan pada ilmu.
Tidak ditemukan pandangannya tentang tujuan akhir akhlak atau ukuran yang
1 H.Abdul Mustaqim, Akhlak Tasawuf(kreasi wacanan Yogyakarta, 2007)hlm.2
2 Alwan Khoiri, Tulus Mustofa dkk, Akhlak Tasawuf (Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005). Hlm. 6.
3 H. Abuddin Nata, M.A Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (PT Raja Grfindo Persada Jakarta, 2013) hlm.6-7

2
digunaknan untuk menilai suatu perbuatan apakah baik atau buruk.Oleh karena itu,
tidak heran jika kemudian bermunculan berbagai pendapat tentang tujuan akhlak
walaupun sama-sama didasarkan pada Socrates.
3. Cynics dan Cyrenics
Diantara ajaran cynics adalah bahwa Tuhan dibersihkan dari segala kebutuhan
dan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memiliki perangai akhlak ketuhanan.
Dengan akhlak ketuhanan ini, seseorang sedapat mungkin meminimalisasi kebutuhan
dan terbiasa dengan hidup sederhana. Adapun kelompok cyrenaics berpendapat
bahwa mencari kebahagiaan dan menjahui kepedihan adalah satu-satunya tujuan
hidup yang benar.
4. Plato
Pandangan plato mengenai akhlak didasarkan pada teori ”model” (paradigma).
Ia berpendapat bahwa di balik alam ini ada alam rohani (alam ideal) yang terdapat
bermacam-macam kekuatan. Keutamaan muncul dari pertimbangan kekuatan
tersebut dan tunduknya kekuatan pada hokum akal. Ia pun berpendapat bahwa
prinsip-prinsip keutamaan ada empat yaitu hikmah atau kebijaksanaan,
keberanian,keperwiraan. Dan keadilan.
5. Aristoteles
Di antara beberapa pendapatnya tentang akhlak adalah sebagai berikut:
a. Tujuan tarakhir yang dikehendaki manusia dalam semua tindakannya adalah
“bahagia”.
b. Jalan mencapai kebahagiaan adalah mempergunakan kekuatan akal pikiran
dengan sebaik-baiknya.
c. Keutamaan itu terletak di tengah-tengah, di antara dua keburukan. Dermawan
misalnya adalah ditengah-tengah antara boros dan kikir, keberanian adalah
ditengah-tengah antara membabibuta dan takut dan lain-lain.4
6. Stoics dan Epicurics
Stoics dan Epicurics berbeda dengan para pendahulunya dalam penyelidikan
akhlak. Stoics berpendirian sebagaimana paham Cynics yang pandangannya telah
dikemukakan diatas.5 
Epicurics mendasarkan pelajarannya pada paham kelompok Cyrenics.Filsafat
Epikurus bertujuan menjamin kebahagiaan manusia. Di antara ajarannya adalah:

4 H.Abdul Mustaqim, Akhlak Tasawuf. op.cit. hlm. 54


5 Ibid., hlm. 55.

3
a. Manusia tidak dapat tenang karena takut pada dewa-dewa, dan takut kepada mati
dan nasib.
b. Manusia tidak perlu takut karena dewa-dewa yang menikmati kebahagiaan yang
kekal tidak mengganggu.
c. Mati juga tidak perluditakutkan karena mati berarti tidak menderita.
d. Nasib manusia ditentukan oleh manusia sendiri. Kalau manusia mempunyai
ketenangan batin, manusia dapat mencapai tujuan hidupnya.
e. Tujuan hidup manusia adalah hedone  (kenikmatan, kepuasan).
Keseluruhan ajaran yang dikemukakan para pemikir yunani tersebut tampak
bersifat rasionalistik. Penentuan baik dan buruk berdasarkan pada pendapat akal
pikiran yang sehat dari manusia. Karenanya tidaklah salah kalau dikatakan bahwa
ajaran akhlak yang dikemukakan para pemikir Yunani ini
bersifat anthropocentris. Pendapat akal yang demikian dapat saja diikuti sepanjang
tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Al-Sunnah.
7. Agama Nasrani
Pada akhir abad ketiga Masehi, tersiarlah agama Nasrani di Eropa.Agama itu
dapat mengubah pemikira manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang
tercantum dalam Taurat.Agama memberi pelajaran bahwa Tuhan merupakan sumber
segala akhlak sebagai patokan yang harus kita pelihara dalam bentuk interaksi
diantara kita dan Tuhanlah yang menjelaskan baik dan buruk.
Menurut para filsuf yunani pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah
ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan, sedangkan menurut agama Nasrani,pendorong
untuk melakukan perbuatan baik adalah cinta kepada Tuhan dan iman kepada-Nya.

B. SEJARAH AKHLAK PADA ABAD PERTENGAHAN


Pada abad pertengahan di kuasai oleh gereja.Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan
“hakikat” telah diterima dari wahyu.Apa yang telah diperintahkan oleh wahyu tentu
benar. Oleh karena itu, tidak ada artinya penggunaan akal dan pikiran untuk kegiatan
penelitian.Ajaran akhlak yang lahir di Eropa pada abad pertengahan adalah ajaran akhlak
yang di bangun dari perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran Nasrani.6

C. SEJARAH AKHLAK PADA BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM

6 Rison Anwar, Akhlak Tasawuf (CV PUSTAKA SETIA, Bandung 2010) hlm.56

4
Bangsa arab pada zaman jahiliyyah tidak menonjol dalam segi filsafat sebagaimana
bangsa yunani. Hal ini karena penyelidikan terhadap ilmu terjadi hanya pada bangsa yang
sudah maju pengetahuannya. Sekalipun demikian, bangsa arab pada waktu itu
mempunyai ahli-ahli hikmah dan syair-syair yang mengandung nilai-nilai akhlak. Dapat
dipahami bahwa bangsa arab sebelum islam telah memiliki kadar pemikiran yang
minimal pada bidang akhlak, pengetahuan tentang berbagai macam keutamaan dan
mengerjakannya, walupun nilai yang tercetus leqwat syair-syairnya belum sebanding
dengan kata-kata hikmah yang di ucapkan oleh filsuf-filsuf Yunani Kuno. Dalam syariat-
syariat mereka tersebut sudah ada muatan-muatan akhlak.

D. SEJARAH AKHLAK PADA BANGSA ARAB SETELAH ISLAM


Islam datang mengajak manusia untuk percaya kepada  Alloh SWT, yang menjadi
sumber segala sesuatu yang ada di seluruh alam. Dengan kekuasaan-Nya segala yang ada
di dunia dan di langit, semuanya berjalan secara beraturan menurut ketentuan-
Nya.Sebagaimana halnya Alloh SWT telah menetapkan aturan yang harus diikuti
manusia, seperti kebenaran dan keadilan, juga menjauhi segala perbuatan yang di larang,
seperti dusta dan kezaliman.Keterangan tersebut di jelaskan dalam firman Alloh SWT,
Qur’an surat an-Nahl ayat 30 yang artinya” sesungguhnya Alloh menyuruh kamu berlaku
adil dan berbuat kebajikan memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang
melakukan perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Dalam Islam, tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang di
utus  untuk menyempurnakan akhlak. Akan tetapi tokoh pertama yang menulis ilmu
akhlak dalam Islam masih diperbincangkan .berikut ini akan dikemukakan beberapa teori.
1. Ali bin Abi Tholib, berdasarkan sebuah risalah yang di tulis untuk putranya Al-
Hasan, setelah kepulangannya dari perang shiffin. Dan kandungnya terdapat
dalam     kitab  Nahj Al-Balaghoh.
2. Isma,il bin Mahran Abu An-Nashr As-Saukani pada abad ke-2 H,beliau menulis
kitab Al mukmin wa Al-Fajir.
3. Ja’far bin Ahmad Al-Qummi, penulis kitab Al-Mani’at min Dukhul Al-Jannah  pada
abad ke-3H.
4. Ar-Rozi (250-313H)  dalam kitab Ath- Thibb Ar-Ruhani (kesehatan), walaupun
masih ada filsof lain seperti Kindi, Ibnu Sina.
5. Ali bin Ahmad Al-Kufi.menulis kitab Al-Adab dan Makarim Al- Akhlak.
5
6. Warrom bin Abi Al-Fawaris menulis kitab Tanbih Al-Khathir wa Nuzhah  An-
Nazhir.
7. Syehk Khowajah Nazhir Ath-thusi menulis kitab Al-Akhlak an-Nashriyyah wa
Awshaf Asy-Asraf wa Adab Al-Muta’allimin.7

E. SEJARAH AKHLAK PADA ZAMAN BARU


Pada akhir abad ke-15 Masehi, Eropa mulai mengalami kebangkitan dalam bidang
filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala sesuatu yang selama ini dianggap mapan
mulai diteliti, dikritik dan diperbaharui, hingga akhirnya mereka menerapkan pola
bertindak dan berpikir secara liberal. Diantara masalah yang mereka kritik dan dilakukan
pembaharuan adalah masalah akhlak. Penentuan patokan baik dan buruk yang semula
didasarkan pada dogma greja diganti dengan berdasarkan pandangan ilmu pengetahuan
yang didasarkan pada pengalaman empirik.  Banyak tokoh pemikir akhlak yang lahir
pada abad baru ini diantaranya:
1. Descartes (1596-1650)
Adalah seorang ahli filsafat prancis yang telah meletakan dasar-dasar baru
bagi ilmu pengetahuan dan filsafat, diantaranya:
a. Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa oleh akal dan penelitian empiric.
Apa yang didasarkan pada sangkaan semata dan tumbuh dari kebiasaan wajib
ditolak.
b. menyelidiki dari hal yang terkecil dan kemudian ke arah yang lebih komplek.
c. Menetapakan kebenaran harus di uji terlebih dahulu .
2. Jhon of Salisbury (1120-1180M).
Beliau adalah filsuf Inggris yang hidup pada tahun 1120-1180 M. Jhon of
Salibus terkenal daengan uraiannya yang menjelaskan bahwa kekuatan spiritual
berada di atas kekuatan duniawi. Oleh karena itu , ia menjadi pendukung gereja,
berbicaara mewakili gereja, membela, menyerang kekuasaan dunia dan
menggambarkannya sebagai pengikut spiritual pendapatnya diabadikan pada buku-
bukunya. Bukunya yang paling masyhur berjudul Stateman’s Book. Buku ini
membicarakan tentang dua pedang kekuasaan yaitu, pedang fisik dan pedang
spiritual .keduanya bersumber pada gereja dan harus kembali kepadanya .
3. Bentham (1748-1832 ) dan Stuart Mill (1806-1873 ).

7 Ibid., hlm.57-60

6
Keduanya termasuk tokoh yang banyak terpengaruh oleh pemikiran Epicurus
dengan cara mengubahnya menjadi paham utilitarianism yaitu paham yang semula
didasarkan pada kebahagiaan yang bersifat individualistic kepada kebahagiaan yang
bersifat universalistik.
4. Thomas Hill Green (1836-1882 ) dan herbert Spencer (1820-1903 )
Kedunya mengaitkan paham evolusi dengan akhlak. Di antara pemikiran
akhlak Green adalah;
a. Manusia dapat memahami suatu keadaan yang lebih baik dan dapat
menghendaki ,sebab ia adalah perilaku moral.
b. Manusia dapat melakukan realisi diri karena ia adalah subjek yang sadar diri,
reproduksi dari kesadaran diri yang abadi.
c. Cita-cita keadaan yang lebih baik adalah ideal.
d. Ide menjadi pelaku bermoral dalam kehidupan manusia.
5. Spinoza (1632-1677), Hegel (1770-1831), dan Khat (1724-1831)
Dalam buku etika yang berjudul Ethica
Ordine  Geometrico Demonstrata yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan
orang-orang yang menganut suatu keyakinan.Sementara menurut Kant menyakini
adanya kesusilaan.Titik berat etikanya adalah rasa kewajiban (panggilan hati nurani)
untuk melakukan sesuatu berpangkang pada budi.
6. Viktor Causin (1729-1867) dan August Comte (1798-1857)
Menurut Causin pemikirannya bahwa dasar Metafisika adalah pengamatan
yang hati-hati dan analisis atas fakta-fakta tentang kehidupan sadar.Sedangkan August
dijuluki dengan bapak sosiologi yang terkenal sebagai orang pertama yang
mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu social.

7. Pasca Mill dan Spencer


Sejak mill dan spencer hingga sekarang penelitian tentang akhlak hanya
menjelaskan teori-teori sebagaiman diutarakan di atas. Dengan kata lain belum di
temukan teori-teori lain.8
BAB III
PENUTUP

8 Rison Anwar, Akhlak Tasawuf (CV PUSTAKA SETIA, Bandung 2010) hlm.60-65.

7
A. KESIMPULAN
a. Sejarah Perkembangan Akhlak padab Zaman Yunani.
1.    Tokoh-Tokoh Sofistik (500-450)
2.    Sockrates (469-399)
3.    Cynics dan Cyrenics.
4.    Plato (427-347)
5.    Aristoteles  (9394-322)
6.    Stoics dan Epicuris
7.    Agama Nasrani
b. Akhlak pada Abad Pertengahan
c. Sejarah Akhlak pada Bangsa Arab sebelum Islam
d. Sejarah Akhlak pada Masa setelah Islam
e. Barat (Zaman  Baru).
1.    Descartes (1596-1650)
2.    Jhon of Salisbury (1120-1180 M).
3.    Bentham (1748-1832)  dan Stuart Mill (1806-1873)
4.    Thomas Hill Green (1836-1882) dan Herbert Spencer (1820-1903)
5.    Spinoza (1632-1677), Hegel (1770-1831), Khant (1724-1831)
6.    Victor Cousin (1792-1867), August Comte (1798-1857)
7.    Pasca Mill dan Spencer.

DAFAR PUSTAKA

8
Anwar, Rosihon,akhlak tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010
Khoiri, Alwan, Tulus Mustofa dkk, Akhlak Tasawuf, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga, 2005
Mustaqim, Abdul, Akhlak Tasawuf, Yogyakarta: Kreasi Wacanan,2007
Nata,  Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada,
2013

Anda mungkin juga menyukai