Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA ILMU AKHLAK DAN ILMU

FILSAFAT

Disusun Oleh:

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTANG LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat

dan salam saya sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad

SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari

kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat

bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya saya dapat menyelesaikan

tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk

memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah. Selain

itu, makalah ini disusun dengan sistematis dan deskriptif, dengan refrensi dari

jurnal.

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. Ilmu Akhlak..........................................................................................................6
B. Ilmu Filsafat..........................................................................................................7
C. Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Filsafat.............................................8
BAB III KESIMPULAN................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Daftar Pustaka....................................................................................................10

4
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu ilmu dipelajari karena ada manfaatnya. Diantara ilmu-ilmu itu ada

yang memberikan manfaat dengan segera dan ada pula yang dipetik buahnya

setelah agak lama dimalkan dengan segala ketekunan.

Pada hakikatnya setiap ilmu pengetahuan antara yang satu dengan yang

lainnya itu saling berhubungan. Akan tetapi hubungan tersebut ada yang sifatnya

berdekatan, pertengahan, bahkan ada pula yang jauh. Pada pembahasan kali ini

kita akan mengkaji bersama tentang ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu

akhlak, yaitu diantaranya ilmu tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan,

filsafat. Konsep akhlakul karimah adalah konsep hidup yang lengkap dan tidak

hanya mengatur hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya, tetapi juga

terhadap penciptanya. Allah menciptakan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-

Qur’an. Namun tidak semua orang mengetahui atau percaya akan hal itu. Ini

dikarenakan keterbatasan pengetahuan manusia dalam menggali ilmu- ilmu yang

ada dalam Alqur’an itu sendiri. Oleh karena itu penting sekali permasalahan

hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmulainnya ini diangkat..

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian ilmu akhlak?

2. Apa yang dimaksud dengan pengertian ilmu filsafat?

3. Apa hubungan antara ilmu akhlak dan ilmu filsafat?

5
C. Tujuan

1. Untuk memahami pengertian dari ilmu akhlak.

2. Untuk memahami pengertian dari ilmu filsafat.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara ilmu akhlak dan filsafat.

BAB II PEMBAHASAN

A. Ilmu Akhlak

Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat. 1Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat
1
Shaleh Al-Rosdi, Etika, akhlak dan moral (yogyakarta, Lkis, 1989), Hlm. 4

6
seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut

benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan- perbuatan

dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.2

Istilah akhlak sebenarnya memiliki banyak makna sebagimana yang dikemukakan

berikut:

1. Ibnu Maskawaih, mengatakan bahwa akhlak adalah suatu keadaan bagi jiwa

yang mendorong untuk melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa

melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi menjadi dua: ada yang

berasal dari tabiat aslinya, adapula yang diperoleh dari kebiasaan yang

berulang-ulang.

2. Ibrahim Anis mengungkapkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa, yang dengannya lahir macam-macam perbuatan, baik atau buruk,

tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

3. Abdul Karim Zaidan mengatakan bahwa akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-

sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya

seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk, untuk kemudian memilih

melakukan atau meninggalkannya.3

4. Ahmad Mubarok mengemukakan bahwa akhlak adalah keadaan batin

seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir

dengan mudah tanpa memikirkan untung dan rugi.4

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam diri manusia, sehingga akhlak tersebut akan muncul dengan

2
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 1999), 15.
3
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah), 2.
4
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlak (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 14-15.

7
sendirinya, tanpa adanya pemikiran atau pertimbangan terlebih dulu, serta atas

kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain.

Ilmu akhlak bisa juga diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan tentang baik

dan buruk, mempelajari tentang sifat-sifat terpuji dan cara-cara untuk

memilikinya, serta meempelajari tentang sifat-sifat tercela dan cara-cara untuk

menghindarinya. Dalam bahasa Indonesia selain menerima perkataan akhlak,

etika dan moral yang masing-masing berasal dari bahasa arab, yunani, dan latin,

juga dipergunakan beberapa perkataan yang makna dan tujuannya sama atau

hampir sama dengan perkataan akhlak ialah, susila, kesusilaan, tata susila, budi

pekerti, kesopanan, sopansantun, adab, perangai, tingkah laku, perilaku dan

kelakuan.

B. Ilmu Filsafat

Filsafat diambil dari bahasa arab yaitu falsafah, dari bahasa Yunani

pilosophia, kata majemuk yang terdiri dari kata philos yang artinya cinta atau
5
suka, dan kata shopia yang artinya bijaksana. Dengan demikian, secara

etimologis kata filsafat memberikan pengertian cinta kebijaksanaan. Orangnya

disebut pilosopher atau failasuf (istilah failasuf, lihat ibn Mandzur dalam lisan al-

Arab). Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam,

sebanyak orang yang memberikan pengertian atau batasan. Filsafat adalah ilmu

pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang

mungkin ada dengan mengunakan pikiran. Bagian-bagiannya meliputi:

 Metafisika : penyelidikan di balik alam nyata

5
Murtadha Mutohhari, Falsafah Akhlak: Kritik Atas Konsep Moralitas Barat (Pustaka Hidayah,
1995) hlm. 3

8
 Kosmologia : penyelidikan tentang alam (filsafat alam)

 Logika : pembahasan tentang cara berpikir cepat dan tepat

 Etika : pembahasan tentang tingkah laku manusia

 Theodicea: pembahasan tentang ketuhanan

 Antropolgi : pembahasan tentang manusia

C. Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Filsafat

Sebagaimana Ilmu Tasawuf, Ilmu Filsafat juga mempunyai hubungan

yang berdekatan dengan Ilmu akhlak, dimana ilmu akhlak merupakan salah satu

cabang ilmu tasawuf. Pengertian Ilmu Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan

menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang-bidang kajiannya mencakup

berbagai disiplin ilmu antara lain:

1. Metafisika : penyelidikan di balik alam yang nyata,

2. Kosmologo : penyelidikan tentang alam (filsafat alam),

3. Logika : pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat,

4. Etika : pembahasan tentang timgkah laku manusi

5. Theodica : pembahasan tentang ke-Tuhanan,

6. Antropolog : pembahasan tentang manusia

Dengan demikian, jelaslah bahwa etika / akhlak termasuk salah satu

komponen dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan

bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang akhirnya

membentuk disiplin ilmu terendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga

etika/akhlak, dalam proses perkembangannya, sekalipun masih diakui sebagian

9
bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang mempunyai

identitas sendiri.6

Selain itu filsafat juga membahas Tuhan, alam dan makhluknya. Dari

pembahasan ini akan dapat diketahui dan dirumuskan tentang cara-cara

berhubungan dengan Tuhan dan memperlakukan makhluk serta alam lainnya.

Dengan demikian akan diwujudkan akhlak yang baik terhadap Tuhan, terhadap

manusia, dan makhluk Tuhan lainnya. Jadi kesimpulannya hubungan antara Ilmu

Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di dalam Ilmu filsafat dibahas hal-hal yang

berhubungan dengan etika/akhlak dan dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan

menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan Theodica. Setelah mempelajari

ilmu-ilmu tersebut diharapkan dapat terwujud akhlak yang baik.

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Ilmu akhlak termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu

yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas

dan berkembang akhirnya membentuk disiplin ilmu terendiri dan terlepas dari

filsafat.

Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di dalam Ilmu filsafat dibahas hal-hal

yang berhubungan dengan etika/akhlak dan dibahas pula tentang Tuhan dan

6
Zahrudin Ar, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Ahlak. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004).
Hal. 60-61

10
bahkan menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan Theodica. Setelah

mempelajari ilmu-ilmu tersebut diharapkan dapat terwujud akhlak yang baik.

B. Daftar Pustaka

A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1999).

Ahmad Saebani, Beni, Abdul Hamid. Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Ar, Zahrudin, Hasanuddin Sinaga, 2004, Pengantar Studi Ahlak. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2007, cet. IX.

Muthahhari, Murtadha, Falsafah Akhlak, Bandung : Pustaka Hidayah, 1995.

11

Anda mungkin juga menyukai