Jurnal ini dibuat untuk mememuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
2011100070
PGMI ( i )
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan ilmu dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam dengan
baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan Islam.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini juga dapat menambah wawasan kita mengenai Filsafat yang ditinjau
dari aspek - aspek, khususnya bagi penulis. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami harapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada semua pihak yang telah men-support dalam penulisan makalah ini sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Manusia merupakan satu hakekat yang mempunyai dua dimensi,yaitu dimensi material dan
dimensi immaterial. Ungkapan al-Qur’anuntuk menunjukkan konsep manusia terdiri atas tiga
kategori,yaitu: (1) al-insan, al-ins, dan al-nas, atau unas, (2) al-basyar dan (3)bany
Adam.Meskipun ketiga kata tersebut menunjukkan pada maknamanusia, namun secara
khusus memiliki penekanan pengertianyang berbeda. Allah yang telah menciptakan segala
sesuatu dengansebaik-baiknya, dan memulai menciptakan manusia dari segumpaltanah, dan
Dia ciptakan keturunannya dari jenis saripati berupaair yang hina, lalu Dia sempurnakan
penciptaannya. Unsur jasadakan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan
tetapdan bangkit kembali pada hari kiamat. Dia tersusun dari perpaduandua unsur;
segenggam tanah bumi, dan ruh Allah, maka siapa yanghanya mengenal aspek tanahnya dan
melalaikan aspek tiupanruh Allah, maka dia tidak akan mengenal lebih jauh hakikat manusia.
Kata Kunci : Al-insan; al-ins; al-nas; al-basyar; bany Adam
dalam segala hal. Baik dalam hal segala sesuatu, bahkan mengenai
setiap zaman. Ini tidak akan kita tercapainya dari pencariannya itu.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas,
Maka rumusan masalah yang kami
bahasa adalah sebagai berikut :
BAB II • surat Ali Imran: 59
ۗ ٰا َد َمAِ َBCَ Dَ ِﷲ ّ ٰ Gَ Iْ Jِ KLْٰ MJِ Aَ َBNَ اِ ﱠن
LANDASAN TEORI
Qْ Dُ ٗTَU لW َ َX Yُ ﱠZ ب ٍ ^ُ َ]اQْ Nِ ٗTَ_َ` َa
ُْ نbcُ َMَd
A. GAMBARAN PROSES-
“Sesungguhnya
PROSES PENCIPTAAN perumpamaan (pencipta
MANUSIA DALAM AL- an) ‘Isa bagi Allah,
QURAN seperti (penciptaan)
Adam. Dia mencipta
Pada penciptaan manusia, kannya dari tanah,
ada orientalitas yang bingung kemudian Dia berkata
mengenai dengan sejumlah kepadanya, “Jadilah!”
rumusan yang berbeda-beda Maka jadilah sesuatu
menyangkut penciptaan manusia itu”.
didalam Al-Qur’an. Ada ayat yang Pada ayat tersebut, Allah
menyatakan bahwa manusia SWT menyatakan kepada
diciptakan dari tanah liat, tembikar, nabi Muhammad Saw
saripati tanah, saripati air yang bahwa penciptaan nabi
hina, air yang tertumpah dan mani Isa a.s. sama dengan
yang terpancar.1 penciptaan nabi Adam a.s
yaitu sama-sama dari
Bila diamati lebih dalam
tanah. Penciptaan nabi Isa
dapat disimpulkan bahwa manusia
a.s memang dari unsur sel
berasal dari dua jenis yaitu dari
telur yang berasal dari
benda padat dan benda cair. Benda
ibunya. Tetapi perlu
padat berbentuk tanah (turab),
diingat bahwa sel telur itu
tanah yang sudah mengandung air
berasal dari darah,
(thin), tanah liat (hama’), dan
sedangkan darah dari
tembikar (shalshal). Benda cair
makanan, dan makanan
berbentuk air mani.
tumbuh dari tanah. Maka,
1) Penciptaan manusia dari tanah nabi isaa.s juga berasal
dari tanah. (Salman
1. Akmal Ridho Gunawan Hasibuan, Menyinari Harun 2016).
Kehidupan dengan Cahaya Al-Qur’an, (PT Elex
Media Komputindo, Jakarta: 2018). Hlm.42
sadar setelah seluruh
• Surat al-Kahfi: 37 kekayaannya sirna.2
ور ٗ ُٓهWِ lَُ m bَُ ٗ َوھTُopW ِ q َ ٗTَU لW
َ َX • Surat al-Hajj: 5
Yُ ﱠZ ب ٍ ^ُ َ]اQْ Nِ َrَ_َ` َa ْيtِ ﱠUWِu ََ]ْ تwDَ َا َQN ﱢƒ ٍ mْ ِ ْ„ َرd Yْ ُ…Iْ Dُ سُ اِ ْنWﱠIU اWَ‡m َ ﱡWmٓ ٰ
ۗ ً zَ َرr{ ّbَٰ | Yُ ﱠZ }ٍ َw~
yُ ْ € ﱡQْ Nِ Qْ Nِ Yُ ﱠZ ب ِ ‰ْ َoUْا
ٍ ^ُ َ]اQْ N ﱢYْ cُ Iٰ _ْ َ` َa Wﱠ€ِWَd ˆ
“Kawannya (yang }ٍ Šَ ْ‹N ﱡQْ Nِ Yُ ﱠZ }ٍ َ_َ`Jَ Qْ Nِ Yُ ﱠZ }ٍ َw~ ْ €ﱡ
beriman) berkata ُ ِ_]ﱡ€ َوYْ ۗ cُ َU َQﱢMَoُIﱢU }ٍ َ_َ `ﱠŒNُ ]ِْ M•َ َ `ﱠ_َ ٍ} ﱠوŒNﱡ
kepadanya sambil Aٍ zَ َ اKUٓ ٰ ِ ُء اWَۤ •َ€ WNَ مWِ pَ ْ ْا‘َرKِd
bercakap-cakap اbْٓ Šُ ُ`oْ َ…ِU Yُ ﱠZ yً wْ ِطYْ cُ zُ ]ِ Œْ ُ€ Yُ ﱠZ KًCّ Lَ Nﱡ
dengannya, Apakah Qْ N ﱠYْ cُ Iْ Nِ َوKّdٰ bََ …m ﱡQْ N ﱠYْ cُ Iْ Nِ َوYْ ۚ Dُ Gاَ ُ” ﱠ
engkau ingkar kepada Qْ ۢ Nِ Yَ َ`‰ْ َm yَْ Mcَ ِU ]ِ Cُ ‰ُ U اَرْ َذ ِل ْاKUٓ ٰ ِ َﱡ] ﱡد اm
(Tuhan) yang ًةGَ Nِ Wَض ھ َ ْ َو^ ََ]ى ْا‘َرWًۗ ْٔـM”َ Yٍ `ْ Jِ Gِ ‰ْ َu
menciptakan engkau dari تْ œَ َء ا ْھ… ﱠWۤ Cَ U ْاWَ‡Mْ َ`Jَ WَIUْ َœ€ْ َ ِ َذ ٓا اWَd
ۢ
tanah, kemudian dari •ْ ٍ ۢ ْﱢ زَ وADُ Qْ Nِ ْ َ…َo€ْ ََ ْ َواuَو َر
ٍ M‡ِ uَ ج
setetes air mani, lalu Dia “Wahai manusia! Jika
menjadikan engkau kamu meragukan (hari)
seorang laki-laki yang Kebangkitan, maka
sempurna?” sesungguhnya Kami telah
Allah memerintahkan menjadikan kamu dari
kepada nabi Muhammad tanah, kemudian dari
Saw untuk menceritakan setetes mani, kemudian
kepada kaum muslimin dari segumpal darah,
tentang kisah seorang kemudian dari segumpal
yang sombong, pemilik daging yang sempurna
pertanian yang hasilnya kejadiannya dan yang
melimpah ruah. Orang tidak sempurna agar
tersebut telah ditegur oleh Kami jelaskan kepada
kawannya dan diingatkan kamu; dan Kami tetapkan
bahwa dia diciptakan dari dalam rahim menurut
tanah dan pasti akan kehendak Kami sampai
kembali kepadanya. waktu yang sudah
Tetapi ia terus saja
membangkang. Dia baru 2 Akmal Ridho Gunawan Hasibuan, Menyinari
Kehidupan dengan Cahaya Al-Qur’an, (PT Elex
Media Komputindo, Jakarta: 2018). Hlm. 44.
ditentukan, kemudian meninggal dan ada pula
Kami keluarkan kamu yang diberi usia lanjut.3
sebagai bayi, kemudian 2) Penciptaan manusia dari thin
(dengan berangsur- Menurut Al-Asfahani, kata
angsur) kamu sampai thin bermakna tanah yang
kepada usia dewasa, dan sudah bercampur air atau
di antara kamu ada yang tanah basah.
diwafatkan dan (ada • suratal-An’am: 2
pula) di antara kamu K‹ ٓ ٰ َX Yُ ﱠZ Qٍْ M ِطQْ N ﱢYْ cُ َ_َ` َa ْيtِ ﱠU اbَُ ھ
yang dikembalikan Yْ ُ…€ْ َ اYُ ﱠZ َٗهGIْ Jِ KًCّ Lَ N ﱡAٌ zَ َ َۗواyً zَ َا
sampai usia sangat tua َ…َ]ُوْ نCْ َ^
(pikun), sehingga dia “Dialah yang
tidak mengetahui lagi menciptakan kamu dari
sesuatu yang telah tanah, kemudian Dia
diketahuinya. Dan kamu menetapkan ajal
lihat bumi ini kering, (kematianmu), dan batas
kemudian apabila telah waktu tertentu yang
Kami turunkan air hanya diketahui oleh-
(hujan) di atasnya, Nya. Namun demikian
hiduplah bumi itu dan kamu masih
menjadi subur dan meragukannya”.
menumbuhkan berbagai 3) Penciptaan manusia dari
jenis pasangan shalshal
tetumbuhan yang indah”. Shalshal adalah tembikar
Dalam ayat ini Allah kering yang berongga yang
menyapa Manusia dan dibuat dari tanah. Sehingga
menerangkan bahwa mengeluarkan bunyi bila
mereka diciptakan dari ditiup atau diayunkan. Benda
tanah, kemudian itu menurut Al-Qur’an dibuat
berproses dari zigot dari hama’ yaitu tanah liat
sampai janin. Lalu yang sedikit berbau. Tanah itu
Manusia lahir menjadi
kanak-kanak dan dewasa. 3Akmal Ridho Gunawan Hasibuan, Menyinari
Kehidupan dengan Cahaya Al-Qur’an, (PT Elex
Ada yang kemudian Media Komputindo, Jakarta: 2018). Hlm.46
dibentuk (Masnun) menjadi dari lumpur hitam yang
shalshal tersebut. Kata diberi bentuk.”
tersebut diulang tiga kali
Dalam ayat diatas jelas
didalam Al-Qur’an.
terlihat bagaimana proses
• suratal-Hijr: 26, 28 dan 33
penciptaan manusia dimulai dari
ٍلW£ َ `ْ q َ Qْ Nِ َنWَL€ْ ‘ا ِ ْ WَI_ْ َ` َa Gْ َ_َUَو tahap sulalah (saripati makanan)
ْ ۚ ٍنbُILْ N ٍ ﱠWCَ pَ Qْ Nﱢ
kemudian nutfah (sperma) lalu
“Dan sungguh, Kami
terjadi konsepsi (pembuahan) dan
telah menciptakan
masuk kedalam rahim (menjadi
manusia (Adam) dari
embrio) kemudian berkembang
tanah liat kering dari
membentuk ‘alaqah kemudian
lumpur hitam yang
berproses menjadi mudhghah,
diberi bentuk”.
‘izaman (tumbuh tulang
ٌ ۢ ِUW َa „ْ ﱢ€ِ ِ} اcَ {ٕ `ٰۤ C`ْ ِU َruل َر ﱡW
¤ َ َX َواِ ْذ
ِ َ belulangnya) kemudian tulang-
ٍ WCَ pَ Qْ N ٍل ﱢW£ َ `ْ q َ Qْ Nَ َ•]ً ا ﱢu
tulang itu dibungkus dengan
ْ ۚ ٍنbُILْ Nﱠ
daging.
“Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu berfirman Setelah terbentuk manusia
6. Mufid, Sofyan Anwar. 2010.Ekologi Manusia. 7. Madjid, Nurcholish. 2009.Cita-Cita Politik Islam .
Bandung : Remaja Roesdakarya. Jakarta : Paramadina & Dian Rakyat
Allah). Allah menciptakan manusia kan segala tenaga, cipta,
dari bumi ini dan menugaskan rasa dan karsa, serta bakat
manusia untuk melakukan imarah manusia untuk mencari
dimuka bumi dengan mengelola dan menemukan ke
dan memeliharanya. Tugas benaran ajaran Islam atau
kekhalifahan terhadap alam (natur) kebenaran ayat-ayat serta
meliputi: keagungan dan kebesaran
a. Mengulturkan natur Ilahi.
(membudayakan alam), Konsep khalifah sebagai
yakni alam yang tersedia yang telah dikemukakan diatas me
ini agar dibudayakan, nunjukkan bahwa dalam ajaran
sehingga menghasilkan islam memiliki relevansi dan
karya- karya yang perhatian yang sangat besar
bermanfaat bagi kemas terhadap konsep ekologis dan
lahatan hidup manusia. lingkungan hidup. Sehingga untuk
b. Mengulturkan kultur itu, ajaran islam mengenai konsep
(mengalamkan budaya), ekologis dan lingkungan hidup
yakni budaya atau hasi perlu dikonstruksi sebagai sistem,
karya manusia harus keyakinan akan nilai-nilai dan cita-
disesuaikan dengan cita lingkungan hidup, yang dapat
kondisi aam, jangan dipahami, ditransformasikan dan
sampai merusak alam diinternalisasikan oleh seluruh
atau lingkungan hidup, umat untuk diperjuangan guna
agar tidakmenimbulkan mewujudkan citacita tersebut.
malapetaka bagi manusia Sehingga peranan khalifah di muka
dan lingkungannya. bumi sangatlah penting dalam
c. MengIslamkan kultur menjaga keseimbangan alam atau
(mengIslamkan budaya), lingkungan hidup.
yakni dalam berbudaya
harus tetap komitmen
dengan nilainilai Islam
yang rahmatan lil-
‘alamin, sehingga ber
budaya berarti mengerah
C. POTENSI DASAR MANU primer yang berfungsi
Akmal Ridho Gunawan Hasibuan, Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Qur’an, (PT
Elex Media Komputindo, Jakarta: 2018)
Agus Haryo Sudarmojo, Perjalanan Akbar Ras Adam, (PT Mizan Pustaka, Bandung: 2009)