Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN LOGIKA

DENGAN ILMU LAINNYA

DOSEN PEMBIMBING
LATIF SUBANDI, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KENIZO KAMAL

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ACEH TAMIANG
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-nya

sehingga saya sapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Hubungan Logika

dengan ilmu lainnya”.kami menyadari bahwa makalah ini mesih jauh dari sempurna,kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun saya harapkan demi kesempurnaan

makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang

telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupuan materinya tujuan

makalah ini adalah untuk mengetahui tentang apa itu Hubungan Logika dengan ilmu lainnya.

Langsa,10 Maret 2023

Kenizo Kamal

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Logika........................................................................................ 2
2.2 Pengertian Bahasa........................................................................................ 3
2.3 Hubungan Logika Dengan Bahasa….…………………………………….3
2.4 Hubungan Logika Dengan ilmu ilmu lain………………………………..4
2.4.1 Hubungan Denagan Ilmu Psikologi………………………………...4
2.4.2 Hubungan Dengan Ilmu Metafisika………………………………..4
2.4.3 Hubungan dengan ilmu Epistemologi……………………………...5
2.4.4 Hubungan Logika Dan Ilmu Agama……………………………….6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 8
3.2 Saran…………………………………………………………………….…8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dalam perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam


berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh
tentang logika dan berfikir seenaknya saja, mereka menginginkan hal yang mudah dan
praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas
masyarakat banyak.
Dibalik itu semua, diantara hubungan logika dengan ilmu-ilmu lain, terutama
hubungan logika dengan bahasa sangat berpengaruh dalam kehidupan. Sekaligus untuk
eksistensi masa depan yang lebih terpapar dan terencana. Yang prosesnya memang tidak
mudah sebagaimana keinginan masyarakat saat ini yang berbeda jauh. Logika dan bahasa
adalah dua kesatuan yang saling berhubungan erat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang Dimaksud dengan Logika?


2. Bagaimana Hubungan antara Logika dengan ilmu lainnya?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Logika.


2. Mengetahui Hubungan antara Logika dan Bahasa.
3. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika

Logika adalah Ilmu tentang berfikir secara rasional untuk mencari kebenaran. Bagian dari
filsafat yang objek penyelidikannya adalah budi atau akal.
Budi adalah salah satu sifat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yang juga
disebut sebagai hati nurani atau budi nurani. Budi nurani adalah pencerminan terbatas dari
Tuhan Yang Maha Esa , maka dalam logika yang namanya Budi itu tidak hanya diselidiki tetapi
juga sebagai alat.

2.2. Hubungan Logika dengan Bahasa


Bahasa Dalam Logika
Bahasa merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat,
maka akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
Fungsi bahasa:
Fungsi ekspresif.
Fungsi direktif.
Fungsi informatif.
Contoh history: Sultan Mehmed II memarintahkan prajuritnya utk menguasai bahasa romawi
dalam upaya menaklukan kota KonstantinopelTugas dan Objek Logika.
Tugas dan Objek Logika
Tugas logika juga memberikan penerangan bagaimana seharusnya orang berpikir
(Poedjawiyatna, 1978:2). Sedang objek penyelidikan logika adalah manusia itu sendiri.
Tujuan mempelajari logika adalah memecahkan masalah atau mencari jawab permasalahannya
yang dapat dirumuskan: bagaimana seharusnya manusia dapat berpikir dengan baik dan benar.
Logika dan Bahasa
Pengetahuan sebagai hasil proses tahu manusia baru tampak nyata apabila dikatakan.
Artinya diungkapkan dalam bentuk kata atau bahasa. Dalam ilmu pengetahuan, bahasa harus
mampu mengungkapkan maksud si penutur dengan setepat-tepatnya. Bahasa ilmu pengetahuan
harus logis. Ilmu berarti pengetahuan-tahu, sebagai hasil proses berpikir harus mengikuti
aturan-aturan, yaitu logika.

2
2.3. Hubungan Logika Dengan Ilmu-ilmu Lain
1. Hubungan dengan Ilmu Psikologi
Dalam Psikologi membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui
proses subjektif di dalam jiwa. Dengan demikian, Psikologi memberikan keterangan mengenai
sejarah perkembangan berfikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal
untuk berfikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berfikir bagaimana seharusnya, kita
terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berfikir. Di sinilah letak
hubungan antara Psikologi dan Logika.
Logika berfungsi memikirkan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Maka fungsi logika
adalah untuk membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia.
Ø Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir.
Ø Psikologi memberikan gambaran bagaimana manusia berpikir.
Ø Sementara logika adalah cabang filsafat yang bertujuan membimbing akal untuk berpikir
(bagaimana seharusnya).
Contoh Kasus: Anggota DPR adalah manusia
Koruptor kebanyakan anggota DPR
Hukuman bagi koruptor sangatlah ringan
Jadi: Anggota DPR melakukan korupsi karena hukumannya ringan.

2. Hubungan dengan Ilmu Metafisika


Logika berfungsi untuk menyelidiki hal-hal ada dan mungkin ada dengan metafisika.
Maka logika mempunyai fungsi untuk menyelidiki tentang pengertian kebenaran yang ada
dibalik alam semesta.
Ø Metafisika mempelajari hakikat realitas.
Ø Hakikat realitas dapat dicari dan ditemukan dibalik sesuatu yang tampak atau nyata.
Ø Metafisika selalu mencari kebenaran/hakekat realitas dibalik yang tampak dan nyata.
Ø Hukum-hukum logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang akan menjadi
hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada dibalik rumusan tersebut.
Semakin mampu berpikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.

3. Hubungan dengan Epistemologi (Dasar Pengetahuan)


Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat realitas.
Hakikat realitas tersebut dapat dicari dan ditemukan di balik sesuatu yang tampak atau nyata.
Oleh sebab itu, metafisika selalu mencari kebenaran atau hakikat realitas di balik yang tampak

3
dan nyata. Sikap seperti ini adalah kritis, yaitu suatu sikap yang selalu ingin tahu dan
membuktikan tentang sesuatu yang sudah atau serba dianggap benar. Teori dalam metafisika
bahwa kenyataan kebenaran atau hakikat realitas bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang
berada di balik yang tampak.
Dalil-dalil atau hukum-hukum dalam logika bagi metafisika bukan apa yang telah
dirumuskan yang menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut.
Dengan demikian, bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan hukumnya.
Semakin erat hubungan metafisika dengan logika, kebenaran logis akan semakin dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kebenaran logis mendekat pada hakikat realitas.
Semakin mampu berfikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.
Epistemologi menyelidiki sumber pengetahuan kita mungkin atau tidaknya kita
mengenal kebenaran dan apabila mungkin maka bagaimana caranya kita dapat mencari
kebenaran itu.Hubungan logika dengan epistemology adalah sama-sama dari cabang besar
filsafat, yaitu teori pengetahuan. Epistemologi merupakan pengetahuan dari segi isinya,
sedangkan logika merupakan kebenaran ditinjau dari segi bentuknya. Ini tertuang dalam cabang
besar filsafat yaitu:
a) Persoalan keberadaan atau eksistensi, yaitu metafisika.
b) Persoalan pengetahuan atau kebenaran, yaitu epistemology dan logika.
c) Persoalan nilai, yaitu etika dan estetika.

4. Hubungan Logika Dan Ilmu Agama


Apa manfa’at dari hubungan keduanya bagi manusia? Murtadha Muthahhari dalam
bukunya menjelaskan “Logika memberikan kepada kita cara berfikir yang benar dan logika juga
memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sedangkan agama
memberikan cinta, harapan dan kehangatan, agama juga mebawa pada revolusi spritual”.
Dalam makalahnya “an introduction to logic” Ir. Husain Heriyanto, M.Hum
mencontohkan hubungan logika dengan ilmu agama “logika dapat berperan dalam proses
pembentukan hukum ini berkaitan dengan ilmu ushul fiqh. Sebagaimana yang kita ketahui
logika adalah alat analisis dalam proses berpikir, lantas pertanyannya adalah apa kegunaan
logika dalam ilmu agama? Logika memiliki peran yang penting dalam penarikan kesimpulan
yang dilaku oleh para ahli agama dari premis-premis atau kesimpulan yang ada dalam al-qur’an
yang merupakan sumber dasar dari ahli agama, contohnya; dalam al-qur’an terdapat keterangan
bahwa “khamer dan anggur itu haram”. Kata “kamer dan anggur itu haram” kata ini dalam
logika ini namanya kesimpulan, kalau kata “khamer dan anggur itu haram” adalah kesimpulan,

4
lalu premis mayor dan premis minornya kata apa? Ya tetunya kita buat premis mayor dan
premis minornya. Karena alasan atau asbab al-nuzul di haramkan khamer dan anggur itu
memabukkan, jadi premis mayornya adalah “semua yang memabukkan itu haram” dan premis
minornya adalah “khamer dan anggur itu memabukkan”.
Premis Mayor : Semua yang memabukkan Itu Haram.
Premis Minornya : Khamer dan anggur Itu memabukkan.
Kesimpulanya : Khamer dan anggur Itu haram.
Contoh yang lain dalam al-quran ada keterangan bahawa zina itu haram diambil dari fiman
Tuhan “Jangan kamu mendekati zina”.
Premis Mayor : Segalah sesatu yang mendekati zina itu haram.
Premis Minornya : Ciuman adalah mendekati zina.
Kesimpulanya : Jadi ciuman itu haram.
Ini merupakan contoh yang sederhana, yang menggambarkan pentingnya logika dalam
hubungannya dengan ilmu agama dan masih sangat banyat peran logika dalam menganalisa
kajian keagamaan.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi obyek
bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap disiplin ilmu berisikan
tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hubungan Ilmu mantik
dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang
menjadi isi setiap disiplin ilmu.

5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Manthiq atau bisa juga disebut
Ilmu Logika yaitu ilmu yang membahas tentang tata aturan berfikir yang benar berkenaan
dengan objek pikir untuk menemukan kebenaran logis dan menjaga dari kesalahan dalam
berfikir.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi obyek bahasannya
yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap disiplin ilmu berisikan tashawwur
dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu
ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi
setiap disiplin ilmu.

3.2. Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan
benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah
ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk
segera mempelajari ilmu logika sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan.
Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik konstruktif
sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya.
Dan, hal itu penulis harapkan dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa

6
DAFTAR PUSTAKA

https://sejarawan.wordpress.com/2007/10/05/situs-sangiran/
https://rinastkip.wordpress.com/2012/11/14/bahan-kuliah-makalah-logika-bahasa-dan-
keterampilan-menulis/
Departemen P & K, Kamus besar bahasa Indonesia, 1989, Balai Pustaka, Jakarta.
Alex Lanur OFM, Logika Selayang Pandang, Kanisius, 1983.
Mundiri, Logika, Rajawali Press bekerjasama dengan Badan Penerbitan IAIN Walisongo
Press, Cetakan keempat, 2000.
W. Poespoprojo, Logika Ilmu Menalar, Pustaka Grafika,Bandung, 1999

Anda mungkin juga menyukai