DOSEN PEMBIMBING
LATIF SUBANDI, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KENIZO KAMAL
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-nya
sehingga saya sapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Hubungan Logika
dengan ilmu lainnya”.kami menyadari bahwa makalah ini mesih jauh dari sempurna,kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupuan materinya tujuan
makalah ini adalah untuk mengetahui tentang apa itu Hubungan Logika dengan ilmu lainnya.
Kenizo Kamal
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Logika........................................................................................ 2
2.2 Pengertian Bahasa........................................................................................ 3
2.3 Hubungan Logika Dengan Bahasa….…………………………………….3
2.4 Hubungan Logika Dengan ilmu ilmu lain………………………………..4
2.4.1 Hubungan Denagan Ilmu Psikologi………………………………...4
2.4.2 Hubungan Dengan Ilmu Metafisika………………………………..4
2.4.3 Hubungan dengan ilmu Epistemologi……………………………...5
2.4.4 Hubungan Logika Dan Ilmu Agama……………………………….6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika
Logika adalah Ilmu tentang berfikir secara rasional untuk mencari kebenaran. Bagian dari
filsafat yang objek penyelidikannya adalah budi atau akal.
Budi adalah salah satu sifat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yang juga
disebut sebagai hati nurani atau budi nurani. Budi nurani adalah pencerminan terbatas dari
Tuhan Yang Maha Esa , maka dalam logika yang namanya Budi itu tidak hanya diselidiki tetapi
juga sebagai alat.
2
2.3. Hubungan Logika Dengan Ilmu-ilmu Lain
1. Hubungan dengan Ilmu Psikologi
Dalam Psikologi membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui
proses subjektif di dalam jiwa. Dengan demikian, Psikologi memberikan keterangan mengenai
sejarah perkembangan berfikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal
untuk berfikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berfikir bagaimana seharusnya, kita
terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berfikir. Di sinilah letak
hubungan antara Psikologi dan Logika.
Logika berfungsi memikirkan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Maka fungsi logika
adalah untuk membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia.
Ø Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir.
Ø Psikologi memberikan gambaran bagaimana manusia berpikir.
Ø Sementara logika adalah cabang filsafat yang bertujuan membimbing akal untuk berpikir
(bagaimana seharusnya).
Contoh Kasus: Anggota DPR adalah manusia
Koruptor kebanyakan anggota DPR
Hukuman bagi koruptor sangatlah ringan
Jadi: Anggota DPR melakukan korupsi karena hukumannya ringan.
3
dan nyata. Sikap seperti ini adalah kritis, yaitu suatu sikap yang selalu ingin tahu dan
membuktikan tentang sesuatu yang sudah atau serba dianggap benar. Teori dalam metafisika
bahwa kenyataan kebenaran atau hakikat realitas bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang
berada di balik yang tampak.
Dalil-dalil atau hukum-hukum dalam logika bagi metafisika bukan apa yang telah
dirumuskan yang menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut.
Dengan demikian, bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan hukumnya.
Semakin erat hubungan metafisika dengan logika, kebenaran logis akan semakin dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kebenaran logis mendekat pada hakikat realitas.
Semakin mampu berfikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.
Epistemologi menyelidiki sumber pengetahuan kita mungkin atau tidaknya kita
mengenal kebenaran dan apabila mungkin maka bagaimana caranya kita dapat mencari
kebenaran itu.Hubungan logika dengan epistemology adalah sama-sama dari cabang besar
filsafat, yaitu teori pengetahuan. Epistemologi merupakan pengetahuan dari segi isinya,
sedangkan logika merupakan kebenaran ditinjau dari segi bentuknya. Ini tertuang dalam cabang
besar filsafat yaitu:
a) Persoalan keberadaan atau eksistensi, yaitu metafisika.
b) Persoalan pengetahuan atau kebenaran, yaitu epistemology dan logika.
c) Persoalan nilai, yaitu etika dan estetika.
4
lalu premis mayor dan premis minornya kata apa? Ya tetunya kita buat premis mayor dan
premis minornya. Karena alasan atau asbab al-nuzul di haramkan khamer dan anggur itu
memabukkan, jadi premis mayornya adalah “semua yang memabukkan itu haram” dan premis
minornya adalah “khamer dan anggur itu memabukkan”.
Premis Mayor : Semua yang memabukkan Itu Haram.
Premis Minornya : Khamer dan anggur Itu memabukkan.
Kesimpulanya : Khamer dan anggur Itu haram.
Contoh yang lain dalam al-quran ada keterangan bahawa zina itu haram diambil dari fiman
Tuhan “Jangan kamu mendekati zina”.
Premis Mayor : Segalah sesatu yang mendekati zina itu haram.
Premis Minornya : Ciuman adalah mendekati zina.
Kesimpulanya : Jadi ciuman itu haram.
Ini merupakan contoh yang sederhana, yang menggambarkan pentingnya logika dalam
hubungannya dengan ilmu agama dan masih sangat banyat peran logika dalam menganalisa
kajian keagamaan.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi obyek
bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap disiplin ilmu berisikan
tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hubungan Ilmu mantik
dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang
menjadi isi setiap disiplin ilmu.
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Manthiq atau bisa juga disebut
Ilmu Logika yaitu ilmu yang membahas tentang tata aturan berfikir yang benar berkenaan
dengan objek pikir untuk menemukan kebenaran logis dan menjaga dari kesalahan dalam
berfikir.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi obyek bahasannya
yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap disiplin ilmu berisikan tashawwur
dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu
ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi
setiap disiplin ilmu.
3.2. Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan
benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah
ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk
segera mempelajari ilmu logika sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan.
Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik konstruktif
sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya.
Dan, hal itu penulis harapkan dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa
6
DAFTAR PUSTAKA
https://sejarawan.wordpress.com/2007/10/05/situs-sangiran/
https://rinastkip.wordpress.com/2012/11/14/bahan-kuliah-makalah-logika-bahasa-dan-
keterampilan-menulis/
Departemen P & K, Kamus besar bahasa Indonesia, 1989, Balai Pustaka, Jakarta.
Alex Lanur OFM, Logika Selayang Pandang, Kanisius, 1983.
Mundiri, Logika, Rajawali Press bekerjasama dengan Badan Penerbitan IAIN Walisongo
Press, Cetakan keempat, 2000.
W. Poespoprojo, Logika Ilmu Menalar, Pustaka Grafika,Bandung, 1999