Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

“INOVASI PENDIDIKAN”

INOVASI DAN DEMOKRASI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Komarudin Sah, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Dede Ira Oktavia 1786210017

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP SUBANG 2019)


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain
ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan
kemampuan kepada kami sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat
pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW, para
sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Selama penyusunan makalah ini, kami telah mendapat bantuan dari berbagai pihak,
terutama dari Bapak Komarudin Sah, M.Pd,. selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan
Anak Berkebutuhan Khusus. Serta ucapan terima kasih juga kami persembahkan kepada
semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.

Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan. Kami mohon saran dan
kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan makalah-makalah kami
selanjutnya.

Subang, desember 2019

Penyusun:

Dede Ira Oktavia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1


B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat penulisan...................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian inovasi.....................................................................................3
B. Tujuan inovasi pendidikan........................................................................3
C. Pembelajaran yang demokratis.................................................................3

BAB `III PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi Pendidikan............................................................4


B. Demokrasi pendidikan di Indonesia..........................................................6
C. Pengertian Inovasi Pendidikan..................................................................7
D. Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia.......................8

ii
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak indikator telah menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita masih sedemikian
memprihatinkan. Rendahnya rerata NEM yang dapat dicapai oleh siswa dari Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah Atas memberi petunjuk betapa rendahnya mutu pendidikan
terhadap penguasaan bahan ajar yang dapat diserap.

Kesenjangan yang bertingkat juga terjadi dan dirasakan oleh masing-masing jenjang
seperti halnya sering dilansir kalangan Perguruan Tinggi yang merasa bahwa bekal
kemampuan lulusan SMA masih dipandang kurang memadai, selanjutnya di kalangan guru-
guru SMA dirasakan betapa rendahnya kemampuan lulusan SMP, demikian selanjutnya guru-
guru SMP juga mengeluh betapa lemahnya kemampuan para lulusan SD. Belum lagi adanya
88,4% lulusan SMA tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan 34,4% lulusan SMP tidak
dapat melanjutkan ke SMA (Balitbang Diknas, 2000). Hal ini tentunya juga berlanjut yakni
betapa masih banyaknya lulusan SD yang tak dapat melanjutkan ke SMP.

Ketika mutu pendidikan belum dapat teratasi, tantangan lain juga tengah muncul seperti
angka putus sekolah sebagaimana yang telah disinggung di atas yang relatif tinggi, daya
tampung sekolah yang masih sangat terbatas, angka pengangguran yang terus meningkat,
lapangan kerja yang masih terbatas, dan seterusnya. Kesan-kesan sementara yang dapat
ditangkap adalah bahwa pendidikan baru pantas dinikmati oleh sekelompok orang yang
berduit. Kesan semacam ini tampak mencolok ketika sebuah sekolah dan perguruan tinggi
favorit secara terbuka memberikan “kesempatan kepada siapapun” untuk menjadi
siswa/mahasiswa sejauh mampu memberikan sejumlah dana yang ditawarkan. Sementara itu
masyarakat awam tidak banyak memiliki infomasi tentang hak dan kriterianya untuk menuju
kesana.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud pengertian demokrasi pendidikan?
2. Apakah demokrasi pendidikan di Indonesia?
3. Apakah pengertian Inovasi Pendidikan?
4. Apakah Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui demokrasi pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengertian Inovasi Pendidikan.
4. Untuk mengetahui Inovasi Pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia.

D. MANFAAT PENULIAN
1. Untuk mengetahui apa itu Inovasi dan Demokrasi Pendidikan
2. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian inovasi

Menurut ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat
berupa satuan ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
seseorang bagi sekelompok orang (masyarakat).

B. Tujuan inovasi

Menurut Santoso (1974) tujuan utama inovai yakni meningkatkan sumber-sumber


tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi.

C. Pembelajaran yang demokrasi

Secara sempit demokrasi didefinisikan sebagai jeni sistem pemerintahan (lane dan
Erron:2003) aturan kelembagaan dalam mengambil keputusan politik (Hague dan
Harrop:2000) sistem politik (Zartman:2000).

Demokrasi juga merupakan alat untuk melindungi yang dipimpin dari penyalahgunaan
kekuasaan (Berry:1989). Dalam pngertian luas, demokrasi dipahami secara hidup, seperti
sikap toleran, kesediaan mendengar dan menerima pendapat orang lain (print,
orsterry:1989). Dalam pngertian luas, demokrasi dipahami secara hidup, seperti sikap
toleran, kesediaan mendengar dan menerima pendapat orang lain (print, orstrom dan
nielson:2002) menerima kerja sama dengan cara yang adil (Abdi, Ellis; and Shizha: 2005).
Selebihnya demokrasi merupakan pandangan/ keyakinan bahwa tidak ada seorang pun
yang memiliki kedudukan istimewa di muka hukum (Levinger;2000).

Pendidikan demokrasi merupakan pembelajaran yang dibangun untuk mewujudkan


lingkungan yang kritis dan aman, menghidupkan dialog dan keikutsertaan seluruh pihak
(barevinger;2000).

Pendidikan demokrasi merupakan pembelajaran yang dibangun untuk mewujudkan


lingkungan yang kritis dan aman, menghidupkan dialog dan keikutsertaan seluruh pihak
(barber;2001).

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi Pendidikan

Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuannya.
Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun vertikal.

Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya,
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin
pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat
kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya
sesuai dengan kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan kontol
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan
pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi,
kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri
handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan
berkembang menurut kodratnya.

Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang


mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan
pengelola pendidikan.

Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :

1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia

Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin
persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit,
agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan
memandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama

4
peserta didik kontol hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan
menghormati.

2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat

Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena
dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat,
baik dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan
dapat mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan
persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis
sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.

3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama

Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan


individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain
menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena
kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain kontol
kebebasannya sendiri.

Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara kontol
anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga kontol pikirannya untuk memanjukan
kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga
demokrasi. Berkenaan dengan itulah maka bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal
sebagai berikut :

1) Pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan (civic),


ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang penting.
2) Suatu keinsyafan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya dengan
mendahulukan kepentingan negara kontol masyarakat daripada kepentingan
sendiri.
3) Suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan dan
perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran masyarakat
dan pemerintah.

5
A. Demokrasi pendidikan di Indonesia

Pengakuan terhadap hak asasi setiap individu anak bangsa untuk menuntut pendidikan
pada dasarnya telah mendapatkan pengakuan secara legal sebagai-mana yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa yang mencakupi
orang tua, masyarakat, dan pemerintah memiliki kewajiban dalam bertanggung jawab untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Mengenai tanggung jawab pemerintah
secara tegas telah dicantumkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (3) yang
menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menye-lenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Terkait dengan pernyataan tersebut, sejak tanggal 8 Juli 2003 pemerintah telah
mengesahkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menggantikan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yang dianggap sudah tidak memadai lagi.
Pembaharuan Sistem Pendidikan Nasioanal dilakukan untuk memperbarui visi, misi, dan
strategi pembangunan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tersebut secara tegas memperkuat tentang amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31
tentang pendidikan.

Dalam kaitannya dengan masyarakat belajar (learning society) perlu diberikan


kebebasan kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai dengan kebutuhan dan
minatnya sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang dan falsafah negara.
Demikian pula halnya dengan pelaksanaan prinsip belajar seumur hidup.

Selama ini memang kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan telah


menuju pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga secara konseptual pemerintah
telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan undang-undang. Namun secara
realitas masih cukup banyak diantara kelompok usia sekolah yang tidak/belum dapat
menikmati pendidikan karena alasan tertentu baik karena ketidakterjangkauan biaya, tempat
maupun kesempatan, sehingga hak mereka seolah “terampas” dengan sendirinya

Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi


dalam pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang. Hal ini terdapat
dalam :

6
1) UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.
2) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.
3) Garis-garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.

B. Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other


unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun
teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat
berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah :

1. Managerial
2. Teknologi
3. Kurikulum

Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention


dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya
manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada
sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru
dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim
(1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang,
kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang kontol
sekelompok orang (masyarakat).

Maka dapat ditarik kesimpulan Ibahwa Inovasi pendidikan adalah penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
dunia pendidkan. Contoh bidangnya adalah Managerial, Teknologi, dan Kurikulum

Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat kontol cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru kontol cara baru dalam
melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu
upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.

7
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil
teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan
informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

C. Inovasi pendidikan dan model pembelajaran di Indonesia


1. Top Down Inovation

Inovasi model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah)
sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan kontol pemerataan kesempatan
untuk memperoleh pendidikan, kontolpun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi
dan sebaginya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan
cara mengajak, menganjurkan dan bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta
itu baik untuk kepentingan bawahannya. Dan bawahan tidak punya otoritas untuk
menolak pelaksanaannya.

2. bottom up Inovation

Yaitu model ionovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan
dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu
pendidikan. Biasanya dilakukan oleh para guru.

3. Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan.

Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang


demokratis kalau tidak dapat disebut liberal-ketika pada saat ini otonomisasi
pendidikan melalui berbagai instrument kebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, privatisasi perguruan tinggi negeri-dengan status
baru yaitu Badan Hukum Milik Negara (BHMN) melalui PP No. 60 tahun 2000,
sampai UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah yang mengatur konsep, sistem dan pola pendidikan, pembiayaan pendidikan,
juga kewenangan di sektor pendidikan yang digariskan bagi pusat maupun daerah.
Dalam konteks ini pula, pendidikan berusaha dikembalikan untuk melahirkan insan-
insan akademis dan intelektual yang diharapkan dapat membangun bangsa secara
demokratis, bukan menghancurkan bangsa dengan budaya-budaya korupsi kolusi dan

8
nepotisme, dimana peran pendidikan (agama, moral dan kenegaraan) yang didapat
dibangku sekolah dengan tidak semestinya.

4. KTSP

KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan


kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan
pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20
Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah


dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan
dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing.

Pedoman penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik mengacu pada SKL
yang meliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran kontol kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan.

5. Quantum learning

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang
dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer
dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang
sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan
bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan
sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik
berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology
(suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil
situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif kontol negatif.
Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam

9
kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih
jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang
terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Demokratisasi pendidikan merupakan suatu kebijakan yang sangat didamba-kan oleh


masyarakat. Melalui kebijakan tersebut diharapkan peluang masyarakat untuk menikmati
pendidikan menjadi semakin lebar sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.
Jurang pemisah antara kelompok terdidik dan belum terdidik menjadi semakin terhapus,
sehingga informasi pembangunan tidak lagi menjadi hambatan. Ungkapan pendidikan untuk
semua dan semuanya untuk pendidikan diharapkan bukan sekedar wacana tetapi sudah harus
merupakan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkannya.

Dengan demikian isu tentang besarnya putus sekolah, elitisme, ketidakterjangkauan


dalam meraih pendidikan, dan seterusnya dapat terhapus dengan sendirinya.

Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi
harus melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara
inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja
ditentukan oleh satu kontol dua faktor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan
fasilitas.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini pembaca bisa dapat mengetahui dan memahami tentang
Inovasi dan Demokrasi Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan sebagai referensi dalam
menerapkan sebagai seorang pendidik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Idris H.M. Sebuah tinjauan teoritis tentang inovasi pendidikan di Indonesia. Dalam
situs http://WWW.pdk.go.id/balitbang/publikasi/Jurnal/no_026/sebuah_Tinjauan_teoritis_
Idris.htm.dikunjungi 02 desember 2019

Segena, Unggul. Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan di era otonomi daerah. Dalam
situs http://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi 02.htm. Dikunjungi 02 desember
2019

Soedibyo, moryati BRA. Komitmen bagi desentralisasi pendidikan. Dalam situs


http://WWW.Sinarharapan.co.id/berita/0503/26/opi 02.htm. Dikunjungi 05 desember 2019

12

Anda mungkin juga menyukai