Anda di halaman 1dari 16

ISIM MAUSHUL

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen pengampu ibu Rufa Hindun Farhisiyati, SS. M. Pd. I
Oleh :
Qholivatun Waqidah NIM 2120011

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


PRODI AHWAL AL-SYAKHSIYAH
JURUSAN SYARI'AH KELAS C
2022
KATA PENGANTAR

Assalamua'laikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah, tepat waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa slalu penulis haturkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kami semua.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah bahasa
arab .Dan tak lupa kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulis
selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik,saran dan masukan yang positif demi perbaikan tugas
makalah ini kedepannya.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Pati ,24 april 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Pengertian Isim Maushul. ................................................................................. 2


B. Pembagian Isim Maushul. ................................................................................ 2
C. Bentuk Isim Maushul........................................................................................ 3

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………..……………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Bahasa arab merupakan pelajaran penting bagi mahasiswa yang beragama islam,
karena kitab suci Al-qur’an dan al-hadis ditulis dalam bahasa arab. Selain itu, bahasa
arab juga sudah termasuk bahasa internasional dan banyak dipelajari oleh para ilmuwan
barat untuk mengkaji peradaban islam. Di dalam hadits dikatakan; “Cintailah bahasa
Arab karena tiga hal, yaitu bahwa saya (Muhammad) adalah orang Arab, bahwa Al
Qur`an adalah bahasa Arab, dan bahasa penghuni surga di dalam surga adalah bahasa
Arab.” (HR. Ath-Thabrani)
Bahasa arab juga mempunyai aturan tersendiri dalam penulisannya, dan
mempunyai berbagai macam bentuk kata kerja, kata ganti dan kata sifat. Kata kerja dan
kata ganti itu terbagi lagi kedalam beberapa macam bentuk, seperti pada kata ganti
diketahui kata ganti isyarat (isim al-isyarâh), kata ganti penghubung (al-isim al-maushũl)
dan kata ganti penanya (adawat al-istifhâm). Dalam makalah ini saya akan membahas
mengenai al-isim al- maushũl [ ‫ ] االسم الموصول‬atau kata ganti penghubung beserta contoh-
contohnya.

B . Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan isim maushul ?
2. Pembagian isim maushul ?
3. Bentuk isim maushul ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud isim maushul


2. Mahasiswa mampu mengetahui pembagian isim maushul
3. Mahasiswa mampu mengenal bentuk isim maushul
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ISIM MAUSHUL

Isim Maushũl (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan
beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Maksudnya, bahwa setiap isim
ma’rifat itu akan menjadi jelas bila bersambung dengan kalimat sesudahnya, yang
dinamakan Shilah. Shilah(anak kalimat) itu harus memiliki dhamir yang kembali pada
isim maushul, yang dinamakan a’id. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam
ini diwakili oleh kata: "yang". Bentuk asal atau dasar dari Isim Maushũl
adalah: ‫( الَّذِي‬yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushũl dalam menggabungkan
dua kalimat di bawah ini:

Kalimat ‫س‬
ُ ‫“ = َجا َء ال ُمدَ ِر‬datang guru itu”.
Kalimat َ‫س الفِقه‬ ُ ‫“ = اَل ُمدَ ِر‬guru itu mengajar fiqh”.
ُ ‫س يَد ُر‬

ُ ‫س الَّذِي يَد ُر‬


Kalimat َ‫س الفِقه‬ ُ ‫“ = َجا َء ال ُمدَ ِر‬datang guru yang mengajar fiqh”.

Kalimat ‫س‬
ُ ‫“ = َجا َء ال ُمدَ ِر‬Guru itu datang”
Kalimat َ‫س يُعَ ِل ُم اللُغَةَ العَ َربِيَّة‬
ُ ‫“ = اَل ُمدَ ِر‬guru yang mengajar bahasa arab telah datang”.

Kalimat َ‫س الَّذِي يُعَ ِل ُم اللُغَةَ العَ َربِيَّة‬


ُ ‫“ = َجا َء ال ُمدَ ِر‬guru yang melatih Bahasa Arab telah
datang”.

2. PEMBAGIAN ISIM MAUSHŨL

Dalam Bab ini Isim Maushũl terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Isim Maushũl Ismi
Isim Maushũl Ismi adalah Isim Maushũl isim yang selamanya butuh
kepada Shilah dan A’id.

َ َ‫ = َجا َء الَذِي ق‬telah datang seseorang yang ayahnya berdiri.


Contoh : ُ‫ام اَبُوه‬
2. Isim Maushũl Harfi
Isim Maushũl Harfi adalah semua huruf yang
dengan shilahnya di ta’wili dengan Masdar . Sedangkan Isim Maushũl Harfi itu ada lima
macam:

a) Huruf ‫أن‬ “An” dengan dibaca fathah, ini bisa masuk


pada fi’il madli, fi’il mudlori’, fi’il Amar.

َ َ‫عجبتُ مِن اَن ق‬


contoh fi’il madli = ‫ام زَ يد‬ ِ “saya heran dari telah berdirinya Zaid”.
contoh fi’il mudlori’= ‫عجبتُ مِن اَن َيقُو َم زَ يد‬
ِ “saya heran dari berdirinya Zaid”.
contoh fi’il Amar = ‫“ اَشَرتُ الَي ِه بِاَن قُم‬saya memberi isyarat dengan perintah berdiri”

b) Huruf ‫“ أَ َّن‬Anna”

contoh = ‫علَي ِه ۚم إِ َّن فِى ذَٲلِكَ لَ َرح َمة َوذِڪ َر ٰى ِلقَوم يُؤمِ نُون‬
َ ‫ب يُتلَ ٰى‬ َ ‫أَ َولَم يَك ِف ِهم أَنَّا أَنزَ لنَا‬
ِ ‫علَيكَ ٱل‬
َ ‫ڪتَ ٰـ‬
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu
Al Kitab [Al Qur’an] sedang dia dibacakan kepada mereka?Sesungguhnya dalam [Al
Qur’an] itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang
beriman.”(Q.S. Al-Ankabũt : 51)

C). Huruf ‫“ كَى‬Kai” hanya bisa masuk pada fi’il mudlori’ saja.

contoh = ‫“ ِجئتُ ِلكَى تُك ِرما َ زَ يدا‬saya datang supaya kamu memuliakan atas Zaid”

D). Huruf ‫“ َما‬Ma” ada yang berbentuk Masdariyah Dharfiyyah, dan ada
yang Masdariyah Ghairu Dharfiyyah.
َ ‫“ َالاَص َحبُكَ ما َ دُمتَ ُمن‬saya tidak bisa menemanimu
Contoh Masdariyah Dharfiyyah = ‫طلِقا‬
selama kamu pergi”
َ َ ‫عجبتُ مِ ما‬
Contoh Masdariyah Ghairu Dharfiyyah = ‫ض َربتَ زَ يدا‬ ِ “saya heran tentang
pukulanmu kepada Zaid”

E). Huruf ‫ “ لَو‬Lau” huruf ini bisa masuk pada fi’il Madli dan juga fi’il Mudlori’.

Contoh fi’il Madli = ‫“ َودِدتُ لَو قا َ َم زَ يد‬saya senang jika Zaid sudah berdiri”

Contoh fi’il Mudlori’ = ‫“ َودِدتُ لَو يَقُو ُم زَ يد‬saya senang jika Zaid berdiri”

3. BENTUK-BENTUK ISIM MAUSHUL

1) Bentuk Isim Maushũl Mufrad (tunggal) dan Mutsanna (dual)

‫ت‬ َ ‫ َواليَـــــا إذَا َما ثُنِيَــــا‬¤ ‫صو ُل االس َماءِ الَّذِي األُنثَى الَّتِي‬
ِ ِ‫ال تُثــــــب‬ ُ ‫َمو‬

“Adapun Isim Mausũl yaitu ‫( الَّذِي‬jenis laki; baik ‘aqil atau ghairu ‘aqil) dan untuk jenis
(perempuan; baik ‘aqil atau ghairu ‘aqil) yaitu ‫الَّتِي‬. Jika keduanya ditatsniyah-kan (dual),
maka huruf Ya’nya jangan ditetapkan atau dibuang.

َ َ‫“ َجا َء نِي الَذِي ق‬datang kepadaku seorang(laki-laki) yang berdiri”.


Contoh = ‫ام‬

َ َ‫“ َجا َء تنِي الَذِي ق‬datang kepadaku seorang (perempuan) yang berdiri”.
Contoh = ‫ام‬

‫ َوالنُّو ُن إن تُشدَد فَالَ َمالَ َمه‬¤ ‫بَل َمــا تَلِيـ ِه أَو ِل ِه العَالَ َمـــه‬
Akan tetapi, terhadap huruf yang tadinya diiringi oleh Ya’ yang dibuang tersebut,
sekarang iringilah! dengan (memasang) tanda
Alamat I’rob (menjadi: ‫ الذان‬dan ‫ التان‬ketika mahal Rofa’. dan
menjadi: ‫ الذَين‬dan ‫ التَين‬ketika mahal Nashab dan Jarr). adapun Nun-nya
jika ditasydidkan, maka tidak ada celaan untuk itu.
Contoh Mutsanna (dual) mahal Rofa’ = َ ‫ام ابُوهُما‬ ِ ‫ “ َجا َء الَلذ‬telah datang dua orang
َ َ‫ِان ق‬
yang ayah keduanya berdiri”

َ َ‫“ َراَيتُ اللَّذَي ِن ق‬saya melihat dua orang


Contoh Mutsanna (dual) mahal Nashab = َ ‫ام ابُوهُما‬
yang ayah keduanya berdiri”

َ َ‫“ َم َررتُ ِبللَّتَي ِن ق‬saya bertemu dengan dua


Contoh Mutsanna (dual) mahal Jarr = َ ‫ام ابُوهُما‬
orang yang ayah keduanya berdiri”

2) Bentuk Isim Maushũl Jama’ (Banyak)

ُ ‫ َو َبع‬¤ ‫َجم ُع الَّذِي األلَى الَّذِينَ ُمطلَقَا‬


َ َ‫ض ُهم ِبال َوا ِو َرف َعا ن‬
‫طقَا‬
Jamak-Nya lafadz ‫( الَّذِي‬Isim Mausũl tunggal laki-laki) adalah ‫ األلَى‬atau َ‫ الَّذِين‬secara
mutlak (baik untuk mahal Rofa’, Nashab dan Jarr). Ada sebagian dialek orang Arab
berbicara dengan menggunakan Wawu ketika mahal Rofa’ (menjadi: َ‫) اَلَّذُون‬

‫ َوالَالَّءِ كَالَّذِينَ نَز َرا َوقَ َعا‬¤ ‫ت َوالالَّءِ الَّتِي قَد جُمِ َعا‬
ِ َّ‫ِبالال‬
Lafadz ‫( الَّتِي‬Isim Mausũl tunggal perempuan) sungguh dijamakkan dengan
menjadi ‫ت‬ ِ َّ‫ الال‬atau ِ‫الالَّء‬.Ditemukan juga ِ‫ الالَّء‬dihukumi seperti َ‫( الَّذِين‬isim Mausũl jamak
untuk perempuan) tapi jarang.

Contoh mahal Rofa’ = ‫جا َء نِي الَّذِينَ قا َ ُموا‬


َ “datang kepadaku mereka yang semuanya
berdiri”

Contoh mahal Nashab = ‫“ َراَيتُ الَّذِينَ قا َ ُموا‬saya melihat mereka yang semuanya berdiri”

Contoh mahal Jarr = ‫“ َم َررتُ ِبالَّذِينَ قا َ ُموا‬saya bertemu dengan mereka yang semuanya
berdiri”

Contoh mahal Rofa’ ‫حا‬َ ‫صبَا َحا يَو َم النٌّ َحي ِل غا َ َرة مِ ل َحا‬ َ َ‫“ بالوو = نَح ُن اللَّذُون‬kami
َّ ‫صبَ ُحوا ال‬
datang diwaktu pagi-pagi sekali dihari peperangan di tanah Syam karena menggegerkan
musuh juga kami sungguh menjelekkannya”.
َ ِ‫“ َوٱلَّ ٰـتِى يَأتِينَ ٱلفَـٰح‬Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan
َ ِ‫شةَ مِن ن‬
Contoh = ‫سا ِٕٮڪُم‬
perbuatan keji ,..”(Q.S. An-Nisa’: 15)

Contoh = ‫سا ِٕٮكُم‬ ِ ِ‫“ َوٱلَّ ٰــِى َي ِٕٮسنَ مِنَ ٱل َمح‬Dan perempuan-perempuan yang tidak haid
َ ِ‫يض مِن ن‬
lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu..” (Q.S. At-Thalaq: 4)

3) Bentuk Isim Maushũl Mutlaq (Umum)

َ ُ ‫َو َمن َو َما َوأَل ت‬


‫سا ِوي َما ذُكِر‬
Adapun Isim Mausũl ‫ َما‬,‫ َمن‬, dan ‫ أَل‬adalah menyamakan hukumnya dengan Isim Mausũl
yang telah disebut sebelunnya. (artinya: bisa digunakan untuk Laki-laki,
Perempuan, mufrad, mutsanna, atau Jamak).

Contoh = َ‫ َو َمن قُمن‬،‫ َو َمن قَا ُموا‬،‫ َو َمن قَا َمتَا‬،‫ َو َمن قَا َما‬،‫ َو َمن قَا َمت‬،‫ام‬
َ َ‫“ َجا َء نِي َمن ق‬datang
kepadaku seorang (laki-laki) yang berdiri, (perempuan) yang berdiri, (dua orang laki-laki)
yang berdiri, (dua orang perempuan) yang berdiri, mereka (laki-laki) yang berdiri,
mereka (perempuan) yang berdiri”

4) Bentuk Isim Maushũl Dza (‫)ذَا‬

‫أَو َمن إذَا لَم تُل َغ فِي ال َكالَ ِم‬¤ ‫ـام‬


ِ ‫َومِ ث ُل َما ذَا بَعدَ َما استِف َه‬
Isim Mausũl ‫ ذَا‬statusnya sama dengan isim Mausũl ‫( َما‬dipakai untuk tunggal, dual,
jamak, laki-laki dan perempuan), dengan syarat (1) ‫ ذَا‬jatuh
sesudah ‫ ما‬Istifham atau ‫ من‬Istifham, (2); ‫ ذَا‬tidak dibatalkan didalam Kalam
(maksudnya: ‫ ذَا‬dan ‫ ما‬atau ‫ من‬tersebut, tidak dijadikan satu kata Istifham (kata tanya).

Contoh = َ‫ َماذاَ عِندَك‬- َ‫جا َءك‬


َ َ‫“ َمن ذا‬siapa orang yang datang kepadamu” – “tidak ada orang
yang disampingmu”
5) Bentuk Shilah Isim Maushũl

‫الئِق ُمشتَمِ لَه‬ َ ‫علَى‬


َ ‫ضمِ ير‬ ِ ُ‫َوكُلُّ َهــا يَلـزَ ُم بَعَــدَه‬
َ ¤ ‫صلَـه‬

Setiap Isim-Isim Mausũl ditetapkan adanya Shilah (jumlah atau kalimat keterangan)
setelahnya, yang mencakupi atas Dhamir yang sesuai (ada Dhamir atau ’Aid yang
kembali kepada Isim Mausũl).
Contoh =

َ َ‫ الَذِين‬-‫ض َربت ُ ُه َما‬


‫ض َربت ُ ُهم‬ ِ ‫ والَذ‬- ُ‫ض َربتُه‬
َ ‫ِان‬ َ ‫“ َجا َء نِي الَذِي‬datang kepadaku seorang (laki-laki)
yang saya pukul, dan (dua) orang yang saya pukul, dan mereka yang saya pukul”

‫ض َربت ُ ُه َّن‬
َ َّ
‫والالتِي‬ -‫ض َربت ُ ُه َما‬
َ ِ ‫ والَّت‬-‫ض َربت ُ َها‬
‫َان‬ َ ‫ت الَّتِي‬
ِ َ‫“ َجائ‬datang kepadaku seorang
(perempuan) yang saya pukul, dan (dua) orang yang saya pukul, dan mereka yang saya
pukul”

‫بِ ِه َك َمن عِندِي الَّذِي ابنُهُ كُفِل‬¤ ‫صل‬


ِ ‫َو ُجملَة أو شِب ُه َها الَّذِي ُو‬

Shilah yang tersambung oleh Isim Mausũl, biasanya terdiri dari Jumlah atau Shibhul
Jumlah (serupa jumlah).

Contoh = ‫جا َء نِي الَذِي‬


َ َ‫“ عِندَك‬datang kepadaku seorang yang ada disampingmu”

Contoh = ‫جا َء نِي الَذِي‬


َ ‫“ فِي الد َِّر‬datang kepadaku seorang yang didalam rumah”

ِ ‫ َوكَونُ َها بِ ُمع َر‬¤ ‫صــلَةُ أَل‬


‫ب األَفعَا ِل قَل‬ ِ ‫ص ِري َحة‬
َ ‫َوصــفَة‬
Bentuk Sifat Sharihah (Isim Fai’l atau Isim Maf’ul atau Sifat Musyabbah)
merupakan Shilah untuk Isim Mausul ‫“ ال‬Al”, sedangkan Shilah-nya yang berupa Fi’il
Mu’rob (Fi’il Mudhori’) jarang adanya.

Contoh isim fa’il = ‫َّارب‬


ِ ‫“ َجا َء نِي الض‬datang kepadaku orang yang memukul”
Contoh isim maf’ul = ‫ِي ال َمض ُروب‬
َ ‫“ َجا َء ن‬datang kepadaku orang yang dimukul”
ُ ‫س‬
Contoh sifat musyabbihat = ُ‫ن َوج ُهه‬ َ ‫“ َجا َء نِي ال َح‬datang kepadaku orang yang memiliki
wajah tampan”

6) ٌّ َ‫ )أ‬dan Shilahnya
Bentuk Isim Maushũl Ayyun (‫ي‬

‫ضمِ ير ان َحذَف‬
َ ‫صد ُر َوص ِل َها‬ َ ُ ‫ي َك َما َوأُع ِربَت َما لَم ت‬
َ ‫ َو‬¤ ‫ضف‬ ُّ َ‫أ‬
Isim Mausul ‫“ أي‬Ayyun” dihukumi seperti Isim Maushũl “Ma” (bisa untuk Mudzakkar,
Muannats, Mufrod, Mutsanna juga Jama’) selagi tidak Mudhaf dan Shadar Silah-nya
(‘A-id yang menjadi permulaan Shilah) adalah berupa Dhamir yang terbuang.

Contoh = ‫“ يُع ِجبُنِي اَي قَائِم‬manakah orang yang berdiri yang telah mengagumkanku”

Contoh = ‫“ يُع ِجبُنِي اَي ُهم ه َُو قَائِم‬manakah kaum yang telah mengherankanku yang mana dia
orang yang berdiri”

Contoh = ‫“ يُع ِج ُبنِي اَي ه َُو قَائِم‬manakah orang yang telah mengherankanku yang mana dia
orang yang berdiri”

7) Bentuk Pembuangan Shadar Shilah (‘Aid Majrur)

َ َ‫ َكأَنتَ قَاض َبعدَ أَمـر مِن ق‬¤ ‫ضا‬


‫ضى‬ ُ ‫َكذَاكَ َحذ‬
َ ‫ف َما ِب َوصف ُخ ِف‬
Seperti itu juga (banyak digunakan dan jelas) yaitu pembuangan ‘Aid yang dikhofadkan
atau dijarkan oleh kata sifat. Seperti lafadz ‫ ( أَنتَ قَاض‬takdirannya: ‫اضيه‬
ِ َ‫ ) أَنتَ ق‬setelah
Fi’il Amarnya lafadz ‫ضى‬ َ َ‫ق‬.
Contoh = ‫ض َما أَنتَ قَاض‬
ِ ‫“ فَاق‬maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan..”(Q.S.
Tha-Hâ: 72)

َ ‫ـــر بِــالَّذِي َم َررتُ فَه‬


‫ــو بــَــر‬ ُ ‫َكذَا الَّذِي ُج َّر بِ َما ال َمو‬
َّ ‫ َك ُم‬¤ ‫صو َل َجر‬
Demikian juga (sering membuang Aid pada Shilah Maushũl) yaitu Aid yang dijarkan oleh
Huruf yang mengejarkan Isim Maushũlnya (dengan ‘Amil yang seragam).

Contoh = ُ‫ـــر بِــالَّذِي َم َررت‬


َّ ‫( ُم‬takdirannya: ‫ـــر بِــالَّذِي َم َررتُ بِ ِه‬
َّ ‫“ ) ُم‬berjalanlah kamu
dengan orang yang mana saya telah bertemu”

Isim maushul juga akan mengalami perubahan jika digunakan untuk memperjelas kata benda
yang jumlahnya dua (mutsanna) atau lebih dari dua (jamak).
Berikut contoh isim maushul Mustanna

Berikut contoh isim maushul jamak:


BAB III
PENUTUP

A . Kesimpulan
Isim Maushũl (Kata Sambung) ialah Isim yang bermanfaat untuk menghubungkan
sejumlah kalimat atau pokok benak menjadi satu kalimat. Contoh secara umum
pemakaian Isim Maushũl laksana di bawah ini:
1. Bila Isim Maushũl itu digunakan untuk Muannats (perempuan) maka: ‫ الَّذِي‬menjadi:
‫الَّتِي‬.
misal =
ُ ‫ت ال ُمد َِر َسةُ الَّتِي تَد ُر‬
‫س الفِقه‬ ِ ‫َجا َء‬
“Guru (pr) yang mengajar fiqh itu telah datang”.
2. Bila Isim Maushũl itu dipakai untuk Mutsanna (dual) maka: ‫ الَّذِي‬menjadi: ‫ان‬
ِ َ‫الَّذ‬
sementara ‫ الَّتِي‬menjadi: ‫َان‬
ِ ‫الَّت‬
misal = َ‫ان الفِقه‬ ِ ‫ان ا َّل َذ‬
ِ ‫ان يَد ُر َس‬ ِ ‫“ = َجا َء ال ُمد َِر َس‬datang dua orang guru (lk) yang melatih fiqh
itu”. misal =َ‫ان الفِقه‬ ِ ‫َان الَّتَان تَد ُر َس‬ ِ ‫ت ال ُمد َِر َست‬
ِ ‫“ = َجا َء‬datang dua orang guru (pr) yang
melatih fiqh”.
3. Bila Isim Maushũl itu digunakan untuk Jamak (banyak) maka : ‫ الَّذِي‬menjadi: َ‫الَّذِين‬
sedangkan: ‫ الَّتِي‬menjadi: ‫الالَّتِي‬
misal = َ‫“ = َجا َء ال ُمد َِرسُونَ الَّذِينَ يَد ُرسُونَ الفِقه‬datang guru-guru (lk) yang melatih Fiqh itu”
misal = ‫ت ال ُمد َِر َساتُ الالَّتِي َيد ُرسنَ الفِق َه‬
ِ ‫“ = َجا َء‬datang guru-guru (pr) yang melatih fiqh itu”.
4. Isim-isim maushul:
‫الذي‬
yang : Untuk jenis laki-laki tunggal
‫التي‬
yang : Untuk wanita tunggal
‫اللذان‬
yang: Untuk dua laki-laki
‫اللتان‬
yang: Untuk dua perempuan
‫الذين‬
Yang : Untuk tidak sedikit laki-laki
‫الالتي‬
yang: Untuk tidak sedikit perempuan
‫من‬
yang: Khusus guna yang berakal
‫ما‬
yang: Khusus guna yang tidak berakal

Contoh-contoh dalam kalimat:


‫غلبت الذى غلبني‬
Saya sudah menang dari orang yang sudah pernah mengalahkanku
‫سفرت التى كانت عندنا‬
Telah pergi wanita yang tinggal bareng kami
‫احب الذين علموني‬
Aku menyukai orang-orang yang sudah mengajari aku
‫أحسن الى من احسن اليك‬
Berbuat baiklah anda kepada orang yang melakukan baik kepadamu
‫التأكل ماال تستطيع هضمه‬
Janganlah anda makan sesuatu yang anda tidak dapat mengunyahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Husein, Syarafuddin , Minhatul Malik ,Fitarjamati Al-fiyyah Ibnu Malik Bi Lughah


Indonesia Jus I.Karya Toha Putra. Semarang.1989.
A.P.I. Ma’had,Sulam Tashil: Tarjamati Al-fiyyah Ibnu
Malik,Tegalrejo,Magelang.1413H.
Taqrirat, Al-fiyyah Ibnu Malik, Fi Ilmi An- Nahwu Wa As-Saraf,Lil’alamah Asyaikh
Muhammad Bin ‘Abdullah Bin Malik Al-Andalusi. Ma’had Al-Islami Lirboyo.Kediri.
Syarah, Ibnu ‘Aqil. Ma’had Islami As-salafi .Huquq At-Thab’I Mahfudloh.
Hidayat. D .DR. Pelajaran Bahasa Arab : Ta’limu Lughah Al-Arabiyyah, Madrasah
Tsanawiyah . Karya Toha Putra. Semarang.1994.

Anda mungkin juga menyukai