Anda di halaman 1dari 10

BERORIENTASI PADA TINDAKAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirusahaan

Dosen pengampu : Muhadirin, M.E

Di susun oleh :
Muhammad Zaenal Muttaqin / 2120006

Muhammad Khoirul Anwar / 2120009

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


PRODI AHWAL ASYAKHSIYAH
JURUSAN SYARIAH
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Berorientasi pada tindakan” dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirusahaan Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kewirusahaan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhadirin selaku dosen Mata
Kuliah Kewirusahaan.. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pati, 16 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................4
1.3 Tujuan ...............................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................................5


2.1 Pengertian Karakter Berorientasi pada Tindakan ............................................5
2.2 Macam macam perilaku yang berorientasi tindakan ........................................5

2.3 Sikap Berorientasi pada Resiko .......................................................................6


2.4 Langkah langlah Pengelolaan resiko ................................................................7

BAB III. PENUTUP ...................................................9


3.1 Kesimpulan
..................................................................................................................................9
3.2 Saran
..................................................................................................................................9
Daftar Pustaka
............................................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut Covey, manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi oleh
sikap-sikap adil (fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki (integrity),
jujur (honesty), martabat dan keseimbangan, serta senantiasa berfikir positif.
Nilai nilai seperti diatas sangat penting karena akan membuat lebih percaya
diri lebih ringan dalam bertindak. Orang-orang yang tidak memiliki integritas, kurang
adil, dan tidak jujur cenderung tidak stabil emosinya dan hidupnya tidak damai. Dia
bisa memiliki usaha tetapi sulit menjadi besar. Selain itu, Covey juga mengemukakan
bahwa karakter seseorang itu dibentuk oleh kebiasaan (habit). Oleh karena itu,
kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seseorang wirausaha adalah kebiasaan-
kebiasaan yang bersifat produktif secara spesifik, kedelapan kebiasan tersebut adalah
be proactive, begin with the end in mind, put first things first, think win/win, seek first
to understandthe to be understood, synergize, sharpen the saw, they friend their voice,
and help others find theirs (Covey,2004).
Salah satu ciri seseorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi
pada tindakan (action). Dari pada sekedar bermimipi, berkatakata, berpikir-pikir, atau
berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Jika seorang wirausaha hanya
berkata-kata dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana
(kerugian).

Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan


kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat
memutar akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif.
Mereka juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil
mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka
panjang atas operasi bisnisnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud karakter berorientasi pada tindakan?
2. Apa saja macam-macam perilaku yang berorientasi tindakan?
3. Bagaimana sikap berorientasi pada resiko?
4. Bagaimana langkah langkah pengelolaan resiko?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian karakter berorientasi pada tindakan
2. Untuk mengetahui macam-macam perilaku yang berorientasi tindakan
3. Untuk mengetahui sikap berorientasi pada resiko
4. Untuk mengetahui langkah langkah pengelolaan resiko

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian karakter berorientasi pada tindakan


Karakter yang berorientasi pada tindakan Merupakan karakter yang harus dimiliki dan
dilakukan oleh pengusaha. Hal ini sangat penting karena salah satu ciri seorang pengusaha
adalah pikirannya yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekedar bermimpi,
berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko,
ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Kalau dia hanya
berkata-kata dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana
(kerugian).
Karakter untuk menjadi pengusaha yang perlu dikembangkan, diantaranya yaitu
pemikirannya harus out of the box, harus berani mengambil langkah ke depan tanpa
flashback ke belakang.
Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan. Menurut kami sikap dan
tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan sikap yang harus/wajib
dilakukan oleh pengusaha itu sendiri. Tidak hanya sekedar bicara dan bermimpi. Mereka
seharusnya memiliki orientasi PDCA (plan, do, check, and action). Hal ini berarti dia tidak
hanya sekedar merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya.
2.2 Macam macam perilaku yang berorientasi pada tindakan

A. Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau
berwacana. Seseorang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak proaktif
merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki
muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif selalu mengantisipasi hal-hal yang akan
terjadi dan cepat mengambil tindakan sebelum kejadian.

B. Bermula dari Ujung Pemikiran (Goal Oriented)


Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan, akan
tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai dengan baik maka perlu
menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat. Kesulitan manusia menafsirkan dunia ini
tidak lepas dari fitrah kita yang memiliki pancaindra yang terbatas. Memiliki
kesempurnaan pancaindra saja belum cukup untuk menangkap realita kehidupan dan
menjadi wirausaha yang tangguh dan mampu berorientasi pada tindakan (action oriented).
Apalagi bila anda memiliki salah satu indra yang kurang yang satu indra yang kurang
sempurna. Itu saja sudah membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.
C. Mendahulukan Hal yang Utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak) dengan
membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan prioritas.
Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian besar harus diutamakan.

5
D. Berpikir dan bertindak win/win
Bisnis atau berwirausaha pada dasarnya adalah upaya untuk memenangkan kehidupan
dalam kehidupan sehari-hari, anda akan berhadapan dengan persaingan dan anda
memerlukan kerja sama dari para pendukung anda .siapakah mereka ? Mereka adalah
keluarga anda, karyawan, manajer, investor, bank, konsiltan, para pemasok dan penyalur
produk-roduk/jasa-jasa anda, para pembeli franchise anda, dan tentu saja konsumen,
nasabah, klien, atau pelanggan-pelanggan anda. Terdapat beberapa alternative solusi
dalam berhubungan dengan rekan rekan bisnis itu, yaitu win win, win-lose, lose-win dan
lose lose solution.
Manusia efektif akan selalu bersikap win win. Mereka berusaha agar semua pihak
mencapai kondisi akhirnya yang baik.
E. Cari tahu dulu untuk memahami, baru dipahami
Agar dapat mengembangkan hubungan yang win win seseorang harus dapat mengetahui
apa yang di inginkan oleh pihak lain (rekan usaha) dan apa makna “menang” bagi
mereka. Dalam Hal ini, kita harus dapat memahami apa yang menjadi kebutuhan dan
keinginan orang lain sebelum menguarakan tujuan pribadi kita.

F. Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar
dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A dan B, dan
masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan menghasilkan 5 buah,
dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah
yang disebut sinergi.
G. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk melatih
ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberi
makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup yang seimbang, melakukan
meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku self hep yang membangkitkan
semangat dengan kata-kata yang memotivasi.
H. Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya.
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar pada empat
elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika pikiran terus
dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal tersebut dapat
memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi terbesar seseorang, lembaga,
atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam kaitannya membantu orang lain menemukan
keunikan pribadinya.

2.3 Sikap Berorientasi pada resiko

Seorang wirausaha seharusnya tidak hanya berorientasi pada tindakan, tetapi juga
harus berorintasi pada risiko. Bagi seorang wirausaha (dalam kewirausahaan),
menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas

6
dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan.
Demikian pula pengambilan risiko bagi wirausaha berkaitan dengan kepercayaan pada
dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar pada
kesanggupan untuk menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang
bukan wirausaha (misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi
bagi wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha
berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu
kemungkinan yang terjadi berupa konsekuensi, akibat, atau bahaya yang tidak diinginkan
atau tidak sesuai dengan harapan yang terjadi akibat sebuah proses yang sedang
berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko ini biasanya menjurus pada suatu hal
yang merugikan bagi pelaku suatu kegiatan. Berikut ini pengertian resiko menurut
beberapa ahli :
• Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode
tertentu (Arthur Williams dan Richard M.H.)
• Resiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss)
(A.Abbas Salim)
• Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)
• Resiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan (Herman Darmawi)
• Resiko adalah probabilitas seseuatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang
diharapkan (Herman Darmawi)

Identifikasi sebuah risiko merupakan sebuah proses memahami kejadian potensial


yang mana dapat merugikan sebuah objek tertentu. Proses ini mengidentifikasi suatu
risiko yang kemungkinan terjadi dalam suatu aktivitas. Sumber dari risiko potensial
adalah semua faktor yang bisa menyebabkan risiko tersebut.

Menentukan risiko potensial harus dilakukan cepat, tetapi juga harus berlanjut
untuk mengidentifikasi risiko berdasar perubahan lingkungan. Berikut ini merupakan
teknik-teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi risiko antara lain
Brainstorming (menghasilkan ide mengenai topik tertentu), Survey atau observasi,
Wawancara, Informasi historis, Kelompok kerja, dan Eksperimen.
2.4 Langkah langkah pengelolaan resiko

Langkah-langkah pengelolaan resiko:


1. Dikontrol (risk control)

7
Upaya-upaya yang dilakukan agar probabilitas terjadinya risiko yang diidentifikasi
menjadi berkurang. Mengontrol resiko juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang
mungkin terjadi.
Upaya yang dilakukan untuk mengontrol resiko :

· Membuat dan mengimplementasikan standar operasional prosedur (SOP) yang baik.


· Melakukan pengontrolan secara serius terhadap kualitas produk dan proses.

· Melengkapi area produksi dengan alat-alat keselamatan kerja dan termasuk


mengintrodusir budaya sadar resiko kepada semua karyawan.

2. Ditransfer kepada pihak lain (risk transfer)

Upaya-upaya yang secara sadar dilakukan dengan memindahkan resiko yang kita
hadapi terhadap pihak lain.
Cara ditransfer kepada pihak lain, misalnya :
1. Memindahkan resiko terjadinya kebakaran toko kepada perusahaan asuransi.

2. Untuk memindahkan resiko meningkatnya beban biaya tetap pegawai dapat dilakukan
dengan kontrak outsourcing.

3. Untuk memindahkan resiko tingginya modal kerja kepada konsumen dapat dilakukan
dengan meminta pembayaran di awal, atau memindahkan risiko tingginya biaya persediaan
ke tangan supplier.
4. Dibiayai sendiri (risk retention)

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengertian Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertidak terhadap suatu
keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Sikap ini
terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa cepat
untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh
komitmen orang tersebut atas perkataannya. Perencanaan dan Tindakan Setiap orang
memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam berusaha. Rencana akan menjadi
mimpi yang tidak akan terwujud tanpa ada tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada
pada seseorang yang mantap dalam menentukan nilai hidupnya. Dalam menentukan
perencanaan terhadap tindakan yang diambil berarti memerlukan cara pengambilan
keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil akhir dari
keputusan dan tindakan yang kita ambil. Membuat keputusan (decion making) adalah suatu
proses memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada.

Resiko sangat tidak bisa dihindari tetapi resiko dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
pengelolaan resiko. Karena resiko sangat mengandung ketidak pastian, maka dalam
menjalankan usaha perlu diterapkan manajemen resiko maupun pengelolaan resiko,
pengelolaan resiko terbagi dalam bermacam-macam metode, mulai dari
penghindaran,menahan atau menanggung, diversifikasi, transfer resiko, pengendalian
resiko, pendanaan resiko. Dalam metode transfer resiko ada berbagai macam cara,
diantaranya adalah asuransi, hedging dan incoporated.

B. Saran

Untuk menjadi seorang entrepreneur yang hebat, berikut ini hal-hal yang kami sarankan
untuk dilaksanakan :

1. Membuat strategi sebaik baiknya maupun perencanaan yang baik dan dilanjutkan dengan
tindakan sesuai dengan strategi ataupun perencanaan yang ada.

2. Melakukan segala sesuatu dengan dibarengi pertanggung jawaban.


3. Latihlah pribadi Anda untuk memiliki sifat-sifat yang efektif.

4. Jangan pernah berhenti belajar dari entrepreneur yang telah sukses sebelumnya.
5. Bentuklah pribadi yang berkomitmen dan memiliki loyalitas yang tinggi

9
DAFTAR PUSTAKA
http://widianofendri.blogspot.co.id/2015/05/berorientasi-pada-tindakan.html
http://fajrinkhusnulkhotimah.blogspot.co.id/2015/05/makalah-berorientasi-padatindakan.html
Anonim. (n.d.). Proses Manajemen Resiko.
http://s2informatics.files.wordpress.com/2007/11/proses_manajemen_risiko.pdf. Diakses tanggal
10 Februari 2013.

Anonim. (n.d.). Proses Manajemen Resiko.


http://s2informatics.files.wordpress.com/2007/11/proses_manajemen_risiko.pdf. Diakses tanggal
10 Februari 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai