Anda di halaman 1dari 15

PENGAMBILAN RESIKO DALAM BERWIRAUSAHA

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu Bapak Muhadirin, M.E

Disusun Oleh :
1. Fitri Anggita Puri S ( 2120004)
2. Rahmat Budiarto ( 2120012)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


PRODI AL AHWAL ASSYAHSIYYAH
JURUSAN SYARI’AH KELAS C
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat Allah yang diberikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta Hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Kewirausahaan tentang “Pengambilan Resiko Dalam
Berwirausaha”.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih ada
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih, semoga hasil makalah kami bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kudus, 24 Maret 2023


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era modern ini, persaingan dalam berwirausaha semakin sengit. Seorang
wirausaha dituntut harus mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dan mampu
menangkap peluang yang ada. Selain itu, keberanian dalam pengambilan resiko juga
berperan dalam menetukan kemajuan suatu usaha. Seorang wirausahawan yang
mampu mempertimbangkan dan berani mengambil resiko akan lebih cepat
berkembang daripada yang hanya berada dizona di zona aman saja.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih
kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang
lebih menyukai hal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam
hidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil
resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha
selalu ingin berhasil menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih
rendah karena bagi mereka tidak ada tantangan.
Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-
matang keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan
kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin
besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap
pula mencoba apa yang menurut orang lain penuh dengan resiko.
Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah kesiapan
dalam pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang
aman dan nyaman dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih
resiko yang lebih rendah. Berbeda dengan wirausaha, resiko dijadikan sebagai
tantangan untuk mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan
kegagalan. Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga penuh
resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan
sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengambilan resiko?
2. Apasaja macam – macam pengambilan resiko?
3. Bagaimana Cara Mengindentifikasi Risiko Usaha?
4. Bagaimana cara Mengatasi Dan Memperkecil Resiko Usaha ?

C. Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan tentang pengambilan resiko dalam kewirausahaan
2. Menjelaskan jenis-jenis resiko yang ada di dunia wirausaha
3. Menjelaskan cara-cara pengambilan resiko yang tepat untuk memajukan suatu
usaha
4. Menjelaskan cara mengatasi dan memperkecil resiko usaha
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGAMBILAN RESIKO


Resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya
keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi kebanyakan
orang tidak menginginkannya. Sedangkan menurut para ahli, resiko dalam suatu
usaha dapat didefinisikan sebagai berikut :
a) Arthur Williams dan Richard, M H
Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode
terentu.
b) Abas Salim
Resiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian.
c) Soekarto
Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
d) Herman Darmawi
Resiko adalah penyebaran penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan
Jadi, pengambilan resiko dalam ruang lingkup kewirausahaan dapat diartikan
sebagai tindakan pengambilan keputusan yang didasarkan pada baik buruk akibat
yang mungkin saja ditimbulkan di masa mendatang demi memajukan suatu usaha.
Wirausaha merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan resiko, dengan
mengambil resiko untuk suatu kemajuan yang diimpikan resiko sehingga seorang
wirausaha harus mampu memiliki kemampuan dalam mengambil resiko tersebut
dengan perhitungan yang matang, karena pada dasarnya segala resiko dapat di atasi.
Setiap resiko memiliki karakteristik sendiri yang berbeda satu sama lain, Setiap
resiko memerlukan kebijakan manajemen tertentu atau analisisa tertentu untuk
pengelolaan dan penanganannya. Kebanyakan Pengusaha hanya mengenali resiko
yang tampak jelas / terlihat atau paling jelas telihat. Misalnya seorang pemilik restoran
yang berencana pergi untuk suatu tujuan dapat dengan mudah memprediksi resiko
tentang keselamatan kerja para staffnya, dan dapat melakukan pencegahan dengan
memberikan instruksi yang cukup kepada para staff dalam menjalankan
pekerjaannya.
B. MACAM – MACAM PENGAMBILAN RESIKO
Dalam menjalankan suatu kegiatan pembangunan atau pengembangan usaha
tentunya akan menghadapi beberapa resiko usaha yang dapat mempengaruhi hasil
usahanya tersebut, apabila hal tersebut tidak diantisipasi dan dipersiapkan serta
penanganannya maka bisa saja resiko usaha tersebut terjadi. Beberapa diantaranya
contoh resiko usaha tersebut dapat bersumber dari faktor internal maupun eksternal
suatu kelompok usaha kecil ataupun pada perusahaan.
1. Menurut sumber atau penyebab timbulnya resiko dibedakan menjadi :
a. Resiko Internal Usaha
Dalam menjalankan usaha setiap perusahaan atau suatu kelompok usaha
kecil, dibutuhkan suatu perangkat untuk mendukung jalannya usaha tersebut
diantaranya yaitu sumberdaya berupa modal dan personil yang handal sesuai
dengan kebutuhan. Selain itu juga diperlukan peraturan baku yang memuat
kewajiban dan hak hak karyawannya, sehingga dapat mengantisipasi
peluang terjadinya kesalahpahaman antara pihak manajemen perusahaan
dengan para karyawannya
b. Resiko Eksternal Usaha
• Resiko Buyer atau Supplier
Dalam melakukan pemasaran, hasil produksi harus lebih
berkonsentrasi kepada kualitas pelayanan dan selalu melakukan kegiatan
untuk meningkatkan kualitas dan kontinuitas kepada buyer potensial
yang telah menjadi pelanggan kita. Jika hal ini tidak terpenuhi maka
resikonya adalah para pelanggan akan meninggalkan kita.
• Resiko Perekonomian
Faktor resiko ini yang berasal dari luar kegiatan usaha kita sendiri,
diantaranya disebabkan oleh kondisi perekonomian, sosial dan politik
baik lokal, nasional maupun internasional yang dapat berakibat kurang
baik terhadap dunia usaha pada umumnya. Memburuknya kondisi
perekonomian juga akan dapat mengakibatkan daya beli masyarakat
menurun terhadap produk kita.
• Resiko Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi yang saat ini semakin pesat dapat membantu
pihak pengelola dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.
Seorang wirausahawan harus mampu mengikuti perkemnagan teknologi
dan menerapkannya dalam usahanya. Selain pada masalah produksi,
maka masalah ketepatan waktu pasokan dan kecepatan pelayanan dapat
memberi kepuasan bagi para konsumen kita. Apabila pihak produsen
kurang memanfaatkan perkembangan teknologi, resikonya secara tidak
langsung akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, yang
pada akhirnya akan kalah dalam bersaing di pemasaran.
• Resiko Penghentian Ijin Usaha
Persyaratan perijinan adalah merupakan suatu hal yang harus
dipenuhi oleh suatu kelompok usaha menengah ataupun perusahaan
untuk dapat melakukan kegiatan usaha. Hal ini berhubungan dengan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengusaha dalam menjalankan
usahanya dan perlindungan terhadap hak hak konsumen. Apabila
perusahaan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku maka
terdapat juga kemungkinan sebagian atau seluruh ijin usaha perusahaan
tersebut dapat dibekukan sementara, ataupun dicabut sehingga dapat
menghambat dan mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. Hal ini
bisa saja terjadi apabila lalai dalam hal mengelola perijinan usahanya.
• Resiko Persaingan Usaha
Setiap usaha pasti tidak terlepas dari persaingan bisnis dengan
lainnya yang bergerak pada bidang yang sama. Dalam hal ini setiap
bidang usaha harus lebih mempertimbangkan masalah kualitas atau
standar produk yang ditawarkan, ketepatan waktu supplier dan tingkat
harga yang ditawarkan dipasaran merupakan faktor utama.
• Resiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah
Setiap usaha berhubungan dengan konsumen dan produsen yang
mensuplai kebutuhan usahanya. Di dalam menjaga hubungan itu
pemerintah mengatur melalui berbagai peraturan. Kegagalan perusahaan
dalam mengantisipasi peraturan peraturan baru yang ditetapkan oleh
pemerintah dapat juga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan produksi
dan pemasarannya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan juga.
• Resiko Tidak Tercapainya Target Proyeksi
Bila proyeksi produksi dan penerimaan yang dibuat tidak tercapai,
maka akan berakibat kepada kemampuan perusahaan dalam
memberikan return atau pengembalian kepada investor maupun kepada
pemegang saham serta keterlambatan dalam melunasi kewajiban
pinjamannya sesuai dengan jadwalnya.
• Resiko Lingkungan Usaha
Berbagai jenis usaha dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, dan dapat melahirkan dampak Iingkungan yang kompleks
pula, Terutama bidang usaha yang mempunyai hubungan timbal balik
dengan lingkungan fisik atau ekosistem. Dengan demikian patut
diperhatikan baik berupa pemeliharaan, dan upaya menjalin keserasian
hubungan timbal balik, khususnya antara manusia dengan sumber daya
alam lingkungan hidupnya. Tentunya setiap bidang usaha perlu
melakukan kegiatan fisik sewaktu melakukan kegiatan operasional.
Agar tidak menyebabkan terjadi perusakan lingkungan maka kegiatan
usaha hendaknya tetap diarahkan sesuai dengan peraturan yang berlaku
yaitu antara lain:
1. Kegiatan usaha yang direncanakan akan tetap disesuaikan dengan
ketentuan yang sudah disetujui oleh instansi pemerintah yang
terkait.
2. Dampak kelestarian hubungan ekosistem yang serasi dan seimbang
antara manusia sebagai pengguna sumber daya alam dengan
lingkungannya, yang menyediakan sumber daya yang memiliki
serba keterbatasan, baik menurut jenisnya, kualitas dan
kuantitasnya.
3. Evaluasi penanganan dampak lingkungan akan memberikan
gambaran bagi upaya pemecahan masalah yang mungkin timbul
sebagai akibat dari kegiatan proyek. Adapun hasil pengevaluasian
terhadap penanganan dampak lingkungan yang dimaksudkan untuk
dapat diketahui seberapa besar pengaruh dampak yang akan
ditimbulkan sehubungan dengan kegiatan proyek yang akan
direncanakan, dan mampu memberi masukan mengenai cara-cara
terbaik untuk memperkecil pengaruh dampak lingkungan
seandainya hal tersebut sulit atau tidak dapat dihindari.
Besarnya dampak lingkungan yang ditimbulkan tersebut akan dapat
diperkirakan, sehingga langkah-langkah pencegahan sedini mungkin dapat
dilakukan dan dapat mendorong proses percepatan kegiatannya Selanjutnya
dengan cara pengendalian tersebut maka akan dapat dimanfaatkan hasilnya
dalam perencanaan berikutnya, bahan sebagai acuan atau pedoman didalam
melakukan tahapan operasional serta pada tahap pengelolaan kegiatanya, yaitu:
1) Mampu memberikan informasi kepada masyarakat sedini mungkin, baik
yang bermukim disekitar wilayah kegiatan usaha, agar hal tersebut perlu
dipahami secara umum.
2) Mampu mengajukan tanggapan bahwa pengajuan saran atauusulan
pencegahan bagi kemungkinan terjadinya dampak lingkungan yang
lebih besar dari akibat kegiatan operasional usaha.
Kesemuanya itu kemudian dijadikan sebagai suatu cara atau isyarat pemberi
tanda bahaya, menentukan bobot dampak lingkungan yang paling mengancam
terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian evaluasi penanganan dampak
lingkungan akan mencakup mengenai elemen analisa dampak, yang
menggambarkan kemungkinan yang akan timbul akibat kegiatan usaha tersebut.
Mencakup prakiraan dampak berikut alternatif penanganan, arah pedoman
pemecahan masalah, pencegahan dampak yang bersifat merugikan menurut
tingkat intensitas kejadiannya.
Mengingat kedudukan dan kegiatan usaha tersebut, maka perlu dilakukan
identifikasi lingkungan secara tersendiri sebab setiap lingkungan usaha adalah
merupakan suatu lingkungan alam yang terdiri dari unsur alam dan manusia
berada didalamnya. Hubungan di antara keduanya akan terjadi interaksi yang
sangat kuat dan membentuk suatu sistem ekologis. Demikian juga dengan
dikembangkannya usaha di atas, berarti akan terjadi suatu perubahan atau
penambahan kegiatan baru yang secara langsung dan tak langsung akan turut
mempengaruhi kegiatan fisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang ada
disekitarnya. Untuk itu perlu dilakukan penelaahan terhadap dampak negatif
yang mungkin timbul karena adanya kegiatan usaha yang terjadi, baik langsung
maupun tak langsung dan segi fisik, juga dampak sosial ekonomi dan budaya.
Sehingga, hal tersebut tentunya perlu pembahasan masalah elemen elemen
analisa dampak lebih lanjut.
2. Menurut Sifatnya jenis resiko dibedakan menjadi :
a. Resiko Murni
Resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya
tanpa sengaja. Misal: kebakaran, bencana alam, pencurian, dsb.
b. Resiko Spekulatif
Resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar
memberikan keuntungan bagi pihak tertentu Misal: utang piutang,
perdagangan berjangka, dsb.
c. Resiko Fundamental
Resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan
yang menderita cukup banyak. Misal: banjir, angin topan, dsb.
3. Menurut dapat tidaknya resiko dialihkan kepada pihak lain dibedakan menjadi:
a. Resiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan
suatu obyek yang akan terkena resiko pada perusahaan asuransi
b. Resiko yang tidak dialihkan pada pihak lain
4. Menurut kejadian (yang mungkin terjadi) dibedakan menjadi :
a. Perubahan permintaan
b. Perubahan konjungtur
c. Persaingan
d. Perkembangan IPTEK
e. Perubahan peraturan
Resiko lain yang terjadi dalam suatu kegiatan usaha, yaitu:
1. Resiko Teknis (kerugian)
Resiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau wirausaha dalam
mengambil keputusan. Resiko yang sering terjadi berhubungan dengan:
a. Biaya produksi yang tinggi (inefisien)
b. Resiko karena adanya pemogokan karyawannya, karena kesejahteraan
kurang di perhatikan.
c. Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja banyak)
d. Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan.
e. Terjadi pencurian atau penipuan, karena pengawasan yang kurang baik.
f. Terus menerus mengalami kerugian, karena biaya yang terus
membengkak serta harga jual tidak berubah.
g. Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja
menurun.
h. Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit di laksanakan, serta
hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan
2. Resiko pasar
Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku di pasar.
Produk telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang
diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana
usaha yang berakibat usahanya sampai atau gulung tikar. upaya yang dapat di
tempuh untuk mengantisipasi resiko ini adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan inovasi ( product innovation ) yaitu membuat desain baru
dari produk yang di senangi calon pembeli
b. Mengadakan penelitian pasar ( market research ) dan memperoleh
informasi pasar secara berkesinambungan. Biasanya cara ini
memerlukan dana yang besar hanya layak perusahaan besar
c. Jangan memberikan pinjaman terlalu besar sambil mengevaluasi
kredibilitas debitor
d. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila bersangkutan memiliki
perusahaan. Yang perlu di perhatikan adalah lembaran neraca, laporan
laba atau rugi tahunan, dan aliran dana setiap tahun.
3. Resiko Kredit
Adalah resiko yang di tanggung oleh kreditur akibat debitur tidak membayar
pinjaman sesuai waktu yang telah di setujui. Sering terjadi produsen menaruh
produknya lebih dulu dan di bayar kemudian, arau debitur meminjam uang
untuk sebuah usaha, tetapi usahanya gagal, akibat timbulnya kredit macet.
C. CARA MENGINDENTIFIKASI RISIKO USAHA
Seorang wirausaha perlu mengindentifikasi risiko agar meminimalkan dampak
yang terjadi. Caramengindentifikasi risiko adalah sebagai berikut.
1. Metode Analisa Dari Pengalaman dan Sejarah
Gunakan informasi dan data yang ada untuk menganalisa risiko yang akan
terjadi di kemudianhari. Contoh:
a. Informasi keluhan pelanggan
b. Informasi kecacatan produk
c. Informasi track record SDM (rekam jejak karyawan)
d. Informasi pertumbuhan penjualan.
2. Metode Pengamatan dan Survei
Dengan melakukan pengamatan survie, akan di peroleh informasi tentang
hal yang diinginkan. Contoh:
a. Pengamatan dan survie tingkat kebutuhan pasar.
b. Pengamatan dan survie tentang ketidakpuasan pelanggan.
c. Pengamatan dan survie untuk menemukan produk baru.
d. Pengamatan dan survie gaya hidup pelanggan.
e. Pengamatan dan survie lokasiberdirinya pabrik dan lingkungan.
3. Metode Acuan
Metode acuan sering digunakan n ancamandalam menemukan kelemahan,
peluang, hambatan, kekuatan, dan ancaman sehingga wirausaha tahu apakah
produk,srategi, dan mutunya telah sesuai dengan pasar. Acuan yang
digunakan adalah acuan yang bersifat trategis, yaitu pemimpin pasar atau
produk unggalan.
D. MENGATASI DAN MEMPERKECIL RISIKO USAHA
Salah satu faktor sukses berwirausaha adalah mengatasi dan memperkecil risiko.
Cara mengatasidan memperkecil risiko adalah sebagai berikut.
1. Gunakan pengetahuan Anda untuk mengetahui dampak atau risiko yang akan
terjadi.
2. Manfaatkan pengalaman yang Anda miliki.
3. Berpikir kreatif dan inovatif dan yakinlah bahwa segala sesuatu pasti ada
penyelesaiannya.
4. Asurasikan apa yang perlu diasurasikan.
5. Bekerja dan berpikir prestatif, yang merupakan faktor pendorong untuk
mendapatkan pengetahuan baru melalui”problem and experiential based
learning”(Belajar dari masalah danpengalaman).
6. Keahlian menganalisa, menelaah, menilai, dan menguraikan sebab akibat
serta keyakinandiri untuk mengambil risiko.
7. Mengubah keadaan yang bisa menimbulkan risiko menjadi keadaan yang
lebih baik danberisiko kecik.
8. Proaktif dan antisipatif, adalah kunci penting dalam mengelolah risiko.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih
kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang
lebih menyuka ihal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam
hidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil
resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha
selalu ingin berhasil mereka menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko
yang lebih rendah karena bagi mereka tidak ada tantangan Dalam kondisi yang penuh
ketidak pastian dan ketatnya persaingan usaha, Anda tidak mungkin menghindari
risiko. Salah satu cara yang efektif dan efesien dalam menghadapi risiko adalah
dengan negenali jenis-jenis risiko itu sendiri. Di dalam berwira usaha kita harus
memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkanmunculnya risiko usaha.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Bukhari a, Kewirausahaan , Bandung; Alfabeta, 2011


Shihab, Quraish , Tafsir al-Misbah Volume I, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Suryana, Alm dan Bayu, Kartib, Kewirausahaan pendekatan karakteristik wiraisahawan
sukses Jakarta: kencana, 2010
Yunus, Muh. Islam dan Kewirausahaan Inovatif, UIN Malang Pers; Malang, 2008
http://menjadi-wirausaha.blogspot.com/2010/08/mengambil-resiko-dalam-peluang-
usaha.html
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/05/14/pengambilan-resiko-dalam-
perspektif-wirausaha/
http://asdarft.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kewirausahaan-mengambil-resiko.html
https://www.scribd.com/document/322403060/Makalah-Berani-Mengambil-Resiko-
Dalam- Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai