Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN BERBASIS AGROINDUSTRI DAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

Kelompok 3 :
1. Inggrid Ria Kinasih (A1D120055)
2. Natasha Oktaviany (A1D120075)
3. Fadelina Wizola Diva (A1D120040)

Dosen Pengampu:
- Sofwan, S.Pd. M.Pd
- Muhammad Soleh, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Peluang dan Tantangan Merintis
Usaha Baru”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Kewirausahaan Berbasis Agroindustri dan Lingkungan.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Jambi, 20 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan Makalah...........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

2.1 Identifikasi Peluang dan Tantangan Merintis Usaha Baru ......................5

2.2 Strategi Menangkap Peluang Usaha……………………………………………..5

2.3 Tantangan merintis usaha baru....................................................................6

2.4Tahap awal dan Pertumbuhan dalam kewirausahaan……………………6

2.5 Faktor Penentu Kewirausahaan...................................................................7

2.6 Keuntungan dan Kerugian dalam berwirausaha........................................7

2.7 Bidang Usaha dan Jenis-jenis Badan Usaha………………………………8

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi seorang wirausaha atau kewirausahaan
yang sukses tidak hanya mempunyai keterampilan di bidang usaha tertentu akan tetapi
juga mempunyai kemauan dan kemampuan (Jiwa Kewirausahaan). Mampu dalam
menangkap ide peluang peluang bisnis dan manajerialnya, cakap untuk bekerja,
mengorganisir, kreatif serta mempunyai kemampuan yang kuat untuk konsisten dan tidak
mudah menyerah (menyukai tantangan).

Sebelum kita membahas mengenai usaha baru dan model pengembangannya,


alangkah baiknya Kita mengetahui akan pengertian dan tujuannya. Menurut Brown dan
Protello, bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat, apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
bisnis inipun akan meningkat pula perkembangannya dalam melayani masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pembisinis itu adalah Untuk memasuki dunia usaha, seseorang
harus memiliki jiwa sebagai seorang wirausaha. Wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai
pengelola sekaligus pemilik usaha, kita harus memiliki Kecakapan untuk bekerja,
mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa identifikasi peluang dan tantangan merintis usaha baru ?


2. Bagaimana tahap awal dan pertumbuhan dalam kewirausahaan ?
3. Apa faktor penentu kewirausahaan ?
4. Apa keuntungan dan kerugian dalam berwirausaha?
5. Apa saja bidang usaha dan jenis-jenis badan usaha ?
4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Peluang dan Tantangan Merintis Usaha Baru

Peluang usaha merupakan sebuah situasi dimana barang-barang, layanan,


bahan baku, dan metode pengelolaannya diperkenalkan dan dijual dengan nilai
yang lebih tinggi dari biaya untuk memproduksinya (Shane S dan Venkataraman,
2000). Peluang dapat juga dianggap sebagai ide atau mimpi yang ditemukan atau
dikreasikan oleh sebuah entitas wirausaha yang diungkapkan melalui analisis
sepanjang waktu hingga memperoleh potensi hasil yang menguntungkan (Short,
dkk 2010).
Kemampuan mengidentifikasi peluang merupakan salah satu keterampilan
penting untuk dapat mewujudkan suatu usaha yang sukses. Park (2005) melakukan
observasi. yang menunjukkan adanya hubungan erat antar kesuksesan sebuah
usaha dengan kemampuan wirausaha tersebut untuk mengidentifikasi peluang
usaha di tahap awal perjalanan bisnisnya. Hal ini juga menunjukkan hubungan
antara kapabilitas berwirausaha untuk mengidentifikasi peluang dengan
memproduksi produk inovatif.
Menurut Bygrave (1994) ada tiga komponen utama yang sebaiknya diteliti
dan dievaluasi bagi seseorang yang ingin sukses untuk membuka usaha baru:
1. Kesempatan.
2. Entrepreneur dan tim manajemen.
3. Kebutuhan berbagai sumber daya untuk memulai usaha dan pertumbuhan
perusahaan.

2.2 Strategi Menangkap Peluang Usaha

1.Pada saat usaha mengalami / berpeluang untung.


 Keuntungan atau laba itu harus digunakan untuk menghasilkan
keuntungan baru berikutnya.
5
 Uang harus dijadikan uang untuk menghasilkan uang lagi yang lebih
banyak lagi.

2. Pada saat usaha mengalami/berpeluang gagal/rugi.


 Jangan sampai anda putus asa.
 kegagalan harus dapat dijadikan sebagai guru atau pengalaman yang
berharga

2.3 Tantangan merintis usaha baru


1. Perasaan khawatir atau takut untuk mengalami kegagalan
2. Kurangnya modal
3. Kekurangan atau tidak memiliki skill atau kemampuan dalam berbisnis
4. Tidak terdapatnya tempat untuk membuka suatu usaha
5. Ketakutan dalam meninggalkan pekerjaan sebelumnya
6. Mengalami kebingungan untuk berbisnis apa

2.4 Tahap awal dan Pertumbuhan dalam kewirausahaan


1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk
melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,
diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah
membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukanfranchising.
Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang
pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap
ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM,
kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh
tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan
maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin
diambil.
6
2.5 Faktor Penentu Kewirausahaan

Tiga faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:


1. Kepribadian.
Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia
harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang
diperlukan adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan.
Wirausahawan tidak hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga
kemampan manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang baik.
2. Pengalaman.
Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi
kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi
dan bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian,
kesuksesan juga berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
3. Pembimbing,karena separuh wirausahawan sukses biasanya memiliki
orang tua yang juga wirausahawan atau panutan.

Menurut zimmerer (1996:14-15) ada beberapa faktor yang menyebabkan


wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut :
1. Tidak kompeten dalam hal manajerial.
2. Kurang berpengalam baik dalam kemampuan teknik memvisualisasikan
usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan perusahaan.
4. Gagal dalam perencanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.
6. Kurangnya pengawasan peralatan.
7. Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha.
8. Ketidak mampuan dalam melakukan peralihan/ transisi kewirausahaan.

2.6 Keuntungan dan Kerugian dalam berwirausaha

Menurut Lambing dan Kuehl dalam Suryana (2014:112)


1. Keuntungan

7
a. Otonomi. Pengelolahan yang bebas dan tidak terikat membuat
wirausahawan menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan
b. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau
perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang dapat
menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausahawan.
c. Kontrol finansial. Wirausahawan kebebasan untuk mengelola keuangan
dan merasakan kekayaan sebagai milik sendiri.

2. Kerugian
a. Pengorbanan personal. Pada awalnya, wirausahawan harus bekerja
dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia
untuk kepentingan keluarga ataupun berekreasi karena hampir sebagian
besar waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
b. Beban tanggung jawab. Wirausahawan harus mengelola semua fungsi
bisnis, baik pemasaran, keuangan, personal maupun pengadaan dan
pelatihan.
c. Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena
wirausahawan menggunakan sumber dana miliknya sendiri, margin laba
atau keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil.

2.7 Bidang Usaha dan Jenis-jenis Badan Usaha

Berikut merupakan contoh dari berbagai jenis badan usaha:


Koperasi
Koperasi merupakan suatu badan usaha dengan didasari oleh asas-asas
kekeluargaan. Organisasi ekonomi ini dioperasikan untuk kepentingan
bersama. Berdasarkan UU no. 25 tahun 1922 tentang perkoperasian dijelaskan
bahwa:

 Koperasi bersifat terbuka, demokratis, dan mandiri.


 Memberikan balasan atas  jasa terhadap pemodal.
 Pendidikan dalam perkoperasian.
 Kolaborasi antar suatu koperasi.

8
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
Modal suatu BUMN, sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh pemerintah.
Walaupun bekerja demi kepentingan suatu negara, pegawai BUMN tidak bisa
disebut sebagai pegawai negeri. Ada tiga macam bentuk BUMN, antara lain:

a. Perjan (Perusahaan Jawatan)


Perjan merupakan BUMN yang bujetnya termasuk dalam APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Perjan memiliki tujuan untuk
membuat sejahtera masyarakat melalui pengabdian dan pelayanan. Berikut
contoh-contoh perjan yang telah berganti bentuk:

 Perjan Kereta Api menjadi Persero Kereta Api.


 Perjan Pegadaian yang sempat menjadi perum, kini telah beralih bentuk lagi
menjadi persero.

 Perjan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan kita, perjan Rumah Sakit
Dr. Cipto Mangunkusumo,perjan Rumah Sakit Dr. Kariadi, Perjan Rumah
Sakit Dr. M. Djamil, dan Perjan Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin berubah
status menjadi Badan Layanan Umum.
 Perjan Radio Republik Indonesia dan Perjan Televisi Republik
Indonesia menjadi Lembaga Penyiaran Publik.

b. Persero (Perusahaan Perseroan) 


Sebuah perusahaan milik negara yang memiliki bentuk perseroan terbatas.
Perusahaan tersebut bertujuan untuk mengejar keuntungan dengan memiliki
saham yang seluruhnya atau sebagian (dengan minimum 51%) dengan
kepemilikan atas nama Negara Republik Indonesia.

c. Perum (Perusahaan Umum)


Perum merupakan perusahaan yang kepemilikan sepenuhnya dimiliki
oleh negara. Perum memiliki tujuan untuk kemanfaatan dalam hal yang umum,
baik dalam bentuk jasa maupun barang. Dalam membentuk suatu perum,
dibutuhkan koordinasi antara Menteri BUMN, Menteri Keuangan dan presiden.
Perum berfungsi sebagai penyelenggara usaha untuk kemanfaatan umum
dengan barang dan atau jasa berkualitas tetapi harga tetap terjangkau oleh
masyarakat umum.

BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)


Seperti namanya BUMS adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh
pihak swasta. BUMS ini memiliki beberapa bentuk dengan tujuan mencari
9
keuntungan dalam mengembangkan usaha. BUMS memiliki dua jenis antara
lain, badan usaha swasta dalam negeri dan badan usaha swasta asing. Badan
usaha swasta dalam negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh
masyarakat dalam negeri. Sedangkan badan usaha swasta asing adalah badan
usaha swasta yang modalnya dimiliki oleh masyarakat yang bukan warga
negara Indonesia. Pasal 33 UUD 1945 mengatur tentang bidang-bidang yang
bisa dikelola oleh swasta seperti mengelola sumber daya ekonomi yang
memiliki sifat tidak vital dan strategis, atau yang tidak menguasai hajat hidup
orang banyak. Berikut adalah jenis-jenis BUMS yang dapat dibedakan atas
beberapa bentuk badan usahanya:

a. Perusahaan Perseorangan (PO) 


PO merupakan salah satu bentuk bisnis yang dimiliki oleh satu orang.
Umumnya PO memiliki modal kecil, jenis produk dan jumlah produksinya
terbatas, tenaga kerja sedikit, alat produksi dan teknologinya cukup sederhana.
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha/ perusahaan yang dimiliki,
dikelola, dan dipimpin oleh individu. Sehingga tanggung jawab atas aktivitas
dan risiko perusahaan ditanggung oleh individu tersebut.

b. Firma (Fa)
  Firma merupakan persekutuan antara seseorang dengan orang lainya (atau
lebih) untuk menjalankan usaha bersama dengan tujuan untuk berbagi
keuntungan yang didapatkan dari persekutuan tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa Firma memiliki minimal anggota dua orang. Anggota tersebut yang
akan bertanggung jawab terhadap perusahaan dan menyerahkan modal sesuai
yang tertera pada akta pendirian firma. Apabila bangkrut, semua anggota
bertanggung jawab hingga modal pun ikut dipertanggungkan.

c. Commanditaire Vennootschap (CV)


  CV merupakan bentuk kemitraan yang dibentuk oleh dua orang atau
lebih dengan beberapa anggota memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas
dan beberapa lainnya yang memiliki tanggung jawab terbatas. CV memiliki
dibagi menjadi dua jenis yakni sekutu aktif (komplementer) dan sekutu pasif
(komanditer). Sekutu aktif adalah sekutu yang mengelola suatu perusahaan
sekaligus memiliki hak untuk membuat perjanjian dengan pihak ketiga.
Sedangkan sekutu pasif adalah sekutu yang hanya menyerahkan modal tetapi
tidak ikut campur dalam hal pengelolaan perusahaan. Bisa dikatakan bahwa
sekutu pasif hanya berperan dalam memberikan modal.

10
d. Perseroan Terbatas (PT)
PT merupakan salah satu jenis usaha yang dilindungi oleh hukum dengan
modal yang terdiri dari saham. Seseorang dapat dikatakan sebagai pemilik PT
apabila memiliki sebagian saham sebesar yang ditanamkannya. Menurut
Undang-Undang NOmor 40 Tahun 2007 yang mengatur perihal PT, disebutkan
bahwa perusahaan berjenis Perseroan Terbatas adalah badan usaha yang
berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian dan melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya telah dibagi dalam saham,
atau bisa disebut juga sebagai persekutuan modal.

Dalam menjalankan PT, pemilik modal saham bisa menjual kepada pihak
lain. Hal tersebut menjelaskan bahwa akan sangat mungkin terjadi kepemilikan
perusahaan tanpa harus membubarkan atau mendirikan kembali. Karena
pendirian PT dibentuk berdasarkan kesepakatan, maka membutuhkan minimal
2 orang untuk membuat PT. Notaris harus mengetahui perjanjian dalam
pembuatan PT dan membuatkan akta untuk mendapat pengesahan dari Menteri
Hukum dan HAM.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk menjadi seorang wirausaha atau kewirauhaan yang sukses tidak


hanya mempunyai keterampilan di bidang usaha tertentu akan tetapi juga
mempunyai kemauan dan kemampuan (jiwa kewirauhaan). Mampu dalam
menangkap ise peluang-peluang bisnis dan menejerialnya, cakap unruk
bekerja, mengorganisir, kreatif serta mempunyai kemampuan yang kuat
untuk konsisten dan tidak mudah menyerah (menyukai tantangan).

Ada 3 faktor penentu kewirausahaan, yaitu kepribadian, pengalaman,


pembimbing. Selain itu, di dalam berwirausaha ada juga faktor yang
menyebabkan kewirausahaan gagal dalam menjalankan usaha barunya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/115587-ID-peran-
pengetahuan-pendahulu-dan-kepekaan.pdf
http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/
1202230014155430163203April2019.pdf
https://binus.ac.id/entrepreneur/2019/07/04/proses-
kewirausahaan/
http://eprints.polsri.ac.id/6082/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.polsri.ac.id/5969/3/BAB%20II.pdf
https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-badan-usaha/

13

Anda mungkin juga menyukai