Anda di halaman 1dari 26

Tugas Kelompok Hari : Senin

MK. Kewirausahaan Tanggal : 19 September 2022

MERINTIS USAHA BARU DAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN USAHA


STRATEGI PEMASARAN USAHA

Disusun oleh :
Adelia Mardhatilla (P032013411042)
Helza Mutiarahma (P032013411058)
D-III Gizi TK. 3B

Dosen Pengampu

Yola Humaroh, SKM, MPH.


Yuliana Arsil, M.Farm, Apt

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji syukur
kami ucapkan kehadirat allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan Makalah Kewirausahaan ini tepat pada
waktunya.

Penyusunan Makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki laporan ini.

Pekanbaru , 19 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 3
BAB I ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5

1.3. Tujuan ............................................................................................................................. 5

BAB II ..................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 6
2.1. Langkah merintis usaha baru .......................................................................................... 6

2.2. Model pengembangan usaha ........................................................................................... 9

2.3. Pertimbangan dalam mendirikan usaha baru ................................................................ 11

2.4. Hambatan dalam pendirian usaha baru ......................................................................... 11

2.5 Fungsi Manajemen ........................................................................................................ 12

2.6 Desain Organisasi ......................................................................................................... 19

2.7 Perencanaan Tenaga Kerja ............................................................................................ 20

BAB III .................................................................................................................................................. 24


PENUTUP ............................................................................................................................................. 24
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 24

3.2. Saran ............................................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 26


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam
rangka meraih sukses. Wirausaha merupakan orang yang mengorganisir dan
mengarahkan usaha baru. Wirausaha berani mengambil risiko yang terkait dengan proses
memulai usahanya. Beberapa Wirausaha dapat terlahir dalam suatu seni dengan mulai
membuka usaha kecilkecilan seperti kedai nasi, kios rokok, bengkel sepeda, dan akhirnya
terus berkembang menjadi besar dan sukses. Kebanyakan dari mereka yang belajar
menjadi Wirausaha, selalu mengikuti dan mempelajari keberhasilan para Wirausaha yang
berpengalaman. Mungkin mereka telah mengagumi keberhasilan seseorang, kerabat,
kawan atau dari orang tua.(Suwinardi, 2019)

Merintis usaha baru adalah sebuah rancangan pribadi mengenai bagaimana


membentuk dan mendirikan usaha baru, baik yang terkait dengan ide, modal, manajemen,
maupun organisasi. Merintis usaha baru sendiri bertujuan untuk memasuki dunia usaha
dengan ide dan rancangan yang dilakukan secara matang. Merintis usaha baru merupakan
teknik paling dasar dalam dunia bisnis yang dikenal dengan istilah starting (Putri, 2019).

Perkembangan kegiatan ekonomi terus tumbuh dan mengalami pasang surut.


Kondisi ini menyebabkan setiap orang berusaha mengembangkan diri dengan kompetensi
yang dimiliki untuk mengembangkan ide dan meraih peluang yang terukur dan tingkat
prestasi tertentu pula. Oleh karena itu ribuan perusahaan didirikan orang untuk
mengembangkan diri. Perusahaan itu ada yang bertahan dan berhasil, serta ada pula yang
mengalami kegagalan. Ada yang berkembang dan berhasil karena perusahaan tersebut
dikelola oleh wirausahawan yang berpengalaman dan tahu apa yang sedang
dilakukannya. Bakat seorang Wirausaha akan bertambah dan berkembang berkat
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh dari hasil interaksi dengan
lingkungan.(Suwinardi, 2019)

Kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada Wirausaha harus terus menerus
dikurangi, ia terus menerus bekerja keras, ia akan berusaha belajar dari sesama profesi,
memahami dan mengenal lingkungan yang mampu mengembangkan dirinya serta
mengenali profesinya sendiri. Dalam setiap kasus, para pendiri perusahaan haus meraih
keberhasilan, mencari pengalaman dan pengetahuan mengenai kewirausahaan.
Wirausaha harus berusaha mengenali titiktitik kelemahannya, untuk melakukan tindakan
yang positif. Wirausaha memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut
persepsinya sendiri. Sebagai langkah awal untuk memulai berwirausaha, dapat dilakukan
oleh seseorang melalui langkahlangkah yang akan dijelaskan di bawah ini. (Suwinardi,
2019)

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja langkah merintis usaha baru?
1.2.2. Apa saja model pengembangan usaha?
1.2.3. Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pendirian usaha?
1.2.4. Apa hambatan dalam pendirian usaha?
1.2.5. Apa saja fungsi dari manajemen?
1.2.6. Apa yang dimaksud dengan desain organisasi?
1.2.7. Apa yang dimaksud dengan perencanaan tenaga kerja?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa yang langkah merintis usaha baru.
1.3.2. Untuk mengetahui apa saja model pengembangan usaha.
1.3.3. Untuk mengetahui apa saja pertimbangan dalam pendirian usaha baru.
1.3.4. Untuk mengetahui hambatan dalam pendirian usaha.
1.3.5. Untuk mengetahui fungsi dari manajemen.
1.3.6. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan desain organisasi.
1.3.7. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan tenaga kerja.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Langkah merintis usaha baru
Menurut (Suwinardi, 2019), ada beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan
apabila seseorang ingin memulai wirausaha.
a. Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan di
dalamnya.
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang
dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Wirausahawan adalah mereka yang
melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan
meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan
(preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997)
Tips pertama ini sangatlah membantu bagi seseorang yang cenderung memiliki
keinginan yang tinggi sekaligus mudah jenuh. Tidak mudah memang, terutama jika
seseorang sudah lama dan terbiasa berada dalam zona aman. Seringkali kesibukan
kerja membunuh instink seseorang untuk berkreasi maupun mengasah minat dan
kesukaan yang mampu mendatangkan uang. Jika anda telah menentukan minat, maka
segeralah asah pengetahuan dan perbanyak bacaan serta ketrampilan mengenai bidang
usaha yang hendak Anda tekuni. Kadang-kadang hal-hal yang dirasakan sudah
dikuasai, ternyata setelah berada di lapangan berbeda drastis dengan yang dipikirkan.
Seorang yang sehari-hari mengerjakan pekerjaan keahlian tertentu, belum tentu bisa
sukses berbisnis dalam bidang tersebut, karenanya perlu sekali belajar dari orang-
orang yang telah sukses merintis usaha di bidang tersebut. Belajar dan menimba ilmu
dan pengetahuan tersebut dapat dilakukan melalui magang atau kerjasama dengan
berbagai pihak yang telah sukses dibidang bisnis.
b. Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan.
Sebagai seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan kerjasama usaha
dengan pihak lain, dan dalam memilih mitra kerjasama tentu memilih mitra yang
memiliki kelebihan atas kekurangan yang dimiliki diri sendiri, serta memberi manfaat
baik bagi diri sendiri maupun mitra kerja sama. Dengan demikian, kerja sama tidak
didorong oleh kepentingan sepihak saja, melainkan harus dilandasi oleh kesepakatan
yang membawa kemaslahatan kedua pihak. Sebuah langkah penting dimana
seseorang mendapatkan informasi dari interaksi dengan orang lain. Beberapa ahli
menyarankan ketika seorang takut berwirausaha secara sendirian, maka mengawali
usaha secara kelompok adalah alternatif. Oleh karenanya, kualitas dan kuantitas
dalam interaksi sosial akan lebih memungkinkan individu akan membuat kelompok
dalam berwirausaha. Informasi yang penting ketika akan memulai usaha adalah
informasi mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara
pengorganisasiannya. Kombinasi antara jaringan yang luas dan kenekaragaman latar
belakang akan mempermudah mendapatkan informasi tersebut.
Jaringan dan pertemanan memberikan jalan dalam membangun usaha seseorang,
karena Seringkali tawaran-tawaran peluang bisnis dan dukungan pengembangan
bisnis datang dari rekan-rekan di dalam jaringan tersebut. Namun anda tetap harus
hati-hati, karena tidak pernah ada yang namanya makan siang gratis, siapapun itu,
anda harus tetap berhati-hati dan mempersiapkan akan datangnya hal-hal yang tidak
terduga. Oleh karena itu, sebelum kesepakatan kerja sama ditandatangani, harus jelas
dulu apa saja yang disepakati beserta aturan mainnya dan sanksi-sanksi, bila salah
satu pihak ingkar janji dari kerja sama
c. Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa.
Suatu usaha dapat dilakukan yang sesuai dengan keahliannya maupun
kemampuan pelayanannya. Seperti counter HP di Semarang merupakan bisnis yang
menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka tidak mempunyai keunggulan kompetitif
misalnya layanan purna jual, harga yang bersaing, ataukah layanan secara umum baik,
maka sulit akan berkembang. Seseorang datang ke sebuah toko untuk membeli HP,
sebagian besar karena informasi yang telah didapatkan sebelumnya apakah dari mulut
ke mulut ataukah dari koran. Hal ini sangat berbeda dengan ahli terapis untuk anak
autis. Kenyataan menunjukkan penderita autis meningkat di masyarakat, sementara
layanan atau terapis autis belum terlalu banyak. Keahlian khusus yang ‘langka’ akan
dicari orang tanpa mempertimbangkan aspek lokasi usaha.
Kebanyakan orang tidak sadar, ketika memulai berbisnis, terjebak di dalam
fenomena banting harga. Padahal, ada kalanya, harga bukan segalanya. Anda harus
bisa mencari celah dan ceruk pasar yang unik. Anda harus menentukan posisi anda di
dalam peta persaingan usaha. Jika anda menilai terlalu tinggi jasa/produk anda,
sementara hal yang anda tawarkan itu tidak punya keunggulan yang sangat spesifik
dan memiliki nilai tambah, maka orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan
harga dan kualitas yang jauh lebih baik.
d. Jaga kredibilitas dan brand image.
Menjaga kredibilitas dan brand image merupakan suatu yang penting dalam
memulai usaha. Seringkali kita ketika memulai berusaha, melupakan faktor nama
baik, kredibilitas dan pandangan orang terhadap produk/jasa kita.
Menurut Kotler, terdapat lima kualitas layanan yang perlu diperhatikan oleh suatu
usaha, agar pelayanan yang diberikan berkualitas, yaitu
1) Reliability (Keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan layanan sesuai
dengan yang dijanjikan dengan terpercaya , akurat, dan konsisten.
2) Responsiveness ( Daya Tanggap ), yaitu kemauan untuk membantu pelanggan
dan memberikan layanan dengan cepat serta mendengar dan mengatasi
keluhan/komplain yang diajukan konsumen.
3) Assurance (Kepastian), yaitu berupa kemampuan untuk menimbulkan
keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada
konsumen.
4) Emphaty (Empati), yaitu kesediaan untuk lebih peduli memberikan perhatian,
kesopanan, hubungan personal secara pribadi kepada pelanggan.
5) Tangible (Berwujud), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan
berbagai media komunikasi.
Misalnya salah satu usaha bisnis, seringkali bertindak arogan dan
mengabaikan keluhan para pelanggannya, padahal bukan hanya sekali dua kali
orang-orang melakukan komplain, akibatnya, kehilangan pelanggan adalah hal
nyata yang akan terjadi dan bahkan kehilangan pasar potensial dan pangsa pasar
yang dikuasainya.
Menurut Aaker & David (1996:23) menyatakan bahwa untuk meningkatkan
kesetiaan pelanggan perusahaan dapat melakukan tiga tindakan. Pertama, melalui
frequent buyer program, yaitu usaha untuk memberikan penghargaan dan
memperkuat perilaku pembelian ulang, dianggap efektif untuk meningkatkan
kesetiaan pelanggan. Kedua, pembentukan customer club, sehingga perusahaan
dapat melakukan komunikasi langsung dengan pelanggan dan lebih mengenal
dekat siapa pelaggannya, latar belakang, kebutuhan, serta keinginannya, termasuk
memperoleh data base pelanggannya. Ketiga, data base marketing, melalui data
base marketing yang baik para pelanggan, akan memudahkan bagi perusahaan
untuk berkomunikasi tentang produk dan mendapatkan informasi tentang
kebutuhan dan keinginan yang “tersembunyi” para pelanggan.

e. Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal
kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
Menurut Zimmerer (Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, diantaranya
1) Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola
usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan
menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar.
Banyak orang yang jika sudah untung besar dan berada di atas, melupakan
faktor persiapan akan hal tak terduga maupun merencanakan pengembangan
usaha. Padahal bisnis adalah sama dengan hidup, harus selalu bertahan dan
berjuang. Banyak pengusaha seperti pengrajin kita, ketika sudah kebanjiran
order dan menerima banyak uang, malah mendahulukan membeli mobil
mewah ataupun mobil sport. Hal ini tidak salah, namun akan lebih baik jika
keuntungan itu disisihkan untuk laba ditahan dan penambahan modal kerja.
Dengan demikian usaha bisa lebih berkembang, dan mendapatkan
kepercayaan dan pinjaman modal dari bank menjadi lebih mudah.
2.2. Model pengembangan usaha
Dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha, seseorang wirausaha pada
umumnya melakukan pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap-tahap
pengembangan usaha sebagai berikut:

a. Memiliki Ide Usaha


Awal usaha seorang wirausaha berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang
dimiliki seorang wirausaha dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat
muncul setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain dengan pengamatan. Selain itu
ide usaha juga dapat timbul karena adanya sense of bisiness yang kuat dari seorang
wirausaha.
b. Penyaringan Ide/Konsep Usaha
Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menuangkan ide usaha ke dalam
konsep usaha yang merupakan tahap lanjut ide usaha ke dalam bagian bisnis yang
lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usaha akan dilakukan melalui suatu aktifitas
penilaian kelayakan ide usaha secara formal maupun yang dilakukan secara informal.
c. Pengembangan Rencana Usaha (Business Plan)
Wirausaha adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya ekonomi untuk
memperoleh keuntungan. Maka komponen utama dari perencanaan usaha yang akan
dikembangkan oleh seorang wirausaha adalah perhitungan proyeksi rugi-laba dari
bisnis yang dijalankan. Proyeksi laba-rugi merupakan muara dari berbagai komponen
perencanaan bisnis lainnya yaitu perencanaan bisnis yang bersifat operasional. Dalam
menyusun rencana usaha (business plan), para wirausahawan memiliki perbedaan
yang dalam membuat rincian rencana usaha.
d. Implementasi Rencana Usaha dan Pengendalian Usaha
Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global, tertulis maupun
tidak tertulis selanjutnya akan diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Rencana
usaha akan menjadi panduan bagi dalam pelaksanaan usaha yang akan dilakukan
seorang wirausaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausaha
akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material,
dan tenaga kerja untuk menjalnkan kegiatan usaha.
Mengidentifikasi tahapan sangat penting dalam pengembangan usaha dan kapan
hal tersebut terjadi. Kadang kita perlu membahas tahapan tahapan yang sudah
dilakukan, sehingga pengkaji memahami seberapa cepat usaha telah berkembang
sampai pada titik persiapan rencana usaha.
Beberapa hal yang perlu di pertimbangkan adalah sebagai berikut:

a. Kemajuan akan terjadi lebih lambat dari yang diantisipasi, khususnya ketika
diperlukan kerja sama dari individu atau organisasi eksternal. Meski usaha
mungkin dianggap paling penting bagi wirausahawan, tetapi bagi penanam
modal usaha, pemberi pinjaman, pemasok atau pengacara mungkin tidak
begitu penting. Oleh karena itu mungkin akan terjadi keterlambatan.
b. Batas nyaman yang mencukupi harus selalu dimasukkan dalam perencanaan.
Lakukan pendekatan kepada sumber dana dengan baik sebelumnya, dan
biarkan terjadinya keterlambatan dalam penyerahan dan pemasangan
perlengkapan.
c. Dalam menyiapkan jadwal tahapan yang penting, tawarkan jadwal yang
ambisius tetapi dapat dipenuhi atau dilampaui. Dengan cara ini,
wirausahawan dapat membangun reputasi untuk mencapai sasaran, yang akan
meningkatkan kredibilitas di masa mendatang
2.3. Pertimbangan dalam mendirikan usaha baru
a. Waktu, Saat menjalankan usaha diperlukan waktu yang tidak sedikit. Karenanya,
sebelum memutuskan untuk menjalankan usaha sendiri, pastikan memiliki waktu yang
cukup untuk mengelolanya. (Anisa, 2018)
b. Target, Ketika memutuskan untuk membuka usaha sendiri, tentunya sudah punya
bayangan tentang usaha tersebut. Buatlah target untuk dicapai, sehingga tahu apa yang
harus dilakukan saat menjalankan usaha itu.
c. Ide dan rencana, Seseorang biasanya tertarik dan penasaran pada hal-hal baru. Jika ingin
membuka usaha, cobalah cari ide akan hal-hal baru atau yang belum pernah ada
sebelumnya. Atau, jika ide itu sudah ada yang mengambil, cobalah melakukan inovasi.
Supaya bisnis dapat berkembang, tulis rencana bisnis agar dapat menentukan apakah ide
tersebut layak dan dapat dijalankan secara terarah. Dengan rencana bisnis, akan dapat
mengetahui langkah yang harus diambil.
d. Sumber pendapatan lain, Siapapun pasti ingin usaha yang dijalankannya sukses dan
berhasil. Namun, bagaimana jika yang terjadi justru malah sebaliknya? Padahal, sudah
menginvestasikan seluruh harta untuk menjalankan usaha tersebut. Supaya keuangan
tetap aman di tengah kondisi sulit, ada baiknya punya sumber pendapatan lain. Sumber
pendapatan sampingan ini juga bisa membantu untuk menambah modal untuk usaha.
e. Pesaing, kita perlu tahu apa yang dilakukan pesaing dan apa strategi mereka. Dengan
begitu, kita akan dapat mengambil keputusan yang tepat. Ini juga akan membantu
mengembangkan strategi yang jauh lebih efektif.
f. Sikap positif, Ini adalah salah satu hal terpenting yang akan membantu dalam melewati
semua tantangan dan kesulitan. Akan ada banyak risiko dan rintangan yang akan
dihadapi, dan satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan adalah selalu bersikap positif.
Kita harus bekerja keras untuk mengembangkan bisnis perusahaan kita sendiri.

2.4. Hambatan dalam pendirian usaha baru


a. Kurangnya dukungan
Setiap orang membutuhkan dukungan orang lain untuk mengerjakan sesuatu. Hal
tersebut juga terjadi di dalam dunia bisnis. Hambatan atau tantangan pertama yang harus
dilalui seorang pebisnis pemula dalam menjalankan bisnis adalah kurangnya dukungan.
Dukungan emosional sangat dibutuhkan seorang pebisnis pemula untuk
menghalau rasa frustasi.Cobalah untuk mencari mentor atau bergabunglah dengan grup
sesama pebisnis untuk mendapatkan dukungan dan bantuan selama merintis bisnis.
Memiliki pasangan yang suportif juga sangat membantu dalam hal ini (Jurnal, 2021).
b. Keinginan melakukan semuanya dengan baik
Pebisnis pemula cenderung menginginkan semua rencananya berjalan sempurna.
Hal ini justru sering menimbulkan perasaan tertekan saat bisnisnya tidak berjalan sesuai
rencana.
Di balik bisnis yang baru berdiri tidak jarang ada sosok pebisnis yang melakukan
semuanya sendiri. Ada baiknya untuk tidak terlalu menekan diri sendiri dengan target-
target yang mencekik.Tidak ada salahnya meminta bantuan orang lain untuk mengerjakan
sesuatu.Selain meringankan pekerjaan, meminta bantuan menandakan Anda sudah
mengetahui dimana keterbatasan anda.
c. Mendapatkan dan mempertahankan model
Hambatan selanjutnya yang harus dilalui pebisnis pemula dalam menjalankan
bisnis adalah mencari model atau brand ambassador. Posisi seorang model dalam dunia
bisnis sangat penting.Semakin menjual model yang dipakai, semakin tinggi permintaan
konsumen terhadap produk bisnis Anda. Namun model yang ternama selalu memiliki tarif
yang cukup tinggi.
Anda dapat menghemat pengeluaran dengan meminta pertolongan saudara atau
teman untuk mengatasi masalah ini.Selain meminimalisir pengeluaran, akan lebih mudah
untuk Anda mempertahankan model jika berangkat dari saudara atau teman.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah membuat konsep iklan yang menarik. Tidak
semua iklan membutuhkan model, tetapi sebuah iklan selalu memiliki konsep.Konsep
iklan yang menarik mampu menggiring pelanggan untuk menggunakan produk Anda.
Anda harus memiliki ide-ide kreatif di saat pengeluaran bisnis Anda mulai membludak.
d. Menemukan pelanggan pertama
Sulit untuk membuat konsumen mempercayai produk yang baru Anda
buat.Konsumen selalu mempertanyakan apakah produk Anda cukup enak, memuaskan,
atau setidaknya menarik.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan. Anda dapat mengatasi hambatan ini
dengan memberikan sampel kepada calon konsumen bisnis Anda. Bisa juga dengan
memberikan promo di awal, seperti beli satu gratis satu. Diskon juga menjadi bagian yang
sangat menarik untuk meraup konsumen. Selain itu, yang terpenting adalah berikan kesan
pelayanan yang sangat memuaskan.

2.5 Fungsi Manajemen


Terdapat beberapa fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para pakar.
Fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa para pakar adalah serangkaian kegiatan yang
dijalankan mengikuti suatu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Pendapat
lain bahwa fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang
mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Luther Gullick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk mamahami mengapa dan bagaimana
manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih
manfaat bagi kamanusiaan. Manajeman dikatakan baik apabila memiliki tujuan dan
sasaran yang jelas dan diketahui oleh semua orang yang terlibat dalam kegiatan.
Selanjutnya, menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan
segala sumber daya (manusia, dana, sarana, kesempatan, sumber alam dan lainnya) secara
optimal, efektif dan efesien. Tiap elemen-elemen ditata agar tidak tumpang tindih.
Manajemen merupakan bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Definisi manajemen yang disampaikan oleh
Gullick ini merupakan pengertian manajemen jika dilihat dari segi ilmu pengetahuan. Ini
adalah fungsi manajemen menurut Luther Gulick yang biasa dikenal dengan singkatan
POSDCORB.
A. Fungsi Planning (Perencanaan)
Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan
memilih dan menetapkan segala aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan
digunakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan,
bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan
aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secar maksimal.
Fungsi dari perencanaan tersebut adalah sebagai berikut :
 Menjelaskan berbagai masalah.
 Menentukan prioritas masalah.
 Menentukan tujuan dan indicator keberhasilan.
 Mengkaji hambatan dan kendala.
 Menyusun rencana kerja operasioanal.
Sedangkan manfaat perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:
 Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang.
 Dimungkinkan melakukan pilihan dari berbagai alternative tindakan.
 Mengarahkan perhatian pada tujuan.
 Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan.
 Memudahkan melakukan koordinasi diantara berbagai organisasi
 Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, sehingga menghemat waktu, usaha
dan dana.
Langkah-langkah dalam perencanaan :
 Menyadari adanya peluang, meskipun datangnya lebih dahulu daripada apa yang
biasanya dianggap sebagai perencanaan yang sebenarnya, kesadaran akan suatu
kesempatan adalah titik awal yang sebenarnya untuk perencanaan. Hal itu
meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang-
peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihanya dengan jelas dan
lengkap.
 Menentukan sasaran, langkah kedua dalam perencanaan itu sendiri ialah
menetapkan sasaran-sasaran bagi seluruh perusahaan dan kemudian bagi setiap
unit bawahannya.
 Menentukan premis, suatu langkah logis ketiga dalam perencanaan adalah
menetapkan, mendapat persetujuan untuk memanfaatkan, dan menyebarkan
premis-premis perencanaan kritis. Hal itu adalah data yang dapat diramaikan dari
sifat sesungguhnya, kebijakan pokok yang bisa diaplikasikan, dan rencana-
rencana perusahaan yang ada. Premis adalah asumsi-asumsi perencanaan –
dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari rencana-rencana yang sedang
dilaksanakan.
 Menentukan arah tindakan alternatif, langkah keempat ialah mencari dan
memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak Nampak
dengan segera.
 Mengevaluasi arah tindakan alternatif, setelah menemukan arah tindakan
alternatif dan memeriksa titik kuat dan lemahnya, langkah kelima ialah
mengevaluasi arah tindakan itu dengan menimbang berbagai factor dari sudut
premis dan tujuan.
 Memilih satu arah tindakan, yaitu titik dimana suatu rencana diterima, titik
sesungguhnya mengenai pengambilan keputusan.
 Merumuskan rencana turunan, pada titik dimana suatu keputusan diambil,
perencanaannya jarang lengkap dan langkah lain diusulkan. Biasanya selalu
diperlukan rencana turunan (derivatif) untuk mendukung rencana pokok.
 Mengurutkan rencana berdasarkan anggaran, setelah keputusan diambil dan
rencana telah ditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti kepada
rencana itu, sebagaimana telah digambarkan dalam pembicaraan di atas
mengenai jenis-jenis rencana, ialah memberi nomor kepada rencana-rencana itu
dengan merubah rencana itu menjadi anggaran.
Persyaratan perencanaan terdiri dari :
 Harus didasarkan pada tujuan yang jelas, maksudnya semua komponen
perencanaan dikembangkan dengan berorientasi pada tujuan yang jelas.
 Bersifat sederhana, realistis, dan praktis, maksudnya perencanaan yang dibuat
tidak bersifat muluk-muluk.
 Terperinci, maksudnya harus memuat segala uraian dan klasifikasi rangkaian
tindakan yang akan dilaksanakan.
 Memiliki fleksibilitas artinya perencanaan yang dibuat tidak bersifat kaku.
 Terdapat perimbangan antara unsure atau komponen yang terlibat dalam
pencapaian tujuan.
 Diupayakan adanya penghematan sumber daya serta kemungkinan diadakannya
sumberdaya tersebut di masa-masa aktivitas sedang berlangsung.
 Diusahakan agar tidak terduplikasi dalam pelaksanaan
B. Organizing (Perorganisasian)
Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama di suatu institusi. Kegiatan pengorganisasian menentukan
siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian. Sehingga
pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk memunjang tugas orang-orang itu
dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin
pencapaian tujuan.
Dengan memandang pengorganisasian sebagai suatu proses, jelaskan bahwa
banyak input dasar harus diperhatikan. Pertama-tama, struktur itu harus mencerminkan
tujuan-tujuan dan rencana-rencana karena aktivitas suatu institusi diturunkan dari situ.
Kedua, struktur itu harus mencerminkan otoritas yang tersedia bagi manajer-manajer
institusi. Jadi, otoritas dalam organisasi tertentu adalah hal yang ditentukan secara
sosial untuk menjalankan kebijakan; dengan demikian, organisasi demikian itu dapat
diubah. Ketiga, struktur organisasi seperti setiap rencana mana pun, harus
mencerminkan lingkungannya. Keempat, organisasi itu harus diisi dengan staf yang
terdiri dari orang-orang.
C. Staffing (Penyusunan Pegawai)
Pengisian jabatan (staffing) akan mempengaruhi “kepemimpinan dan
pengendalian”. Pengisian jabatan mengharuskan adanya pendekatan dengan sistem
terbuka (open-system approach). Pengisian jabatan dilaksanakan di dalam institusi,
yang pada gilirannya mempunyai hubungan dengan lingkungan luarnya. Oleh karena
itu faktor-faktor intern perusahaan, seperti kebijaksanaan personalia, iklim organisasi
dan sistem imbalan, harus diperhitungkan. Jelasnya, tanpa imbalan yang mencukupi,
mustahillah untuk menarik manajer dengan kualitas yang tinggi dan menahannya,
untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut. Lingkungan luar juga tak dapat diabaikan;
teknologi tinggi membutuhkanpara manajer yang terlatih baik, berpendidikan cukup,
ini dapat menghambat perusahaan untuk berkembang dengan kecepatan yang
diinginkan.
Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang
tidak kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari
fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan
yang telah direncakan dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan
pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan,
memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber daya manusia dengan
menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan sumber daya manusia.
Penyediaan staf merupakan pengarahan dan latihan sekelompok orang yang
mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam
upaya mengembangkan staf metode yang dapat dipergunakan, antara lain: latihan
jabatan, penugasan khusus, simulasi, permainan peranan, satuan tugas penelitian,
pengembangan diri dan seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe program pengembangan
staf yang terdiri dari: presupervisory programs, middle management programs dan
executive development programs.
D. Directing (Pengarahan)
Pengarahan Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan
bimbingan terdapat para petugas yang terlibat, baik secara structural maupun
fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan
staff yang telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-
masing tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
Pengarahan (orientasi) meliputi mengenalkan pegawai baru kepada perusahaan,
fungsinya, tugasnya, dan orang-orangnya. Perusahaan besar biasanya mempunyai
program pengarahan yang formal yang menerangkan hal-hal ini: sejarah, produk dan
jasa, kebijaksanaan umum, organisasi (divisi, departemen, dan lokasi), tunjangan
(asuransi, pension, cuti), persyaratan kerahasiaan dalam kontrak pertahanan, dan
peraturan keamanan ,dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan
controlling sambil mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau bimbingan
bagaimana seharusnya pekerjaan dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan
manajer sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan
termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatannya.
Pengarahan pada hakikatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pengarahan (directing) diharapkan :
 Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini akan
diperoleh kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga
tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelasana.
 Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan, artinya dengan
pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah oleh atasan yang langsung kepada
bawahan, tidak akan terjadi mis komunikasi. Di samping itu pengarahan yang
langsung ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan.
 Adanya umpan balik yang langsung, artinya pimpinan dengan cepat memperoleh
umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini
dapat segera digunakan untuk perbaikan.
E. Coordinating (Koordinasi)
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan
tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing
dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di
antara para anggota itu sendiri.
Pengkoordinating merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-orang
yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerja sama yang harmonis. Dengan adanya
pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat
dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk
bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan. Koordinasi diperlukan untuk
mengatasi kemunginan terjadinya duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan wewenang
atau saling merasa lebih penting di antara bagian dengan bagian yang ada dalam
organisasi. Pengorganisasian dalam suatu organisasi, termasuk organisasi pendidikan,
dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti :
 Melaksanakan penjelasan singkat
 Mengadapat rapat kerja
 Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan
F. Budgetting (Pembuatan Anggaran)
LUTHER GULLICK mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu
fungsi manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian
organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu anggaran, baik APBN
maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu pernyataan fiskal dan
kedua sebagai suatu mekanisme.
APBN merupakan kependekan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
APBN adalah anggaran pendapatan dan belanja Negara Republik Indonesia setiap
tahun yang telah disetujui oleh anggota DPR (Dewan perwakilan Rakyat). APBD
merupakan kependekan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. APBD adalah
anggaran pendapatan dan belanja daerah setiap tahun yang telah disetujui oleh anggota
DPRD (Dewan perwakilan Rakyat Daerah). Dalam penyusunan anggaran
dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
 Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
 Data masa lalu.
 Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
 Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
 Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
 Penelitian untuk pengembangan perusahan
G. Evaluating (Penilaian)
Evaluasi adalah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan cirri
pekerjaan di dalam suatu organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan : “ To
evaluate is to make a value judgment, it involves comparing something with another
and then making either choise or decision”. Dalam kegiatan evaluasi itu mencakup
langkah-langkah, yaitu :
 Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang
akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
 Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan
program yang akan dievaluasi.
 Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
 Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil
pelaksanaan evaluasi tersebut.
 Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan tersebut, serta memberikan penjelasan-penjelasannya.
 Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap
program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program dibedakan adanya jenis
evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk
mendiagnosis suatu program, yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau
perbaikan program. Biasa formatif dilakukan pada proses program (program masih
berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evalusi yang dilakukan untuk menilai
hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu
program telah selesai (akhir program).
Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni :
2.6 Desain Organisasi
A. Pengertian Desain Organisasi
Menurut para ahli desain organisasi adalah struktur organisasi tertentusebagai hasil dari
berbagai keputusan dan tindakan para (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2007:236). 7
Universitas Kristen Petra
 Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan
di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi
secara total (Griffin, 2004:352).
 Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek- aspek
struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi
mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan bersama (Wisnu dan Nurhasanah, 2005:11). Beberapa pengertian tersebut
dapat diketahui bahwa desain organisasi merupakan proses memilih dan
mengelola segala aspek-aspek dalam organisasi sehingga menciptakan suatu
struktur organisasi tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
B. Jenis Desain Organisasi
Menurut ( Robbins dan Judge 2008:224) ada tiga desain organisasi yang lazim
digunakan, yakni:
 Struktur Sederhana sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departemantalisasi
yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorangsaja,
dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkandalam usaha-
usaha kecil dimana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.
 Birokrasi Sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai
melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang 9
Universitas Kristen Petra dikelompokkan ke dalamberbagai departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang
mengikuti rantai komando.
 Struktur Matriks sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.
2.7 Perencanaan Tenaga Kerja
A. Pengertian Perencanaan Tenaga Kerja
Eric Vetter dalam Jackson & Schuler (1990) dan Schuler & Walker (1990)
mendefinisikan perencanaan SDM (Human Resource Planning) sebagai: proses di mana
manajemen menetapkan bagaimana organisasi seharusnya bergerak dari keadaan SDM
sekarang ini menuju posisi SDM yang diinginkan di masa depan. Dari konsep tersebut,
perencanaan SDMdipandang sebagai proses linier, dengan menggunakan data dan proses
masa lalu (shortterm) sebagai pedoman perencanaan di masa depan (long-term). Melalui
perencanaan SDM ini manajemen berusaha untuk mendapatkan orang yang tepat, dalam
jumlah yang tepat, pada tempat yang tepat dan pada saat yang tepat serta manajemen
berusaha untuk melakukan hal-hal yang menghasilkan kepuasan maksimum jangka
panjang baik bagi organisasi maupun individu.
Menurut Nasution (2016) manajemen sumber daya manusia adalah pendekatan
terhadap manajemen manusia. Pendekatan terhadap manajemen manusia didasarkan pada
nilai manusia dalam hubungannya dengan organisasi. Manusia merupakan sumber daya
yangpenting dalam organisasi di samping itu efektivitas organisasi sangat ditentukan oleh
manajemen manusia.
Berbeda halnya menurut Mangkunegara (2013), mengemukakan bahwa
perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefenisikan sebagai
proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerjadan berarti mempertemukan kebutuhan
tersebut agar pelaksanaannya berintergarsi dengan rencana organisasi.
Menurut Moekijat (2016), perencanaan sumber daya manusia adalah suatu proses
yang berusaha menjamin bahwa jumlah dan jenis karyawan yang tepat akan tersedia pada
tempat yang tepat, pada waktu yang tepat untuk waktu yang akan datang, mampu
melakukan hal-hal yang diperlukan agar organisasi dapat terus mencapai tujuan.
Selanjutnya menurut Handoko (2014), perencanaan sumber daya manusia adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis
dan lingkungan pada organisasi di waktu yang akan datang dari untuk memenuhi
kebutuhan- kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tertentu.
Sedangkan, menurut Nawawi (2017), perencanaan SDM adalah proses menetapkan
strategi untuk memperoleh, memanfaatkan mengembangkan dan mempertahankan SDM
sesuai dengan kebutuhanorganisasi/perusahaan sekarang dan pengembangannya dimasa
depan.Schuler & Walker (1990) menyebutkan bahwa perencanaan SDM meliputi lima
tahapan, yaitu:
1) Mengidentifikasi tujuan,
2) Peramalan keperluan atau syarat dasar SDM,
3) Menilai keahlian yang telah dimiliki dan karakteristik penawaran internal
lainnya,
4) Menentukan kebutuhan utama SDM, dan
5) Mengembangkan rencana aktivitas kegiatan dan program untuk memastikan
penempatan orang-orang yang tepat di tempat yang tepat.
Sedangkan aktivitas- aktivitas dalam perencanaan SDM dapat digambarkan dalam
tiga jangkawaktu, yaitu:
1. Perencanaan jangka pendek (sampai dengan satu tahun) yang seringdisebut sebagai
strategi sumberdaya manusia, meliputi:
 Meramalkan permintaan dan penawaran yang dapat diprediksi dengan pasti
(pekerjaan apa yang butuh diisi dan ditawarkan, bagaimana dan di mana
mendapatkan orang-orang tersebut),
 Menetapkan tujuan yang mudah untuk dikuantifikasi (meliputi: menarik, menilai
dan menentukan karyawan yang dibutuhkan untukberbagai pekerjaan),
 Design dan implementasi program-program jangka pendek (misalnya: program
penarikan karyawan, program seleksi, sistem penilaian kinerja untuk
mengidentifikasi perbaikkan kinerja dan kompensasi penghargaan, program
pelatihan yang menekankan pada pengembangan keahlian yang dibutuhkan
dimasa yang akan datang, sistem kompensasi yang didesain untuk mencapai
tujuan-tujuan jangka pendek dan diharapkan dapat membantu proses pencapaian
tujuan jangka waktu yang lebih lama,
 Mengevaluasi perencanaan jangka pendek (meliputi: penilaian tentang seberapa
baik tujuan telah dicapai). Oleh karena tujuan- tujuan jangka pendek pada
umumnya mudah dikuantifikasi (misalnya: menampung jumlah pelamar
pekerjaan, menentukan jumlah karyawan yang disewa dan tingkat kinerja
karyawan), maka evaluasi sistematis dari program-program SDM untuk
memenuhi kebutuhan jangka pendek organisasi cukup fleksibel dan beberapa
evaluasi kenyataannya sudah bisa dilakukan oleh organisasi organisasi besar.
2. Perencanaan jangka menengah (jangka waktu dua atau tiga tahun),meliputi:
 Meramalkan permintaan jangka menengah, dalam hal ini perencanaan
strategi berusaha memprediksi output organisasi, misalnya: produksi yang
diharapkan, volume dan tingkat penjualan.
 Meramalkan penawaran jangka menengah. Untuk meramalkanpenawaran
jangka menengah dapat diturunkan dari sumber informasi eksternal atau
internal, tetapi biasanya informasi internalyang krusial dan lebih layak,
 Menetapkan tujuan. Tujuan jangka menengah adalah serangkaian rencana
tindakan yang dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan melalui usaha
bersama dari perencanaan SDM dan manajer-manajer yang relevan dalam
suatu organisasi. Tujuan jangka menengah lebih terlihat dalam hal:
menyesuaikan kembali keahlian, sikap dan perilaku karyawan untuk
menyesuaikan perubahan utama yang dibutuhkan dalam bisnis, seperti
menyesuaikan praktik-praktik SDM dengan perubahan kebutuhan karyawan,
 Design dan implementasi program-program jangka menengah yang dapat
membantu karyawan menyesuaikan pada perubahan- perubahan organisasi.
Program-program ini meliputi: training atau retraining programs (hal ini
dipengaruhi oleh perubahan teknologi), pelayanan yang terkait dengan
pekerjaan yang membutuhkan gaya manajemen baru (produksi barang-
barang, nilai-nilai dari orientasi pelayanan, pelayanan penyerahan barang),
kesiapan yang baik dalamjangka pendek untuk menarik karyawan baru atau
menyewa yang dapat mendorong program-program jangka waktu yang lebih
lama, economic conditions force downsizing (terdapat tiga pendorong utama
untuk program-program jangka menengah, yaitu: restrukturisasi
organisasional (meliputi: merger dan akuisisi), pengurangan tenaga kerja yang
seringkali mengikuti restrukturisasi organisasional dan adaptasi terhadap
tenaga kerja yang beragam).
 Evaluasi jangka menengah. Karena jangka menengah lebih tidak pasti,
kontingensi dan ruang lingkup lebih luas, maka penyesuaian unit analisis
seringkali pada produktivitas departemen atau unit bisnis.

3. Jangka Panjang (Lebih dari tiga tahun), meliputi :


 Meramalkan permintaan dan penawaran yang berhubungan dengan
tantangan suksesi. Sedangkan program perencanaan suksesi sendiri adalah
merupakan sistem yang kompleks untuk melindungi kesehatan perusahaan
jangka panjang. Tujuan yangpaling utama dari program suksesi manajemen
adalah mengembangkan team kepemimpinan yang kuat untuk tugas- tugas
strategik (Leibman et. al., 1996). Kegiatan-kegiatan kunci dalam
meramalkan permintaan dan penawaran jangka panjang meliputi:
mengidentifikasi karyawan yang mempunyai potensi tinggi,
mengidentifikasi yang dibutuhkan menyediakan pengalaman belajar untuk
mengembangkan kompetensi. Sedangkan program pengembangan yang
baik, meliputi variasi dari komponen: prosedur seleksi, rencana-rencana
pengembangan,mentorship, meninmentorship, meninjau kembalikinerja dan
aktivitas-aktivitas perencanaan karir yang melibatkan karyawan dalam
merencanakan dan memonitor pengembangan mereka sendiri.
 Program design dan implementasi, hal ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan talenta orang-orang yang mempunyai kemampuan mental
lebih baik, yang secara psychologis cocok dengan yang dibutuhkan
perusahaan untuk inovasi dan perubahan, perncanaan suksesi dan
pengembangan karir serta program peningkatan kualitas.
 Evaluasi perencanaan jangka panjang. Evaluasi program suksesi
menekankan pada kemampuan untuk memprediksi hasil-hasil individu,
seperti kemajuan karir dan kepuasan. Evaluasi jangka panjang juga
diterapkan untuk mengevaluasi program-program jangka panjang yang
menggunakan hasil-hasil perusahaan, seperti: share price, market share,
receipt of industry awards dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Merintis usaha baru adalah sebuah rancangan pribadi mengenai bagaimana
membentuk dan mendirikan usaha baru, baik yang terkait dengan ide, modal,
manajemen, maupun organisasi. Merintis usaha baru sendiri bertujuan untuk
memasuki dunia usaha dengan ide dan rancangan yang dilakukan secara matang.
Merintis usaha baru merupakan teknik paling dasar dalam dunia bisnis yang dikenal
dengan istilah starting (Putri, 2019).
2. Langkah dalam merintis usaha baru yaitu Bidang dan jenis usaha yang dimasuki,
Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih, Tempat usaha yang akan
dipilih, Organisasi usaha yang digunakan, Hambatan-hambatan dalam memasuki
industri, Paten, merek dagang,dan hak cipta
3. Pertimbangan yang dilakukan sebelum memulai usaha baru yaitu waktu, target, ide
dan rencana, sumber pendapatan lain pesaing, dan sikap positif
4. Hambatan yang terjadi jika memulai usaha baru yaitu kurangnya dukungan,
keinginan melakukan semuanya dengan baik, mendapatkan dan mempertahankan
model, menemukan pelanggan pertama, dan ditolak investor
5. Fungsi manajemen menurut Luther Gulick :
- Planning (Perencanaan)
- Organizing (Pengorganisasian)
- Staffing (Penyusunan pegawai)
- Directing (Pengarahan)
- Coordinating (Koordinasi)
- Budgetting (Pembuatan anggaran)
- Evaluasi (Penilaian)
6. Desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan
struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan desain organisasi maka keadaan
perusahaan bias terkontrol dan bias meminimalisir apabila terdapat kendala
kedepannya dan bias memajukan perudahaan untuk bias menjadi perusahaan yang
unggul dibidangnya. Serta dalam mendesain organisasi diperluka adanya
pertimbangan serta pemilihan yang matang dalam menentukan cara atau jenis
mendesain organisasinya, tepat atau tidak dan dapatkah cara itu
mengimplementasikan tujua daripada organisasi tersebut.
7. Perencanaan sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh berbagai factor baik
yang berasal dari internal maupun eksternal. Manfaat dan tujuan perencanaan akan
memberikan nilai-nilai positif bagi kepentingan merupakan proses bagaimana
memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini dan masa dating bagi sebuah organisasi.
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini, maka proses perencanaan SDM
berarti usaha untuk mengisi atau menutup kekurangan tenaga kerja baik secara
kuantitas maupun kualitas.

3.2. Saran
Untuk penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, saya mengharapkan
adanya saran dari semua pihak baik dosen maupun seluruh mahasiswa yang membaca
makalah kewirausahaan ini terhadap kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, L. (2018). Hal yang dipetimbangkan dalam memulai usaha.


https://gaya.tempo.co/read/1130211/ingin-memulai-bisnis-ada-8-hal-yang-wajib-
dipertimbangkan.

Arfin, Muhammad. (2021). DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI. Makassar. UIN


ALAUDDIN MAKASSAR Jurnal, E. (2021). Hambatan yang Biasa Dialami Pebisnis
Pemula. https://www.jurnal.id/id/blog/hambatan-pebisnis-pemula/.

Jurnal, E. (2021). Hambatan yang Biasa Dialami Pebisnis Pemula.


https://www.jurnal.id/id/blog/hambatan-pebisnis-pemula/.

Putri, M. (2019). MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA.


https://unri.academia.edu/prynnlevlooks?swp=tc-au-37916061.

Lestari, Julyana. (2017). FUNGSI - FUNGSI MANAJEMEN . Lampung. Universitas Bandar


Lampung.

Suwinardi, S. (2019) ‘Langkah Sukses Memulai Usaha’, Orbith: Majalah Ilmiah


Pengembangan Rekayasa dan Sosial, 14(3), p. 195. doi: 10.32497/orbith.v14i3.1317.

Yaqin, Ainul. (2021). MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA. Makassar. UIN


ALAUDDIN MAKASSAR.

Anda mungkin juga menyukai