Anda di halaman 1dari 26

Makalah Kewirausahaan

MEMBUAT USAHA BARU

Dosen Pengampu : Putri Hervina Daulay, MM.

KELOMPOK 10 :

LAYLA SYAHFITRI B. (0801182300)

RANI DWI PUTRI (0801183308)

SITI KHAIRUNNISA R. (0801182221)

AKK A (1) SEMESTER V

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020-2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami bisa menyusun
atau menyelesaikan tugas pada mata kuliah Kewirausahaan. Penulisan ini
disajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami
miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas makalah dalam mata
kuliah : Kewirausahaan
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan tugas ini. Dan dalam kesepakatan ini saya mengucapkan
terimakasih kepada, pihak-pihak yang telah membantu dan secara khusus saya
berterimakasih kepada Ibu : Putri Hervina Daulay, MM. selaku dosen mata kuliah
Kewirausahaan karena telah memberikan bimbingan untuk menyelesaikan tugas
ini hingga selesai.

Medan, 04 Januari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Cara Memulai Usaha Baru ......................................................................
3
B. Mengembangkan Ide Usaha Baru ...........................................................
3
C. Identifikasi Peluang Usaha ...................................................................... 5
D. Merintis Usaha Baru ................................................................................ 7
E. Membeli Perusahaan Yang Sudah Didirikan ........................................ 8
F. Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba) ..................................
9
G. Manfaat Membuka Usaha ......................................................................
10
H. Keberhasilan Usaha ................................................................................
12
I. Strategi untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses
Usaha Baru ............................................................................................. 12
J. Contoh Sebuah Usaha dengan Menerapka Business Plan ..................
14
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 20
A. Kesimpulan ..............................................................................................
20

ii
B. Saran ........................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis,
biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas
mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan
dan produk atau jasa apa yang akan ditawarkan.
Rencana bisnis dikembangkan dengan focus kepada pemegang
kepentingan. Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran
lingkungan bisnis, rencana manajemen, rencana pemasaran, dan rencana
keuangan.
Penaksiran lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan
industri, dan lingkungan global. Rencana manajemen termasuk di dalamnya
rencana operasional menitik beratkan pada usulan struktur organisasi produksidan
sumber daya manusia dalam perusahaan.
Perencanaan pemasaran meliputi lima langkah yaitu : target pasar,
karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencana
keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis.
Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk
memulai usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat dalam bentuk catatan saat
melakukan diskusi atau tanya jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa
rencana sama sekali, sehingga ide-ide menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa
yang selanjutnya harus mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana,
meskipun itu berupa catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan gambaran yang
lebih jelas mengenai jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis harus
dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman.
Beberapa hal yang dapat dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu :
1. Jenis usaha apa yang akan dirintis
2. Tujuan apa dari bisnis yang akan dirintis
3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang

1
4. Siapa yang akan menjadi pelanggan

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat usaha baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?
3. Apa indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil?
4. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?
5. Bagaiamana contoh sebuah usaha dengan menerapkan business plan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara-cara dalam membuat usaha baru
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam membuat
usaha baru
3. Untuk mengetahui indikator keberhasilan usaha
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam membuat
usaha baru
5. Untuk mengetahui contoh sebuah usaha yang menerapkan business plan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Memulai Usaha Baru


Analogi seorang yang memulai kewirausahaan ialah seperti seseorang
yang belajar naik sepeda, pertama kali duduk di atas sadel sepeda akan merasa
gamang dan takut, ragu-ragu untuk memulai mengayuh, takut jatuh atau nabrak
namun ketika pedal sepeda mulai dikayu dan si anak dapat menguasai rasa
takutnya, ternyata naik sepeda itu mudah semudah berjalan kaki.
Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk
memulai usaha baru, yaitu :
1. Merintis usaha baru, yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang
sendiri.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan
yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama
dan organisasi yang sudah ada.
3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha
dengan perusahaan besar dalam mengadakan persetujuan jual – beli hak
monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).

B. Mengembangkan Ide Usaha Baru


Banyak orang membayangkan bahwa yang dimaksud menjadi
wirausahawan berskala kecil itu adalah usaha berskala rumah tangga. Misalnya
toko sembako, penjual mie ayam, pengusaha jasa laundry, penjual bubur ayam,
pengecer pulsa, atau semua usaha bisa dilakukan di rumah. Sedangkan usaha
berskala menengah adalah usaha-usaha yang sama namun sudah bercabang-
cabang, memiliki sekian banyak gerai atau sekian banyak gerobag dorong.
Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan melihat
sumberdaya yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia, teknologi, bahan
baku, keuangan atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak buku

3
pendidikan kewirausahaan mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas.
Biasanya disebutkan jikalau kita memiliki sumber daya yang memadai maka kita
dapat langsung menjadi wirausahawan dengan skala menengah. Tetapi
sebaliknya, buku-buku kewirausahaan yang lebih empirik-praktis atau buku-buku
“how to” kewirausahaan yang banyak dibeli anggota masyarakat justru
berpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau dijelaskan dalam buku-buku
tersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari nol. Buku-buku semacam
ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan semangat berusaha yang
besar disertai kerja keras.
Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah. Memang
benar, dalam keadaan normal, biasanya orang memulai usaha dengan berusaha
sekuat tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai sumber
daya dan fasilitas yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan menjadi
wirausahawan berskala kecil namun dengan ide-ide yang baru dalam menjalankan
usaha. Sangat boleh jadi banyak orang mengawali bisnisnya dengan perasaan
ragu-ragu dan pesimistik tetapi berakhir dengan keberhasilan yang gemilang.
Akan tetapi tidak sedikit juga yang memulainya dengan optimistik, persiapan
yang matang, sumber daya yang cukup. Hasil akhirnya ada yang berhasil ada yang
tidak. Yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah mulailah dengan ide-ide
baru.
Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali dengan
mengamati lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari proses
interaksi seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungan
dan bentuk bisnis harus diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawan
harus jeli dalam menilai dan menangani berbagai permasalahan dan peluang yang
muncul di lingkungan tersebut. Sebagi contoh, ada dua orang calon wirausahawan
datang di sebuah masyarakat di suatu tempat. Dua orang ini menemukan
kenyataan yang sama bahwa semua orang dalam masyarakat tersebut ternyata
tidak memakai sepatu atau sandal. Setelah mempelajari dan mengidentifikasi
penyebabnya, calon wirausahawan A menyimpulkan tidak ada gunanya memulai

4
bisnis sepatu di sini karena A berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak
bersepatu atau sandal ini sudah mendarah daging dan tidak bisa diubah.
Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa
masyarakat akan mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi
masyarakat tersebut untuk bersepatu. Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh
seorang wirausahawan pada umumnya merupakan ide-ide praktis yang diyakini
memiliki kepastian untuk berhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha
berskala kecil. Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan,
mulailah berbisnis dalam skala kecil (Suharno, 2007 ; Frinzes, 2011 : 223).
Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) seperti
yang dikutip Suryana (2003: 70), sekitar 43% responden (wirausahawan)
mendapatkan ide bisnis dari pengalaman ketika mereka bekerja di perusahaan atau
tempat-tempat profesional lainnya. Dari pengalaman tersebut, mereka mengetahui
cara-cara mengoperasikan perusahaan. Sebanyak 15% responden menyatakan
telah mencoba dan merasa mampu mengerjakannya dengan baik. Dari para
wirausahawan yang disurvai, 11% di antaranya memulai usaha untuk memenuhi
peluang pasar, sementara 46% lainnya karena hobi.
Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orang
bisa mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yang
dianggap jalan atau cara yang paling baik atau paling benar. Di samping faktor
keberuntungan (luck atau hoki), ada faktor lain yang mempengaruhi misalnya
kerja keras, perencanaan yang matang, pengamatan yang jeli, pemikiran kreatif,
inovatif dan sebagainya.

C. Identifikasi Peluang Usaha


Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities) dikatakan ada
jika di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan untuk
menawarkan atau menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan , keinginan, atau preferensi konsumen (Frinzes, 2011 : 229).
Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah
peluang usaha berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :

5
1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau belum
dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini dapat
terjadi karena : Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau tidak
ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak
sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai
ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa
kesulitan memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat
konsumen terkesan
2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuah
produk yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak ada
di pasaran. Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat proses
pengeringan kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepat
memberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan sulit
dibersihkan dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnya
tidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap”
yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan.
Sebuah alat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan
dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis
yang diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
memilih sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau menyaring lingkungan,
mengevaluasi individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara
cermat peluang-peluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satu
peluang dan mempersiapkan sebuah rencana usaha.
Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni:
Mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah yang
paling banyak diberi perhatian. Kebutuhan konsumen dianggap sebagai sesuatu
yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun demikian perlu dicatat bahwa
mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya belumlah cukup memadai. Para

6
indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di bidang industri konsumsi tidak
hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan juga meng-create kebutuhan atau
menciptakan kebutuhan. Artinya menggarap konsumen agar mereka merasa butuh
atau setidak-tidaknya membuat mereka merasa tidak nyaman atau tidak percaya
diri kalau tidak mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh para pemain
industri konsumsi besar. Pada suatu titik, seorang wirausahawan dituntut untuk
itu.
Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang
digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usaha
baru. Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan
sebagai kunci keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang
menentukan jenis usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang
diri sendiri. Kedua, pendekatan the out-side in atau disebut juga opportunity
recognition yakni pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usaha
akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.
Sudah barang tentu hal ini didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat.

D. Merintis Usaha Baru


Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki
keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business
owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus
memiliki:
a. Kecakapan untuk bekerja
b. Kemampuan mengorganisir
c. Kreatif
d. Lebih menyukai tantangan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.

7
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan
perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu
terbatas), perseroan, dan firma
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, diantaranya:
o Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan maupun pasar?
o Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
o Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat
pengangkut dan jalan raya
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha
dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan
inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen.
Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi
semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.
6. Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya
usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan
operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,
majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat
mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi
lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan
sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

E. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan

8
Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada
daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
a. Resiko lebih rendah
b. Lebih mudah
c. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar
Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:
Masalah eksternal, yaitu
a. Lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan,
misalnya image atau reputasi perusahaan.

F. Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba)


Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan
cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.
Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi,
sedangkan Franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).
Bentuk Kelebihan Kekurangan
Merintis Usaha  Gagasan Murni  Pengakuan nama
 Bebas beroperasi barang
 Fleksibel dan mudah  Fasilitas inefisien
penggunaan  Persaingan kurang
diketahui
Membeli Perusahaan  Kemungkinan  Perusahaan yang
sukses dijual biasanya
 Lokasi sudah cocok lemah
 Karyawan dan  Peralatan tak
pemasok biasanya efisien
sudah mantap  Mahal
 Sudah siap operasi  Sulit inovasi
Kerja sama  Mendapat  Tidak mandiri
manajemen pengalaman dalam  Kreativitas tidak
logo, nama, metoda, berkembang
teknik produksi,  Menjadi
pelatihan dan buruan independen
modal terdominasi, rentan
 Penggunaan nama, terhadap perubahan

9
merek yang sudah franchisor
dikenal

G. Manfaat Membuka Usaha


Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepuasan diri. Rutinitas
yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan
kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan. Budaya (cultur) perusahaan
yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong
orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian,
maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan.
Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk
dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari
membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut:
1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas
Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan
orang lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji
(mungkin ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan
tunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh
pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan
yang dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha
sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih
besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha.
Seseorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya,
potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya
tarik yang mengiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.
2. Memaksimalkan kemampuan
Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain
seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri
maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi
dengan ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang
mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan
disuatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan

10
berkreasi secara maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja
yang tinggi inilah yang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang
maksimum bagi usaha sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas
berkreasi, akan tetapi maju tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya
dalam mengelola usaha tersebut.
3. Bebas mengatur waktu kerja
Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu
transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah
menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika
bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu,
sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat
mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika
usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang
mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin
banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang
makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam
menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap
mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang
menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil
tindakan yang cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang
bisa diandalkan selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan
manajer pada usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh
para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan
pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self
manajemen (manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat pentin yang
harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi
para bawahan atau karyawannya.

11
H. Keberhasilan Usaha
Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan
Wirausaha Baru” (2001 : 15), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan
usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan
bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari
perusahaan tersebut bertambah. Sedangkan menurut Anoraga (2002), Apapun
pilihan usaha baru yang diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha
harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana
usaha (Business Plan). Business plan merupakan dokumen yang disiapkan sercara
seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran
dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan
dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi
operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi
ketenagaan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan
tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana
pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang
berhubungan dengan personalia) dan rencana keuangan.

I. Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru


Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang
berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003), manajemen strategi merupakan
perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh
(disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan
yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi
secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan
operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang
berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan
strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada
dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan
memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.

12
Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang
terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen
kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan
operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta
umpan balik.
Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus
membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik
dalam Certo dan Peter (1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004),
terdapat 10 formulasi strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi
kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha kecil.
Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam
bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal
yang mendasar.
2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah
efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak
dan keuntungan adalah hal yang paling utama.
3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan
keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang
menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan
bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.
5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung
pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.
6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki
catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya
dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.

13
7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia
usaha kecil.
8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat.
Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan
keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari
seluruh fungsi bisnis.
10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis
dan menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi
aktifitas yang produktif.
Hambatan – Hambatan dalam Memasuki Industri Menurut Peggy Lambing
(2000: 95)
Ada bebrapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu :
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru
masih kurang sebaliknya, perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan
karena telah lamam mngetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya
2. Biaya perubahan. Yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan dan penggantian alat serta sistem yang lama
3. Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahnkan pangsa pasar
yang ada.

J. Contoh Sebuah Usaha dengan Menerapkan Business Plan


Kami akan mengambil contoh bisnis plan sederhana untuk mahasiswa ( Kue
Brownies Mini ).
Sebelum memulai menyusun bisnis plan, ada baiknya perhatikan hal-hal berikut
ini :
1. Isinya jelas dan mudah dipahami

Maksudnya adalah sejauh mana isi dari bisnis plan kamu bisa dipahami
jika dilihat dari berbagai sisi seperti bidang usaha, legalitas, jumlah tenaga
kerja, kompetitor usaha hingga modal yang dimiliki atau dibutuhkan.
Kejelasan isi bisa mempermudah kamu dapat suntikan dana dari investor.
2. Isinya lengkap dan sesuai dengan rencana

14
Walaupun bisnis plan ini hanya untuk skala mahasiswa, tapi apa salahnya
dibuat semaksimal mungkin dengan singkat dan rinci. Gak boleh ada
satupun yang terlewat, karena kalau satu unsur saja lupa dicantumkan,
maka kesempatan dapat dana pun minim. Pastikan juga rencana yang
dimaksud tertera.

3. Utamakan kejujuran

Dalam kehidupan, jujur adalah koentji. Dalam pembuatan bisnis plan pun


demikian, mahasiswa harus menuliskan semua isi dengan sejujurnya tanpa
ada yang ditutupi dan direkayasa. Bisa kacau kalau ternyata investor
mencium kebohongan dari proposal yang kamu ajukan. Mereka bisa saja
mengecap kamu sebagai orang yang gak bisa dipercaya dan ogah
mengiyakan permintaanmu.

4. Sertakan data-data yang akurat dan terkini

Berbicara tanpa adanya data-data adalah sia-sia. Jadi, dalam hal ini, data-
data akurat yang ada di bisnis plan bisa meluluhkan hati si investor untuk
menyetujui rencana kamu.

Jika sudah memerhatikan hal-hal di atas, di bawah ini adalah contoh bisnis plan
untuk mahasiswa yang bisa dilakukan. 

I. Latar Belakang

Makanan adalah hal mendasar dalam kehidupan manusia sebagai bahan


pokok agar kita memiliki tenaga untuk memulai aktivitas, selain bisa maksimal
dalam berkegiatan.

Makanan ada dua jenis yaitu makanan berat dan ringan. Makanan berat
contohnya adalah lauk pauk dan nasi yang kita makan sehari-hari. 

Makanan ringan yang dimaksud adalah camilan yang biasanya dimakan


saat bosan dengan makanan berat. Camilan manis sangat bisa dijadikan pilihan
untuk sekadar menemani berkegiatan, saat belajar contohnya.

Jenis cemilan yang sekarang digandrungi masyarakat luas salah satunya


adalah kue brownies. Rasanya manis dan teksturnya lembut. Kita bisa
membuatnya sendiri atau membelinya di toko kue. Brownies ini tersedia dalam
berbagai ukuran, kecil, sedang hingga besar.

15
Brownies mini sangat direkomendasikan karena ukurannya yang kecil dan
bisa dibawa ke mana-mana tanpa perlu repot karena ukurannya.

Struktur Organisasi

Nama usaha  : Brownies Mini

Bidang Usaha  : Makanan

Nama produk  : Mini brownies

Alamat  : Jalan ------ No. 4, Medan

Visi dan Misi Perusahaan

VISI : Menjadikan brownies mini sebagai cemilan yang sehat dan


mengenyangkan sehingga dikenal masyarakat luas dan dijadikan pilihan
masyarakat dalam mengkonsumsi cemilan.

MISI : Menghasilkan brownies mini yang mempunyai sertifikat halal, bisa


dikonsumsi semua kalangan dengan rasa dan varian yang banyak.

II. Tujuan

Pemilihan usaha jenis ini memiliki tujuan :

 Mendapatkan laba
 Memberikan bentuk brownies yang variatif

 Mencapai target penjualan

III. Keunggulan Produk

Produk usaha ini memiliki keunggulan :

 Berkualitas dan dijamin higienis karena buatan sendiri


 Ukuran yang mudah dibawa

 Variasi rasanya beragam dan tidak membosankan

IV. Analisa pasar

16
Analisis pasar diperlukan supaya produk ini bisa terjual, maka dari itu analisis
pasar diperlukan untuk mengetahui produk secara detail dengan analisis sebagai
berikut :

Kekuatan produk

 Bisa dinikmati oleh semua kalangan

 Higienis dalam bahan dan proses pembuatan

 Harga relatif terjangkau

Kelemahan produk

 Produk yang bisa dibuat oleh masyarakat semua kalangan

 Hanya tahan sampai beberapa hari

 Banyak pesaing dengan jenis produk yang sama

Peluang

 Pasarnya sangat luas

 Penawaran langsung ke pembeli

Harga

Harga kue brownies ini perpotongnya dijual Rp5.000. Termasuk yang terjangkau.

Promosi

Promosi dilakukan dengan cara menyebar brosur offline dan online dengan
mencantumkan promo.

Tempat

Penjualan produk dilakukan di kantin sekolah, kampus dan gedung perkantoran.

V. Detail Produksi

Peralatan yang digunakan :

17
 Baskom
 Cetakan kue

 Sendok

 Kompor gas

 Pisau

 Panci

Bahan-bahan yang digunakan :

 Tepung instant khusus brownies


 Telur

 Keju

 Air

 Margarine

 Gula

Cara pembuatan :

 Siapkan baskom
 Masukan tepung brownies

 Masukan gula, margarin, telur dan 5 sendok air ke dalam baskom

 Aduk semua bahan sampai rata

 Tuang adonan ke dalam cetakan kue

 Kukus adonan sampai setengah matang

 Parutkan keju sebagai topping

VI. Keuntungan

1. Modal

Bahan Baku

18
 Gula 1/4kg                                             Rp4.000
 Susu kental manis 2 sachet                Rp3.000

 Tepung brownies instant 1 sachet    Rp13.000

 Telur 1 butir                                          Rp2.000

 Keju                                                        Rp6.000

 Total                                                       Rp28.000

Bahan Tambahan

 Plastik pembungkus 1 pak                Rp6.000


 Bahan baku + bahan tambahan Rp28.000 + Rp6.000

Total pengeluaran= Rp. 34.000

2. Perhitungan keuntungan

Harga Jual Rp.5.000×30 = Rp150.000

HPP

 Pengeluaran Rp34.000
 Laba kotor Rp116.000

Biaya penjualan

 Pembuatan brosur Rp15.000
 Biaya listrik dan air Rp10.000

 Biaya sewa Rp10.000

 Biaya lain-lain Rp10.000

Total Rp45.000

Laba bersih Rp71.000

VII. Penutup

19
Produk brownies mini diharapkan mampu dikenal secara luas sehingga
bisa berkembang dan mencapai target sesuai dengan yang direncanakan. Selain
itu, produk ini mampu mendapat perhatian yang besar agar mampu menjelma
menjadi usaha yang berkembang pesat.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa langkah dalam memulai usaha baru, yaitu: pilih bidang usaha
yang diminati serta memiliki hasrat dan pengetahuan di dalamnya, perluas dan
perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan, pilihlah keunikan dan nilai unggul
dalam produk/jasa anda, jaga kredibilitas dan brand image, berhemat dalam
operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan
penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan: Bidang dan jenis usaha yang dimasuki,
bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih, tempat usaha yang akan dipilih,
organisasi usaha yang akan digunakan, analisis SWOT, lingkungan usaha yang
akan berpengaruh.
Adapun kendala yang mungkin saja terjadi: Tidak kompeten dalam
manajerial, kurang berpengalaman, kurang dapat mengendalikan keuangan, lokasi
yang kurang memadai, kurangnya pengawasan peralatan, sikap yang kurang
sungguh-sungguh dalam berusaha.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, penulis menyadari terdapat kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal.stkippgritulungagung.ac.id > ... PDF LANGKAH AWAL MEMULAI USAHA


MELALUI BUSINESS PLAN ... di akses pada 28 Desember 2020 pukul 20.00

http://formatmasadepan.forumotion.net/t4-merintis-usaha-baru-dan-model-
pengembangannya di akses pada 20 Desember 2020 pukul 20.21

https://id.scribd.com/doc/282350820/MAKALAH-Memulai-Usaha-Baru di akses pada 29


Desember 2020 13.15

https://lifepal.co.id/media/cara-membuat-dan-contoh-bisnis-plan-sederhana-untuk-
mahasiswa/ di akses pada 29 Desember 2020 pukul 13.25

22

Anda mungkin juga menyukai