Disusun oleh :
M. Zainur Candra s (12130210909)
Muhammad Hasbi
Fakultas Ushuluddin
Unifersitas Sultaan Syarif Kasim riau
Pekan baru, 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kepada kami rahmad dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesai kan makalah kami ini dengan baik, sholawat dan salam tak
luput pula di hadiahkan kepada Nabiyuna Muhammad SAW yang mana dengan pengorbanan
beliau lah kita dapat merasakan manisnya perdamaiyan dan indahnya ke imanan pada saat ini.
Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir nanti. Amin ya robbal alamin
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dian Sudarfi Hendri yang membimbing kami dan
mempercayai kami untuk menyelesai kan makalah Bisnis ini kepada kami. Selanjutnya demi
kesempurnaan makalah kami ini, kami menghrapkan kritik dan saran demi menyempurnakan
makah kami ini. Mudah mudahan makalah ini menambah wawasan kita dan pembaca dapat
memahaminya.
Kelompok 13
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUN
a. Latar belakang .......................................................................................................
b. Rumusan masalah ..................................................................................................
c. Tujuan penulis ......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Cara memulai usaha..................................................................................................... 6
2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru ................................. 9
KEPUSTAKAAN ..........................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan usaha merupakan langkah awal dalam menjalankan usaha, biasanya
terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas mengenai model
usaha yang akan dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan produk atau jasa apa
yang akan ditawarkan.
Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk memulai
usahanya. Seringkali rencana usaha dibuat bentuk catatan saat melakukan diskusi atau tanya
jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis usaha tanpa rencana sama sekali, sehingga ide-
ide menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang selanjutnya harus mereka lakukan.
Dengan menulis sebuah rencana, meskipun itu berupa catatan-catatan kecil, kita akan
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai jenis bisnis yang diinginkan, serta
bagaimana bisnis harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat
antara lain :
1. Bagaimana cara membuat usaha baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?
3. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha baru ini memiliki beberapa tujuan
diantaranya adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk memulai usaha baru,
yaitu :
1. Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang sendiri.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan
atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi yang sudah ada.
3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha dengan preusan besar
dalam mengadakan persetujuan jual – beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha
(waralaba).
Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali denganmengamati lingkungan.
Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari prosesinteraksi seseorang dengan lingkungan. Oleh
karena itu pilihan akan lingkungandan bentuk bisnis harus diamati dengan seksama. Di sini seorang
wirausahawanharus jeli dalam menilai dan menangani berbagai permasalahan dan peluang
yangmuncul di lingkungan tersebut. Sebagi contoh, ada dua orang calon wirausahawandatang di
sebuah masyarakat di suatu tempat. Dua orang ini menemukankenyataan yang sama bahwa semua
orang dalam masyarakat tersebut ternyatatidak memakai sepatu atau sandal. Setelah mempelajari dan
mengidentifikasipenyebabnya, calon wirausahawan A menyimpulkan tidak ada gunanya
memulaibisnis sepatu di sini karena A berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak bersepatu atau
sandal ini sudah mendarah daging dan tidak bisa diubah.
Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa masyarakatakan
mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi masyarakat tersebutuntuk bersepatu.Ide-ide
bisnis yang dikembangkan oleh seorang wirausahawan padaumumnya merupakan ide-ide praktis
yang diyakini memiliki kepastian untukberhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha berskala
kecil. Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan, mulailah berbisnis
dalamskala kecil (Suharno, 2007 ; Frinzes, 2011 : 223).
Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) sepertiyang dikutip Suryana
(2003: 70), sekitar 43% responden (wirausahawan)mendapatkan ide bisnis dari pengalaman ketika
mereka bekerja di perusahaan atautempat-tempat profesional lainnya. Dari pengalaman tersebut,
mereka mengetahuicara-cara mengoperasikan perusahaan. Sebanyak 15% responden
menyatakantelah mencoba dan merasa mampu mengerjakannya dengan baik. Dari parawirausahawan
yang disurvai, 11% di antaranya memulai usaha untuk memenuhipeluang pasar, sementara 46%
lainnya karena hobi.
Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orangbisa mempunyai
pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yangdianggap jalan atau cara yang paling baik
atau paling benar. Di samping faktorkeberuntungan (luck atau hoki), ada faktor lain yang
mempengaruhi misalnyakerja keras, perencanaan yang matang, pengamatan yang jeli, pemikiran
kreatif, inovatifdan sebagainya.
Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah peluang usaha
berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :
1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau belumdapat memenuhi
kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini dapatterjadi karena :Kualitasnya rendah,
Produknya tidak user friendly atau tidak ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak
rasional, Produk tidak sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai
ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan
memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen terkesan
2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuahproduk yang dapat
mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak adadi pasaran. Misalnya sebuah produk
yang dapat mempercepat prosespengeringan kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat
dengan cepatmemberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan sulitdibersihkan
dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnyatidak diketahui oleh
konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap”yang dapat melindungi pengendara
sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuahalat serupa payung yang dapat melindungi jemuran
dari terpaan hujan dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategisyang diusulkan
Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, danmemilih sebuah peluang bisnis yakni,
pertama, mengidentifikasi kebutuhan dankeinginan konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau
menyaring lingkungan,mengevaluasi individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara
cermat peluangpeluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satupeluang dan
mempersiapkan sebuah rencana usaha.
Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang digunakan
wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usahabaru. Pertama, pendekatan
inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci keberhasilan. Termasuk dalam
kategori ini adalah mereka yang menentukan jenis usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan
latar belakang diri sendiri. Kedua, pendekatan the out-side in atau disebut juga
opportunityrecognition yakni pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usahaakan
berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.Sudah barang tentu hal ini
didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat.
• Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun
pasar?
Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari
Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.
Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan Franchise
adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).
Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari
visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah
perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan operasional,
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan
dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan eksternal,
fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha
kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.
10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan
menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang
produktif.
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih
kurang sebaliknya, perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan karena telah lamam
mngetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya
2. Biaya perubahan. Yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para karyawan
dan penggantian alat serta sistem yang lama
3. Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahnkan pangsa pasar yang ada.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Perencanaan usaha merupakan langkah awal dalam menjalankan usaha, biasanya
terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas mengenai model
usaha yang akan dirintis. Rencana usaha yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran
lingkungan usaha, rencana manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan.
2. SARAN
Untuk membangun sebuah usaha baru, seseorang itu harus memikirkan secara matang
matang dan seseorang itu juga harus memikirkan hal yang terbesar dari usaha itu ataupun hal
yang paling terkecil sekalipun.
Intinya adalah harus menanamkan niat yang di sertai dengan usaha karena ALLAH
mengabulkan bukan karena besar rumahnya, banyak uangnya akan tetapi ALLAH akan
memberi apa yang dia inginkan dengan meliht berapa besar usaha yang dia lakukan untuk
impian yang ia harapkan.
DAFTAR PUSTAKA