Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEWIRASWASTAAN

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

DISUSUN OLEH :

1. AGUSTINA FATMAWATI
2. AMELIA
3. AMELIA JUNIAR
4. ATRI AMALINA
5. AYU SUNDARI
6. BUNGA FAJRI YATI
7. DEA CARLITA
8. DELA DARISPRIZA
9. DIANA CAROLINE
10. DWI PRAMITA SARI
11. ELDA HAYATI
12. ELLIS SURIANI
13. ELSE VERONICA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,karena berkat rahmat dan
Ridho-nya kita masih diberikan kesehatan dan dapat beraktivitas sehari-hari.Makalah
ini dibuat untuk membantu mahasiswa sekaligus melengkapi referensi pengembangan
keilmuan dan pengetahuan sehingga mahasiswa dapat memahami tujuan dan
kegunaan pembelajaran mata kuliah Kewiraswastaan
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan masukan dengan sumbangsih yang sifatnya untuk perbaikan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran Mahasiswa,tentunya Makalah ini masih banyak
kelemahan-kelemahannya , Atas dukungan dan kerjasama yang baik kami ucapkan
terima kasih.

Bengkulu , April 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL ............................................................................ 1
KATA PENGANTAR ........................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 4
B. Rumusahan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Masalah ........................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengetian ..................................................................................... 6
B. Beberapa hal penting membangun sebuah Usaha Baru .............. 6
C. Proses Mulai Bisnis ..................................................................... 7
D. Hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha .................... 8
E. Profil usaha kecil dan pengembangannya ................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi seorang wirausaha atau
kewirausahaan yang sukses tidak hanya mempunyai keterampilan di bidang
usaha tertentu akan tetapi juga mempunyai kemauan dan kemampuan (Jiwa
Kewirausahaan). Mampu dalam menangkap ide peluang peluang bisnis dan
manajerialnya, cakap untuk bekerja, mengorganisir, kreatif serta mempunyai
kemamuan yang kuat untuk konsisten dan tidak mudah menyerah (menyukai
tantangan).
Selanjutnya adalah tahap memasuki dunia usaha, ada tiga cara untuk
memulai atau memasuki dunia usaha atau kewirausahaan yaitu merintis usaha
baru, membeli perusahaan yang sudah ada di pasar dan kerja sama
manajemen. Sebelum kita membahas mengenai usaha baru dan model
pengembangannya, alangkah baiknya kita mengetahui akan pengertian dan
tujuannya. Menurut Brown dan Protello, bisnis adalah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis inipun akan
meningkat pula perkembangannya dalam melayani masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pembisinis itu adalah untuk memasuki dunia
usaha, seseorang harus memiliki jiwa sebagai seorang wirausaha. Wirausaha
adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian
menghadapi resiko. Sebagai pengelola sekaligus pemilik usaha, kita harus
memiliki kecakapan untuk bekerja, mengorganisir, kreatif, dan lebih
menyukai tantangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bisnis?
2. Apa aja hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah
usaha (bisnis) baru?
3. Bagaimana proses mulai bisnis?

4
4. Apa yang harus diperhatikan dalam merintis usaha?
5. Bagaimana profil usaha kecil dan pengembangannya?
C. Tujuan Masalah
1. Menggambarkan Langkah-Langkah memasuki Dunia usaha
2. Mengenal cara-cara merintis usaha baru dan model pengembangannya
3. Mengidentifikasi profil usaha kecil dan cara pengembanbgan

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pengertian lain dari bisnis menurut Hugnes dan Kapoor, adalah suatu
kegiatan usaha individu yang diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Peggy Lambing
(2000:90), 43% responden (wirausaha) memulai usaha atau mendapatkan ide
untuk berbisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa
perusahaan, 11% responden memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar,
sedangkan 46% memulai usaha dikarenakan hobi.
B. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun
sebuah usaha (bisnis) baru
Di antaranya adalah :
1. Jenis produk (barang) yang dibutuhkan dalam pasar
2. konsumen terhadap produk (barang) yang diinginkan
3. Daya beli konsumen dalam pasar tertentu
4. Usaha sejenis dalam pasar tersebut
Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang dituntut untuk tidak hanya
memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan itulah
yang akan diwujudkan dalam bentuk penciptaan/pembuatan barang dan jasa
yang laku di pasar.
Langkah-langkah dalam memulai usaha :
1. Mengenali Peluang Usaha Seseorang dalam menangkap peluang, antara
lain juga bisa dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi yang
dimilikinya. Menurut Shane dikemukakan bahwa akses terhadap informasi
dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial.

2. Optimalisasi Potensi Diri

6
Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self assesment,
yaitu penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya ialah dengan
menanyakan pada diri sendiri, misalnya: “Sesungguhya saya ini bisa apa
ya?”.
3. Dan untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu
mengoptimalkan motivasi diri.
4. Fokus dalam Bidang Usaha
a) Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu yang
sudah ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus pada biaya
rendahnya (efisien dalam pebiayaan).
b) Fokus, berarti pula ia menekuni bidang usahanya sampai ia dikenal
oleh pelanggan sebagai satu-satunya yang terbaik di bidang itu.
c) Fokus, juga bisa dimaknai bahwa memulai berwirausaha berawal dari
hal-hal yang kecil dan terfokus berdasarkan sumberdaya yang
dimilikinya.
5. Berani Memulai
6. Untuk memulai berusaha harus ada :
a) Peluang
b) Potensi diri
c) Motivasi yang tinggi
d) Keberanian memulai
C. Proses memulai bisnis
Apapun jenis dan bentuk bisnis yang akan kita jalani, pastinya mempunyai
proses. Proses-proses tersebut yaitu :
1. Ide
Penemuan tidak sengaja dan pencarian ide dengan dasar pertimbangan.
Banyak kalangan mencari ide baru dengan melakukan beberapa usaha.
Usaha ini dapat dilakukan dengan cara magang pada usaha lain atau
dengan cara membaca beberapa tabloid atau majalah untuk dapat

7
mengembangkan pikiran secara serius mengenai ide membuka sebuah
usaha baru.
Majalah atau tabloid dapat dijadikan sebagai pendukung untuk mencari
sumber pertimbangan ide baru.
2. Modal
Dalam hal ini, modal yang dimaksud bukan saja modal berupa uang, tetapi
juga berupa barang, orang (tenaga kerja/skill), dan juga fasilitas. Modal
berupa uang atau sumber dana tersebut dapat diperoleh dari kekayaan
sendiri, dari badan-badan keuangan (seperti : bank, pegadaian, koperasi),
dan juga dari orang-orang yang bersedia menjadi penyandang dana
(investor/penanam modal).
3. Barang dan jasa
Menentukan barang dan jasa yang akan dijadikan sebagai objek bisnis
tentunya harus memiliki pasar (dibutuhkan konsumen dan laku di
pasaran).
4. Pasar
Mengamati peluang pasar sebelum menciptakan barang dan jasa (barang
dan jasa apa yang sedang banyak diminati oleh konsumen).
5. Profit
Bila peluang pasar sudah tersedia, maka tinggal memproduksi barang dan
jasa yang telah ditentukan sebagai objek bisnis, memasarkannya dan
segera mendapatkan keuntungan dari penjualan barang dan jasa yang
ditawarkan.
D. Hal-hal yang diperhatikan dalam merintis usaha baru
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, adalah
1. Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki
Adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh gambaran
secra sederhana sehingga menjamin proses pencapaian tuuan dan sasaran
usaha yang telah direncanakan. Secara umum, bidang dan jenis usahanya
adalah bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi pertanian,

8
perikanan, perkebunan. Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha yang
bergerak dalam bidang pengumpulan hasil alam, seperti pertambangan,
penggalian bahan baku dalam bumi dan pengambilan hasil alam. Bidang
industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan
bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, seperti industri
makanan, industri kayu dan industri tekstil.
2. Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan
perseorangan (PO)
Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah mengorganisasikannya
karena pemiliknya hanya satu orang dan langsung dikelola sendiri. Usaha
persekutuan didirikan minimal dua orang secara bersama membangun
sebuah usaha dengan menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan,
dengan mengumpulkan sejumlah kekayaan. Kekayaan yang dikumpulkan
itu dapt berupa dana, tenaga, keahlian dan sarana lain yang dapat
menunjang jalannya usaha. Keangotaan persekutuan terdiri dari dua
kelompok, yaitu anggota pasif persekutuan dan anggota aktif persekutuan.
Anggota pasif persekutuan, kedudukannya dalam usaha ini adalah sebagai
peserta yang hanya menyetorkan modal saja.
3. Tempat Usaha yang Akan Dipilih,
Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari tempat usaha
yang strategis. Perusahaan yang akan didirikan sudah barang tentu di
tempat yang sangat potensial (strategis). Tempat usaha harus berdekatan
dengan tempat konsumen, agar dapat menjamin penyerahan barang yang
mudah dan cepat .Tempat usaha yang strategis adalah tempat atau letak
perusahaan melakukan aktivitas berikut pemasarannya, serta penjualan
barang dagangan yang dapat memberikan keuntungan besar. Selain itu,
tempat usaha yang strategis juga memiliki berbagai fasilitas, seperti;
tempat parkir yang luas, transportasi yang mudah dijangkau dan lancar.

9
4. Organisasi Usaha yang Akan Dipilih
Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan
wewenang serta tanggungjawab masing-masing individu yang
bertanggungjawab untuk setiap komponen
E. Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya
1. Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Tahap Penemuan ide. Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk
merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan
diidentifikasi. Misalnya peluang bisnis apa saja yang paling
memberikan keuntungan, yaitu: bisnis industri, perakitan,
perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap
paling layak.
b. Memformulasikan Tujuan. Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan
misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah
jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah misinya untuk
menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat
sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang
langgeng?
c. Tahap Analisis. Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat
suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak.
Tahapan ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah
lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi
kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go) atau tidak
dilaksanakan (no go).
d. Tahap Keputusan. Langkah berikutnya adalah tahap mengambil
keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak. Karena

10
menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka
keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi,
seperti Pay Back Pe¬riod (PBP), Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return, dan sebagainya
Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan
Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang
berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian
finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan
kemampuan serta keterampilan pengelolanya. Perencanaan usaha
sebagai persiapan awal memiliki dua fungsi penting, yaitu :
1)Sebagai pedoman mencapai keberhasilan manajemen usaha
2)Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang
bersumber dan luar.
2. Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil
Bebenapa kekuatan usaha kecil antara lain :
a. Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan, misalnya
perubahan produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru,
usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan
keadaan yang berubah tersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar,
tindakan cepat tersebut susah dilakukan.
b. Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran
produk usaha kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber
setempat yang bersifat lokal. Beberapa perusahaan kecil di antaranya
menggunakan bahan baku dan tenaga kerja bukan lokal yaitu menda-
tangkan dari daerah lain atau impor.
c. Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya lainnya
kebanyakan lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap
fluktuasi bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat

11
mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan
mata uang asing tersebut dapat dijadikan peluang dengan
memproduksi barang-barang untuk keperluan ekspor.

Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :


Aspek kelemahan struktural. Kelemahan dalam struktur
perusahaan misalnya kelemahan dalam bidang manajemen dan
organisasi, kelemahan dalam pengendalian mutu, kelemahan dalam
mengadopsi dan penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan,
tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya akses pasar. Kelemahan
faktor struktural yang satu saling terkait dengan faktor yang lain
kemudian membentuk lingkaran ketergantungan yang tidak berujung
pangkal dan membuat usaha kecil terdominasi dan rentan.
Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil yang paling
menonjol adalah kurangnya permodalan. Akibatnya terjadi
ketergantungan pada kekuatan pemilik modal. Karena pemilik modal
juga lebih menguasai sumber-sumber bahan baku dan dapat
mengusahakan bahan baku, maka pengusaha kecil memiliki ketergan-
tungan pada pemilik modal yang sekaligus penguasa bahan baku.
Akibat dan ketergantungan tersebut, otomatis harga jual produk yang
dihasilkan usaha kecil secara tidak langsung ditentukan oleh penguasa
pasar dan pemilik modal, maka terjadilah pasar monopsoni.
Dengan kondisi ini, maka batas keuntungan pengusaha kecil
ditentukan oleh batas harga jual produk dan batas harga beli bahan
baku. Terjadilah repatriasi keuntungan yang mengakibatkan
permodalan usaha kecil jumlahnya tetap kecil. Kondisi tersebut
mengakibatkan ketengantungan pengusaha kecil yang menjadi buruh
pada perusahaan sendiri dengan upah yang ditentukan oleh batas
keuntungan dari pemilik modal sekaligus penguasa pasar dan
penguasa sumber-sumber bahan baku.

12
Aspek kelemahan Kultural. Kelemahan kultural
mengakibatkan kelemahan struktural. Kelemahan kultural
mengakibatkan kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai
persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan, pemasaran, dan
bahan baku, seperti :
1)Informasi peluang dan cara memasarkan produk.
2)Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah, dan
mudah didapat.
3)Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar
dalam menjalin hubungan kemitraan.
4)Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain,
kualitas, maupun kemasannya.
5)Informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan
yang terjangkau.
3. Pengembangan Usaha Kecil
Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan
manajemen modern tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam
mempertahankan eksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsep
strategi bersaing dikemu-kakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan
sangat tergantung pada kemampuan internal. Untuk menghadapi kondisi
jangka panjang dan dinamis, perusahaan harus dikembangkan melalui
strategi yang berbasis pada pengembangan sumber daya internal secara
superior (internal resource-based strategy) untuk menciptakan kompetensi
inti (core competency).
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang
ini, baik teori dynamic strategy maupun teori resource-based strategy
sangat relevan bila khusus diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil.
Menurut teori resources-based strategy, agar perusahaan meraih
keuntungan secara terus-menerus, maka perusahaan harus mengutamakan
kapabilitas internal yang superior, yang tidak transparan, sukar ditiru atau

13
dialihkan oleh pesaing dan memberi daya saing jangka panjang (futuristik)
yang kuat dan melebihi tuntutan masa kini di pasar dan dalam situasi
eksternal yang bergejolak.
Agar perusahaan kecil berhasil take-off, maka harus ada usaha
khusus yang diarahkan untuk survival, consolidation, control, planning,
dan expectation. Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen,
yaitu mengubah pemilik sebagai pengusaha (owners as businessman) yang
merekrut tenaga dan diberi wewenang secara jelas. Perubahan yang
dilakukan, yaitu : bidang pemasaran harus mengubah getting customer
menjadi improve competitive situation, bidang keuangan tahap cash flow
berubah menjadi tahap tighten financial control, improve margin, and
control cost, dan bidang pendanaan usaha kecil harus sudah ventura
capital (Yuyun Wirasasmita,1993: 2).
Menurut teori the design school, perusahaan harus mendesain
strategi perusahaan yang ‘fit” antara peluang dan ancaman eksternal
dengan kemampuan internal yang memadai yang didukung dengan
menumbuhkan kapabilitas inti (core competency) yang merupakan
kompetensi khusus (distinctive competency) dan pengelohaan sumber
dayaperusahaan.
Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti sekarang,
perusahaan harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi
inti (building core competency), yaitu pengetahuan dan keunikan untuk
menciptakan keunggulan. Keunggulan tersebut dapat diciptakan melalui
“The New 7-S’ strategy (The New 7-S’s)”, yaitu :
a. Superior stakeholder satisfaction, yaitu mengutamakan kepuasan
stakeholder.
b. Strategic sooth saying, yaitu merancang strategi yang membuat
kejutan atau yang mencengangkan.
c. Position for speed, yaitu posisi untuk mengutamakan kecepatan.
d. Position for surprise, yaitu posisi untuk membuat kejutan.

14
e. Shifting the role of the game, yaitu strategi untuk mengadakan
perubahan/pergeseran peran yang dimainkan.
f. Signaling strategic intent, yaitu mengindikasikan tujuan dan strategi.
g. Simultanous and sequential strategic thrusts, yaitu membuat rangkaian
penggerak/pendorong strategi secara simultan dan berurutan.
Berdasarkan pandangan para ahli di atas, jelaslah bahwa kelangsungan
hidup perusahaan baik kecil maupun besar pada umumnya sangat
tergantung pada strategi manajemen perusahaan dalam
memberdayakan sumber daya internalnya.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tiga cara memasuki dunia usaha, ada 3, yaitu :
1. Merintis usaha baru
2. Membeli perusahaan dari orang lain, dan
3. Kerjasama manajemen.

Unsur yang harus diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, diantaranya,


adalah :

1. Bidang dan jenis usaha


2. Bentuk usaha dan kepemilikan perusahaan
3. Tempat usaha
4. Organisasi usaha
5. Jaminan usaha
6. Lingkungan usaha.
B. Saran
Bagaimana cara dan apapun bidang/jenis usaha yang akan kita masuki
pastilah memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu kita harus dapat
menentukan bidang dan jenis usaha apa yang akan kita mulai, apakah kita
mempunyai keahlian di bidang usaha yang akan kita masuki tersebut, agar
tidak mengalami kejadian yang fatal dikemudian hari, yaitu usaha yang kita
dirikan hancur atau berhenti begitu saja karena kita tidak memiliki kompetensi
di bidang usaha yang kita mulai.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyatmo. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Yudhistira.

Suryana. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Salemba Empat.

Budiarta, Kustoro, dkk. 2007, PENGANTAR BISNIS. Medan.

Manurung. 2005, KEWIRAUSAHAAN. Medan.

17

Anda mungkin juga menyukai