Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ENTERPRENEURSHIP

”MENGANALISA DAN MERINTIS PELUANG USAHA BARU &


MODEL”

DISUSUN OLEH :
GLENNATA APRIATAMA (142012016008)
TASHRIFAH FANHAR (142012016017)
ADELIA VIO OKTAVIANI (142012016001)

DOSEN PEMBIMBING :
Sri Hartati, S.Kep., M.Kes

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan
salam semoga tetap dicurahkan kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat,
keluarga dan umatnya. Makalah ini berjudul ”MENGANALISA DAN MERINTIS
PELUANG USAHA BARU & MODEL”. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan ruang
lingkup pembahasan mengenai permasalahan PELUANG USAHA. Kami menyadari tidak
ada gading yang tak retak dan sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik Allah
SWT. Sehingga apabila terdapat beberapa kesalahan atau penempatan dalam makalah ini
mohon untuk dimaklumi. Semoga makalah ini bermanfaat, terutama bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.

Palembang, 01 Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan Masalah.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................5
A. Pengertian..................................................................................................5
B. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun
sebuah usaha (bisnis) baru.............................................................................5
C. Proses Memulai Bisnis..............................................................................6
D. Hal-hal yang diperhatikan dalam merintis usaha baru........................7
E. Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya.............................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi seorang wirausaha atau kewirausahaan
yang sukses tidak hanya mempunyai keterampilan di bidang usaha tertentu akan tetapi
juga mempunyai kemauan dan kemampuan (Jiwa Kewirausahaan). Mampu dalam
menangkap ide peluang peluang bisnis dan manajerialnya, cakap untuk bekerja,
mengorganisir, kreatif serta mempunyai kemamuan yang kuat untuk konsisten dan tidak
mudah menyerah (menyukai tantangan).

Selanjutnya adalah tahap memasuki dunia usaha, ada tiga cara untuk memulai atau
memasuki dunia usaha atau kewirausahaan yaitu merintis usaha baru, membeli
perusahaan yang sudah ada di pasar dan kerja sama manajemen.

Sebelum kita membahas mengenai usaha baru dan model pengembangannya,


alangkah baiknya Kita mengetahui akan pengertian dan tujuannya. Menurut Brown dan
Protello, bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat, apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga
bisnis inipun akan meningkat pula perkembangannya dalam melayani masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pembisinis itu adalah Untuk memasuki dunia usaha, seseorang
harus memiliki jiwa sebagai seorang wirausaha. Wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai
pengelola sekaligus pemilik usaha, kita harus memiliki Kecakapan untuk bekerja,
mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan.

B. Rumusan Masalah
1. Menggambarkan Langkah-Langkah memasuki Dunia usaha ?
2. Mengenal cara-cara merintis usaha baru dan model pengembangannya?
3. Mengidentifikasi profil usaha kecil dan cara pengembanbgan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Menggambarkan Langkah-Langkah memasuki Dunia usaha ?
2. Untuk Mengenal cara-cara merintis usaha baru dan model pengembangannya?
3. Untuk Mengidentifikasi profil usaha kecil dan cara pengembanbgan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pengertian lain dari bisnis menurut Hugnes dan Kapoor, adalah suatu kegiatan
usaha individu yang diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual barang dan jasa
guna mendapatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan masyarakat .Menurut hasil
survey yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90), 43% responden (wirausaha)
memulai usaha atau mendapatkan ide untuk berbisnis dari pengalaman yang diperoleh
ketika bekerja di beberapa perusahaan, 11% responden memulai usaha untuk
memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% memulai usaha dikarenakan hobi.

Secara umum, analisis peluang usaha adalah sebuah kegiatan yang dilakukan
untuk melakukan riset, perencanaan, prediksi, hingga proses evaluasi suatu usaha,
baik yang sudah dijalankan maupun baru akan berjalan.

Analisis peluang usaha sangat penting dilakukan jika Anda ingin lebih optimal
dalam mendapatkan potensi keuntungan. Sementara itu, sebuah analisa yang baik
biasanya akan memperlihatkan data bisnis dari semua aspek yang bisa
dipertanggungjawabkan, mulai dari faktor internal hingga eksternal.

B. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah usaha
(bisnis) baru.
Di antaranya adalah :

 Jenis produk (barang) yang dibutuhkan dalam pasar,


 konsumen terhadap produk (barang) yang diinginkan,
 Daya beli konsumen dalam pasar tertentu, dan
 usaha sejenis dalam pasar tersebut.

Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang dituntut untuk tidak hanya memiliki
kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan itulah yang akan diwujudkan
dalam bentuk penciptaan/pembuatan barang dan jasa yang laku di pasar.

Langkah-langkah dalam memulai usaha


1. Mengenali Peluang Usaha Seseorang dalam menangkap peluang, antara lain juga bisa
dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi yang dimilikinya. Menurut Shane
dikemukakan bahwa akses terhadap informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup
dan hubungan sosial.
2. Optimalisasi Potensi Diri
Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self assesment,
yaitu penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya ialah dengan menanyakan pada
diri sendiri, misalnya: “Sesungguhya saya ini bisa apa ya?”.
3. Dan untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu mengoptimalkan
motivasi diri.
4. Fokus dalam Bidang Usaha
- Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu yang sudah
ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus pada biaya rendahnya (efisien dalam
pebiayaan).
- Fokus, berarti pula ia menekuni bidang usahanya sampai ia dikenal oleh pelanggan
sebagai satu-satunya yang terbaik di bidang itu.Fokus, juga bisa dimaknai bahwa
memulai berwirausaha berawal dari hal-hal yang kecil dan terfokus berdasarkan
sumberdaya yang dimilikinya.
5. Berani Memulai

Untuk memulai berusaha harus ada:

a. Peluang
b. Potensi diri
c. Motivasi yang tinggi
d. Keberanian memulai

C. Proses Memulai Bisnis


Apapun jenis dan bentuk bisnis yang akan kita jalani, pastinya mempunyai
proses. Proses-proses tersebut adalah;

1. Ide
Penemuan tidak sengaja dan pencarian ide dengan dasar pertimbangan.
Banyak kalangan mencari ide baru dengan melakukan beberapa usaha. Usaha ini
dapat dilakukan dengan cara magang pada usaha lain atau dengan cara membaca
beberapa tabloid atau majalah untuk dapat mengembangkan pikiran secara serius
mengenai ide membuka sebuah usaha baru.
Majalah atau tabloid dapat dijadikan sebagai pendukung untuk mencari
sumber pertimbangan ide baru.
2. Modal
Dalam hal ini, modal yang dimaksud bukan saja modal berupa uang, tetapi
juga berupa barang, orang (tenaga kerja/skill), dan juga fasilitas. Modal berupa uang
atau sumber dana tersebut dapat diperoleh dari kekayaan sendiri, dari badan-badan
keuangan (seperti; bank, pegadaian, koperasi), dan juga dari orang-orang yang
bersedia menjadi penyandang dana (investor/penanam modal).
3. Barang dan jasa
Menentukan barang dan jasa yang akan dijadikan sebagai objek bisnis
tentunya harus memiliki pasar (dibutuhkan konsumen dan laku di pasaran).
4. Pasar
Mengamati peluang pasar sebelum menciptakan barang dan jasa (barang dan
jasa apa yang sedang banyak diminati oleh konsumen.
5. Profit
Bila peluang pasar sudah tersedia, maka tinggal memproduksi barang dan jasa
yang telah ditentukan sebagai objek bisnis, memasarkannya dan segera mendapatkan
keuntungan dari penjualan barang dan jasa yang ditawarkan.

D. Hal-hal yang diperhatikan dalam merintis usaha baru


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, adalah:

1. Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki,


Adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh gambaran
secra sederhana sehingga menjamin proses pencapaian tuuan dan sasaran usaha
yang telah direncanakan. Secara umum, bidang dan jenis usahanya adalah;
Bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi: pertanian, perikanan,
perkebunan. Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang
pengumpulan hasil alam, seperti pertambangan, penggalian bahan baku dalam
bumi dan pengambilan hasil alam.
Bidang industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan
bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, seperti industri
makanan, industri kayu dan industri tekstil.
2. Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan perseorangan (PO)
Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah mengorganisasikannya karena
pemiliknya hanya satu orang dan langsung dikelola sendiri. Usaha persekutuan
didirikan minimal dua orang secara bersama membangun sebuah usaha dengan
menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan, dengan mengumpulkan sejumlah
kekayaan. Kekayaan yang dikumpulkan itu dapt berupa dana, tenaga, keahlian dan
sarana lain yang dapat menunjang jalannya usaha. Keangotaan persekutuan terdiri
dari dua kelompok, yaitu anggota pasif persekutuan dan anggota aktif
persekutuan.
Anggota pasif persekutuan, kedudukannya dalam usaha ini adalah sebagai
peserta yang hanya menyetorkan modal saja.
3. Tempat Usaha yang Akan Dipilih,
Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari tempat usaha yang
strategis. Perusahaan yang akan didirikan sudah barang tentu di tempat yang
sangat potensial (strategis). Tempat usaha harus berdekatan dengan tempat
konsumen, agar dapat menjamin penyerahan
Barang yang mudah dan cepat .Tempat usaha yang strategis adalah tempat
atau letak perusahaan melakukan aktivitas berikut pemasarannya, serta penjualan
barang dagangan yang dapat memberikan keuntungan besar. Selain itu, tempat
usaha yang strategis juga memiliki berbagai fasilitas, seperti; tempat parkir yang
luas, transportasi yang mudah dijangkau dan lancar.
4. Organisasi Usaha yang Akan Dipilih,
Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan
wewenang serta tanggungjawab masing-masing individu yang bertanggungjawab
untuk setiap komponen.

E. Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya


 Tahap studi khalayak

Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Tahap Penemuan ide. Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha
barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi. Misalnya peluang
bisnis apa saja yang paling memberikan keuntungan, yaitu: bisnis industri, perakitan,
perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lainnya yang dianggap paling layak.
2. Memformulasikan Tujuan. Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis.
Apa visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnis tersebut
diidentifikasi? Apakah misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat
diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang
langgeng?
3. Tahap Analisis. Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan
apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti
prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data,
mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan
usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go).
4. Tahap Keputusan. Langkah berikutnya adalah tahap mengambil keputusan apakah
bisnis layak dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang
mengandung risiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria
investasi, seperti Pay Back Pe¬riod (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return, dan sebagainya Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan

Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan tentang
misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar
yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan pengelolanya. Perencanaan
usaha sebagai persiapan awal memiliki dua fungsi penting, yaitu :

 Sebagai pedoman mencapai keberhasilan manajemen usaha


 Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dan luar.
 Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil
Bebenapa kekuatan usaha kecil antara lain:
1. Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan, misalnya perubahan
produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru, usaha kecil bisa bertindak
dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tersebut.
Sedangkan, pada perusahaan besar, tindakan cepat tersebut susah dilakukan.
2. Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk usaha kecil
pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang bersifat lokal.
Beberapa perusahaan kecil di antaranya menggunakan bahan baku dan tenaga
kerja bukan lokal yaitu menda-tangkan dari daerah lain atau impor.
3. Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya lainnya kebanyakan
lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan baku impor.
Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal sebagai akibat tingginya nilai mata
uang asing, maka kenaikan mata uang asing tersebut dapat dijadikan peluang
dengan memproduksi barang-barang untuk keperluan ekspor.

Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :

 Aspek kelemahan struktural. Kelemahan dalam struktur perusahaan misalnya


kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalam
pengendalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan teknologi,
kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya akses
pasar. Kelemahan faktor struktural yang satu saling terkait dengan faktor yang
lain kemudian membentuk lingkaran ketergantungan yang tidak berujung
pangkal dan membuat usaha kecil terdominasi dan rentan.
 Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil yang paling menonjol
adalah kurangnya permodalan. Akibatnya terjadi ketergantungan pada
kekuatan pemilik modal. Karena pemilik modal juga lebih menguasai sumber-
sumber bahan baku dan dapat mengusahakan bahan baku, maka pengusaha
kecil memiliki ketergan-tungan pada pemilik modal yang sekaligus penguasa
bahan baku. Akibat dan ketergantungan tersebut, otomatis harga jual produk
yang dihasilkan usaha kecil secara tidak langsung ditentukan oleh penguasa
pasar dan pemilik modal, maka terjadilah pasar monopsoni.

Dengan kondisi ini, maka batas keuntungan pengusaha kecil ditentukan oleh batas
harga jual produk dan batas harga beli bahan baku. Terjadilah repatriasi keuntungan yang
mengakibatkan permodalan usaha kecil jumlahnya tetap kecil.

Kondisi tersebut mengakibatkan ketengantungan pengusaha kecil yang menjadi buruh


pada perusahaan sendiri dengan upah yang ditentukan oleh batas keuntungan dari pemilik
modal sekaligus penguasa pasar dan penguasa sumber-sumber bahan baku.
Aspek kelemahan Kultural. Kelemahan kultural mengakibatkan kelemahan struktural.
Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai
persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan, pemasaran, dan bahan baku, seperti:

1. Informasi peluang dan cara memasarkan produk.


2. Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah, dan mudah didapat.
3. Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalam menjalin
hubungan kemitraan.
4. Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain, kualitas, maupun
kemasannya.
5. Informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan yang terjangkau.
 Pengembangan Usaha Kecil
Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern
tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam mempertahankan eksistensinya
secara dinamis. Dalam berbagai konsep strategi bersaing dikemu-kakan bahwa
keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan internal. Untuk
menghadapi kondisi jangka panjang dan dinamis, perusahaan harus dikembangkan
melalui strategi yang berbasis pada pengembangan sumber daya internal secara superior
(internal resource-based strategy) untuk menciptakan kompetensi inti (core competency).
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik teori dynamic
strategy maupun teori resource-based strategy sangat relevan bila khusus diterapkan
dalam pemberdayaan usaha kecil. Menurut teori resources-based strategy, agar
perusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus, maka perusahaan harus
mengutamakan kapabilitas internal yang supe¬rior, yang tidak transparan, sukar ditiru
atau dialihkan oleh pesaing dan memberi daya saing jangka panjang (futuristik) yang
kuat dan melebihi tuntutan masa kini di pasar dan dalam situasi eksternal yang
bergejolak.

Agar perusahaan kecil berhasil take-off, maka harus ada usaha khusus yang diarahkan
untuk survival, consolidation, control, planning, dan expectation. Dalam tahapan ini
diperlukan penguasaan manajemen, yaitu mengubah pemilik sebagai pengusaha (owners as
businessman) yang merekrut tenaga dan diberi wewenang secara jelas. Perubahan yang
dilakukan, yaitu : bidang pemasaran harus mengubah getting customer menjadi improve
competitive situation, bidang keuangan tahap cash flow berubah menjadi tahap tighten
financial control, improve margin, and control cost, dan bidang pendanaan usaha kecil harus
sudah ventura capital (Yuyun Wirasasmita,1993: 2).

Menurut teori the design school, perusahaan harus mendesain strategi perusahaan yang
‘fit” antara peluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan internal yang memadai yang
didukung dengan menumbuhkan kapabilitas inti (core competency) yang merupakan
kompetensi khusus (distinctive competency) dan pengelohaan sumber daya perusahaan.

Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti sekarang, perusahaan
harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi inti (building core competency),
yaitu pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan keunggulan. Keunggulan tersebut dapat
diciptakan melalui “The New 7-S’ strategy (The New 7-S’s)”, yaitu :

1. Superior stakeholder satisfaction, yaitu mengutamakan kepuasan stakeholder.


2. Strategic sooth saying, yaitu merancang strategi yang membuat kejutan atau yang
mencengangkan.
3. Position for speed, yaitu posisi untuk mengutamakan kecepatan.
4. Position for surprise, yaitu posisi untuk membuat kejutan.
5. Shifting the role of the game, yaitu strategi untuk mengadakan perubahan/pergeseran
peran yang dimainkan.
6. Signaling strategic intent, yaitu mengindikasikan tujuan dan strategi.
7. Simultanous and sequential strategic thrusts, yaitu membuat rangkaian
penggerak/pendorong strategi secara simultan dan berurutan.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas, jelaslah bahwa kelangsungan hidup perusahaan
baik kecil maupun besar pada umumnya sangat tergantung pada strategi manajemen
perusahaan dalam memberdayakan sumber daya internalnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tiga cara memasuki dunia usaha, ada 3, yaitu;

1. merintis usaha baru,


2. membeli perusahaan dari orang lain, dan
3. kerjasama manajemen.

Unsur yang harus diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, diantaranya, adalah;

1. bidang dan jenis usaha,


2. bentuk usaha dan kepemilikan perusahaan,
3. tempat usaha,
4. organisasi usaha,
5. jaminan usaha, dan
6. lingkungan usaha.

Bagaimana cara dan apapun bidang/jenis usaha yang akan kita masuki pastilah
memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu kita harus dapat menentukan bidang dan jenis
usaha apa yang akan kita mulai, apakah kita mempunyai keahlian di bidang usaha yang akan
kita masuki tersebut, agar tidak mengalami kejadian yang fatal dikemudian hari, yaitu usaha
yang kita dirikan hancur atau berhenti begitu saja karena kita tidak memiliki kompetensi di
bidang usaha yang kita mulai.

Kami dari seluruh anggota pemakalah, mengucapkan selamat dan semoga sukses bagi
anda yang akan memulai karir dengan memasuki dunia usaha. Semoga makalah ini bisa
dijadikan salah satu panduan untuk memulai karir anda.

Sekian pembahasan mengenai “Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya”.


Mungkin terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, pemakalah
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sekalian, agar di waktu yang akan dating,
makalah ini akan semakin sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyatmo. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Yudhistira.


Suryana. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Salemba Empat.
Budiarta, Kustoro, dkk. 2007, PENGANTAR BISNIS. Medan.
Manurung. 2005, KEWIRAUSAHAAN. Medan.
https://happyberseri.blogspot.com/2014/04/makalah-kewiraswastaan-merintis-usaha.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai