KEPERAWATAN MATERNITAS I
“Asuhan Keperawatan Sistem Reproduksi Plasenta Previa”
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Nabila Fitria (142012016012)
2. Fitri Fadilah (142012016005)
3. Hidayatus Sholihah (142012016009)
Dosen Pembimbing :
Ns. Putinah,S.Kep, M.Kes.
Palembang, Desember
2021
Penulis
DAFTA
R ISI
Contents
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................................5
A. Anatomi Plasenta..................................................................................................................................5
B. Plasenta Normal....................................................................................................................................5
C. Plasenta Previa......................................................................................................................................6
Factor resiko.............................................................................................................................................8
Diagnosa Banding....................................................................................................................................8
Komplikasi pada ibu dan janin.................................................................................................................9
PATOFISIOLOGI PLASENTA.................................................................................................................11
Diagnosis Plasenta Previa.......................................................................................................................12
D. Penatalaksanaan Placenta Praevia.......................................................................................................13
1. Cara-cara vaginal terdiri dari :........................................................................................................15
Pemecahan Ketuban...............................................................................................................................15
Versi Braxton Hicks...............................................................................................................................15
Traksi dengan Cunam Willet..................................................................................................................16
2. Sectio Caesarea...............................................................................................................................16
E. Ayat dan Hadits Al-Quran tentang penyakit dan doa yang diamalkan saat sakit................................16
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................................................19
II. Anamnesis......................................................................................................................................19
III. Pemeriksaan Fisik.......................................................................................................................21
IV. Pemeriksaan khusus....................................................................................................................22
VI. ANALISIS DATA......................................................................................................................23
Diagnosa keperawatan Prioritas..............................................................................................................25
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................31
Kesimpulan.................................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi menjadi indicator tingkat kesejahteraan
suatu Negara. Angka kematian ibu yang cukup tinggi di negara-negara berkembang menjadi
salah satu masalah kesehatan penting yang menjadi perhatian dunia. Di Indonesia AKI mencapai
228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah
mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu atau sekitar menjadi 102/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. AKB di Indonesia sebesar 34/1000 kelahiran hidup.
Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni , pendarahan,
hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi. Salah satunya adalah plasenta previa
yang dapat menyebabkan pendarahan saat kehamilan pada trimester akhir/perdarahan
intranatal dan mempersulit proses persalinan. Plasenta memiliki peranan berupa transport
zat dari ibu ke janin, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, serta sebagai
barier. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta
akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun mengganggu proses persalinan.
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu dan janin
karena plasenta previa rendah sekali,atau tidak sama sekali. Sejak
diperkenalkannya penanganan pasif pada tahun 1945,kematian perinatal
berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian,hingga kini kematian
perinatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama.
A.Anatomi Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih
kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan
16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah korion.
Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas
ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat- tempat tertentu pada implantasi
plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir
plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang
berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik
dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40
minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada
kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast
sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok- kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi
lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih
mendekati lapisan tropoblast.
B. Plasenta Normal
Setelah terjadinya fertilisasi ovum oleh sperma maka sel yang dihasilkan disebut sebagai
zygote. Kemudian terjadi pembelahan pada zygote sehingga menghasilkan apa yang disebut
sebagai blastomers, kemudian morula dan blastokist. Pada tahap-tahap perkembangan ini, zona
pellucida masih mengelilingi. Sebelum terjadinya implantasi, zona pellucida menghilang sehingga
blastosit menempel pada permukaan endometrium. Dengan menempelnya blastokist pada
permukaan endometrium maka blastosit menyatu dengan epitel endometrium. Setelah terjadi erosi
pada sel epitel endometrium, trophoblast masuk lebih dalam ke dalam endometrium dan segera
blastokist terkurung
di dalam endometrium. Implantasi ini terjadi pada daerah endometrium atas terutama pada
dinding posterior dari uterus
Endometrium sendiri sebelum terjadinya proses di atas terjadi perubahan untuk
menyiapkan diri sebagai tempat implantasi dan memberi makan kepada blastokist yang disebut
sebagai desidua. Setelah terjadi implantasi desidua akan dibedakan menjadi :
1. Desidua basalis: desidua yang terletak antara blastokist dan miometrium
2. Desidua kapsularis: desidua yang terletak antara blastokist dan kavum uteri
3. Desidua vera: desidua sisa yang tidak mengandung blastokist
Bersamaan dengan hal ini pada daerah desidua basalis terjadi suatu degenerasi fibrinoid,
yang terletak diantara desidua dan trofoblast untuk menghalangi serbuan trofoblast lebih dalam
lagi. Lapisan dengan degenerasi fibrinoid ini disebut sebagai lapisan Nitabuch
Pada perkembangan selanjutnya, saat terjadi persalinan, plasenta akan terlepas dari
endometrium pada lapisan Nitabuch tersebut.
C.Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada segmen bawah
rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri internum. Angka kejadian plasenta previa
adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan. Keadaan ini dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Plasenta previa totalis: dimana ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh plasenta.
2. Plasenta previa parsialis: dimana ostium uteri internum sebagian ditutupi oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis: dimana bagian tepi dari plasenta berada di pinggir dari ostium
uteri internum.
4. Plasenta letak rendah: dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim, tetapi tepi
dari plasenta tidak mencapai ostium uteri internum, namun berada didekatnya.
Ada juga literatur yang membagi plasenta previa dengan menggunakan pembagian grade I
sampai grade IV, namun pada dasarnya pembagian tersebut tidaklah berbeda jauh.
Factor resiko
Riwayat plasenta previa Kehamilan ganda
sebelumnya
Umur ibu yang telah lanjut
Riwayat SC
Multiparitas
Riwayat aborsi
Diagnosa Banding
Solutio palcenta Karsinoma serviks
Vasa previa DIC
Laserasi vagina/serviks
Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat dilihat dengan
inspekulo.Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin
berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan
ruptur pembuluh darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba
pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan
inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan
denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila
perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.
MANIFESTASI KLINIK
Pendarahan
FaktorPendukung
Multiparitas, gemeli Usia ibu saat Kelainan pada rahim (atrofi, cacat) Merokok
Riwayat kehamilan
kehamilan (Caesar)
Implantasi abnormal
Isthmus uteri tertarik (melebar)menjadi dinding cavum uteri (SBR/ Segmen Bawah Rahim )
Servik
Laserasi membuka dan
Desidua lepas dari plasenta mendatar
1. Anamnesis
Gejala pertama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada
kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa
nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong
tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi
hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang
dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar:
Inspeksi (penglihatan)
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit,
darah beku dan sebagainya
- Kalau telah bwrdarah banyak maka ibu kelihatan anemis (pucat)
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Sering dijumpai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas
panggul
- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen
bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
1. Perbaiki kekurangan cairan atau darah dengan infuse NaCl 0,9% atau RL
2. Lakukan penilaian jumlah darah
Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus,persiapkan SC tanpa
memperhitungkan usia kehamilan
Jika perdarahan sedikit atau sedikit dan fetus hidup tetapi prematur
pertimbangkan terapi ekspetatif sampai persalinan atau terjadi perdarahan
banyak
Terapi Ekspektatif
Terapi ini dilakukan kalau janin masih kecil hingga kemungkinan hidup di
dunia luar baginya kecil sekali. Sikap ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan
kalau keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali. Dulu
anggapan kita ialah bahwa kehamilan dengan placenta previa harus segera diakhiri
untuk menghindarkan perdarahan yang fatal. Tapi sekarang terapi dapat dilakukan
dengan alasan :
1. Perdarahan pertama pada placenta previa jarang fatal
2. Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas
Syarat :
Pada perdarahan yang sedikit dan anak yang masih kecil dipertimbangkan
terapi ekspektatif. Perlu dikemukakan cara manapun yang diikuti, persediaan darah
yang cukup sangat menentukan.
Terapi aktif
Pemecahan Ketuban
Pemecahan ketuban dapat dilakukan pada placenta letak rendah, placenta praevia marginalis dan
placenta praevia lateralis yang menutup ostium kurang dari setengah bagian. Kalau pada placenta
praevia lateralis, placenta terdapat di sebelah belakang maka lebih baik dilakukan SC karena dengan
pemecahan ketuban kepala kurang menekan pada placenta, karena kepala tertahan promontorium yang
dalam hal ini dilapisi lagi oleh jaringan placenta. Pemecahan ketuban dapat menghentikan perdarahan
karena :
- Setelah pemecahan ketuban uterus mengadakan retraksi hingga kepala anak menekan
pada placenta
- Placenta tidak tertahan lagi oleh ketuban dan dapat mengikuti gerakan dinding rahim hingga
tidak terjadi pergeseran antara placenta dan dinding rahim.
Versi Braxton Hicks
Maksud dari perasat Braxton Hicks ialah temponnade placenta dengan bokong. Versi Braxton hicks
biasanya dilakukan pada anak yang sudah mati, karena kalau dilakukan pada anak yang masih hidup,
anak ini pasti akan lahir mati. Mengingat bahayanya, yaitu robekan pada cervix dan pada segmen
bawah rahim.
Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi beban secukupnya sampai
perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk menekan placentadan seringkali
menyebabkan perdarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah
meninggal dan perdarahan yang tidak aktif.
2. Sectio Caesarea
Maksud Sectio Caesarea adalah :
- Mempersingkat lamanya perdarahan
- Mencegah terjadinya robekan cervix dan segmen bawah rahim.
Robekan mudah terjadi, karena cervix dan segmen bawah rahim pada placenta praevia banyak
mengandung pembuluh-pembuluh darah. SC dilakukan pada placenta praevia totalis dan pada
placenta praevia lainnya jika terjadi perdarahan hebat.
E. Ayat dan Hadits Al-Quran tentang penyakit dan doa yang diamalkan saat
sakit
د ع َْن أَبِيRٍ ث ع َْن َع ْب ِد َربِّ ِه ب ِْن َس ِعي ِ ب أَ ْخبَ َرنِي َع ْمرٌو َوه َُو ابْنُ ْال َح
ِ ار ٍ ُوف َوأَبُو الطَّا ِه ِر َوأَحْ َم ُد بْنُ ِعي َسى قَالُوا َح َّدثَنَا ابْنُ َو ْه
ٍ َح َّدثَنَا هَا ُرونُ بْنُ َم ْعر
يب َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل
َ ِص ُ أ ا َ
ذ إَ ف ء
ِ ٌ َ ٍ ا َو
د ء َا
د ل
ِّ ُ
ك ل
ِ َلاَ ق ُ هَّ نَ أ م َّ ل
َ َ َ ِسو ه ْ
ي َ ل ع
َ ُ هَّللا ىَّ ل ص هَّللا
َ ِ ِ َ لُو
س ر ْ
َنع ر با
ٍ ِ َج ْ
َنع ْر ي ب ُّ
الز
ِ َ
Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin 'Isa mereka berkata;
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku 'Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari
'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan
sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim).
Hadits lainnya:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad
Az Zubairi telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Sa'id bin Abu Husain dia berkata; telah menceritakan
kepadaku 'Atha`bin Abu Rabah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
beliau bersabda: "Allah tidak akan menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga." (HR
Bukhari).
Diriwayatkan dari musnad Imam Ahmad dari shahabat Usamah bin Suraik, bahwasanya Nabi bersabda:
I. Pengkajian
Identitas pasien
Nama : Ny. A Bangsa : Indonesia
Umur : 26 tahun Status perkawinan :Sudah menikah
Jenis Kelamin : Perempuan Nama suami : Tn. B
Agama : Islam Pekerjaan :pedagang
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga No. CM : 17132
Alamat : Jl Juanda No 12, MRS : 15 Maret 2012
Ciputat Tanggal Pemeriksaan : 15 Maret 2012
II. Anamnesis
Keluhan Utama : Ibu mengatakan keluar darah merah segar dari kemaluannya tidak
disertai nyeri perut
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit ibu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis maupun
HIV/AIDS.
- Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, TBC, dan DM.
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma, DM dan hipertensi.
b. Riwayat penyakit keluarga
- Dalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit menular yaitu hepatitis.
- Dalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit menurun yaitu DM.
- Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis seperti
jantung,hipertensi, dan TBC.
c. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Dysminorhoe : jarang
Flour albus : 2 hari setelah menstruasi
Imunisasi TT : 1x
e. Riwayat perkawinan
Status kawin : 1 kali
Lama : 3 tahun
f. Riwayat KB
Jenis : pil
Lama : 1 tahun
Keluhan : -
b. Eliminasi
Sebelum hamil : BAK 4-5x, BAB 1xsehari, tidak ada keluhan.
c. Personal hiegiene
Sebelum hamil : Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian, celana dalam,
Selama hamil : Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti pakaian,
ganti celana dalam setiap kali mandi atau jika merasa
lembab
d. Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
e. Hubungan seksual
Sebelum hamil : Tidak ada keluhan
Mulut : Bibir tidak stomatitis, tidak pucat, gigi tidak caries, gusi tidak
epulis.
Abdoment : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat striae
albicans dan striae lividae.
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limphe dan kelenjar tiroid, serta
tidak ada bendungan vena jugularis.
Abdomen :
Laboratorium
DO DS
Tekanan Darah : 90/70 mmH Klien mengatakan:
Nadi : 115x/menit keluar darah merah segar dari
Respirasi : 28x/menit kemaluannya tidak disertai nyeri perut
Suhu tubuh : 36,4 °C tidak pernah menderita penyakit seperti
Tidak ada pembesaran kelenjar limphe jantung, TBC, asma, DM dan hipertensi
Tidak ada luka bekas operasi, terdapat kulit kering dan bersisik
linea nigra, terdapat striae albicans dan ASI sedikit
striae lividae. tangan dan kaki dingin
DJJ 136x/ menit
Tampak perdarahan pervaginam
Lab
Hb : 7 g/dl
Ht : 32,4 %
Leukosit : 11,800 ul
Trombosit : 286.000
GDS : 94 mg/dl
Gol Darah : O/ Rhesus +
CRF > 3 detik
Ekstremitas dingin
PENUTUP
Kesimpulan
Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi
ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.
Pada plasenta pervia, jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpus uteri jauh dari ostium
internum servisis, tetapi terletak sangat dekat atau pada ostium internum tersebut.
Klasifikasi plasenta previa yaitu Plasenta previa totalis. Plasenta previa lateralis,
marginalis dan plasenta previa letak rendah. Derajat plasenta previa akan tergantung kepada
luasnya ukuran dilatasi serviks saat dilakukan pemeriksaan.
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yang
meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau
operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah
plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim. Gejala yang paling sering terjadi pada plasenta
previa berupa pendarahan jadi kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah pendarahan
tanpa nyeri biasanya baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya.
DAFTAR
PUSTAKA