Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS I
“Asuhan Keperawatan Sistem Reproduksi Plasenta Previa”

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Nabila Fitria (142012016012)
2. Fitri Fadilah (142012016005)
3. Hidayatus Sholihah (142012016009)

Dosen Pembimbing :
Ns. Putinah,S.Kep, M.Kes.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH
PALEMBANG
2020-2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah Keperawatan Maternitas I dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
SISTEM REPRODUKSI PLASENTA PREVIA”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Palembang, Desember
2021
Penulis
DAFTA
R ISI

Contents
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................................5
A. Anatomi Plasenta..................................................................................................................................5
B. Plasenta Normal....................................................................................................................................5
C. Plasenta Previa......................................................................................................................................6
Factor resiko.............................................................................................................................................8
Diagnosa Banding....................................................................................................................................8
Komplikasi pada ibu dan janin.................................................................................................................9
PATOFISIOLOGI PLASENTA.................................................................................................................11
Diagnosis Plasenta Previa.......................................................................................................................12
D. Penatalaksanaan Placenta Praevia.......................................................................................................13
1. Cara-cara vaginal terdiri dari :........................................................................................................15
Pemecahan Ketuban...............................................................................................................................15
Versi Braxton Hicks...............................................................................................................................15
Traksi dengan Cunam Willet..................................................................................................................16
2. Sectio Caesarea...............................................................................................................................16
E. Ayat dan Hadits Al-Quran tentang penyakit dan doa yang diamalkan saat sakit................................16
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................................................19
II. Anamnesis......................................................................................................................................19
III. Pemeriksaan Fisik.......................................................................................................................21
IV. Pemeriksaan khusus....................................................................................................................22
VI. ANALISIS DATA......................................................................................................................23
Diagnosa keperawatan Prioritas..............................................................................................................25
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................31
Kesimpulan.................................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

Angka kematian ibu dan angka kematian bayi menjadi indicator tingkat kesejahteraan
suatu Negara. Angka kematian ibu yang cukup tinggi di negara-negara berkembang menjadi
salah satu masalah kesehatan penting yang menjadi perhatian dunia. Di Indonesia AKI mencapai

228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah
mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu atau sekitar menjadi 102/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. AKB di Indonesia sebesar 34/1000 kelahiran hidup.
Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni , pendarahan,
hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi. Salah satunya adalah plasenta previa
yang dapat menyebabkan pendarahan saat kehamilan pada trimester akhir/perdarahan
intranatal dan mempersulit proses persalinan. Plasenta memiliki peranan berupa transport
zat dari ibu ke janin, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, serta sebagai
barier. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta
akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun mengganggu proses persalinan.
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu dan janin
karena plasenta previa rendah sekali,atau tidak sama sekali. Sejak
diperkenalkannya penanganan pasif pada tahun 1945,kematian perinatal
berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian,hingga kini kematian
perinatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama.

Penanganan pasif maupun aktif memerlukan fasilitas tertentu,yang


dicukupi pada banyak tempat. Tindakan-tindakan ini sekurang-kurangnya
masih dianggap penting untuk menghentikan perdarahan dimana fasilitas SC
belum ada. Dengan demikian tindakan- tindakan itu lebih banyak ditujukan
demi keselamatan ibu dari pada janinnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Anatomi Plasenta

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih
kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan
16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah korion.

Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas
ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat- tempat tertentu pada implantasi
plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir
plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang
berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik
dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40
minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada
kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast
sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok- kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi
lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih
mendekati lapisan tropoblast.

B. Plasenta Normal
Setelah terjadinya fertilisasi ovum oleh sperma maka sel yang dihasilkan disebut sebagai
zygote. Kemudian terjadi pembelahan pada zygote sehingga menghasilkan apa yang disebut
sebagai blastomers, kemudian morula dan blastokist. Pada tahap-tahap perkembangan ini, zona
pellucida masih mengelilingi. Sebelum terjadinya implantasi, zona pellucida menghilang sehingga
blastosit menempel pada permukaan endometrium. Dengan menempelnya blastokist pada
permukaan endometrium maka blastosit menyatu dengan epitel endometrium. Setelah terjadi erosi
pada sel epitel endometrium, trophoblast masuk lebih dalam ke dalam endometrium dan segera
blastokist terkurung
di dalam endometrium. Implantasi ini terjadi pada daerah endometrium atas terutama pada
dinding posterior dari uterus
Endometrium sendiri sebelum terjadinya proses di atas terjadi perubahan untuk
menyiapkan diri sebagai tempat implantasi dan memberi makan kepada blastokist yang disebut
sebagai desidua. Setelah terjadi implantasi desidua akan dibedakan menjadi :
1. Desidua basalis: desidua yang terletak antara blastokist dan miometrium
2. Desidua kapsularis: desidua yang terletak antara blastokist dan kavum uteri
3. Desidua vera: desidua sisa yang tidak mengandung blastokist

Bersamaan dengan hal ini pada daerah desidua basalis terjadi suatu degenerasi fibrinoid,
yang terletak diantara desidua dan trofoblast untuk menghalangi serbuan trofoblast lebih dalam
lagi. Lapisan dengan degenerasi fibrinoid ini disebut sebagai lapisan Nitabuch
Pada perkembangan selanjutnya, saat terjadi persalinan, plasenta akan terlepas dari
endometrium pada lapisan Nitabuch tersebut.

C.Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada segmen bawah
rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri internum. Angka kejadian plasenta previa
adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan. Keadaan ini dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Plasenta previa totalis: dimana ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh plasenta.
2. Plasenta previa parsialis: dimana ostium uteri internum sebagian ditutupi oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis: dimana bagian tepi dari plasenta berada di pinggir dari ostium
uteri internum.
4. Plasenta letak rendah: dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim, tetapi tepi
dari plasenta tidak mencapai ostium uteri internum, namun berada didekatnya.

Plasenta normal plasenta previa


Klasifikasi plasenta previa

Ada juga literatur yang membagi plasenta previa dengan menggunakan pembagian grade I
sampai grade IV, namun pada dasarnya pembagian tersebut tidaklah berbeda jauh.

Tabel 1. Pembagian plasenta previa


Grade Deskripsi
I Plasenta berada pada segmen bawah rahim tetapi tepi
terbawah tidak mencapai ostium uteri internum
II Tepi terbawah dari plasenta letak rendah mencapai
ostium uteri internum tetapi tidak menutupinya
III Plasenta menutupi ostium uteri internum tetapi
Asimteris
IV Plasenta menutupi ostium uteri internum secara
Simetris
Dikutip dari Konje JC, Taylor DJ
Factor predisposisi
Beberapa faktor predisposisi terjadinya plasenta previa adalah sebagai berikut:
a. Multiparitas dan umurlanjut (≥ 35 tahun).
b. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahanatrofik dan
inflamatorotik.
c. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekaspembedahan (SC,Kuret, dll)
d. Chorionleave persisten.
e. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerimahasil
konsepsi.
f. Konsepsi dan nidasi terlambat.
g. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.

Factor resiko
 Riwayat plasenta previa  Kehamilan ganda
sebelumnya
 Umur ibu yang telah lanjut
 Riwayat SC
 Multiparitas
 Riwayat aborsi

Diagnosa Banding
 Solutio palcenta  Karsinoma serviks
 Vasa previa  DIC
 Laserasi vagina/serviks
Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat dilihat dengan
inspekulo.Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin
berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan
ruptur pembuluh darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba
pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan
inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan
denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila
perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.

Etiologi Plasenta Previa

Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui. Bahwasanya vaskularisasi yang


berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat
menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa
plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi
atau sering melahirkan. Kondisi yang multifaktorial telah dipostulatkan berhubungan
dengan multipara, gestasi berkali-kali, umur kehamilan dini, kelahiran dengan sesarea
sebelumnya, abortus, dan mungkin merokok.

Ciri-ciri plasenta previa :

1. Perdarahan tanpa nyeri 7. His biasanya tidak ada


2. Perdarahan berulang 8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
3. Warna perdarahan merah segar 9. Teraba jaringan plasenta pada periksa
4. Adanya anemia dan renjatan yang dalam vagina
sesuai dengan keluarnya darah 10. Penurunan kepala tidak masuk pintu
5. Timbulnya perlahan-lahan atas panggul
6. Waktu terjadinya saat hamil 11. Presentasi mungkin abnormal

Komplikasi pada ibu dan janin


Komplikasi pada janin Komplikasi pada ibu
BBLR Perdarahan masif
KJDR Anemia
Malformasi Perdarahan pasca persalinan
Partus Komplikasi tindakan SC
prematurus Prolaps tali pusat
Pertumbuhan janin terhambat Prolaps placenta
Anemia fetus Placenta acreta
Robekan jalan lahir
 Pembukaan segmen rahim terjadi secara ritmik maka pelepasan plasenta berulang
dan semakin banyak perdarahan pendarahan tidak dapat dicegah sehingga terjadi
anemia, bahkan shock.
 Segmen bawah rahim tipis maka jaringan trofoblas mudah menerobos
myometrium sehingga terjadi plasenta akreta atau inkreta sehingga terjadi
retensio plasenta dan pada bahagian plasenta yang terlepas akan menimbulkan
pendarahan kala III.
 Serviks dan segmen bawah rahim rapuh dan kaya pembuluh darah mempunyai
potensial untuk robek jadi harus berhati-hati pada tindakan manual di daerah
ini.Bila terjadi pendarahan yang tidak terkendali dengan cara sederhana maka
dilakukan histerektomi total. Morbiditas dari semua tindakan ini merupakan
komplikasi tidak langsung dari plasenta previa.
 Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi, shingga sering
diambil tindakan operasi.
 Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak dapat di hindarkan.
 Masa rawat yang lebih lama, resiko tinggi untuk placental abruption, seksio
sesarea, perdarahan pasca persalinan, kematian maternal akibat perdarahanan
disseminated intravscular coagulation.
 Kejadian infeksi akibat daripada pendarahan yang banyak

MANIFESTASI KLINIK

Pendarahan

 Terjadi akibat dari segmen bawah rahim yang


bergesel dan lepasnya plasenta dari implantasi
 Pendarahannya biasanya berulang tergantung
luas plasenta yang lepas dan melingkar lumen
ostium uteri
 Pendarahan yang tidak sakit
 Pendarahan akibat plasenta totalis
 Pendarahan biasanya terjadi pada trimester kedua dan ke atas

Tertutupnya segmen bawah rahim oleh plasenta


 Tertutpnya bahagian bawah uterus oleh plasenta sehingga menghalangi masuknya
bahagian terendah janin sehingga janin berkembang di atas panggul.
 Dapat menimbulkan kelainan letak janin :
 Letak sungsang
 Letak lintang
 Kepala miring
PATOFISIOLOGI PLASENTA

FaktorPendukung

Multiparitas, gemeli Usia ibu saat Kelainan pada rahim (atrofi, cacat) Merokok
Riwayat kehamilan
kehamilan (Caesar)

Implantasi abnormal

Implantasi embrio (embryonic


plate) pada bagian bawah
(kauda) uterus

Isthmus uteri tertarik (melebar)menjadi dinding cavum uteri (SBR/ Segmen Bawah Rahim )

Servik
Laserasi membuka dan
Desidua lepas dari plasenta mendatar

Dinding rahim tipis Perdarahan


Cemas
Hipovolemia

Mudah diinvasi oleh anemia


pertumbuhan trofoblas Kekurangan volume cairan

Perubahan perfusi jaringan


Plasenta akan melekat lebih kuat
hipoksia Resiko cedera

Plasenta berkembang menutupi ostium interna


Bayi lahir dengan BB rendah/ kematian (gawat janin)

Lahir tidak dapat normal (lahir sesar)


Diagnosis Plasenta Previa
Diagnosis plasenta previa ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa
pemeriksaan:

1. Anamnesis
Gejala pertama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada
kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa
nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong
tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi
hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang
dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan luar:
Inspeksi (penglihatan)
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit,
darah beku dan sebagainya
- Kalau telah bwrdarah banyak maka ibu kelihatan anemis (pucat)
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Sering dijumpai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas
panggul
- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen
bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.

Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan


kecuali fasilitas operasi segera tersedia.

 Pemeriksaan dengan Alat:


- Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal
dari OUE atau dari kelainan serviks dan vagina,seperti erosion porsionis
uteri,karsinoma porsinis uteri,polipus serviks uteri,varieces vulva dan
trauma. Apabila perdarahan berasal dari OUE,adanya plasenta previa
harus dicurigai.
- Penentuan letak plasenta tidak langsung
Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
radiografi, radiosotopi dan ultrasonografi.
- Pemeriksaan USG
a. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100
% identifikasi plasenta previa
b. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %
c. MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta,
inkreta, dan plasenta perkreta.
- Perabaan fornices
Pemeriksaan ini hanya bermakna apabila janin dalam presentasi kepala.
- Pemeriksaan melalui kanalis sevikalis
Apabila kanalis servikalis telah terbuka,perlahan-lahan jari telunjuk
dimasukkan ke dalam kanalis servikalis dengan tujuan kalau meraba
kotiledon.

D. Penatalaksanaan Placenta Praevia

1. Perbaiki kekurangan cairan atau darah dengan infuse NaCl 0,9% atau RL
2. Lakukan penilaian jumlah darah
 Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus,persiapkan SC tanpa
memperhitungkan usia kehamilan
 Jika perdarahan sedikit atau sedikit dan fetus hidup tetapi prematur
pertimbangkan terapi ekspetatif sampai persalinan atau terjadi perdarahan
banyak

 Terapi Ekspektatif
Terapi ini dilakukan kalau janin masih kecil hingga kemungkinan hidup di
dunia luar baginya kecil sekali. Sikap ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan
kalau keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali. Dulu
anggapan kita ialah bahwa kehamilan dengan placenta previa harus segera diakhiri
untuk menghindarkan perdarahan yang fatal. Tapi sekarang terapi dapat dilakukan
dengan alasan :
1. Perdarahan pertama pada placenta previa jarang fatal
2. Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas

Syarat :

- Kehamilam preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti


- Belum ada tanda inpartu,keadan umum ibu cukup baik (Hb dalam batas
normal)
- Janin masih hidup
- Rawat inap,tirah baring dan berikan AB Profilaksis
- Pemeriksaan USG
- Perbaiki anemia dengan Sulfat Ferosus atau Ferosus Fumarat per oral 60 mg
selama 1 bulan
- Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama
pasien dapat rawat jalan dengan pengawasan
- Jika perdarahan berulang pertimbangkan manfaat dan resiko ibu dan janin
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi
kehamilan
Tindakan yang kita pilih untuk pengobatan placenta previa dan kapan
melaksanakannya tergantung pada factor-faktor tersebut di bawah ini :

- Perdarahan banyak atau - Tingkat placenta praevia


sedikt
- Paritas
- Keadaan Ibu dan anak
- Besarnya pembukaan
Perdarahan yang banyak, pembukaan kecil nullipara dan tingkat placenta
praevia yang berat mendorong kita melakukan SC, sebaliknya perdarahan yang
sedang, pembukaan yang sudah besar, multiparitas dan tingkat placenta praevia
yang ringan dan anak yang mati mengarahkan pada usaha pemecahan ketuban.

Pada perdarahan yang sedikit dan anak yang masih kecil dipertimbangkan
terapi ekspektatif. Perlu dikemukakan cara manapun yang diikuti, persediaan darah
yang cukup sangat menentukan.
 Terapi aktif

1. Rencanakan terminasi kehamilan jika:


- Janin matur
- Janin mati/menderita anomaly atau keadaan yang mengurangi kelangsungan hidupnya
2. Jika terdapat plasenta letak rendah dan perdarahan yang terjadi sangat
sedikit,persalinan pervaginam masih mungkin,jika tidak dilakukan SC
3. Jika persalinan dengan SC dan trjadi perdarahan dari tempat plasenta:
- Jahit tempat perdarahan dengan benang
- Pasang infuse oksitosin 10 unit NaCl atau RL dengan kecepatan 60 tetes
4. Jika perdarahan terjadi pasca persalinan,segera lakuakn penanganan yang sesuai (ligasi
arteri atau histerektomi)
1. Cara-cara vaginal terdiri dari :
- Pemecahan ketuban
- Versi Braxton Hicks
- Cunam Willet

Pemecahan Ketuban

Pemecahan ketuban dapat dilakukan pada placenta letak rendah, placenta praevia marginalis dan
placenta praevia lateralis yang menutup ostium kurang dari setengah bagian. Kalau pada placenta
praevia lateralis, placenta terdapat di sebelah belakang maka lebih baik dilakukan SC karena dengan
pemecahan ketuban kepala kurang menekan pada placenta, karena kepala tertahan promontorium yang
dalam hal ini dilapisi lagi oleh jaringan placenta. Pemecahan ketuban dapat menghentikan perdarahan
karena :

- Setelah pemecahan ketuban uterus mengadakan retraksi hingga kepala anak menekan
pada placenta
- Placenta tidak tertahan lagi oleh ketuban dan dapat mengikuti gerakan dinding rahim hingga
tidak terjadi pergeseran antara placenta dan dinding rahim.
Versi Braxton Hicks
Maksud dari perasat Braxton Hicks ialah temponnade placenta dengan bokong. Versi Braxton hicks
biasanya dilakukan pada anak yang sudah mati, karena kalau dilakukan pada anak yang masih hidup,
anak ini pasti akan lahir mati. Mengingat bahayanya, yaitu robekan pada cervix dan pada segmen
bawah rahim.
Traksi dengan Cunam Willet

Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi beban secukupnya sampai
perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk menekan placentadan seringkali
menyebabkan perdarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah
meninggal dan perdarahan yang tidak aktif.

2. Sectio Caesarea
Maksud Sectio Caesarea adalah :
- Mempersingkat lamanya perdarahan
- Mencegah terjadinya robekan cervix dan segmen bawah rahim.
Robekan mudah terjadi, karena cervix dan segmen bawah rahim pada placenta praevia banyak
mengandung pembuluh-pembuluh darah. SC dilakukan pada placenta praevia totalis dan pada
placenta praevia lainnya jika terjadi perdarahan hebat.

E. Ayat dan Hadits Al-Quran tentang penyakit dan doa yang diamalkan saat
sakit

Dalam sebuah hadits disebutkan:

‫د ع َْن أَبِي‬Rٍ ‫ث ع َْن َع ْب ِد َربِّ ِه ب ِْن َس ِعي‬ ِ ‫ب أَ ْخبَ َرنِي َع ْمرٌو َوه َُو ابْنُ ْال َح‬
ِ ‫ار‬ ٍ ‫ُوف َوأَبُو الطَّا ِه ِر َوأَحْ َم ُد بْنُ ِعي َسى قَالُوا َح َّدثَنَا ابْنُ َو ْه‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا هَا ُرونُ بْنُ َم ْعر‬
‫يب َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل‬
َ ِ‫ص‬ ُ ‫أ‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫إ‬َ ‫ف‬ ‫ء‬
ِ ٌ َ ٍ ‫ا‬ ‫َو‬
‫د‬ ‫ء‬ ‫َا‬
‫د‬ ‫ل‬
ِّ ُ
‫ك‬ ‫ل‬
ِ َ‫ل‬‫ا‬َ ‫ق‬ ُ ‫ه‬َّ ‫ن‬َ ‫أ‬ ‫م‬ َّ ‫ل‬
َ َ َ ِ‫س‬‫و‬ ‫ه‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ُ ‫هَّللا‬ ‫ى‬َّ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫هَّللا‬
َ ِ ِ َ ‫ل‬‫ُو‬
‫س‬ ‫ر‬ ْ
‫َن‬‫ع‬ ‫ر‬ ‫ب‬‫ا‬
ٍ ِ َ‫ج‬ ْ
‫َن‬‫ع‬ ‫ْر‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ُّ
‫الز‬
ِ َ

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin 'Isa mereka berkata;
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku 'Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari
'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan
sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim).

Hadits lainnya:

ِ ‫اح ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬


ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ ٍ َ‫الزبَي ِْريُّ َح َّدثَنَا ُع َم ُر بْنُ َس ِعي ِد ْب ِن أَبِي ُح َس ْي ٍن قَا َل َح َّدثَنِي َعطَا ُء بْنُ أَبِي َرب‬
ُّ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ْال ُمثَنَّى َح َّدثَنَا أَبُو أَحْ َم َد‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َما أَ ْن َز َل هَّللا ُ دَا ًء إِاَّل أَ ْنزَ َل لَهُ ِشفَا ًء‬
َ ‫ع َْن النَّبِ ِّي‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad
Az Zubairi telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Sa'id bin Abu Husain dia berkata; telah menceritakan
kepadaku 'Atha`bin Abu Rabah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
beliau bersabda: "Allah tidak akan menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga." (HR
Bukhari).

Hadits yang lain menyebutkan:

Diriwayatkan dari musnad Imam Ahmad dari shahabat Usamah bin Suraik, bahwasanya Nabi bersabda:

َ ‫ أَنَتَد‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬:‫ فَقَا َل‬، ُ‫ت ْاألَ ْع َراب‬


َ َ‫ فَإ ِ َّن هللاَ َع َّز َو َج َّل لَ ْم ي‬،‫ تَدَا َووْ ا‬،ِ‫ نَ َع ْم يَا ِعبَا َد هللا‬:‫َاوى؟ فَقَا َل‬
‫ض ْع دَا ًء‬ ِ ‫ َو َجا َء‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ت ِع ْن َد النَّبِ ِّي‬
ُ ‫ُك ْن‬
‫ ْالهَ َر ُم‬:‫ال‬
َ َ‫ َما ه َُو؟ ق‬:‫ قَالُوا‬.‫اح ٍد‬ ِ ‫ض َع لَهُ ِشفَا ًء َغي َْر دَا ٍء َو‬ َ ‫إِالَّ َو‬
“Aku pernah berada di samping Rasulullah, Lalu datanglah serombongan Arab Badui. Mereka bertanya,
'Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?' Beliau menjawab, 'Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah.
Sebab, Allah  tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu
penyakit.' Mereka bertanya, 'Penyakit apa itu?' Beliau menjawab, 'Penyakit tua.'" (HR Ahmad). 
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Identitas pasien
 Nama : Ny. A  Bangsa : Indonesia
 Umur : 26 tahun  Status perkawinan :Sudah menikah
 Jenis Kelamin : Perempuan  Nama suami : Tn. B
 Agama : Islam  Pekerjaan :pedagang
 Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga  No. CM : 17132
 Alamat : Jl Juanda No 12,  MRS : 15 Maret 2012
Ciputat  Tanggal Pemeriksaan : 15 Maret 2012

II. Anamnesis
Keluhan Utama : Ibu mengatakan keluar darah merah segar dari kemaluannya tidak
disertai nyeri perut
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit ibu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis maupun
HIV/AIDS.
- Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, TBC, dan DM.
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti asma, DM dan hipertensi.
b. Riwayat penyakit keluarga
- Dalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit menular yaitu hepatitis.
- Dalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit menurun yaitu DM.
- Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis seperti
jantung,hipertensi, dan TBC.
c. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun

Siklus/lama : 28 hari/7 hari

Jumlah/warna : Hari 1 warna coklat, ganti pembalut 2x/hari

Hari 2-3 warna merah, ganti pembalut 3x/hari

Dysminorhoe : jarang
Flour albus : 2 hari setelah menstruasi

HPHT : 20 Juni 2011

HPL : 27 Maret 1012

d. Riwayat kehamilan sekarang


GIP0A1

Usia kehamilan : Minggu

ANC : Tempat : BPS

Keberapa kali : jarang

Imunisasi TT : 1x

Keluhan hamil muda : Mual dan lemas

Keluhan hamil tua : Keluar darah merah segar

e. Riwayat perkawinan
Status kawin : 1 kali

Lama : 3 tahun

Usia saat kawin: 22 tahun

f. Riwayat KB
Jenis : pil

Lama : 1 tahun

Keluhan : -

g. Riwayat sosial spiritual


- Ibu, suami dan keluarga sangat mengharapkan kehamilan ini.
- Ibu merasa senang dengan kehamilannya dan merencanakan melahirkan di
rumah sakit.
- Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.
Pola aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil : Ibu makan 3x sehari, porsi cukup, sayur-sayuran, lauk
pauk dan nasi. Minum air putih + 6-7 gelas perhari.

Selama hamil : Ibu makan 4x sehari, porsi sedikit-sedikit, sayur-

sayuran, lauk-pauk dan nasi. Minum air putih +7-8


gelas/hari.

b. Eliminasi
Sebelum hamil : BAK 4-5x, BAB 1xsehari, tidak ada keluhan.

Selama hamil : BAK lebih sering 5-6xsehari,BAB 1xsehari,tidak ada


keluhan.

c. Personal hiegiene
Sebelum hamil : Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian, celana dalam,

setiap kali mandi dan gosok gigi 3x sehari.

Selama hamil : Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti pakaian,
ganti celana dalam setiap kali mandi atau jika merasa
lembab

d. Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.

Selama hamil : Ibu melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga.

e. Hubungan seksual
Sebelum hamil : Tidak ada keluhan

Selama hamil : Tidak ada keluhan

III. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Sedang Respirasi : 28x/menit
Kesadaran : Compos Mentis, Suhu tubuh : 36,4 °C
Tekanan Darah : 90/70 mmHg Tinggi badan : 155 cm
Nadi : 115 x/menit Berat badan: sebelum hamil 48 kg
Selama hamil 56 kg LILA : 27 cm

IV. Pemeriksaan khusus


 Inspeksi

Kepala : Bersih, tidak ada benjolan abnormal,penyebaran rambut merata

Muka : pucat, tidak oedema.

Mata : Simetris, conjunctiva Anemis, sklera tidak kuning.

Hidung : Simetris, bersih tidak da sekret, tidak ada polip.

Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.

Mulut : Bibir tidak stomatitis, tidak pucat, gigi tidak caries, gusi tidak
epulis.

Mammae : Simetris, bersih, papilla menonjol,hyperpigmentasi pada areola dan


papilla.

Abdoment : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat striae
albicans dan striae lividae.

Genetalia : Tampak perdarahan pervaginam

Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak pucat.

Bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak varices.

 Palpasi

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limphe dan kelenjar tiroid, serta
tidak ada bendungan vena jugularis.

Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limphe.

Mammae : Tidak ada benjolan yang abnormal, ASI sedikit

Abdomen :

Leopold I : TFU 3 jari bawah Px


Leopold II : Teraba punggung kiri (PUKI)
Leopold III : Teraba kepala belum masuk PAP U
Leopold IV : -
 Auscultasi : DJJ 136x/ menit
 Perkusi : Reflek patella kanan/kiri +/+
V. Data penunjang :
USG
▣ Tampak janin presentasi kepala tunggal hidup, gerakan janin aktif.
▣ TBJ : 2400 gr
▣ Tampak plasenta plasenta letak rendah dengan tepi plasenta terletak pada bagian
pinggir ostium internum.

Laboratorium

Hb : 10,2 g/dl Trombosit : 286.000


Ht : 32,4 % GDS: 94 mg/dl
Leukosit : 11,800 ul Gol Darah : O/ Rhesus +

VI. ANALISIS DATA

DO DS
 Tekanan Darah : 90/70 mmH Klien mengatakan:
 Nadi : 115x/menit  keluar darah merah segar dari
 Respirasi : 28x/menit kemaluannya tidak disertai nyeri perut
 Suhu tubuh : 36,4 °C  tidak pernah menderita penyakit seperti

 Hb : TBC, Hepatitis maupun HIV/AIDS.

 Tidak ada pembesaran kelenjar limphe jantung, TBC, asma, DM dan hipertensi

Tidak ada benjolan yang abnormal,  urin sedikit

kolostrum (+)  pusing

 Tidak ada luka bekas operasi, terdapat  kulit kering dan bersisik
linea nigra, terdapat striae albicans dan  ASI sedikit
striae lividae.  tangan dan kaki dingin
 DJJ 136x/ menit
 Tampak perdarahan pervaginam
 Lab
Hb : 7 g/dl
Ht : 32,4 %
Leukosit : 11,800 ul
Trombosit : 286.000
GDS : 94 mg/dl
Gol Darah : O/ Rhesus +
 CRF > 3 detik
 Ekstremitas dingin

VII. Masalah Keperawatan

Problem Etiologi Symptom


Kekurangan volume kehilangan vaskuler DO :
cairan berlebihan - Hipotensi
- Peningkatan nadi 115x/menit
- Penurunan volume urin
- Membran mukosa kering
- CRF > 3 detik
- Klien terlihat pucat,
konjungtiva anemis
DS :
- Ibu mengatakan urin sedikit
- Ibu mengatakan pusing
- Ibu mengatakan kulit kering
dan bersisik
Perubahan perfusi hipovolemia DO :
jaringan utero plasenta - Ekstremitas dingin
- Perubahan tanda-tanda vital
 Tekanan Darah: 90/70 mmH
 Nadi : 115x/menit
 Respirasi : 28x/menit
 Suhu tubuh : 36,4 °C
- Penurunan produksi ASI
- CRF > 3 detik
DS :
- Ibu mengatakan ASI sedikit
- Ibu mengatakan tangan dan
kaki dingin
Ansietas Ancaman kematian pada DO :
diri sendiri, janin - Klien tampak tegang
- Klien menolak untuk makan
- Klien tampak pucat &
berkeringat
DS :
- Klien mengatakan jantung
berdebar kencang
- Klien mengatakan ingin
pingsan dan pusing
- Klien mengatakan takut
- Klien mengatakan terasa
tercekik
Resiko tinggi cedera Hipoksia jaringan / DO :
(ibu) organ, profil darah -
abnormal, kerusakan
sistem imun.

Diagnosa keperawatan Prioritas

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan vaskuler berlebihan.


2. Perubahan perfusi jaringan utero plasenta b/d Hipovolemia.
3. Ansietas b/d Ancaman kematian pada diri sendiri, janin.
4. Resiko tinggi cedera (ibu) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal,
kerusakan sistem imun.
Intervensi keperawatan

No. Diagnosa Tujuan & KH Intervensi rasional


1. Kekurangan Tujuan : Evaluasi, laporkan, Perkiraan kehilangan
volume Setelah dilakukan dan catat jumlah serta darah membantu
cairan b/d tindakan jumlah kehilangan membedakan
kehilangan keperawatan darah. Lakukan diagnosa, Setiap gram
vaskuler selama 1x24 perhitungan pembalut peningkatan berat
berlebihan masalah dapat Timbang pembalut pembalut sama
teratasi pengalas. dengan kehilangan
KH : kira-kira 1 ml darah.
Mendemostrasikan
kestabilan /
perbaikan Lakukan tirah baring. Perdarahan dapat
keseimbangan Instuksikan klien berhenti dengan
cairan yang untuk menghindari reduksi aktivitas.
dibuktikan oleh Valsalva manuver dan Peningkatan tekanan
tanda-tanda vital koitus. abdomen atau
stabil, pengisian orgasme ( yang
kapiler cepat, meningkatkan
sensorium tepat aktivitas uterus) dapat
dan haluaran serta meransang perdarahan
berat jenis urin
adekuat secara
individual. Posisikan klien Menjamin
dengan tepat, keadekuatan darah
telentang dengan yang tersedia untuk
panggul ditinggikan otak; peninggian
atau posisi semi – panggul menghindari
fowler. Hindari posisi kompresi vena kava.
trendelenburg. Posisi semi- fowler
memungkinkan janin
bertindak sebagai
tanpon.
Catat tanda – tanda Membantu
vital Penisian kapiler menentukan beratnya
pada dasar kuku, kehilangan darah,
warna menbran meskipun sianosis dan
mukosa/ kulit dan perubahan pada
suhu. Ukur tekanan tekanan darah, nadi
vena sentral, bila ada adalah tanda-tanda
lanjut dari kehilangan
sirkulasi atau
terjadinya syok

Hindari pemeriksaan Dapat meningkatkan


rectal atau vagina hemoragi, khususnya
bila plasenta previa
marginal atau total
terjadi.

Berikan larutan Meningkatkan volume


intravena, ekspander darah sirkulasi dan
plasma, darah mengatasi gejala-
lengkap, atau sel-sel gejala syok.
kemasan, sesuai
indikasi
Siapkan untuk Hemoragi berhenti
kelahiran sesaria. bila plasenta diangkat
dan sinus-sinus vena
tertutup.
2. Perubahan Tujuan : Perhatikan status Kejadian perdarahan
perfusi Setelah dilakukan fisiologis ibu, status potensial merusak
jaringan tindakan sirkulasi, dan volume hasil kehamilan ,
utero keperawatan darah. kemungkinan
plasenta b/d selama 1x24 jam menyebabkan
Hipovolemia masalah teratasi hipovolemia atau
KH : hipoksia
Mendemonstrasika uteroplasenta.
n perfusi adekuat,
dibuktikan oleh
DJJ dan aktivitas Auskultasi dan Mengkaji berlanjutnya
DBN serta tes laporkan DJJ , catat hipoksia janin . Pada
nonstres reaktif bradikardia atau awalnya , janin
(NST). takikardia. Catat berespon pada
perubahan pada penurunan kadar
aktivitas janin oksigen dengan
(hipoaktivitas atau takikardia dan
hiperaktivitas) peningkatan gerakan .
Bila tetap defisit,
bradikardia dan
penurunan aktivitas
terjadi.
Anjurkan tirah baring Menghilangkan
pada posisi miring tekanan pada vena
kiri. kava inferior dan
meningkatkan
sirkulasi
plasenta/janin dan
pertukaran oksigen.

Berikan suplemen Meningkatkan


oksigen pada klien ketersediaan oksigen
untuk ambilan janin.

Ganti kehilangan Mempertahankan


darah/cairan ibu. volume sirkulasi yang
adekuat untuk
transport oksigen.

Siapkan klien untuk Pembedahan perlu


intervensi bedah bila terjadi pelepasan
dengan tepat. plasenta yang berat,
atau bila perdarahan
berlebihan , terjadi
penyimpangan
oksigen janin, dan
kelahiran vagina tidak
mungkin.

3. Ansietas b/d Tujuan : Diskusikan situasi dan Memberikan


Ancaman Setelah dilakukan pemahaman tentang informasi tentang
kematian tindakan situasi dengan klien reaksi individu
pada diri keperawatan dan pasangan. terhadap apa yang
sendiri, janin selama 1x24 jam terjadi.
masalah dapat
berkurang
Pantau respon verbal Menandakan tingkat
KH :
dan nonverbal rasa takut yang sedang
-Mendiskusikan
klien/pasangan. dialami
ketakutan
klien/pasangan.
mengenai diri,
janin, dan masa Dengarkan masalah Meningkatkan rasa
depan kehamilan, klien dan dengarkan control terhadap
mengenai secara aktif situasi dan
ketakutan yang memberikan
sehat dan tidak kesempatan pada klien
sehat. untuk
-Mengungkapkan mengembangkan
pengetahuan situasi solusi sendiri.
yang akurat. Berikan informasi Pengetahuan akan
- dalam bentuk verbal membantu klien
Melaporakan/menu dan tertulis dan beri mengatasi apa yang
njukkan kesempatan klien sedang terjadi dengan
berkurangnya untuk mengajukan lebih efektif.
ketakutan dan/atau pertanyaan.Jawab
perilaku yang pertanyaan dengan
menunjukkan jujur.
ketakutan.

Jelaskan prosedur dan Pengetahuan dapat


arti gejala-gejala. membantu
menurunkan rasa takut
dan meningkatkan
rasa control terhadap
situasi.
4. Resiko tinggi Tujuan : Kaji jumlah darah Hemoragi berlebihan
cedera (ibu) Setelah dilakukan yang hilang. Pantau dan menetap dapat
b/d Hipoksia tindakan tanda/gejala syok mengancam hidup
jaringan / keperawatan klien atau
organ, profil selama 1x24 jam mengakibatkan infeksi
darah masalah teratasi pascapartum, anemia
abnormal, KH : pascapartum, KID,
kerusakan Menunjukkan gagal ginjal, atau
sistem imun profil darah dengan nekrosis hipofisis
hitung SDP, Hb, yang disebabkan oleh
dan pemeriksaan hipoksia jaringan dan
koagulasi DBN malnutrisi.
normal.

Catat suhu, hitung Kehilangan darah


SDP, dan bau serta berlebihan dengan
warna rabas vagina, penurunan Hb
dapatkan kultur bila meningkatkan risiko
dibutuhkan klien untuk terkena
infeksi.
Catat Penurunan perfusi
masukan/haluaran ginjal mengakibatkan
urin. Catat berat jenis penurunan haluaran
urin. urin
Berikan heparin, bila Heparin dapat
diindikasikan digunakan pada KID
di kasus kematian
janin, atau kematian
satu janin pada
kehamilan multiple,
atau untukmemblok
siklus pembekuan
dengan melindungi
factor-faktor
pembekuan dan
menurunkan hemoragi
sampai terjadi
perbaikan
pembedahan.

Berikan antibiotic Mungkin


secara parenteral. diindikasikan untuk
mencegah atau
meminimalkan
infeksi.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi
ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.
Pada plasenta pervia, jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpus uteri jauh dari ostium
internum servisis, tetapi terletak sangat dekat atau pada ostium internum tersebut.
Klasifikasi plasenta previa yaitu Plasenta previa totalis. Plasenta previa lateralis,
marginalis dan plasenta previa letak rendah. Derajat plasenta previa akan tergantung kepada
luasnya ukuran dilatasi serviks saat dilakukan pemeriksaan.
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yang
meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau
operasi mioma), sering mengalami infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah
plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim. Gejala yang paling sering terjadi pada plasenta
previa berupa pendarahan jadi kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah pendarahan
tanpa nyeri biasanya baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya.
DAFTAR
PUSTAKA

Leveno, Kenneth J at al . 2009. Obstetri Williams panduan ringkas Ed 21.


Jakarta: EGC Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC
Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Obstetric Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Ed 2.
Jakarta: EGC
www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com... Diunduh pada
tanggal 19 Maret
2012 pukul 21.00
http://www.tribunnews.com/2012/03/08/angka-kematian-ibu-di-indonesia-tertinggi-
se- asean Diunduh pada tanggal 19 Maret 2012 pukul 21.00

Anda mungkin juga menyukai