Anda di halaman 1dari 19

KEWIRAUSAHAAN DALAM KEBIDANAN

“Identifikasi Peluang Bisnis”

Dosen Pengampu : Dr. H. Tobari, SE., MM


Disusun Kelompok 5 :
1. Leda Pratiwi : 19251056P
2. Feri Jayanti : 19251055P
3. Aprilia Monalisa : 19251023P
4. Novela Eka Hermina : 19251103P
5. Riyani Prasita : 19251061P
6. Novalinda Yulandari : 19251102P
7. Idha Budiarti : 19251109P
8. Pipin Karlensi : 19251115P
9. Khofifah Farawansyah : 19251071P
10. Ria Permata Sari : 19251135P

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan
taufiknya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah “Kewirausahaan dalam Kebidanan”, makalah ini yang diharapkan
bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Kami
mengucapkan banyak trima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna, serta masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih
giat dalam proses menimba ilmu dengan sebaik-baiknya. Amiin
yarobbal’alamin...

Palembang, November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................
1.3 Tujuan Masalah ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi Peluang Usaha/Bisnis .................................................................
2.2 Orientasi Eksternal dan Internal .....................................................................
2.3 Mengidentifikasi dan Menganalisis Peluang Usaha/Bisnis Baru ...................
2.4 Sumber-sumber potensial Peluang .................................................................
2.5 Penyebab Kegagalan Usaha/Bisnis Baru ........................................................
2.6 Penyebab Kebrhasialan Usaha/Bisnis Baru ....................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan suatu tindakan demi


memperoleh suatu kesuksesan, dan dalam pelaksanaannya seseorang itu
menciptakan suatu kreasi atau produk baru yang berkualitas baik. Dan cara
atau inovasi untuk menerapkan ide barunya dengan baik dan terarah pastinya
dialah seorang wirausaha atau biasa disebut dengan enterpreneur yang handal.

Seorang pelopor dalam suatu bisnis haruslah kreatif dan juga inovatif
Keingintahuan danminat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi
Eksternal. Sedangkan Orientasi internal merangsang penggunaan sumber
daya sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.

Proses pengembangan produk baru berawal dari ide. Ide produk baru dapat
berasal dari sejumlah sumber, misalnya departemen riset dan perkembangan,
konsumen, ilmuwan, pesaing, karyawan (terutama wiraniaga),
anggota saluran distribusi (distributor), dan manajemen puncak. 

Biasanya gagasan yang muncul dari sisi teknologi pemisahan cendrung akan


dirunuskan dalam technological terms (misalnya, gagasan mobil baru
didasarkan pada desain yang diperbaiki untuk aerodinamis) atau karakteristik
fisik (seperti ponsel baru yang lebih ringandan kecil).

Bila gagasan berasal dari konsumen atau distributor, kecenderungannya


adalah bahwa ide tersebut dijabarkan dalam konteks manfaat pemecahan
masalah (misalnya, koper atau tas yang dapat mudah dimasukkan ke dalam
overhead compartment di pesawat).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian identifikasi peluang usaha/bisnis?


2. Bagaimana orientasi eksternal dan internal?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi dan menganalisis peluang usaha/bisnis
baru?
4. Apa saja sumber-sumber potensial peluang?
5. Apa faktor penyebab kegagalan usaha/bisnis baru?
6. Apa faktor penyebab keberhasilan usaha/bisnis baru?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian identifikasi peluang usaha/bisnis.


2. Untuk mengetahui orientasi eksternal dan internal.
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi dan menganalisis peluang
usaha/bisnis baru.
4. Untuk mengetahui sumber-sumber potensial peluang.
5. Untuk mengetahui faktor penyebab kegagalan usaha/bisnis baru.
6. Untuk mengetahui faktor penyebab keberhasilan usaha/bisnis baru.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identifikasi Peluang Usaha/Bisnis

Identifikasi peluang usaha/bisnis adalah pengenalan pengetahuan


seseorang tentang peluang-peluang usaha, baik usaha yang ada di sekitarnya
maupun yang ada diluar daerahnya ataupun usaha yang sudah di ketahui
sampai yang belum diketahui.

Identifikasi berarti tanda kenal diri, atau penetapan identitas seseorang,


benda atau sebagainya. Sedangkan peluang berarti kesempatan baik yang
jangan disia-siakan. Usaha merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga
pikiran atau badan untuk mencapai suatu tujuan.

Jadi, identifikasi peluang usaha/bisnis merupakan penetapan kesempatan


yang baik untuk menciptakan suatu kegiatan dengan mengerahkan tenaga
pikiran atau badan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2 Orientasi Eksternal dan Internal

Para wirausahawan mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan senantiasa
menyimpan informasi yang menarik minat dalam ingatan mereka. Terdapat
dua jenis kesadaran yang memaksa penelusuran peluang venture baru yaitu
kesadaran yang tercermin dalam orientasi eksternal dan yang tercermin dalam
orientasi internal.

Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi
eksternal. Para wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber
gagasan baru tersebut adalah:

1) Konsumen.

Wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan


konsumen atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk
mengungkapkan keinginan mereka.

2) Perusahaan yang sudah ada.

Wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk


atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian
mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga
bisa membentuk ventura baru.

3) Saluran distribusi.

Saluran distribusi juga merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik
karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.

4) Pemerintah.

Pemerintah juga merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan


dua cara. Pertama, melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan
pengembangan sejumlah produk baru. Kedua, melalui pengaturan
pemerintah kepada dunia bisnis yang bisa memungkinkan munculnya
gagasan produk baru, misalnya peraturan keselamatan kerja
memungkinkan munculnya usaha yang dipusatkan pada produk-produk
keselamatan kerja.

5) Penelitian dan pengembangan.

Penelitian dan pengembangan sering menghasilkan gagasan produk baru


atau perbaikan produk yang sudah ada.

Terdapat tiga tahap penggunaan sumber daya-sumber daya internal, yaitu:

1) Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian


masalah yang perlu dipecahkan.
2) Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur
yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya.
3) Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat
untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa
dipraktekkan.

Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya-sumber daya pribadi


untuk mengidentifikasi peluang ventura baru. Setiap orang menyimpan
pengetahuan sepanjang tahun. Pengetahuan ini tersusun dari berbagai jenis
data; gagasan, konsep, prinsip-prinsip, citra, dan fakta-fakta.

2.3 Cara Mengidentifikasi Dan Menganalisis Peluang Usaha/Bisnis Baru

Tidak selalu jelas apakah keadaan tertentu yang dihadapi seorang


entrepreneur merupakan sebuah masalah atau sebuah peluang (opportunity).
Peluang yang tidak dimanfaatkan, merupakan masalah bagi entrepreneur.
David B. Gleicher mengungkapkan bahwa sebuah masalah merupakan
suatu hal yang mengurangi kemampuan suatu organisasi dalam mencapai
sasarannya. Sedangkan peluang merupakan sesuatu yang memberikan
kesempatan untuk melampaui sasaran yang ditetapkan.

Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan


tindakan yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Adapun
persyaratan pokok dalam memanfaatkan peluang usaha pada masa depan
ialah berfikir positif, optimisme, bersedia bekerja keras dan mau
mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan mau percaya bahwa pada
hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin.

Cara mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal
saja wirausahawan itu bekerja keras, ulet dan percaya kepada kemampuan
sendiri. Setiap wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (opportunity)
untuk maju. Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis,
seorang wirausahawan harus berfikir secara positif dan kreatif diantaranya:

1. Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.
2. Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis.
3. Harus mendengarkan saran-saran orang lain.
4. Harus mempunyai etos kerja yang tinggi.
5. Pandai berkomunikasi.

Resep Dr. D. J. Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis


adalah sebagai berikut :

1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan.


2. Janganlah hadiri lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan pikiran
wirausahawan.
3. Setiap hari bertanyalah pada diri sendiri, “ bagaimana saya dapat
melakukan usaha lebih baik ?”
4. Bertanya dan dengarkanlah.
5. Peluas pikiran anda.

Dalam memanfaatkan peluang usaha Paul Charlap mengemukakan sebuah


rumusan yang mencakup 4 unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan :

1. Work hard (kerja keras)


2. Work smart (kerja cerdas)
3. Enthusiasm (kegairahan)
4. Service (pelayanan)
Sebelum memulai bisnis, perhatikan situasi lingkungan secara cermat.
Langkah pengamatan dengan cara menjawab pertanyaan barikut:

a. Apakah ada peluang usaha seperti yang diinginkan?


b. Apakah liku-liku bisnis yang akan di lakukan telah diketahui benar, mulai
dari cara mengawalinya, membuat, menjual, menyimpan, sampai cara
mendapatkan modal usaha?
c. Adakah pesaing dan calon pesaing di lapangan bisnis itu dan sejauh mana
para pesaing itu tidak dikenal?
d. Seberapa besarkah pasar yang hendak digarap?
e. Bila bisnis yang akan di kerjakan memerlukan pemasok, sudahkah
diketahui benar siapa yang bakal menjadi suplier dan apakah ada suplier
potensial lainnya?
f. Bila bisnis itu berupa barang sudahkan diketahui tehnik perbuatan barang
yang di maksud?
g. Seberapa banyak modal sudah di tangan atau bagaimana pula bila
memerlukan pinjaman untuk penambahan modal?
h. Bagaimana cara mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan?
i. Apakah sudah dapaat ditemukan dan ditentukan lokasi usahanya?
j. Apakah sudah dimengerti seluk beluk peralatan yang diperlukan?
k. Apakah sudah diketahui segala peraturan dan ketentuan yang menyangkut
bidang usaha, seperti UU gangguan, izin usaha, pajak resmi, kebersihan,
tata kota, dan sebagainya?

Daftar pertanyaan tersebut yang masih dapat ditambah atau dikurangi


sesuai dengan kebutuhan dan sifat usaha yang diinginkan sangat membantu
identifikasi peluang bisnis. Inti dari daftar pertanyaan itu adalah situasi
lingkungan usaha harus diperhatikan dengan seksama sebelum memtuskan
jenis usaha apa yang akan dikerjakan.

Dari hasil penelitian, terdapat berbagai cara dan sebab untuk memulai
usaha baru, diantaranya :

1. Faktor keluarga
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
3. Kerja sampingan (iseng)
4. Coba-coba
5. Terpaksa.

Tindakan mengidentifikasi sebuah peluang merupakan pekerjaan yang


sangat sulit. Yang harus diperhatikan sebelum memulai usaha adalah
pemilihan bidang usaha. Hal ini dilakukan agar kita mengenal seluk beluk
usaha dan mampu mengelolanya. Pemilihan bidang usaha disesuaikan dengan
beberapa faktor, diantaranya :

1. Minat dan bakat seseorang.

Minat atau bakat seseorang ada dan dapat timbul dari dalam diri
seseorang. Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam
dirinya. Karena ini merupakan salah satu faktor penentu dalam
menjalankan usaha.

2. Modal

Dalam arti luas modal berarti uang. Karena diperlukan sejumlah


uang untuk memulai usaha. Dalam arti sempit, modal berarti keahlian
seseorang. Dimana dengan keahlian, seseorang dapat bergabung dengan
mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.

3. Waktu

Yaitu masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya. Setiap


usaha memiliki waktu yang berbeda-beda, ada yang dalam jangka waktu
pendek, menengah, dan jangka panjang.

4. Laba

Yaitu jumlah keuntungan yang akan diperoleh dalam menjalankan


usaha baru.

5. Pengalaman

Pengalaman pribadi pengusaha atau pengalaman orang lain yang


telah berhasil dalam melakukan usaha. Dimana hal ini dapat dijadikan
pedoman untuk meminimalisir kesalahan.

Berikut ini peluang usaha yang dapat digeluti untuk pemula, terutama
untuk usaha kecil dan menengah :

1. Sektor kecantikan
2. Sektor keterampilan
3. Sektor konsultan
4. Sektor industri
5. Sektor tambang
6. Sektor kelautan
7. Sektor perikanan
8. Sektor agribisnis
9. Sektor perdagangan
10. Sektor pendidikan
11. Sektor percetakan
12. Sektor seni
13. Sektor kesehatan
14. Sektor pariwisata.

Berikut ini cara menganalisis peluang usaha :

1. Analisis peluang usaha berdasarkan jenis produk atau jasa:


a. Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa
atau bidang lainya.
b. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam
bentuk uang maupun barang atau mesin.
c. Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu
menekuni usaha yang sama.

Di samping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal


berikut:

a. Pengaruh lingkungan sekitar.


b. Banyak sedikitnya poermintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang
akan kita pilih.
c. Kecocokan antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.
d. Banyak sedikitnya pesaing.
e. Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan.

Contoh peluang usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat,


antara lain sebagai berikut :

a. Jasa servis
b. Jasa hiburan. Contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan
sebagainya.
c. Jasa transportasi. Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak
sekolah, rental mobil, dan sebagainya.
d. Jasa perantara. Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual
atau membeli barang, seperti tanah, rumah, sawah, kendaraan
bermotor dan mobil.
e. Jasa kesehatan. Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan,
dan kecantikan, seperti fitness, SPA, pijat refleksi, dan pengobatan
alternatif.
f. Jasa yang lain. Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga
kebersihan, penulisan atau pengetikan karya tulis, dan sebagainya.

Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini
dapat di kelompokkan menjadi seperti berikut :

a. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan dirumah. Contoh: alat


pemasak nasi sekaligus penyimpan dan pemanas nasi beserta sayur.
b. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan diluar rumah. Contoh:
tas multifungsi, yang bisa di pakai buat kerja, tetapi juga buat
membawa pakaian atau buat perjalanan, yang bisa dilipat atau
dimodifikasi dan lain sebagainya.
c. Produk lainnya yang dibutukan tanpa mengenal tempat. Contoh: air
dalam kemasan, mie instan, tas, dan sebagainya.

2. Analisis Peluang Usaha Berdasar Minat dan daya beli Konsumen


Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang
kita dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan
dengan cara :
a. Mengadakan pengamatan langsung ke pasar.
b. Melakukan wawancara.
c. Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen.

Cara kedua yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan
menggunakan produk kita. Hubungan antara minat, daya beli dan
kelangsungan usaha adalah dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Minat besar, daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin.


b. Minat besar, daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat.
c. Minat rendah, daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung.

Kesimpulan bahwa agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat
konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus :

a. Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku


dijual dengan harga bersaing.
b. Membuat desain yang baru dan harga terjangkau.
c. Membuat produk lebih cepat dan lebih murah.
d. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.
2.4 Sumber-Sumber Potensial Peluang

Menurut Zimmer dalam Suryana (2001), ide-ide yang berasal dari


wirausahawan dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan real di
pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi
peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai
potensial (peluang usaha), wirausahawan perlu mengidentifikasi dan
mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara:

1. Mengantisipasi banyaknya risiko yang dapat dieliminisasi melalui strategi


proaktif.
2. Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin.
3. Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Ada 3 risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:

1. Risiko pasar atau risiko persaingan, yang terjadi akibat adanya


ketidakpastian pasar, seperti faktor lingkungan, ekonomi,
teknologi,demografi, dan sosial politik.
2. Risiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya
biaya.
3. Risiko teknik, terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik.

Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kreativitas sering kali


muncul dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan barang-barang dan jasajasa
baru. Ide itu sendiri bukanlah peluang dan tidak akan muncul apabila
wirausahawan tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus-
menerus.

Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besarpeluang


tercipta ketika wirausahawan memiliki cara pandang baru terhadapide yang
lama. Terdapat beberapa cara agar ide dapat menjadi peluang, antara lain:

1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau


metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan
dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.

Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis real maka
wirausahawan harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara
terus-menerus. Proses penjaringan ide potensial menjadi produk dan jasa real
dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menciptakan produk baru dan berbeda

Ketika ide dimunculkan secara real, seperti dalam bentuk barang dan
jasa baru maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan
jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus
menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Oleh sebab itu,
wirausahawan harus mengetahui secara terperinci perilaku konsumen di
pasar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati perilaku
pasar.

a. Permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, baik dalam


jumlah dan mutunya.
b. Waktu permintaan dan penyerahan barang dan jasa.

2. Mengamati pintu peluang

Wirausahawan harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing,


misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru, dukungan
keuangan, dan keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan
pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan
mengamati kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal
barunya.

Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki


pesaing dan peluang yang dapat kita peroleh, didasarkan pada beberapa
pertanyaan penting, seperti berikut ini:

a. Pertanyaan untuk mengetahui teknik yang dimiliki pesaing dalam


pengembangan produk.
1) Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam
pengembangan produk jika dibandingkan dengan yang
wirausahawan miliki?
2) Bagaimana reputasi (track record) pesaing untuk mencapai sukses
dalam pengembangan produk?
b. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing
tentang kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki.
1) Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan
investasi?
2) Keunggulan pasar apa yang dimiliki pesaing?
c. Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak.
1) Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar
dapat mendahului pesaing?
2) Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan
cukup untuk membawa produk ke pasar yang sedang dikuasai
pesaing?
3) Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk
menguasai serangan pesaing.

Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001) beberapa keadaan


yang dapat menciptakan peluang adalah sebagai berikut.

a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
b. Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik
harus dipertimbangkan sebelumnya.
c. Keadaan di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan
strategi produknya.
d. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan
posisi pasarnya.
e. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas
produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang
dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita
keluarkan lebih efisien dari biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

4. Menaksir biaya awal

Berapa biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru, dari mana
sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk
operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya?

5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi

Risiko yang harus diperhitungkan terdiri atas risiko teknik, risiko


finansial, dan risiko pesaing.
a. Risiko teknik, berhubungan dengan proses pengembangan produk
yang cocok dengan yang diharapkan dan sesuai dengan kapabilitas
serta karakteristiknya sehingga produk tersebut dapat diterima pasar.
b. Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat
ketidakcukupan finansial baik pada saat pengembangan produk baru
maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan dalam
memberikan dukungan biaya produk baru.
c. Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk
mempertahankan posisinya di pasar. Risiko pesaing terdiri atas:
1) kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk antara yangn
dikembangkan wirausahawan dengan yang dikembangkan
pesaing;
2) tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan
produknya;
3) seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan
produk baru dan produk yang dilempar ke pasar;
4) apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-
serangan pesaing?

2.5 Faktor Penyebab Kegagalan Usaha/Bisnis Baru

Kegagalan dalam memilih peluang usaha/bisnis baru biasanya disebabkan


oleh:

1. Kurangnya obyektivitas
2. Kurangnya kedekatan dengan pasar
3. Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
4. Diabaikannya kebutuhan finansial
5. Kurangnya diferensiasi produk
6. Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai

2.6 Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha/Bisnis Baru

Adapun faktor-faktor penunjang kesuksesan usaha/bisnis baru meliputi:

1. Superioritas atau kualitas produk dalam hal fitur, manfaat, keunikan,


corak atau model, dan sebagainya.
2. Keunggulan ekonomis bagi konsumen, berupa value for money.
3. Sinergi antara produk baru dan perusahaan secara keseluruhan,
terutama dalam hal pemanfaatan ketrampilan pemasaran, keterampilan
manajerial, dan pengetahuan bisnis yang telah mapan.
4. Kompatibilitas teknologi dengan kapabilitas riset dan pengembangan,
rekayasa, dan produksi perusahaan.
5. Familiaritas bagi perusahaan.
6. Kebutuhan, pertumbuhan dan ukuran pasar yang mencerminkan
peluang pasar.
7. Situasi persaingan.
8. Jenis peluang yang tersedia, yaitu apakah produk baru tersebut
memiliki pasar yang telah mapan ataukah benar-benar produk inovatif
yang pasarnya juga belum berkembang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identifikasi peluang usaha/bisnis adalah pengenalan pengetahuan


seseorang tentang peluang-peluang usaha/bisnis, baik usaha yang ada di
sekitarnya maupun yang ada diluar daerahnya ataupun usaha yang sudah di
ketahui sampai yang belum diketahui.

Para wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan


baru tersebut adalah: Konsumen, Perusahaan yang sudah ada, Saluran
distribusi, Pemerintah dan Penelitian dan pengembangan.

Pemilihan bidang usaha/bisnis disesuaikan dengan beberapa faktor,


diantaranya : Minat dan bakat seseorang, Modal, Waktu, Laba dan
Pengalaman. Mengamati pintu peluang

Proses penjaringan ide potensial menjadi produk dan jasa real dapat
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: Menciptakan produk baru
dan berbeda dan Menciptakan produk baru dan berbeda.

3.2 Saran

Diharapkan dengan mempelajari Kewirausahaan dalam kebidanan tentang


Identifikasi Peluang Bisnis. Bagi mahasiswa dapat lebih memahami tentang
Kewirausahaan dalam kebidanan, khususnya cara mengidentifikasi peluang
bisnis. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat menerapkan cara
mengidentifikasi peluang bisnis ini dimanapun berada sesuai dengan apa yang
telah dipelajari dipendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Dony. 2011. Pengetrian Identifikasi Peluang Usaha.


http://donyahmad28.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-identifikasi-peluang-
usaha.html (Diakses tanggal 6 November 2020)

Ilahi, Pajar. 2012. Menganalisis Peluang Usaha.


http://pajarilahi94.blogspot.co.id/2012/03/menganalisis-peluang-usaha.html
(Diakses tanggal 6 November 2020)

Ibid. Kasmir, hlm. 44-47

Kasmir. 2013. Kewirausahaan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm. 38

Mubarok, Husni. 2010. Pengantar Bisnis. Nora Media Enterprise, Kudus. Hlm.


98-99

Sakwati, Monalisa. 2011. Identifikasi Peluang dalam Wirausaha.


http://monaliasakwati.blogspot.co.id/2011/12/identifikasi-peluang-dalam-
wirausaha.html (Diakses tanggal 6 November 2020)

Sukhron, Ahmad. 2017. Identifikasi Dan Analisis Peluang Usaha Baru.


https://ahmadsukhron28.blogspot.com/2017/10/identifikasi-dan-analisis-
peluang-usaha.html (Diakses tanggal 29 Oktober 2020)

Winardi. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship. Prenada Media, Jakarta Timur.


Hlm. 160

Anda mungkin juga menyukai