Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Resiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang
terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-
hari. Resiko dapat besifat pasti maupun tidak pasti yang bisa dikalkulasikan
secara kuantitatif. Kunci untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan
dihadapi adalah seberapa besar kita mandapatkan informasi.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk
meraih kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah
orang yang lebih menyukai hal-hal yang menantang untuk lebih mencapai
kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif
wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil, mereka
menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena
bagi mereka tidak ada tantangan. Dalam pengambilan resiko para wirausaha
selalu memperhitungkan matang-matang keputusan yang akan diambil.
Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin
besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan
dalam mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap pula mencoba
apa yang menurut orang lain penuh dengan resiko. Yang membedakan seorang
wirausaha dengan yang lainnya adalah kesiapan dalam pengambilan resiko.
Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman
dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang
lebih rendah. Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan sebagai tantangan
untuk mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan kita
gagal. Secara umum, konsep resiko selalu dikaitkan dengan adanya suatu
tingkat ketidakpastian pada masa yang akan datang. Secara spesifik, resiko
didefinisikan sebagai adanya konsekuensi, sebagai dampak adanya

1
ketidakpastian, yang memunculkan dampak yang menguntungkan tidak
dianggap sebagai resiko. Konsekuensi positif ini dianggap sebagai keuntungan
yang diharapkan.
Resiko akan selalu ada dalam kehidupan usaha sehari-hari. Intensitas
resiko akan semakin meningkat manakala kita melakukan kegiatan bisnis. Jika
ingin mendapatkan hasil/keuntungan yang besar, maka resiko yang dihadapi
pun besar juga (high risk, high return). Oleh karenanya, seorang wirausaha
tidak dapat dilepaskan dengan bagaimana seorang wirausaha melakukan
pengambilan resiko untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Bentuk resiko usaha dapat berupa kerugian finansial dan pengalaman
buruk. Dari resiko usaha ini, seorang wirausahawan dapat memperbaiki
dengan cara belajar lagi dengan cara yang baru, gigih, ulet, dan bekerja keras
agar dapat meraih keberhasilan. Adapun karakteristik resiko yaitu sesuatu
ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa sehingga menimbulkan
kerugian. Resiko selalu terjadi apabila keputusan yang diambil menggunakan
kriteria peluang atau kriteria ketidakpastian.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Yang dimaksud dengan Pengambilan Resiko?
2. Apa Dasar Pemilihan Alternatif?
3. Langkah-Langkah apa saja dalam menaksir Resiko?
4. Apa saja Jenis-Jenis Resiko?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian Pengambilan Resiko
2. Untuk mengetahui dasar pemilihan alternatif
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menaksir resiko.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis resiko.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGAMBILAN RESIKO


Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka
usahanya sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Menurut KBBI, wirausahawan merupakan orang yang pandai atau berbakat

2
mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun
operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya,
serta memasarkannya. Seorang wirausaha harus mampu menciptkan sesuatu
yang berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk
meraih kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha
adalah orang yang lebih menyukai hal-hal yang menantang untuk lebih
mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut
perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil
menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah
karena bagi mereka tidak ada tantangan.
Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan
matang-matang keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan
erat dengan kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri
sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan
keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut orang lain
penuh dengan resiko.
Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah
kesiapan dalam pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada
dalam titik yang aman dan nyaman dengan tidak mengambil hal yang
beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah. Berbeda dengan
wirausaha, resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan,
bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal.
Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka
tidak takut mati. Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi
olah raga yang penuh dengan resiko dan tantangan, seperti balap motor di
jalan raya, balap mobil milik orang tuanya. Tetapi, contoh-contoh tersebut
dalam arti negatif. Olahraga beresiko yang positif ialah panjat tebing,
mendaki gunung, arum jeram, karate atau olah raga bela diri dan sebagainya.

3
Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga
penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang
tidak laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dilakukan
dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat
pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak
lupa berlindung kepada-Nya.
Pengertian Resiko menurut para ahli dapat dilihat pada uraian
berikut :
1. Arthur Williams dan Richard, M H
Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
periode terentu.
2. Abas Salim
Resiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian.
3. Soekarto
Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
4. Herman Darmawi
Resiko adalah penyebaran penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan.
Kesimpulannya :
Resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya
keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi
kebanyakan orang tidak menginginkannya.
Ada 2 karakteristik resiko :
1. Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
2. Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian

Ada beberapa penyebab kegagalan usaha :


 Perencanaan yang kurang matang
 Kurangnya modal
 Bakat yang tidak cocok
 Kurang pengalaman
 Lemahnya pemasaran

4
 Tidak mempunyai semangat berwirausaha
 Tidak mempunyai etos kerja yang tinggi

2.1.1 TAHAP PERENCANAAN RESIKO


1) Kenali Sumber Resiko
a. Mengidentifikasi sebanyak mungkin sumber resiko
b. Membentuk tim kerja
c. Adakan pembahasan dengan sumbang saran
d. Pertimbangkan hati-hati susunan tim yang wajar agar
pembahasan lebih efektif
e. Sumber potensial dikelola
f. Carilah seseorang yang terampil menemukan apa-apa

2) Hindari Resiko
Hal-hal yang dapat mencegah sumber resiko secara potensial antara
lain :
a. Pertimbangkan bagaimana potensi resiko dapat dibicarakan
b. Gunakan tenaga ahli untuk pembicaraan
c. Carilah pengalaman baru dalam menangani masalah
d. Pertimbangkan bagaimana resiko dapat dipindahkan
e. Berilah imbalan kepada para ahli yang membantu memecahkan
masalah

3) Kendalikan Manajemen
Pengendalian yang baik diperlukan dalam kasus apapun dan
pimpinan bersama staf harus memonitor kemajuan teknik proyek
setiap waktu untuk menemukan masalah sedini mungkin, sehingga
dapat mengadakan perbaikan.

4) Asuransikan beberapa resiko misalnya kegagalan pemasok dan


kerusakan pada peralatan kritis.
Kelayakan produk atau asuransi jaminan profesi atau garansi
pemerintah yang dapat dipakai untuk mengurangi finansial exposure
akibat ulah pelanggan yang ada di negara lain.

5
5) Resiko yang tertinggal
Kemungkinan resiko yang dulu terjadi lagi, tindakan ini berupa
mengubah ruang lingkup proyek atau memodifikasi sasarannya.

6) Perencanaan Skenario
Teknik ini dilakukan dengan melihat bahaya yang mungkin terjadi
atau skenario alternative dari faktor yang menyebabkan
ketidakpastian. Setelah itu lalu merencanakan setiap skenario
dilakukan secara mendetail.

2.1.2 MACAM-MACAM RESIKO


Secara umum / garis besarnya ada bermacam – macam resiko
dalam usaha dan upaya untuk menghindari / memperkecil resiko, antara
lain :

1. Resiko teknis
Resiko ini terjadi akibat kekurang-mampuan
wirausahawan / manajer dalam mengambil keputusan. Faktor
penyebabnya adalah :
- Biaya produksi yang tinggi ( inefisien )
- Pemakaian SDM yang tidak seimbang ( tenaga kerja terlalu
banyak )
- Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang cermat
- Terjadi pencurian akibat pengawasan yang kurang baik
- Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak
- Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga
produktifitas kerja yang menurun
- Perencanaan dan desian yang salah sehingga sulit
dioperasionalkannya.
Upaya untuk mengatasi/menghindari resiko tersebut di atas :
a. Manajer atau wirausahawan menambah pengetahuan tentang :

6
- Keterampilan teknis, terutama yang berkaitan dengan
proses produksi yang dihasilkan. Misalnya yang semula
dengan teknologi tradisional diganti dengan teknologi tepat
guna / modern.
- Keterampilan mengorganisasi yaitu kemampuan meramu
yang tepat dari faktor produksi dalam usaha mencakup
SDM, SDA, modal. Ibarat membuat kue, bagaimana agar
rasanya enak, murah dan disenangi pembeli.
- Keterampilan memimpin yaitu kemampuan untuk mencapai
tujuan usaha dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua
orang yang ada pada organisasi. Untuk itu setiap pimpinan
dituntut membuat konsep kerja yang baik.
b. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang
meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi SDM,
strategi operasional, strategi pemasaran, strategi penelitian dan
pengembangan.
c. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan
konsekuensi setiap saat harus membayar premi yang
merupakan pengeluaran tetap.
2. Resiko Pasar
Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau
tidak laku di pasaran. Faktor penyebabnya adalah :
- Kesalahan dalam mengidentifikasi pasar
- Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan pelangan dalam pasar
yang dipilih
- Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar
- Kesalahan dalam memperhitungkan secara makro
- Kegagalan dalam memprediksi siklus pasar
Upaya yang ditempuh adalah :
- Mengadakan inovasi yaitu membuat desain baru dari produk
yang disenangi calon pembeli. Misalnya budidaya lele dumbo.
- Mengadakan penelitian pasar dan memperoleh informasi pasar
secara berkesinambungan.
3. Resiko Kredit.

7
Resiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak membayar
sesuai waktu yang telah disepakati. Faktor penyebabnya adalah :
- Pinjaman sering terjadi produsen menaruh produknya terlebih
dahulu dan dibayar kemudian
- Debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal
akibatnya timbul kredit macet.
Upaya yang ditempuh adalah :
a. Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat
sebagai berikut :
- Dapat dipercaya yaitu watak dan reputasinya
- Kemampuan untuk membayar, hal ini dapat dilihat dari
kemampuan / hasil yang diperoleh dari usahanya.
- Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha
sehingga merupakan net personal assets.
- Keadaan usahanya selama ini apakah menunjukkan trend
naik atau turun.
b. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil
mengevaluasi kredibilitas debitor.
c. Memperlihatkan pengelolaan dana debitor apabila yang
bersangkutan memiliki perusahaan.

4. Resiko Alam
Resiko ini di luar pengetahuan / jangkauan manusia, misalnya
gempa bumi, banjir, angin topan, kemarau panjang. Kemungkinan
– kemungkinan bertahannya seorang wirausahawan tetap hidup
dalam menghadapi resiko terburuk antara lain :
a. Memperbaiki usaha : Memperbaiki tampilan, mengganti nama,
mengganti personil, melengkapi alat–alat, mengganti strategi
pemasaran, memperbaiki cara produksi / cara kerja, dsb.
b. Melakukan alih usaha : Berpindah dari usaha satu ke usaha
lainnya yang memungkinkan, misalnya dari bengkel umum ke
bengkel khusus, pabrik bata ke pabrik genteng, produksi tahu
ke susu kedelai, warung bakso ke warung makan, penerbit ke
percetakan, dsb.

8
c. Pindah alamat : Bisa jadi suatu usaha tidak / kurang berhasil
karena faktor tempat yang kurang strategis, atau karena di
dekatnya ada usaha sejenis yang lebih besar.
d. Mencari investor untuk berinvestasi : Mencari orang yang
memiliki dana untuk menginvestasikan uangnya dengan
kompensasi tertentu, misalnya dengan bagi hasil.
e. Meminta pihak lain untuk mengakuisisi : Meminta pihak lain
untuk membeli sebagian besar saham dengan konsekuensi
otoritas pengendalian usaha akan beralih kepihak lain.

2.2 DASAR PEMILIHAN ALTERNATIF


Resiko dan Wirausahawan selalu berhubungan. Dalam memulai usaha
selalu ada bentuk ketidakpastian tentang masa depan yang akan dihadapi
seorang wirausahawan. Dalam menghadapi ketidakpastian akan masa depan,
maka manajerial perlu memikirkan apa saja kemungkinan yang mungkin
terjadi. Kemungkinan-kemungkinan ini yang dapat membantu manajerial
dalam membuat keputusan. Membuat keputusan merupakan suatu proses
memilih alternatif tertentu dari berbagai alternatif yang ada. Pedoman
membuat keputusan, kuncinya adalah :
1) Temukan fakta-fakta dari persoalan
2) Identifikasi bidang manakah yang tidak sesuai dengan fakta
3) Keberanian dan antusiasme sangat diperlukan
4) Bersedia mengambil tindakan agresif dalam menerapkan keputusan
5) Mengambil resiko yang sedang jika terdapat ketidakpastian besar
6) Meneruskan sesuatu yang telah berhasil di masa lampau
7) Jauhi keputusan yang akan mengubah secara drastis susunan organisasi
yang sekarang
8) Keputusan perlu diuji coba

Adapun dalam membuat keputusan, manajemen perlu mengetahui


faktor dan pertimbangan membuat keputusan, yakni :
1) Ukuran dan kompleksitas bisnis

9
2) Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis
3) Fasilitas jasa yang tersedia di daerah untuk berbagai instalasi sistem
4) Kualitas dan kuantitas dari staf yang tersedia untuk berbagai jenis sistem
dan fasilitas latihan
5) Jumlah transaksi yang harus diproses
6) Faktor-faktor kemajuan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi kunci


keberhasilan dalam manajemen bisnis. Dalam proses pembuatan keputusan,
keragu-raguan dan ketidaksetujuan masih diperlukan, karena ada manfaatnya
untuk :
1) Merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban benar atas
masalah
2) Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang lebih
baik
3) Memungkinkan penerimaan bersama, terhadap keputusan yang diambil

Agar wirausahawan mampu membuat keputusan yang efektif dan


efisien, ia harus memiliki : keterampilan dalam kepemimpinan, keterampilan
dan manajerial, dan keterampilan dalam bergaul.

2.3 LANGKAH-LANGKAH DALAM MENAKSIR RESIKO


Manajemen resiko dibuat guna untuk melindungi suatu perusahaan
atau organisasi yang juga mencakup karyawan, properti, reputasi dan lainnya
dari sebuah bahaya yang sewaktu – waktu dapat terjadi. Dapat kita ketahui
bahwa tidak semua resiko dapat dihilangkan atau dihindari, oleh karena itu
diperlukan tindakan – tindakan pencegahan atau tindakan untuk menghadapi
resiko yang telah teridentifikasi tersebut. Dalam artikel ini akan dijelaskan
beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses manajemen resiko
untuk membantu organisasi merancang dan mengimplementasikan rencana

10
manajemen resiko yang efektif dan proaktif. Berikut adalah langkah –
langkah yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Risk Identification
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi
kemungkinan resiko yang dapat terjadi pada organisasi atau perusahaan.
Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh
organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial,
hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Resiko dari
setiap aspek akan diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing
agar mempermudah proses selanjutnya.
2. Risk Assessment
Setelah resiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi
tersebut, selanjutnya akan dinilai potensi keparahan kerugian dan
kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan individu
disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap resiko – resiko
yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap resiko berada pada
prioritas yang tepat.
3. Risk Response
Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah –
langkah pengelolaan resiko. Tantangan bagi manajer resiko adalah untuk
menentukan portofolio yang tepat untuk membentuk sebuah strategi yang
terintegrasi sehingga resiko dapat dihadapi dengan baik. Tanggapan
resiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
4. Risk Avoidance
Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat
menyebabkan resiko terjadi.
5. Risk Reduction
Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak
atau keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal
perusahaan/organisasi
6. Risk Sharing or Transfer

11
Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa resiko melalui
asuransi, outsourcing atau hedging.
7. Risk Acceptence
Tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi resiko,
melainkan menerima resiko tersebut terjadi.

8. Create a Risk Management Plan


Membuat penanggulangan resiko yang tepat untuk setiap masing –
masing kategori resiko. Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level
manajemen yang sesuai, berikut adalah contoh tabel manajemen resiko:
9. Implementation
Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk
mengurangi atau menanggulangi pengaruh dari setiap resiko yang ada.
10. Evaluate and Review
Perencanaan yang telah direncanakan di awal tidak akan
seluruhnya dapat berjalan dengan lancar. Perubahan keadaan atau
lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya akan menyebabkan
perubahan rencana manajemen resiko yang telah dibuat, oleh karena itu
perlu dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi resiko yang
akan mungkin terjadi.

2.4 JENIS – JENIS RESIKO


Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian dan ketatnya persaingan
usaha, kita tidak mungkin menghindari resiko. Salah satu cara yang efektif
dan efesien dalam menghadapi resiko adalah dengan negenali jenis-jenis
resiko itu sendiri.
Jenis-jenis resiko yang sering terjadi dalam dunia usaha dan
berwirausaha adalah sebagai berikut :
1) Menurut sifat, dibedakan :
a. Resiko Murni

12
Yaitu resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan
terjadinya tanpa sengaja. Misal: kebakaran. bencana alam, pencurian
dan sebagainya.
b. Resiko Spekulatif
Yaitu resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar
memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misalnya : utang
piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya
c. Resiko Fundamental
Yaitu resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal: banjir, angin
topan, dan sebagainya.

2) Menurut sumber / penyebab timbulnya, dibedakan menjadi :


a. Resiko Intern / Internal :
Yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri seperti :
 Ketidaktahuan
 Kesalahan manuasiawi
 Kurang pengalaman
 Kurang pelatihan
 Kegagalan tim untuk bekerjasama secara efektif
 Kekurangan sumber daya
 Teknologi tidak dikenal
b. Resiko Ekstern/ Eksternal :
Yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti :
 Kegiatan pemasok yang berakibat kegagalan, perubahan
spesifikasi produk
 Kegiatan pesaing / adanya saingan usaha yang sama
 Tingkah laku pelanggan (perubahan permintaan, perubahan
persepsi)
 Terjadi perubahan politik (UU yang mempengaruhi produk/
pelanggan)
 Kekuatan alam
3) Menurut dapat tidaknya resiko dialihkan kepada pihak lain, dibedakan:
- Resiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan
mempertanggungkan suatu obyek yang akan terkena resiko pada
perusahaan asuransi

13
- Resiko yang tidak dialihkan pada pihak lain

4) Menurut kejadian ( yang mungkin terjadi ) dibedakan menjadi :


a. Perubahan permintaan
Suatu keadaan yang bisa terjadi karena perubahan ekonomi,modal,
selera konsumen yang mengakibatkan terjadinya penurunan
permintaan. Contohnya :
- Perubahan ekonomi : utang piutang, perdagangan berjangka
- Perubahan model : pakaian, sepatu, alat komunikasi
- Perubahan selera konsumen : jasa salon,foto copy,catering
b. Perubahan konjungtur.
Perubahan kondisi ekonomi yang tidak menentu sehingga
mempengaruhi keadaan usaha. Contoh:
- Pengaruh insflasi
- Pengaruh eksport / import
- Pengaruh bencana alam
c. Persaingan.
Situasi dimana antar wirausaha melakukan usaha yang sejenis/sama.
Penggunaan alat modern yang mempengaruhi hasil produksi antara
lain kualitas barang, harga jual produk, penghematan tenaga. Contoh :
- Penemuan baru : tehnik produksi,variasi,peralatan produksi
- Kondisi perdagangan : sehat atau tidaknya mempengaruhi
kelancaran keuangan , selera konsumen
- Pengaruh musim : musim dingin, musim kemarau, musim hujan
d. Perkembangan IPTEK
Perubahan teknologi tepat guna. Contoh : HP, Internet, Fax
e. Perubahan peraturan
Contoh : aturan hukum, aturan pendidikan, aturan lalu lintas, aturan
administrasi pemerintah
f. Bencana alam
Contoh : banjir, gempa, angin topan.

BAB III
PENUTUP

14
3.1 KESIMPULAN
Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian dan ketatnya persaingan
usaha, kita tidak mungkin menghindari resiko. Salah satu cara yang efektif
dan efesien dalam menghadapi resiko adalah dengan negenali jenis-jenis
resiko itu sendiri.
Di dalam berwirausaha kita harus memperhatikan faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya resiko usaha. Seorang wirausahawan perlu
mengindentifikasi resiko agar meminimalkan dampak yang terjadi nantinya.

3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan mengambil resiko usaha tersebut diatas,
maka dapat disarankan sebagai berikut :
 Tentukan tujuan dan sasaran ketika menghadapi suatu permasalahan.
 Carilah kemungkinan adanya alternatif lain dari resiko yang akan terjadi.
 Pikirkan resiko lain yang bisa muncul berdasarkan tabel perbandingan
sebab akibat.
 Kumpulkan semua informasi yang bisa diperoleh sebagai bahan
pertimbangan.
 Tanya terlebih dahulu kepada pakar atau ahli tentang hal ini sebelum
mengambil keputusan.
 Putuskan dan yakinlah bahwa rencana telah tersusun dengan sangat baik.
.

DAFTAR PUSTAKA

15
1. http://asdarft.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kewirausahaan-mengambil-
resiko.html
2. https://www.scribd.com/document/322403060/Makalah-Berani-
Mengambil-Resiko-Dalam-Perusahaan

3. http://lastrinadita.blogspot.com/2015/10/modul-kewirausahaan-
pengambilan-resiko.html

4. Djohanputro,Bramantyo.2008.manajemen Resiko koporat.Jakarta: ppm.

5. Fakultas pshiologi unika utama jaya.2010.mengambil resiko usaha.jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai