PENDAHULUAN
1
ketidakpastian, yang memunculkan dampak yang menguntungkan tidak
dianggap sebagai resiko. Konsekuensi positif ini dianggap sebagai keuntungan
yang diharapkan.
Resiko akan selalu ada dalam kehidupan usaha sehari-hari. Intensitas
resiko akan semakin meningkat manakala kita melakukan kegiatan bisnis. Jika
ingin mendapatkan hasil/keuntungan yang besar, maka resiko yang dihadapi
pun besar juga (high risk, high return). Oleh karenanya, seorang wirausaha
tidak dapat dilepaskan dengan bagaimana seorang wirausaha melakukan
pengambilan resiko untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Bentuk resiko usaha dapat berupa kerugian finansial dan pengalaman
buruk. Dari resiko usaha ini, seorang wirausahawan dapat memperbaiki
dengan cara belajar lagi dengan cara yang baru, gigih, ulet, dan bekerja keras
agar dapat meraih keberhasilan. Adapun karakteristik resiko yaitu sesuatu
ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa sehingga menimbulkan
kerugian. Resiko selalu terjadi apabila keputusan yang diambil menggunakan
kriteria peluang atau kriteria ketidakpastian.
1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian Pengambilan Resiko
2. Untuk mengetahui dasar pemilihan alternatif
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menaksir resiko.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis resiko.
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun
operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya,
serta memasarkannya. Seorang wirausaha harus mampu menciptkan sesuatu
yang berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk
meraih kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha
adalah orang yang lebih menyukai hal-hal yang menantang untuk lebih
mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut
perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil
menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah
karena bagi mereka tidak ada tantangan.
Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan
matang-matang keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan
erat dengan kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri
sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan
keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut orang lain
penuh dengan resiko.
Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah
kesiapan dalam pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada
dalam titik yang aman dan nyaman dengan tidak mengambil hal yang
beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah. Berbeda dengan
wirausaha, resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan,
bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal.
Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka
tidak takut mati. Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi
olah raga yang penuh dengan resiko dan tantangan, seperti balap motor di
jalan raya, balap mobil milik orang tuanya. Tetapi, contoh-contoh tersebut
dalam arti negatif. Olahraga beresiko yang positif ialah panjat tebing,
mendaki gunung, arum jeram, karate atau olah raga bela diri dan sebagainya.
3
Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga
penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang
tidak laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dilakukan
dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat
pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak
lupa berlindung kepada-Nya.
Pengertian Resiko menurut para ahli dapat dilihat pada uraian
berikut :
1. Arthur Williams dan Richard, M H
Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
periode terentu.
2. Abas Salim
Resiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian.
3. Soekarto
Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
4. Herman Darmawi
Resiko adalah penyebaran penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan.
Kesimpulannya :
Resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya
keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi
kebanyakan orang tidak menginginkannya.
Ada 2 karakteristik resiko :
1. Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
2. Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian
4
Tidak mempunyai semangat berwirausaha
Tidak mempunyai etos kerja yang tinggi
2) Hindari Resiko
Hal-hal yang dapat mencegah sumber resiko secara potensial antara
lain :
a. Pertimbangkan bagaimana potensi resiko dapat dibicarakan
b. Gunakan tenaga ahli untuk pembicaraan
c. Carilah pengalaman baru dalam menangani masalah
d. Pertimbangkan bagaimana resiko dapat dipindahkan
e. Berilah imbalan kepada para ahli yang membantu memecahkan
masalah
3) Kendalikan Manajemen
Pengendalian yang baik diperlukan dalam kasus apapun dan
pimpinan bersama staf harus memonitor kemajuan teknik proyek
setiap waktu untuk menemukan masalah sedini mungkin, sehingga
dapat mengadakan perbaikan.
5
5) Resiko yang tertinggal
Kemungkinan resiko yang dulu terjadi lagi, tindakan ini berupa
mengubah ruang lingkup proyek atau memodifikasi sasarannya.
6) Perencanaan Skenario
Teknik ini dilakukan dengan melihat bahaya yang mungkin terjadi
atau skenario alternative dari faktor yang menyebabkan
ketidakpastian. Setelah itu lalu merencanakan setiap skenario
dilakukan secara mendetail.
1. Resiko teknis
Resiko ini terjadi akibat kekurang-mampuan
wirausahawan / manajer dalam mengambil keputusan. Faktor
penyebabnya adalah :
- Biaya produksi yang tinggi ( inefisien )
- Pemakaian SDM yang tidak seimbang ( tenaga kerja terlalu
banyak )
- Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang cermat
- Terjadi pencurian akibat pengawasan yang kurang baik
- Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak
- Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga
produktifitas kerja yang menurun
- Perencanaan dan desian yang salah sehingga sulit
dioperasionalkannya.
Upaya untuk mengatasi/menghindari resiko tersebut di atas :
a. Manajer atau wirausahawan menambah pengetahuan tentang :
6
- Keterampilan teknis, terutama yang berkaitan dengan
proses produksi yang dihasilkan. Misalnya yang semula
dengan teknologi tradisional diganti dengan teknologi tepat
guna / modern.
- Keterampilan mengorganisasi yaitu kemampuan meramu
yang tepat dari faktor produksi dalam usaha mencakup
SDM, SDA, modal. Ibarat membuat kue, bagaimana agar
rasanya enak, murah dan disenangi pembeli.
- Keterampilan memimpin yaitu kemampuan untuk mencapai
tujuan usaha dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua
orang yang ada pada organisasi. Untuk itu setiap pimpinan
dituntut membuat konsep kerja yang baik.
b. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang
meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi SDM,
strategi operasional, strategi pemasaran, strategi penelitian dan
pengembangan.
c. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan
konsekuensi setiap saat harus membayar premi yang
merupakan pengeluaran tetap.
2. Resiko Pasar
Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau
tidak laku di pasaran. Faktor penyebabnya adalah :
- Kesalahan dalam mengidentifikasi pasar
- Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan pelangan dalam pasar
yang dipilih
- Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar
- Kesalahan dalam memperhitungkan secara makro
- Kegagalan dalam memprediksi siklus pasar
Upaya yang ditempuh adalah :
- Mengadakan inovasi yaitu membuat desain baru dari produk
yang disenangi calon pembeli. Misalnya budidaya lele dumbo.
- Mengadakan penelitian pasar dan memperoleh informasi pasar
secara berkesinambungan.
3. Resiko Kredit.
7
Resiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak membayar
sesuai waktu yang telah disepakati. Faktor penyebabnya adalah :
- Pinjaman sering terjadi produsen menaruh produknya terlebih
dahulu dan dibayar kemudian
- Debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal
akibatnya timbul kredit macet.
Upaya yang ditempuh adalah :
a. Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat
sebagai berikut :
- Dapat dipercaya yaitu watak dan reputasinya
- Kemampuan untuk membayar, hal ini dapat dilihat dari
kemampuan / hasil yang diperoleh dari usahanya.
- Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha
sehingga merupakan net personal assets.
- Keadaan usahanya selama ini apakah menunjukkan trend
naik atau turun.
b. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil
mengevaluasi kredibilitas debitor.
c. Memperlihatkan pengelolaan dana debitor apabila yang
bersangkutan memiliki perusahaan.
4. Resiko Alam
Resiko ini di luar pengetahuan / jangkauan manusia, misalnya
gempa bumi, banjir, angin topan, kemarau panjang. Kemungkinan
– kemungkinan bertahannya seorang wirausahawan tetap hidup
dalam menghadapi resiko terburuk antara lain :
a. Memperbaiki usaha : Memperbaiki tampilan, mengganti nama,
mengganti personil, melengkapi alat–alat, mengganti strategi
pemasaran, memperbaiki cara produksi / cara kerja, dsb.
b. Melakukan alih usaha : Berpindah dari usaha satu ke usaha
lainnya yang memungkinkan, misalnya dari bengkel umum ke
bengkel khusus, pabrik bata ke pabrik genteng, produksi tahu
ke susu kedelai, warung bakso ke warung makan, penerbit ke
percetakan, dsb.
8
c. Pindah alamat : Bisa jadi suatu usaha tidak / kurang berhasil
karena faktor tempat yang kurang strategis, atau karena di
dekatnya ada usaha sejenis yang lebih besar.
d. Mencari investor untuk berinvestasi : Mencari orang yang
memiliki dana untuk menginvestasikan uangnya dengan
kompensasi tertentu, misalnya dengan bagi hasil.
e. Meminta pihak lain untuk mengakuisisi : Meminta pihak lain
untuk membeli sebagian besar saham dengan konsekuensi
otoritas pengendalian usaha akan beralih kepihak lain.
9
2) Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis
3) Fasilitas jasa yang tersedia di daerah untuk berbagai instalasi sistem
4) Kualitas dan kuantitas dari staf yang tersedia untuk berbagai jenis sistem
dan fasilitas latihan
5) Jumlah transaksi yang harus diproses
6) Faktor-faktor kemajuan
10
manajemen resiko yang efektif dan proaktif. Berikut adalah langkah –
langkah yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Risk Identification
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi
kemungkinan resiko yang dapat terjadi pada organisasi atau perusahaan.
Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi oleh
organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial,
hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Resiko dari
setiap aspek akan diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing
agar mempermudah proses selanjutnya.
2. Risk Assessment
Setelah resiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi
tersebut, selanjutnya akan dinilai potensi keparahan kerugian dan
kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan individu
disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap resiko – resiko
yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap resiko berada pada
prioritas yang tepat.
3. Risk Response
Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah –
langkah pengelolaan resiko. Tantangan bagi manajer resiko adalah untuk
menentukan portofolio yang tepat untuk membentuk sebuah strategi yang
terintegrasi sehingga resiko dapat dihadapi dengan baik. Tanggapan
resiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
4. Risk Avoidance
Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat
menyebabkan resiko terjadi.
5. Risk Reduction
Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak
atau keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal
perusahaan/organisasi
6. Risk Sharing or Transfer
11
Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa resiko melalui
asuransi, outsourcing atau hedging.
7. Risk Acceptence
Tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi resiko,
melainkan menerima resiko tersebut terjadi.
12
Yaitu resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan
terjadinya tanpa sengaja. Misal: kebakaran. bencana alam, pencurian
dan sebagainya.
b. Resiko Spekulatif
Yaitu resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar
memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misalnya : utang
piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya
c. Resiko Fundamental
Yaitu resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal: banjir, angin
topan, dan sebagainya.
13
- Resiko yang tidak dialihkan pada pihak lain
BAB III
PENUTUP
14
3.1 KESIMPULAN
Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian dan ketatnya persaingan
usaha, kita tidak mungkin menghindari resiko. Salah satu cara yang efektif
dan efesien dalam menghadapi resiko adalah dengan negenali jenis-jenis
resiko itu sendiri.
Di dalam berwirausaha kita harus memperhatikan faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya resiko usaha. Seorang wirausahawan perlu
mengindentifikasi resiko agar meminimalkan dampak yang terjadi nantinya.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan mengambil resiko usaha tersebut diatas,
maka dapat disarankan sebagai berikut :
Tentukan tujuan dan sasaran ketika menghadapi suatu permasalahan.
Carilah kemungkinan adanya alternatif lain dari resiko yang akan terjadi.
Pikirkan resiko lain yang bisa muncul berdasarkan tabel perbandingan
sebab akibat.
Kumpulkan semua informasi yang bisa diperoleh sebagai bahan
pertimbangan.
Tanya terlebih dahulu kepada pakar atau ahli tentang hal ini sebelum
mengambil keputusan.
Putuskan dan yakinlah bahwa rencana telah tersusun dengan sangat baik.
.
DAFTAR PUSTAKA
15
1. http://asdarft.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kewirausahaan-mengambil-
resiko.html
2. https://www.scribd.com/document/322403060/Makalah-Berani-
Mengambil-Resiko-Dalam-Perusahaan
3. http://lastrinadita.blogspot.com/2015/10/modul-kewirausahaan-
pengambilan-resiko.html
16