KELOMPOK 2 :
ALFIRA (C0221559)
RASMA (C0221560)
NURSAKIA (C0221539)
RAJINA (C0221544)
ALDI (C0221541)
SILAHUDDIN (C0221533)
MUHAMMAD SUPYAN (C0221572)
FAKULTAS EKONOMI
MAJENE
2023
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
berkat dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat dapat menyelesaikan makalah ini
yang membahas tentang “Pengusaha Kena Pajak (PKP)”. Adapun makalah ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah menjadi lebih baik dari sekarang ini.
pembaca.
Penulis
ii
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakan............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 2
BAB II PEMBAHSAN............................................................................... 3
A. Kesimpulan ............................................................................... 13
B. Saran ............................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu aset pemasukkan bagi negara dan tidak dapat
dipungkiri bahwa sebagian besar sumber pembiayaan negara berasal dari sektor
pajak. Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk
para wajib pajak agar bisa menghitung kewajiban pajaknya dengan tepat serta
pajak. Apalagi dengan sistem self assesment seperti yang diterapkan di Indonesia.
Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki omzet lebih dari 4,8 miliyar pertahun
wajib memiliki Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP), namun bagi wajib
pajak badan yang memiliki omzet dibawah 4,8 milyar diperbolehkan tidak
Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) sendiri merupakan identitas bagi setiap wajib
pajak badan yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang dikenai
1
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
Nilai (PPN). Pengusaha Kena pajak (PKP) adalah pengusaha yang diwajibkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
barang tidak berwujud, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari lua.
penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang
Pengusaha Kena pajak (PKP) sendiri adalah orang pribadi atau badan
hukum atau usaha yang menyerahkan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa
Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan Undang - undang PPN
(Pasal 3A UU PPN). Perusahaan merupakan salah satu bentuk badan hukum yang
perusahaan dapat diperoleh apabila harga jual lebih tinggi dari biaya output, baik
biaya oprasional atau non oprasional. Semua aktivitas perusahaan, baik penjualan
produk maupun pembelian bahan baku harus dilaporkan setiap bulan, dalam
perusahaan.
3
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
pribadi dan badan. Sebuah badan otomatis dikenai kewajiban menjadi Pengusaha
Kena Pajak apabila menyerahkan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak,
tanpa memandang omzet (peredaran bruto) pertahun. Untuk itulah, ketika sebuah
maka ia juga akan dikukuhkan sebagai PKP dan memperoleh Nomor Pengukuhan
Lain halnya dengan orang pribadi. Ketika orang pribadi melakukan usaha
dimana terdapat penyerahan BKP dan atau JKP, seharusnya, orang pribadi
tersebut juga otomatis akan menjadi PKP. Hanya saja, kantor pajak akan
memantau peredaran usaha berdasarkan SPT masa yang dilaporkan. Bila dalam
satu tahun tidak melebihi batasan omzet sebagaimana diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan, maka status PKP dapat dicabut dan beralih kepada Pengusaha
Kecil, dimana kewajiban untuk memungut dan menyetor PPN akan hilang.
secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor
Orang Pribadi yang menjalankan usaha yang dibutuhkan adalah KTP bagi
penduduk Indonesia atau paspor bagi orang asing. Sedangkan untuk WP Badan,
persyaratannya yakni :
4
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
1. Akte pendirian dan perubahan atau surat keterangan penunjukkan dari kantor
2. KTP bagi penduduk Indonesia atau paspor bagi orang asing sebagai
penanggung jawab;
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha
dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi PKP. Pengusaha
orang pribadi atau badan yang mempunyai tempat kegiatan usaha berbeda dengan
KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, juga
yang tidak memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP tetapi sampai dengan suatu
masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto telah melampaui
untuk dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya.
5
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
Ada 2 fungsi utama dari pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), yaitu
melaksanakan hak dan kewajiban PKP di bidang PPN dan PPn BM. Adapun Hak
pajak dapat dikreditkan dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang
sama. Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum berproduksi sehingga belum
dan/atau impor barang modal dapat dikreditkan. Pajak Masukan yang telah
6
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
Berwujud;
Pertambahan Nilai;
tidak dipungut;
4) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud;
5) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; dan/atau
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4b) huruf a sampai dengan huruf e,
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
dan Perubahannya.
7
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
2. Kewajiban PKP
a. Pelaporan Usaha
pekerjaannya menyerahkan BKP dan atau JKP dan atau, mengekspor BKP
3A ayat (1) UU PPN Jo. Pasal 2 ayat (2) UU KUP. Karena kewajiban
tarif PPN dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). PKP wajib menyetorkan :
pajak keluaran. Yang disetor adalah selisih pajak masukan dan pajak
2) PPnBM yang dipungut oleh PKP Pabrikan BKP yang tergolong mewah.
STP
penyampaian SPT masa PPN. Untuk PPN yang terutang dalam surat
ketetapan, mengikuti aturan dalam KUP, sedangkan untuk PPN atas impor,
PPN dan PPnBM yang dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan
dalam SPT Masa dan disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat
8
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. PPN dan
PPnBM yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP yang telah
Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP). Pengusaha Kena
Pajak;
Keuangan.
Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama selama 1 (satu) bulan
9
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
d. Pembukuan
perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun
Pajak (WP) Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas, kecuali Wajib Pajak Orang Pribadi yang
Dari isi UU KUP di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa batasan
pemriksaan dari kantor pajak, terutama terkait restitusi PPN maka akan
10
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
diantaranya : PKP pindah alamat; WP Badan yang telah dibubarkan secara resmi;
dan PKP lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai PKP. Penghapusan
3. PKP yang pindah alamat tempat tinggal, tempat kedudukan dan/atau tempat
(satu) tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran usaha dan/atau
penerimaan bruto untuk pengusaha kecil dan tidak memilih untuk menjadi
PKP;
5. PKP selain perseroan terbatas dengan status tidak aktif (non efektif) dan secara
6. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan SPT Masa PPN untuk Masa
7. PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN yang pajak keluaran dan pajak
masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember; atau
8. PKP bentuk usaha tetap (BUT) yang telah menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia.
11
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
setelah Dirjen Pajak melakukan Verifikasi atas hasil sensus pajak nasional, hasil
konfirmasi lapangan setelah pengukuhan PKP, atau hasil kegiatan lain yang
1. PKP yang alpa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi
isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya
tidak benar.
sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan
paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama
1 (satu) tahun.
dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap; atau tidak
12
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar.
lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang
dijatuhkan, dikenai pidana 2 (dua) kali lipat dari ancaman pidana di atas.
apabila tidak membuat Faktur Pajak, tidak mengisi Faktur Pajak secara
lengkap, dan melaporkan Faktur Pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan
Faktur Pajak.
13
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
2. Pengusaha yang dikenai PPN, wajib melaporkan usahanya pada KPP yang
Pengusaha orang pribadi atau badan yang mempunyai tempat kegiatan usaha
sebagai PKP ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
usaha dilakukan.
3. Fungsi dari pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), yaitu sebagai identitas
PKP yang bersangkutan dan sebagai pengawasan dalam melaksanakan hak dan
alamat; WP Badan yang telah dibubarkan secara resmi; dan PKP lainnya yang
13
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
B. Saran
Saran penulis terkait dengan Pengusah Kena Pajak agar kiranya Kantor
Pajak (PKP), agar menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang harus
dibayar tepat pada waktunya. Selain itu Kantor Pelayanan Pajak harus lebih
14
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT | MAKALAH PERPAJAKAN
DAFTAR PUSTAKA
pajak : Jakarta.
Komalawati. 2014. Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak. Citra
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak
Direktorat Jenderal Pajak. 2012. Seri KUP- Verifikasi Dalam Rangka Pengukuhan
PKP.
15