Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah tertentu.
Semakin berkembangnya arus perdagangan, maka hubungan dagang tersebut tidak hanya
dilakukan antara para pengusaha dalam satu negara saja, tetapi juga dapat dari negara
lain, tidak terkecuali Indonesia.
Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim,
geografi, demografi, struktur ekonomi, dan struktur sosial. Perbedaan tersebut
menyebabkan perbedaan komoditas yang di hasilkan, komposisi biaya yang diperlukan,
kualitas dan kuantitas produk. Secara langsung atau tidak langsung membutuhkan
pelaksanaan pertukaran barang atau jasa antara satu negara dengan negara lain. Transaksi
perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor-impor, pada
hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari membeli dan menjual
barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal atau berdomisili di negara-
negara yang berbeda.
Dalam perkembangannya, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia bulan Januari-
Agustus 2019 mencapai US$110,07 miliar atau menurun 8,28% dibanding periode yang
sama tahun 2018, demikian juga ekspor non migas mencapai US$101,48 miliar atau
menurun 6,66%. Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi,
bahan baku/penolong, dan barang modal selama bulan Januari-Agustus 2019 mengalami
penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 10,47%,
10,70%, dan 5,72%.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah faktor pendorong terjadinya ekspor impor?
2. Bagaimana kebijakan dalam kegiatan ekspor dan impor?
3. Bagaimana perkembangan ekspor dan impor di Indonesia? 
C. Tujuan
1. Mengetahui faktor pendorong terjadinya ekspor impor.
2. Mengetahui kebijakan dalam kegiatan ekspor dan impor.
3. Mengetahui perkembangan ekspor dan impor di Indonesia. 

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekspor Dan Impor


1. Ekspor
Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem
pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh
pihak eksportir dan importir. Orang atau pihak yang melakukan kegiatan ekspor
disebut eksportir. Kegiatan ekspor yang meningkat akan memberikan keuntungan
bagi negara, yaitu negara memperoleh peningkatan pendapatan yaitu dari pajak
barang yang diekspor. Selain itu ada pula pihak-pihak dalam negeri yang juga
mendapat keuntungan seperti perusahaan transportasi, perusahaan asuransi,
perusahaan penghasil barang yang diekspor. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia
terus meningkatkan usaha-usaha yang dapat mendorong kegiatan ekspor.
Menteri Perdagangan mengeluarkan peraturan Nomor 13/M-DAG/PER/3/2012
Tanggal 19 Maret 2012 Tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor yang berlaku
empat bulan sejak tanggal ditetapkan, yaitu tanggal 19 Juli 2012.
Dalam peraturan tersebut menjelaskan tentang ketentuan umum dibidang ekspor
diantaranya mengenai barang bebas ekspor, barang dibatasi ekspor dan barang
dilarang ekspor.
Barang dibebaskan diekspor berarti barang tersebut bebas diekspor tanpa ada
pembatasan dan pelarangan. Barang dibatasi ekspor berarti dibatasi ekspornya,
barangnya baik jumlah dan jenisnya. Sedangkan barang dilarang ekspornya berarti
barang yang dilarang untuk diekspor. Ketentuan mengenai barang yang dibatasi dan
dilarang ekspornya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ekspor dapat dilaksanakan oleh perorangan, lembaga, badan usaha baik berbadan
hukum maupun tidak. Bagi orang atau perorangan hanya boleh melakukan ekspor
untuk barang yang dibebaskan untuk diekspor, sedangkan untuk lembaga dan badan
usaha bisa mengekspor barang bebas dan barang yang dibatasi.
Untuk barang bebas ekspor, perorangan tentunya harus sudah memiliki NPWP
dan dokumen lain yang dipersyaratkan, sedangkan untuk lembaga dan badan usaha
harus sudah memiliki SIUP, TDP, NPWP dan dokumen lain yang dipersyaratkan.
Barang yang dibatasi ekspornya, dapat diekspor oleh lembaga atau badan usaha
selain harus memiliki SIUP, TDP dan NPWP juga harus memenuhi persyaratan

2
sebagai Eksportir Terdaftar, Persetujuan Ekspor, Laporan Surveyor, Surat Keterangan
Asal atau dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Undang-undang.
2. Impor
Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari luar negeri. Orang atau
pihak yang mengimpor barang atau jasa tersebut disebut importir.
Misalnya Indonesia tidak memiliki tanaman gandum karena gandum tidak bisa
tumbuh di Indonesia, untuk itu pihak Indonesia meminta bantuan negara lain untuk
mendatangkan gandum ke Indonesia. Kegiatan tersebut disebut kegiatan impor.
Setiap importir harus memiliki izin kegiatan pengimporan barang dari pemerintah.
Izin dari pemerintah kepada importir dikeluarkan dalam bentuk TAPPI (Tanda
Pengenal Pengakuan Importir). Di mana jenis komoditas yang dapat diimpor
disebutkan dalam izin tersebut. Untuk mendapatkan barang yang diinginkan harus
mengirimkan pesanan kepada eksportir yang ada di luar negeri. Setelah ada kata
kesepakatan dan syarat-syarat telah dilengkapi maka barang akan dikirim oleh
eksportir ke luar negeri.

B. Tujuan dan Manfaat Ekspor dan Impor


Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang didapatkan dari kegiatan ekspor barang
dari dalam ke luar negeri :
a. Menumbuhkan Industri Dalam Negeri
Ekspor merupakan suatu bentuk kegiatan perdagangan lingkup internasional yang
bertujuan untuk memberikan rangsangan terhadap permintaan dalam negeri yang
menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar. Permintaan yang meningkat
akan ekspor suatu produk dapat berdampak pada perkembangan industri suatu negara.
Hal ini tentunya dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif. Selain itu, dengan
melakukan perdagangan internasional suatu negara bisa membiasakan diri untuk
bersaing dalam pasar internasional serta terlatih dalam persaingan yang ketat.
b. Mengendalikan Harga Produk
Dengan melakukan ekspor, negara bertujuan untuk memanfaatkan kelebihan
kapasitas terpasang dari suatu produk. Tujuannya adalah untuk mengendalikan harga
produk ekspor yang ada di dalam negeri. Ketika suatu produk melimpah produksinya
maka harga produk tersebut di dalam negeri akan memiliki harga yang rendah karena
sangat mudah didapatkan. Oleh karena itu, untuk mengendalikan harga supaya tetap

3
stabil, negara melakukan ekspor ke negara lainnya yang membutuhkan produk
tersebut.
c. Menambah Devisa Negara
Kegiatan ekspor tentunya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Manfaat dari kegiatan ekspor adalah membuka pasar baru di luar negeri
sebagai perluasan pasar domestik, menumbuhkan investasi, dan menambah devisa
suatu negara.
d. Memakmurkan Masyarakat
Hal tersebut karena adanya peningkatan pendapatan negara yang dapat berguna
memakmurkan masyarakat. Serta dapat meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan
e. Meningkatkan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antarnegara asal dan
negara tujuan.

Tujuan dan Manfaat Impor :

a. Memenuhi kebutuhan dalam negeri


Memperoleh bahan baku, barang dan jasa suatu produk yang jumlahnya terbatas
di dalam negeri ataupun yang tidak bisa dihasilkan di dalam negeri. Hal ini secara
tidak langsung mendukung stabilitas negara.
b. Membuat negara tersebut membangun hubungan baik dengan negara lainnya. Salah
satunya, dalam aktivitas perekonomian ini.
c. Memperkuat neraca pembayaran dan mengurangi keluarnya devisa ke luar negeri.
d. Menambah pemasukan atau pendapatan suatu negara
e. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui proses alih teknologi dari
tenaga ahli yang didatangkan dari negara maju.

C. Faktor Pendorong terjadinya Ekspor dan Impor


1. Penguasaan Ilmu Pengetahuan & Teknologi
Negara-negara dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi
akan mampu memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak, berkualitas, dan
tentunya efisien dibandingkan dengan negara yang lambat akan IPTEK-nya. Hal ini
bisa terjadi karena pemanfaatan teknologi sangat menghemat biaya produksi dan
mampu menghasilkan barang yang lebih banyak. Negara dengan teknologi yang lebih
maju cenderung melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang, sedangkan
barang yang bukan produk sendiri akan dibeli dari negara lain. Contohnya negara

4
Jepang seperti yang sudah kita ketahui bahwa negara Jepang melakukan spesialisasi
dalam produk industri motor dan mobil, dan berusaha mengekspornya ke Indonesia.
2. Perbedaan Kekayaan Sumber Daya Alam
Setiap negara memiliki keadaan geografis yang berbeda-beda, sehingga perbedaan
tersebut menjadikan setiap negara memiliki kekayaan sumber daya alam yang
berbeda-beda pula. Pada dasarnya, sumber daya alam adalah faktor produksi negara.
Oleh karena itu, setiap negara memiliki keanekaragaman kondisi produksi.
Contohnya, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah pada sektor
kelautan dan gas bumi. Tentu hal ini akan sangat berpengaruh bagi perdagangan
Indonesia ke luar negeri atau yang sering disebut sebagai kegiatan ekspor.
3. Keinginan Memperluas Pasar & Menambah Keuntungan
Ada kalanya para produsen menjalankan produksinya dengan tidak maksimal
karena takut mengakibatkan kelebihan produksi sehingga menyebabkan kerugian.
Namun, beberapa produsen sengaja melakukan produksi besar-besaran untuk
menambah keuntungan sehingga akan mendorong mereka untuk melakukan
perdagangan Internasional. Contohnya, Indonesia banyak mengekspor udang yang
dibekukan ke Amerika Serikat. Permintaan udang beku ini merupakan komoditas
tertinggi yang diminta oleh negara Amerika Serikat yang setiap tahunnya selalu
mengalami peningkatan. Indonesia merupakan salah satu eksportir utama udang beku
di Pasar Global, tepatnya di peringkat ke-4 setelah India, Ekuador, dan Vietnam. Nilai
ekspor udang beku Indonesia tahun lalu menurut Worldtopexports.com mencapai US
$ 1,3 miliar atau Rp. 17,55 triliun. Pangsa pasar udang beku Indonesia mencapai
7,8%. Pasar ekspor udang beku Indonesia, antara lain ke Amerika Serikat, Jepang,
dan negara-negara uni Eropa.
4. Kelebihan atau Kekurangan Produk dalam Suatu Negara
Kelebihan produk pada suatu negara (surplus) dan kekurangan kas dalam
suatu negara (defisit) adalah suatu hal yang terjadi karena adanya perbedaan sumber
daya alam dan kemajuan antara negara satu dan lainnya. Terjadinya surplus
menyebabkan negara yang bersangkutan akan menjual hasil produknya ke negara
lain, sedangkan negara yang mengalami defisit akan membeli barang dari luar negeri
melalui perdagangan Internasional.
Dalam menjalankan sesuatu pastinya ada yang namanya untung dan rugi,
begitupun dengan kegiatan perdagangan Internasional. Untuk menghindari kerugian,
perusahaan yang ingin melakukan perdagangan internasional harus memastikan

5
bahwa perusahaan yang dikelola memiliki manajemen yang baik termasuk dalam hal
keuangan.
Contohnya adalah Indonesia lebih memilih mengimpor baja dari China
daripada baja lokal. Dikarenakan baja China harganya lebih murah 28% dari harga
lokal(dalam negeri). Baja murah ini yang membuat baja dalam negeri sulit bersaing.

D. Kebijakan Ekspor dan Impor (Kebijakan yang diupayakan pemerintah untuk


meningkatkan Ekspor dan Impor)
1. Kebijakan Ekspor
a. Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah penetapan harga barang yang berbeda untuk
masing-masing negara. Oleh karena itu, harga barang yang sama di negara A akan
berbeda dengan harga barang di negara B. Bisa jadi, harga barang di negara B
lebih murah dibanding harga barang di negara A. Padahal barangnya sama persis.
Kebijakan ini dilakukan berdasarkan perjanjian untuk memenangkan persaingan
serta untuk memperoleh keuntungan yang besar. 
b. Pemberian Premi
Kebijakan selanjutnya adalah kebijakan premi. Kebijakan premi merupakan
salah satu kebijakan yang diambil pemerintah untuk memajukan ekspor. Caranya
adalah dengan  memberikan premi kepada badan usaha atau industri yang
melakukan ekspor. Pemberian premi memiliki bentuk, antara lain berupa bantuan
biaya produksi serta pemberian pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang
ekspor memiliki daya saing di luar negeri. 
c. Larangan Ekspor
Sesuai dengan namanya, larangan ekspor adalah kebijakan suatu negara untuk
melarang ekspor barang-barang tertentu keluar negeri. Ada beberapa alasan yang
melatarbelakanginya, antara lain karena ada alasan ekonomi, politik, sosial, dan
budaya.

2. Kebijakan Impor
a. Kuota
Dalam konteks impor, kuota yang dimaksud adalah jumlah total suatu barang
yang bisa diimpor dalam satu periode tertentu. Kuota impor ini sudah
diprediksikan sebelumnya, sehingga seharusnya tidak mengganggu industri dalam

6
negeri. Meskipun demikian, jika suatu negara sedang memberlakukan
perdagangan bebas, maka kebijakan kuota tidak bisa dipakai lagi karena bisa
menghambat proses perdagangan internasionalnya. 
b. Tarif
Kebijakan tarif ini berarti ada penerapan tarif yang tinggi untuk impor barang-
barang tertentu. Kebijakan tarif diharapkan bisa membantu barang produksi dalam
negeri meningkatkan daya saingnya di pasar. Ada sedikit perbedaan antara negara
dengan sistem perdagangan bebas dan sistem perdagangan proteksi mengenai
kebijakan tarif. Penganut perdagangan bebas akan mengenakan tarif yang rendah
atas barang-barang impor. Sebaliknya, negara dengan sistem perdagangan
proteksionis akan menetapkan tarif yang tinggi untuk barang impor.
c. Larangan Impor
Kebijakan larangan impor dilakukan jika suatu negara diharuskan untuk
menghemat devisanya. Selain itu, barang-barang yang dianggap berbahaya juga
akan dikenakan kebijakan larangan impor. Jadi, tidak semua barang bisa diimpor.

E. Perkembangan Ekspor dan Impor di Indonesia Tahun 2019


Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat
itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan
berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke
industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli  barang impor atau konsumen
luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan
sangat tajam antar berbagai produk, selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi
faktor penentu daya saing suatu produk.

7
8
9
10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim,
geografi, demografi, struktur ekonomi, dan struktur sosial. Perbedaan tersebut
menyebabkan perbedaan komoditas yang di hasilkan, komposisi biaya yang diperlukan,
kualitas dan kuantitas produk. Secara langsung atau tidak langsung membutuhkan
pelaksanaan pertukaran barang atau jasa antara satu negara dengan negara lain. Transaksi
perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor-impor. Terdapat
banyak tujuan dan manfaat yang didapatkan dari kegiatan ekspor impor tersebut, sehingga
pemerintah mengupayakan peningkatan aktivitas kegiatan tersebut melalui beberapa
kebijakan yang diterapkan.
B. Saran
Apabila Indonesia ingin mendapat sisi positif dalam perdagangan internasional, maka
Indonesia harus mampu melakukan kegiatan ekspor yang lebih banyak dibandingkan
dengan kegiatan impor.
Peningkatan nilai ekspor Indonesia bisa dilakukan jika pemerintah melakukan
berbagai perbaikan regulasi dan memberi insentif kepada industri berorientasi ekspor.
Nilai ekspor bisa naik jika pemerintah serius menggenjot produksi komoditas jualan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://http300581940.wordpress.com/2018/02/22/makalah-kebijakan-ekspor-dan-impor-
perdagangan-internasional/

https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/09/16/1573/eksor-agustus-2019-mencapai-us-14-28-
miliar--impor-agustusi-2019-mencapai-us--14-20-miliar--turun-8-53-persen-dibanding-juli-
2019-.html

https://www.tribunnews.com/nasional/2018/10/06/ini-yang-menyebabkan-rendahnya-penguasaan-
teknologi

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/17/163000426/5-faktor-ini-yang-jadi-pendorong-
adanya-perdagangan-internasional?page=all

12

Anda mungkin juga menyukai