Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGERTIAN ETIKA DAN BISNIS


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika dan Bisnis Islam

Dosen Pengampu : Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si

Disusun Oleh:

Friska Fadhila 501180073

Syahrum Mawaddah 501180080

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan taufiq,
rahmat, serta ridhonya kepada kita semua. sehingga makalah kami ini dapat diselesaikan pada
waktu yang tepat.

Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan Makalah ini yang telah disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari sumber-
sumber yang jelas sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita khususnya bagi kelompok kami sendiri dan para
pembaca.

Jambi, 21 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Bisnis


B. Pengertian Etiket, Norma, Hukum dan Moral
C. Persamaan dan Perbedaan Etika, Etiket, Norma, Hukum dan Moral

BAB III : PENUTUP

A. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap perusahaan atau pelaku bisnis pada saat ini, diberi kebebasan dalam
perekonomian pasar bebas untuk dapat melakukan kegiatan dan pengembangan diri
dalam pembangunan ekonomi. Sehingga, pelaku bisnis dapat bersaing untuk dapat
berkembang dalam mekanisme pasar. Didalam kebebasan perekonomian pasar tersebut,
pelaku bisnis atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha selalu mengharapkan
keuntungan yang maksimal dan produk yang mereka tawarkan diterima oleh masyarakat.
Untuk itu, kerap dari pelaku bisnis atau perusahaan menghalalkan segala cara agar tidak
kalah saing.
Akhir-akhir ini banyak pelaku bisnis melakukan pelanggaran etika bisnis dalam
persaingan tidak sehat. Pelanggaran etika bisnis tersebut sangat merugikan pihak pelaku
bisnis atau perusahaan menengah kebawah karena kurangnya kemampuan yang mereka
miliki. Setiap pelaku bisnis atau perusahaan seharusnya dapat memegang prinsip-prinsip
etika bisnis tersebut.
Etika bisnis adalah studi yang dikhusus kan mengenai moral yang benar dan salah
atau tata cara dalam menjalankan sebuah bisnis. Dengan adanya etika bisnis pelaku bisnis
atau perusahaan dapat mengetahui aturan-aturan, nilai-nilai bahkan norma-norma dalam
menjalankan usahanya.
Perusahaan yang menggunakan etika bisnis dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil, sehat dengan
mitra kerja atau pelanggan, pemegang sahan dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Etika dan Bisnis ?
2. Apa pengertian dari Etiket, Norma, Hukum dan Moral ?
3. Apa Persamaan dan Perbedaan Etika, Etiket, Norma, Hukum dan Moral ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Etika dan Bisnis
2. Untuk mengetahui pengertian dari Etiket, Norma, Hukum dan Moral
3. Untuk mengetahui apa saja Persamaan dan Perbedaan antara Etiket, Etika, Norma,
Hukum dan Moral
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Bisnis


1. Pengertian Etika
Pada dasarnya etika Islam telah menjadi salah satu cabang ilmu yang berkaitan
dengan filsafat, sehingga etika bermakna sebagai salah satu cabang ilmu yang kajian
atau studinya menyangkut penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah masalah baik
dan buruk atau benar dan salah. Padahal kata etika yang aslinya berasal dari bahasa
yunani yaitu ethos yang artinya karakter atau tata susila.
Sementara etika sebagai kata tunggal bermakna tempat tinggal, padang rumput,
kebiasaan, watak dan sikap atau cara berfikir dan perasaan itu sendiri. Artinya orang
yang beretika adalah orang yang memahami perasaannya dan perasaan orang lain.
secara umum etika sering disamakan dengan moral. Padahal etika dan moral adalah
dua hal yang berbeda, walaupun keduanya menyangkut baik dan buruk.
Etika dalam bahasa Inggris berasal dari kata ethics yang berarti tata susila pula,
sedangkan moral berasal dari kata mores yang berarti kebiasaan (habit) atau “custom”.
Namun sering digunakan secara bergantian. Yang pasti etika adalah perilaku dalam
arti yang lebih praktis atau praktiknya moral. Sedangkan moral adalah sumber etika,
dalam pengertian praktis maupun normative atau apa yang seharusnya. Karena itu
etika mempunyai makna yang lebih luas sebagai berikut :
1) Etika berarti cara pandang terhadap baik dan buruk
2) Etika berarti pula ilmu yang mempertimbangkan perbuatan manusia apakah baik
atau buruk
3) Bahkan etika berarti pula nilai-nilai kebaikan yang bersifat universal

Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) menurut Istiyono
Wahyu dan Ostaria (2006) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar-salah, baik
buruk, dan tanggung jawab. Etika adalah ilmu berkenaan tentang yang buruk dan
tentang hak kewajiban moral. Menurut Rafik Issa Bekam (2004), etika dapat
didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan baik dari buruk.
Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normative, karena ia berperan menentukan apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu..

Ilmu etika tidak bisa dikesampingkan dari Ilmu filsafat, ini terlihat dari usaha-
usaha dalam menafsirkan etika sering dilihat dari sudut pandang filsafat. Karena
filsafat sering dianggap sebagai induknya ilmu etika. Ini sebagaimana dikatakan oleh
K. Bertens bahwa, “Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya
perilaku manusia.”

Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna. Salah satu maknanya
adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok”. Makna kedua
menurut kamus, etika adalah “kajian moralitas”, meskipun etika berkaitan dengan
moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam
penelaahan, baik aktifitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan
moralitas merupakan subjek. Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral
perorangan dan standar moral masyarakat.

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah suatu hal
yang dilakukan secara benar dan baik, tidak melakukan suatu keburukan, melakukan
hak kewajiban sesuai dengan moral dan melakukan segala sesuatu dengan penuh
tanggung jawab. Sedangkan dalam islam, etika adalah akhlak seorang muslim dalam
melakukan semua kegiatan termasuk dalam bidang bisnis. Oleh karena itu, jika ingin
selamat dunia dan akhirat, kita harus memakai etika dalam keseluruhan aktivitas
bisnis kita.

Dalam islam, istilah yang paling dekat dengan istilah etika dalam Al-Qur’an juga
menggunakan sejumlah istilah lain untuk menggambarkan konsep tentang kabaikan:
khair (kebaikan), birr (kebenaran), qist (persamaan), ‘adl (kesetaraan dan keadilan),
haqq (kebenaran dan kebaikan), Ma’ruf (mengetahui dan menyetujui) dan takwa
(ketakwaan). Tindakan yang terpuji disebut sebagai salihat dan tindakan yang tercela
disebut sebagai sayyi’at (Rafik Issa Beekam, 2004)
Dalam khazanah pemikiran Islam, etika dipahami sebagai akhlak atau adab yang
bertujuan untuk mendidik moralitas manusia. Etika terdapat dalam materi-materi
kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang sangat luas, dan dikembangkan dalam pengaruh
filsafat Yunani hingga para sufi Ahmad Amin memberikan batasan, bahwa etika atau
akhlak adalah ilmu yang menjelaskan makna baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan manusia kepada orang lain, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang harus diperbuat (Lukman Fauroni, 2006). Lebih tegas menurut
Madjid Fakhri, etika merupakan gambaran rasional mengenai hakikat dan dasar
perbuatan dan keputusan yang benar, serta prinsip-prinsip yang menentukan klaim
bahwa perbuatan dan keputusan secara moral yang diperintah dan dilarang (Rafik Issa
Beekam, 2004) inilah norma dan etika sebagai hakikat dan ajaran-ajaran Islam dalam
ekonomi. Etika merupakan jiwa ekonomi Islam yang membangkitkan kehidupan
dalam setiap peraturan dan syariat. Oleh sebab itu, etika atau akhlak adalah hakikat-
hakikat yang menempati ruang luas dan mendalam pada akal, hati nurani, dan
perasaan seorang muslim.

Ada banyak definisi etika yang dikemukakan oleh para ahli, namun semuanya
mengacu pada moralitas, sehingga etika dapat diterjemahkan sebagai bentuk tindakan
dengan mendasarkan moral sebagai ukurannya. Moral dan ukurannya dapat dilihat
dari berbagai segi., seperti segi agama, hati nurani, dan aturan-aturan yang tertulis
maupun tidak tertulis. Dimana semua itu dijadikan sebagai pandangan dalam
memahami lebih dalam tentang etika.

2. Pengertian Bisnis
Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Bisnis berlangsung karena adanya kebergantungan
antarindividu, adanya peluang internasional, usaha untuk memepertahankan dan
meningkatkan standar hidup, dan lain sebagainya. Bisnis juga dipahami dengan suatu
kegiatan usaha individu (privat) yang terorganisasi atau melembaga, untuk
menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan (profit), mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
pertumbuhan sosial, dan tanggung jawab sosial. Dari sekian banyak tujuan yang ada
dalam bisnis, profit memegang peranan yang sangat berarti dan banyak dijadikan
alasan tunggal di dalam memulai bisnis.
Definisi umum dari istilah bisnis atau perusahaan adalah suatu etenitas ekonomi
yang diselenggarakan dengan tujuan bersifat ekonomi dan sosial. Tercapainya tujuan
ekonomi dan sosial dari kegiatan bisnis, secara ideal perlu didukung oleh semua
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung berjasa dalam meraih keuntungan
bisnis secara layak. Hal ini muncul dengan alasan bahwa keuntungan yang diperoleh
bisnis, secara logis disebabkan karena jasa pihak lain terkait. Dengan kata lain,
pencapaian tujuan bisnis terwujud karena telah didukung oleh sumber daya manusia
dan non manusia. Sumber daya inilah yang disebut dengan stakeholder (versi Islam
sebagai pemegang amanah dari Allah).
Bisnis dalam Al-Qur’an dijelaskan melalui kata tijarah, yang mencakup dua
makna, yaitu: pertama, perniagaan secara umum yang mencakup perniagaan antara
manusia dengan Allah. Adapun makna kata tijarah yang kedua adalah perniagaan
secara khusus, yang berarti perdagangan ataupun jual beli antarmanusia. Beberapa
ayat yang menerangkan tentang bagaimana bertransaksi yang adil di antara manusia
terangkum dalam al-baqarah (2): 282; an-nisa (4): 29, dan an-nur (24): 37
Oleh karena itu, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas bisnis selayaknya
dipergunakan sebagai instrument untuk mencapai tujuan dan maksud yang lebih luas,
dan komprehensif bagi keseluruhan pihak yang terkait, baik yang bersifat ekonomi
maupun sosial. Baik yang terkait dengan sang pencipta sebagai pemilik sumber daya
maupun kepada pihak-pihak yang memanfaatkan hasil bisnis.
Sebagai contoh distribusi dan alokasi sumber daya kepada semua pihak ini secara
implementatif antara lain berbentuk pendapatan para investor, penghasilan pengelola
(entrepreneurs), pendapatan gaji atau upah para karyawan, penghasilan pemilik
sumber daya ekonomi, harga yang dibebankan para konsumen dan kontraprestasi
pihak-pihak lain yang terkait secara langsung maupun tidak langusng. Dalam konteks
ini maka semua pihak yang terlibat ini baik secara ekonomi maupun sosial
memperoleh manfaat positif yang berguna bagi keseluruhan pihak terkait.
Oleh karena itu definisi secara ringkas dapat dinyatakan bahwa bisnis atau
perusahaan adalah suatu lembaga atau kumpulan orang yang dengan kemampuan
kewirausahaan atau entrepreneurship yang dimiliki untuk bekerja sama dengan
sejumlah pihak terkait dalam menggunakan dan memanfaatkan sumber daya dalam
rangka menghasilkan barang atau jasa yang bernilai dan berguna untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pihak lain atau masyarakat pada umumnya.
Definisi di atas akan makin relevan jika disempurnakan dengan tujuan-tujuan
bisnis yang terkait dengan upaya untuk memupuk eksistensi, keberlangsungan
pertumbuhan, citra baik di masyarakat dalam rangka ikut serta mendukung
kesejahteraan umat manusia pada umumnya dan ikut serta dalam memecahkan
sebagian persoalan masyarakat. Secara spesifik rumusan bisnis islami dapat
dinyatakan sebagai institusi atau orang yang mendirikan usaha yang dilakukan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan syari’ah Islam.
Ciri utama dalam paradigm bisnis Islam adalah manusia sebagai pelaku usaha
berkedudukan sebagai pemegang amanah yang diberikan oleh Allah untuk meneglola
sumber daya. Tugas pengembanan amanah ini termasuk tugas ibadah kepda Allah
SWT. Dalam bentuk pelaksanaan kegiatan bisnis.
Dalam kaidah umum bahwa semua kegiatan melaksanakan amanah mengelola
sumber daya ini. Pasti akan dipertanggungjawabkan kepada Allah sebagai pemilik
mutlak sumber daya. Oleh karena itu, manusia diserahi amanah untuk mengelolanya
sesuai dengan tuntutan syari’ah Islam.

B. Pengertian Etiket, Norma, Hukum dan Moral


1) Etiket
Etiket berasal dari kata perancis “etiquette” yang berarti adat sopan santun atau
tata karma yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Etiket adalah perilaku yang dianggap pas, cocok, sopan, dan terhormat dari
seseorang yang bersifat pribadi seperti gaya makan, gaya berpakaian, gaya berbicara,
gaya berjalan, gaya duduk dan gaya tidur. Namun, karena etiket seseorang
menghubungkannya dengan pihak lain, maka etiket menjadi peraturan sopan santun
dalam pergaulan dan hidup bermasyarakat.
Etiket adalah sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, dan menjadi kebiasaan
dalam sebuah masyarakat, baik berwujud kata-kata maupun suatu bentuk perbuatan
nyata.

2) Norma
Kata norma berasal dari bahasa Belanda yaitu “Norm” yang artinya patokan,
pedoman atau pokok kaidah. Namun beberapa pendapat mengatakan bahwa istilah
norma berasal dari bahsa latin, “Mos” yang artinya kebiasaan, tata kelakuan, atau adat
istiadat.
Norma biasanya berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu. Misalnya
dalam suatu etnis atau negara tertentu. Namun, ada juga norma yang berlaku bagi
semua manusia dan sifatnya universal.
Pengertian Norma yaitu aturan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Baik
bagi individu atau pun kelompok yang melanggar norma-norma yang berlaku di
masyarakat tersebut, maka akan dikenakan sanksi sesuai peraturan. oleh karena itu,
norma memiliki kekuatan dan sifatnya memaksa.

3) Hukum
Hukum adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat norma-norma dan aturan-
aturan yang mengatur tingkah laku manusia. Ada pula yang menyebutkan hukum
merupakan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang dapat mengatur
masyarakat dan dikenai sanksi jika melanggarnya.
Dengan adanya hukum, tingkat kejahatan akan berkurang. Pemegang kekuasaan
tidak dapat berlaku sewenang-wenang karena telah dibatasi oleh hukum. Selain itu
hukum membantu untuk melindungi hak dan kewajiban setiap warga negara. Maka
dari itu negara harus memiliki sistem hukum yang tepat
Menurut Plato, hukum merupakan sebuah peraturan yang teratur dan tersusun
dengan baik. Serta dapat mengikat terhadap masyarakat ataupun pemerintah.
Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan petunjuk hidup berupa perintah
dan larangan yang mengatur tata tertib masyarakat. Tata tertib tersebut harus dipatuhi
masyarakat. Jika melanggar maka akan menimbulkan tindakan dari pemerintah.
Menurut S. M. Amin, hukum adalah sekumpulan aturan yang terdiri dari norma
dan sanksi-sanksi yang memiliki tujuan untuk menertibkan pergaulan dalam suatu
masyarakat. Sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terjaga.

4) Moral
Secara etimologi, moral berasal dari bahasa latin yakni mos (jamak: mores) yang
berarti kebiasaan, adat. Kata mos (mores) dalam bahasa latin sama artinya dengan
etos dalam bahasa yunani.
Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang diterapkan
kepada setiap individu untuk dapat bersosialisasi dengan benar sesama manusia agar
terjalin rasa hormat dan menghormati. Kata moral selalu mengacu pada baik dan
buruknya perbuatan manusia atau akhlak. Jadi, moral sangat berhubungan dengan
benar-salah, baik-buruk, keyakinan, diri sendiri, dan lingkungan sosial.
Moral secara eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu. Tanpa adanya moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral
dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki
moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.
Moral bisa berupa perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia lain. jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai yang berlaku dimasyarakat tersebut dapat diterima, maka orang itu dinilai
memiliki moral yang baik, begitu pula sebaliknya.
Moral merupakan produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar
moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun
sejak lama, begitu pula dengan standar moral agama yang bisa berbeda pula satu
sama lain.
Moral juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan seseorang untuk menilai benar
dalam cara hidup seseorang mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, yaitu
pengetahuan dan wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab
Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam
tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.

C. Persamaan dan Perbedaan Etika, Etiket, Norma, Hukum dan Moral


1) Persamaan
- Dari kelima pernyataan di atas sama-sama sebagai sebuah peraturan yang ada,
berkembang dan diterima di kalangan masyarakat
- Etika dan Moral persamaan diantara keduanya adalah terletak pada objek yang
akan dikaji, dimana kedua-duanya sama-sama membahas mengenai tindakan
manusia, tentang baik buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia.
- Etika dan Etiket menyangkut perilaku manusia. Dan kedua-duanya mengatur
perilaku manusia secara normative artinya memberi norma bagi perilaku
manusia. Dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan.

2) Perbedaan
- Etika dan moral perbedaannya, yakni etika lebih banyak ke teori yang
membicarakan suatu perilaku seseorang, sedangkan moral lebih banyak
bersifat praktis. Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah
laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara
local. Moral menyatakan ukuran, etika menejelaskan ukuran itu. Namun
demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.
Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan
manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio,
sedangkan dalam pembicaraan moral tolak ukur yang digunakan adalah
norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.
- Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia, artinya cara yang
ditentukan dan diharapkan dalam sebuah kalangan tertentu. Sedangkan etika
tidak terbatas pada cara melakukan suatu perbuatan, melainkan etika
meberikan norma tentang perbuatan itu sendiri, serta membahas tentang
masalah apakah perbuatan tersebut boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan,
- Etiket hanya berlaku untuk pergaulan, maksudnya adalah etiket hanya berlaku
apabila ada orang lain atau saksi mata. Sedangkan etika selalu berlaku
walaupun tidak ada orang lain.
- Etiket bersifat relative, artinya adalah seseorang yang dianggap melanggar
etiket pada salah satu kebudayaan belum tentu dianggap melanggar etika pada
kebudayaan yang lain. sedangkan Etika bersifat tetap dan tidak dapat ditawar
- Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja atau dari segi luar
saja. Sedangkan Etika memandang manusia dari sesi dalam. Maksudnya
adalah, orang yang memegang teguh etiket masih bisa bersikap munafik,
sebaliknya orang yang berpegang teguh pada etika tidak akan bersikap
munafik, karna apabila orang tersebut munafik, maka orang tersebut tidak
bersikap etis (orang yang benar-benar baik)
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa etika dan bisnis memiliki
hubungan yang erat. Dimana etika mengatur perilaku manusia sehingga dapat
menjalankan bisnis dengan baik.
Sehingga dalam menjalankan suatu bisnis seseorang mampu bersosialisasi di
dalam lingkungan masyarakat tentunya dengan etika dan moral yang baik. Sebagaimana
orang yang memiliki etika tentunya akan mudah diterima di lingkungan sekitar, berbeda
dengan orang yang tidak memiliki etika dan moral tentunya akan sulit untuk berinteraksi
dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Dan tentunya didalam suatu bisnis atau perusahaan mempunyai peraturan atau
adanya kebijakan yang dibuat untuk dipatuhi oleh orang-orang yang berada pada suatu
bisnis atau perusahaan tersebut, dan bagi yang melanggar peraturan yang ada tentunya
akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzia, Ika Yunia. Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta : Kencana, 2014

Aedy, Hasan. Teori dan Aplikasi : Etika Bisnis Islam, Bandung : Alfabeta

Hartomo dkk. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008

Veithzal Riva’I dkk. Islamic Business and Economic Ethics, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012

Fahmi, Irham. Etika Bisnis : Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai