DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertian piutang
2) Untuk mengetahui wesel tagih
3) Untuk mengetahui pengakuan awal
4) Untuk menegetahui pengukuran,penyajian dan pengungkapan piutang
BAB II
ISI
1.4 PENGERTIAN
Piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan posisi keuangan
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan.
Piutang yang tidak terkait dengan penjualan atau pendapatan disebut piutang lainnya atau
nontrade recivable. Contohnya piutang karyawan,perusahaan afiliasi,pemegang saham,piutang
pajak,piutang klaim ansuransi,piutang bunga,piutang deviden,piutang jaminan pelanggan dan
piutang jaminan penggembalian barang dari pelanggan. Jumlah piutang lainnya biasanya tidak
siknifikan dibandingkan dengan piutang dagang atau piutang usaha.
Piutang yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun atau satu siklus operasi diklasifikasikan
sebagai aset lancar. Piutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun diklsifikasikan sebagai
aset tidak lancar disajikan setelah aset tetap rincian piutang yang dimiliki perusahaan
berbeda,tergantung kegiatan operasi perusahaan,jenis piutang yang dimiliki. Biasanya
perusahaan memisahkan piutang berdasarkan piutang dagang dan piutang lain.
Standar akuntansi instrumen keuangan PSAK 55,menyebutkan salah satu klasifikasi aset
keuangan adalah pinjaman yang diberikan dan piutang (LR). Kriteria LR adalah aset keuangan
nonderivatif yang pembayarannya telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif.
Obligasi atau wesel yang memiliki kuotasi pasar aktif tidak masuk dalam kategori LR tetapi
masuk kategori surat berharga atau investasi jangka pendek yang tujuannya untuk dijual dalam
waktu dekat. Untuk obligasi yang tujuannya untuk dipegang hingga jatuh tempo diklasifikasikan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM).
Didalam piutang tak tertagih tidak ada aturan umum untuk menentukan kapan sebuah
piutang dianggap tidak tertagih. Terdapat beberapa indikasi bahwa suatu piutang tidak dapat
tertagih,di antaranya adalah;
1. Saat piutang sudah jatuh tempo
2. Pelanggan tidak menanggapi usaha perusahaan untuk menagih
3. Pelanggan pailit
4. Usaha pelanggan tutup
5. Kegagalan dalam mencari lokasi atau menghubungi pelanggan
jika pelanggan tidak membayar,perusahaan dapat menyewa jasa agensi penagihan (debt
collector). Setelah agensi penagihan melakukan upaya penagihan, seluruh saldo piutang yang
tersisa dianggap tidak tertagih.
WESEL TAGIH
Wesel tagih (promissory notes atau notes receivable) merupakan klaim perusahaan
kepada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu tertentu.
Wesel merupakan janji tertulis yang tidak bersyarat, dibuat oleh pihak yang satu untuk pihak
yang lain, ditandatangani oleh pihak pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang atas
permintaan atau pada suatu tanggal yang ditetapkan pada masa yang akan datang kepada pihak
yang memerintahkan atau membawanya. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable)
karena penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan, penerima wesel disebut wesel tagih (notes
receivable) karena penerima memiliki hak klaim untuk menagih. Janji untuk membayar ini
dituangkan dalam selembar surat berharga yang didalamnya meyebutkan tanggal penerbitan,
tanggal pembayaran, jumlah nominal, tingkat bunga, pihak yang akan membayar, dan bank yang
ditunjuk untuk melakukan pembayaran.
Wesel tagih dapat diterbitkan tanpa bunga, namun jika jangka waktu pembayarannya
cukup lama maka pihak penerbit akan mendapatkan jumlah dana yang lebih kecil dari jumlah
akan dibayarkan di masa depan. Jika wesel tagih jangka panjangb digunakan untuk membayarn
penjualan, maka nilai penjualan tidak dicatat sebesar sebesar nilai nominal wesel tersebut namun
di catat sebesar nilai ini dari pembayaran kas dimasa depan. Jika pelunasan atas pendapatan
ditangguhkan maka harus dipisahkan komponen pendapatan dan bunga.
1.5 PENGAKUAN
Piutang diakui pada laporan posisi keuangan jika entitas tersebut menjadi bagian dalam
kontrak piutang tersebut. Dalam transaksi penjualan atau pendapatan, pengakuan putang
dikaitkan dengan pengakuan pendapatan. Sesuai dengan PSAK 55, pitang diakui oleh entitas
sebesar nilai wajar. Nilai wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua
belah pihak pada tanggal transaksi. Untuk piutang dagang atau piutang usaha yang secara jelas
akan dilunasi dalam jangka panjang, maka perusahaan harus mencatat piutang sebesar nilai kini
dari kas di masa mendatang. Jika piutang tersebut tidak berguna, maka akan dihitung dengan
menggunakan tingkat suku bunga pasar pada saat pendapatan tersebut diterima. Referensi yang
digunakan untuk menentukan tingkat suku bungan pasar adalah suku bunga yang berlaku untuk
piutang serupa dipasar. Dalam praktiknya, sering juga digunakan tingkat suku bunga risk free
ditambah risk premium. Asumsinya jika uang tersebut diterima, entitas dapat memperoleh return
sebesar return yang di harapkan.
Untuk piutang yang memiliki nilai wajar misalnya wesel tagih, entitas dapat
menggunakan nilai wajar pada saat pengukuran awal dan melakukan pengukuran secara
konsisten dengan menggunakan nilai wajar. Sebaliknya,jika entitas tidak memilih menggunakan
nilai wajar pada pengakuan awal,maka pada pengakuan selanjutnya tidak boleh memilih
menggunakan nilai wajar. Keuntungan dan kerugianyang belum direalisasi akibat perubahan
nilai wajar piutang disajikan dalam laporan laba rugi. Perubahan nilai wajar tersebut
mencerminkan tingkat bunga yang sebenarnya belum tercatat,sehingga dilaporkan sebagai
bagian dari laba rugi.
BIAYA TRANSAKSI
Standar mengukur untuk aset keuangan yang tidak diukur dengan nilai wajar (termasuk
piutang),pengukuran awal sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi. Biaya transaksi
adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh piutang. Untuk piutang dagang maka biaya
transaksi untuk perolahan piutang tidak ada,karena transaksi terkait dengan penjualan atau
pendapatan yang di peroleh perusahaan. Namun untuk piutang dalam bentuk kredit yang
disalurkan perbankan atau lembaga keuangan,akan muncul biaya transaksi untuk perolehan
piutang ini. Nilai biaya transaksi ini dicatat menambah perolehan piutang dan mempengaruhi
tingkat suku bunga efektif yang akan dikenakan.
DISKON PENJUALAN
Saat menggunakan metode bruto,nilai penjualan akan disajikan sebesar nilai penjualan
bruto dikurangi dengan nilai diskon penjualan yang terealisasikan. Sementara dengan metode
neto,penjualan akan disajikan sebesar nilai setelah diskon baik yang terealisasi maupun
tidak,sedangkan diskon yang hangus akan dilaporkan sebagai pendapatan lain-lain. Nilai
pendapatan sama namun dilaporkan pada tempat yang terpisah jika menggunakan metode neto.
Metode neto secara teori lebih tepat karena menyajikan piutang sebesar nilai yang dapat ditagih
di masa depan.
Piutang termasuk kategori aset keuangan pinjaman yang diberikan dan piutang. Menurut
PSAK 55 (Revisi 2013),LR diukur berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dengan
menggunakan suku bunga efektif. Setiap tanggal pelaporan entitas mengevaluasi apakah terdapat
bukti objektif bahwa piutang mengalami penurunan nilai. Jika terjadi penurunan nilai maka
entitas harus melakukan penurunan nilai sesuai dengan ketentuan penurunan nilai untuk aset
keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Dalam laporan posisi keuangan piutang disajikan dalam kelompok aset lancar.
Beberapa perusahaan menyajikan piutang dalam beberapa kategori seperti piutang dagang,
piutang usaha, dan piutang lainnya. Namun ada perusahaan dalam industri khusus yang memiliki
klasifikasi penyajian piutang lebih detail dengan memiliki empat kategori piutang, yaitu tagihan
bruto pemberi kerja, piutang usaha, piutang retensi, dan piutang lainnya. Pada perusahaan yang
bergerak di bidang perbankan, piutang disajikan dalam kategori kredit atau pinjaman yang
diberikan. Sedangkan pada perusahaan pembiayaan (multifinance), piutang disajikan sebagai
piutang pembiyaan konsumen, pembiayaan anjak piutang, dan piutang, dan piutang leasing.
Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan
kerugian penurunan nilai. Piutang biasanya disajikan dalam satu baris, tetapi dapat juga disajikan
secara detail subkomponenya. Jika disajikan disajikan dalam satu baris, maka subkomponenya
yang biasa muncul di antaranya adalah piutang pihak berelasi, piutang pihak ketiga, dan
cadangan kerugian piutang yang ditampilkan dalam baris tersendiri ( beberapa menambahkan
pada penjelasan akun ). Penyajian piutang pihak berelasi mengikuti ketentuan dalam PSAK7:
Pengungkapan pihak-pihak berelasi.
Contoh penyajian pinjaman pada laporan Posisi Keuangan PT Bank BNI Tbk. Tahun
2014
Dua contoh diatas memberikan gambaran bahwa jenis usaha perusahaan akan
mempengaruhi penyajian laporan keuangan. Standar secara spesifik tidak menentukan item apa
yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Jika informasi tersebut relevan untuk disajikan
menurut penggunaan laporan, karena memiliki karakteristik berbeda dan jumlahnya cukup
material, maka perusahaan akan menyajikan di bagian depan laporan posisi keuangan. Namun
ada beberapa perusahaan tidak menyajikan dalam laporan posisi keuangan dan cukup membuat
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan. Pihak regulator atau asosiasi industri dapat
menyusun pedoman akuntansi untuk menyeragamkan jenis penyajian.
Piutang merupakan salah satu unsur yang cukup material dari aktiva lancar sehingga
pengungkapannya pada neraca harus dilakukan secara tepat dan jelas agar tidak menyesatkan
para pemakai laporan keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa piutang
dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat
ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk
piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Sebagai salah satu unsur
yang cukup material dan merupakan bagian dari aktiva lancar, piutang dapat digunakan untuk
mendapatkan kas segera. Terkadang perusahaan perlu kas segera dan tidak dapat menungguh
tertagihnya piutang hingga pada akhir suatu siklus normal. Pada waktu tertentu, walaupun
perusahaan tidak dalam keadaan tekanan finansial, namun ingin mempercepat proses penarikan
piutang, mengubah risiko kredit dan mengadakan usaha penarikan piutang dimana perusahaan
hanya memakai piutang dari debitur sebagai sumber kasnya. Hal ini terjadi karena perusahaan
mengalami kesulitan likuiditas sedangkan pinjaman kredit bank tidak dapat diperoleh.
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia disebutkan piutang dagang harus di catat dan
dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi, yaitu jumlah kas bersih yang bisa
direalisasi.Menurut Baridwan, penyajian neraca digunakan dasar pengukuran Nilai Realisasi
/Penyelesaian (realizable/Settlement Value). Artinya piutang di neraca dilaporkan sebesar jumlah
yang akan di realisir yaitu jumlah yang diharapkan akan ditagih dihitung dengan mengurangkan
jumlah yang diperkirakan akan tidak tertagih kepada jumlah piutang.
Karena neraca disusun setiap akhir periode maka setiap akhir tahun perlu dihitung jumlah
kerugian dari piutang yang bersangkutan. Kerugian piutang ini dibebankan pada periode yang
bersangkutan sehingga dapat dihubungkan antara kerugian piutang dengan penjualan-penjualan
yang menimbulkan piutang tersebut. kerugian piutang merupakan hal yang normal dan
merupakan resiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara
kredit. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi petunjuk bahwa kebijakan piutang
perusahaan terlalu ketat, sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat diartikan bahwa
kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar.
Contoh:
Diketahui :
Pada tanggal 31 Des 2000 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp 50.000.000. Pada
tanggal 5 April 2001 pelanggan yang pinjamannya besarnya 10.000.000 bangkrut dan
menyatakan tidak dapat melunasi hutangnya. Tetapi tanggal 10 Juni 2001 pelanggan tersebut
datang dan menyatakan akan melunasi hutangnya pada tanggal 9 September 2001.
Ditanya :
Siapkan jurnal untuk mencatat transaksi tersebut dengan menggunakan metode penghapusan
langsung dan metode cadangan .
31 Des 2000
Taksiran kerugian piutang Rp 50.000.000 Kerugian Piutang (D) 50.000.000
5 April 2001
Menghapus piutang pelanggan sebesar Rp 10.000.000 Cad. Kerugian piutang (D) 10.000.000
10 Juni 2001
9 September 2001
Piutang dagang muncul dari transaksi pendapatan atau penjualan yang dilakukan secara
kredit. Piutang dagang biasanya tidak ada bunga dan jangka waktu pelunasan singkat tergantung
kebijakan kredit yang diberikan.
Piutang wesel merupakan janji tertulis yang dibuat oleh pihak debitor (yang berutang)
kepada pihak kreditor (yang memberi utang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera
dalam surat janji tersebut pada waktu yang telah ditentukan dimasa yang akan datang. Jangka
waktu piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.
DAFTAR PUSTAKA