Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

’’ILMU AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF ONTOLOGIS,


EPISTEMOLOGIS DAN AKSIOLOGI’’
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Akuntansi

DOSEN PENGAMPU

Matoasi,S.Pd,.SE.M.Si,P.hD

DI SUSUN OLEH :

Ni Nyoman Dina Anjani 921420038

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rarmat dan karuniaNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Ilmu Akuntansi Dalam Perspektif Ontologis, Epistemologis Dan
Aksiologi” ini dengan tepat waktu.
Semoga makalah ini, dapat membantu serta memberikan pengetahuan dan
wawasan mengenai Ilmu Akuntansi Dalam Perspektif Ontologis, Epistemologis Dan
Aksiologi . Disamping itu, kami sangat ,berharap adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik. Demikian kata pengantar
dari penulis, jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya,
akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih.

Gorontalo, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ilmu Akuntansi dalam Perspektif Ontologis.............................................................3
2.2 Ilmu Akuntansi dalam Perspektif Epistemologis......................................................5
2.3 Ilmu Akuntansi Dalam Perspektif Aksiologis..........................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
3.2 Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat merupakan sikap atau pandangan hidup dan sebuah bidang
terapan untuk membantu individu untuk mengevaluasi keberadaannya dengan
cara yang lebih memuaskan. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan
pemahaman membawa kita kepada tindakan yang telah layak, filsafat perlu
pemahaman bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan karena
ia menentukan pikiran dan pengarahan tindakan seseorang untuk mencapai
tujuan. Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada
baik bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta.
Sehingga untuk faham betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya
pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari
luasnya ruang lingkup filsafat.
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau
bagian yaitu; epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana
kita memperoleh pengetahuan, ontologi atau teori hakikat yang membahas
tentang hakikat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau
teori nilai yang membahas tentang guna pengetahuan. Sehingga, mempelajari
ketiga cabang tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu
luas ruang lingkup dan pembahansannya.
Ketiga teori di atas sebenarnya sama-sama membahas tentang hakikat,
hanya saja berangkat dari hal yang berbeda dan tujuan yang beda pula.
Epistemologi sebagai teori pengetahuan membahas tentang bagaimana
mendapat pengetahuan, bagaimana kita bisa tahu dan dapat membedakan
dengan yang lain. Ontologi membahas tentang apa objek yang kita kaji,
bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.
Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan kita
akan pengetahuan di atas, klasifikasi, tujuan dan perkembangannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana ilmu akuntansi dalam perspektif ontologis?
2. Bagaimana ilmu akuntansi dalam perspektif epistemologis?
3. Bagaimana ilmu akuntansi dalam perspektif aksiologi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ilmu akuntansi dalam perspektif ontologis.
2. Untuk mengetahui ilmu akuntansi dalam perspektif epistemologis.
3. Untuk mengetahui ilmu akuntansi dalam perspektif aksiologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.
2.
2.1. Ilmu Akuntansi Dalam Perspektif Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata,
yaitu ta onta berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau
ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.
“Ontologi merupakan salah satu dari kajian filsafat ilmu yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Studi ontologi yang membahas sesuatu yang bersifat nyata,
konkret” (Dahlan:2014). Jadi menurut saya, ontologis itu membahas tentang
hakikat ilmu pegetahuan, keberadaan ilmu pengetahuan, dan mempelajari
wujudnya.
Ontologi adalah asumsi filosofis yang berkaitan dengan pandangan
manusia tentang realitas yatu membicarakan sesuatu dibalik yang tampak
(Suriasumantri, 1993). Ontologi berkaitan dengan obyek apa yang ingin
dipelajari baik obyek material maupun obyek formal dan bagaimana hubungan
antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan. Obyek material adalah segala sesuatu (materi) yang dipelajari oleh
ilmu pengetahuan, sedangkan obyek formal adalah sudut pandang suatu ilmu
pengetahuan dalam mempelajari obyek materinya.
Berdasarkan obyek yang dipelajari penulis menfokuskan pada dua aliran
filsafat yaitu aliran realisme dan aliran idealism (Mc Pherson, 2015). Pertama,
realism yang dicetuskan pertama kali oleh Socrates yaitu aliran yang
menyatakan obyek-obyek yang diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri.
Obyek tersebut tidak tergantung pada yang mengetahui, atau tidak tergantung
pada pikiran. Pikiran dan dunia luar saling berinteraksi, tetapi interaksi ini tidak
mempengaruhi sifat dasar dunia (Meng, 2016). Dunia akan tetap ada sebelum

3
pikiran menyadari dan dunia akan tetap ada setelah pikiran menyadari. Jadi
dengan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan yang obyek yang dipelajari
adalah materi. Segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan materi seperti
sesuatu yang tidak nyata yang meliputi mental dan spiritual bukan merupakan
obyek dari yang dipelajari. Contoh: ketika seseorang buruh mendapatkan gaji
yang terlihat adalah dia senyum karena senang mendapatkan gaji, padahal
kemungkinan dibalik senyumnya ada makna lain yang lebih dari sekedar materi
(gaji) yang didapat yaitu kepuasan karena telah bekerja dengan baik sehingga
dia puas dengan gaji yang diterima (mental) dan rasa syukur atas nikmat Allah
yang diberikan kepadanya dalam bentuk gaji (spiritual). Bila dikaitkan dengan
obyek formal yaitu sudut pandang suatu ilmu pengetahuan dalam mempelajari
obyek materinya maka aliran realism menganut sudut pandang/paradigma
positivist.
Kedua, idealism yaitu aliran filsafat ilmu yang mengedepankan ide
sebagai obyek. Semua bentuk realita adalah hasil pemikiran dari ide. Misalkan
ketika kita melihat wujud handphone atau alat teknologi lainnya sebenarnya itu
adalah hasil dari ide atau pemikiran manusia yang diwujudkan idenya berupa
alat yaitu handphone. Pencetus dari aliran ini adalah Plato. Idealism muncul
karena adanya feed back dari realism yang mengagungkan materi sebagai obyek
yang dipelajari. Aliran ini menyatakan bahwa ide akan selalu ada ketika
manusia hidup dan berpikir. Dengan berjalannya waktu idealism akan selalu ada
sepanjang ada kehidupan. Obyek material dari idealism adalah
pemikiran/ide/gagasan. Pemikiran/ide/gagasan manusia yang bersifat abstrak
tidak bisa dipegang dan tidak real inilah yang bisa melihat fenemona sosial
lebih berwarna, lebih subyektif bahkan lebih beragam tergantung dari sudut
pandang manusia itu sendiri. Contoh: produk bank seperti e-money (elektronik
money) yang berwujud kartu yang launching beberapa bulan terakhir ini kita
melihat tidak hanya sekedar melihat kartu saja sebagai wujudnya tetapi lebih
dari itu e-money merupakan pemikiran/ide/gagasan manusia yang bersifat tidal

4
real atas fenomena sosial yang terjadi saat ini dimana manusia selalu
menginginkan kepraktisan, kecepatan dan kemudahan di dalam melakukan
transaksi keuangan. Sedangkan bila dikaitkan dengan obyek formal yaitu sudut
pandang suatu ilmu pengetahuan dalam mempelajari obyek materinya maka
aliran idealism adalah kebalikan dari paham positivist yaitu menganut sudut
pandang atau paradigma non positivist dengan berbagai paradigma yaitu
interpretivist, critical postmodernist dan spiritualist. Pemikiran/ide/gagasan
inilah yang akan terus mengembangkan ilmu pengetahuan yang benar dengan
kesadaran manusia yang selalu mencari jati dirinya untuk menjadi lebih
bermakna ke arah spiritual.
Jika perspektif ontologis dikaitkan dengan akuntansi maka kita akan
mempelajari apa hakikat akuntansi sebenarnya. Dengan mempelajari filosofi
akuntansi ditinjau dari perspektif ontologis ini menurut saya agar kita terutama
para akuntan atau siapa saja yang aktifitasnya berkaitan dengan akuntansi tau
hakikat akuntansi sebenarnya tidak hanya soal teknis semata. Menurut saya
akuntansi adalah suatu siklus dimulai dari pencatatan, pengklasfisikasian, dan
penyajian data dimana akan berguna bagi pihak – pihak pengguna laporan
keuangan untuk mengambil keputusan. Ilmu akuntansi dapat menejelaskan hal –
hal yang dibahas dalam ilmu tersebut. Menurut saya akuntansi menjadi standart
yang bersifat universal dengan adanya laporan keuangan yang dikembangkan
oleh asumsi – asumsi dasar bagi proses akuntansi. Adanya laporan keuangan
pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kondisi dari suatu perusahaan
tersebut.

2.2. Ilmu Akuntansi Dalam Perspektif Epistemologis


Epistemologi adalah teori of knowledge yang diartikan sebagai teori
pengetahuan yang benar. Epistemologi adalah cabang dari filsafat yang
mengkaji tentang pengetahuan terutama dari segi apa yang dimaksud dengan
pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan dan asal mula pengetahuan

5
(Suriasumantri, 1993). Epistemologis merupakan bidang dari filsafat ilmu yang
mengkaji tentang upaya untuk mencari tahu ilmu ataupun kebenaran. Hal
tersebut sependapat dengan Musa Asy’arie yang menjelaskan “bahwa hakikat
epistemologis merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencari kebenaran
tetapi dilakukan secara sistematis dan disertai dengan metode – metode yang
bersesuaian dengan kajian ilmu”. Sedangkan menurut Idri (2015: 3) bahwa
kajian tentang epistemologi sangat erat kaitannya dengan bagaimana cara
memperoleh ilmu pengetahuan, mengolah, menganalisis, dan membentuk suatu
teori, postulat dan paradigma tertentu”.
Ada beberapa aliran filsafat untuk memperoleh pengetahuan yaitu
pertama, positivism berpendapat bahwa kepercayaankepercayaan yang bersifat
dogmatis harus digantikan dengan pengetahuan yang berdasarkan fakta dan
apapun yang berada di luar pengalaman tidak perlu diperhatikan. Dalam
menemukan kebenaran, pendekatan positivist harus terukur, teramati, empiris
dan bertujuan membuat generalisasi. Kedua, rasionalism dimana aliran ini
berupaya memperoleh kebenaran yang didasarkan pada logika. Segala
pengertian, pengetahuan dan kebenaran bersumber dari akal, budi atau rasio.
Kedaulatan rasio diakui sepenuhnya dengan sama sekali menyisihkan panca
indra, sebab pengetahuan indera hanya menyesatkan saja. Menurut aliran ini
semua ilmu berasal dari pemahaman intelektual manusia yang dibangun atas
kemampuan berargumentasi secara logis. Ketiga, empirism dimana aliran ini
berlawanan dengan rasionalism. Sumber pangkal pengetahuan bukanlah akal
budi tetapi pengalaman atau indera. Aliran ini memandang bahwa filsafat tidak
ada gunanya dalam hidup. Sedangkan yang berguna adalah ilmu yang diperoleh
melalui indera (pengalaman). Atau dengan kata lain dalam memperoleh
kebenaran adalah dengan meningkatkan pengalaman (indera) sehingga
kebenarannya adalah aposteriori. Keempat, critical mencoba mengatasi
perdebatan antara empirisme dan rasionalisme. Aliran ini berusaha menjawab
persoalan pengetahuan. Salah satu tokohnya adalah Immanuel Kant. Menurut

6
Kant, waktu dan ruang adalah dua bentuk pengamatan. Akal menerima bahan
pengetahuan dari empiris (hasil pengamatan), bahan-bahan yang berasal dari
pengamatan ini masih kacau, kemudian diatur oleh akal dalam bentuk
pengamatan yakni ruang dan waktu. Bahan-bahan tersebut diurutkan,
pengamatan merupakan permulaan pengetahuan, sedangkan pengolahan oleh
akal merupakan pembentukannya.
Jika bidang espitemologis dikaitkan dengan akuntansi. Akuntansi
memiliki beberapa metode yang sesuai dengan kebutuhan yang
digunakancontohnya metode induktif dan metode positivism. Metode induktif
digunakan pada saat pengambilna keputusan dengan melihat laporan keuangan
tersebut. Metode positivm adalah jika jika membuat laporan keuangan maka
harus dengan data yang telah ada misalnya bukti transaksi, jurnal dan lain-lain.

2.3. Ilmu Akuntansi Dalam Perspektif Aksiologi


Pada poin – poin di atas telah dijelaskan tentang onotologi dan
episteomlogi. Ontology membahas tentang hakikat dari seuatu ilmu, sedangkan
epistemology membahas bagaimana ilmu tersebut diperoleh. Padapoin ini akan
dibahas bidang filsafat selanjutnya yaitu aksiologi. Aksiologi menjelaskan
tentang hakikat nilai dan penilaian, dan merupakan bagian dari bidang filsafat
yang menjelaskan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jujun S.
Suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Jadi menurut saya, aksiologi adalah
bidang ilmu filsafat yang membahas tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri, dan mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari ilmu
pengetahuan tersebut. Oleh karena pada dasarnya aksiologi membahas tentang
manfaat dari ilmu pengetahuan maka ilmu pengetahuan tersebut harus
disesuaikan dengan nilai budaya dan moral masyarakat, sehingga manfaat dari
ilmu pengetahuan tersebut benar – benar bisa dirasakan oleh masyarakat.
Jika akuntansi ditinjau dari bidang aksiologi, maka akuntansi merupakan
aktivitas yang berguna untuk memberikan informasi kuantitatif dan kualitatif
mengenai kesatuan ekomoni terutama yang bersifatkeuangan dan bermanfaat
bagi pihak internal dan pihak eksternal yang mengambil keputusan. 7
Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang mempersoalkan nilai terutama
berhubungan dengan masalah atau teori umum formal mengenai nilai
(Suriasumantri, 1993). Nilai merupakan sesuatu yang abstrak yang tidak dapat
diukur secara statistik atau kuantitatif tetapi nilai menjadi sangat konkret dalam
suatu kondisi atau situasi tertentu. Contoh: Di dalam Laporan Keuangan apakah
laba yang diperoleh perusahaan sudah mencerminkan nilai keadilan (spiritual)
dalam arti apakah perolehannya sudah disebarkan untuk kemaslahatan pegawai
dari tingkat bawah sampai tingkat atas atau apakah laba yang diperoleh sudah
mencerminkan nilai-nilai etika dan sesuai dengan prinsip syariah di dalam
pencapaiannya.
BAB III 8

PENUTUP

1.
2.
3.
3.1 Kesimpulan
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata,
yaitu ta onta berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau
ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan,
term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf.
Epistemologi adalah teori of knowledge yang diartikan sebagai teori
pengetahuan yang benar. Epistemologi adalah cabang dari filsafat yang
mengkaji tentang pengetahuan terutama dari segi apa yang dimaksud dengan
pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan dan asal mula pengetahuan
(Suriasumantri, 1993).
Aksiologi membahas tentang masalah nilai. Istilah aksiologi berasal dari
kata axio dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, dan logos
artinya akal, teori, axiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat,
kriteria dan status metafisik dari nilai.

3.2 Saran
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan, kita dianjurkan untuk mempelajari
filsafat dengan berbagai macam cabang ilmunya. Karena, dengan cara kerjanya
yang bersifat sistematis, universal (menyeluruh) dan radikal, yang mengupas,
menganalisa sesuatu secara mendalam, ternyata sangat relevan dengan
problematika hidup dan kehidupan manusia serta mampu menjadi perekat
antara berbagai macam disiplin ilmu yang terpisah kaitannya satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA 9

Leniwati, Driana;. (2019). PENGEMBARAAN AKUNTAN MENUJU


KESADARAN SPIRITUAL: DILIHAT DARI PERSPEKTIF ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI. Jurnal Akuntansi (e-Journal) , Volume
10 , No. 2.

Wicaksono, Satriyo;. (2016). Tinjauan Akuntansi dari Perspektif Ontologis,


Epistemologis, danAksiologis. (Online)
https://www.studocu.com/id/document/universitas-hasanuddin/ekstra-
kokurikuler-i/tinjauan-ontologi-epistemologi-dan-aksiologi-akuntansi/
15478229 diakses tanggal 15 Maret 2022

https://desiparadika.wordpress.com/2016/02/18/makalah-ontologi-epistemologi-dan-
aksiologi/ diakses pada tanggal 15 maret 2022

Anda mungkin juga menyukai