AKUNTANSI SYARIAH
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAL
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Syariah
ini dengan baik dan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapar bantuan dari
beberapa pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan besar dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan sehingga
kami masih sangat membutuhkan masukkan dan saran kepada pembaca guna
meyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca sekalian.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut sifatnya, ilmu akuntansi termasuk ilmu hilir, yaitu ilmu yang bersifat
terapan, yang mempunyai kaitan erat ilmu atau peristiwa yang terjadi sebelumnya. Ilmu
ekonomi merupakan ilmu tentang bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan menggunakan sumber daya yang telah tersedia di alam semesta ini dan
melibatkan sektor produksi, distribusi, investasi, dan konsumsi. Ilmu ekonomi akan
diikuti oleh teori ekonomi yang menjelaskan dan memprediksikan gejala-gejala ekonomi,
dan akan sangat di pengaruhi oleh sistem ekonomi yang dianutnya dalam Negara yang
menerapkannya. Di dunia ini dikenal adanya sistem ekonomi kapitalis, sistem sosialis,
dan juga sistem ekonomi syariah (shariah economic system ). Masing-masing sistem
ekonomi tersebut memiliki paradigma yang berbeda diantara satu dan lainnya. Oleh
karena itu sistem ekonomi mempengaruhi sistem akuntansi maka sistem akuntansi akan
sangat tergantung dari paradigma sistem ekonomi yang dipakainya di suatu Negara.
Dalam literature teori akuntansi, akuntansi adalah multi paradigm science yaitu
akuntansi bermulti paradigma, artinya akuntansi dapat dikembangkan untuk mendukung
ekonomi dengan mengikuti paradigma dari sistem ekonominya. Apabila sistem ekonomi
kapitalis maka sistem akuntansinya juga sistem akuntansi kapitalis, apabila sistem
ekonomi syariah maka sistem akuntansinya juga sistem akuntansi syariah, demikian juga
ilmu dan teori akuntansinya. Karena akuntansi termasuk multi paradigm science maka
mustahil akuntansi mempunyai teori akuntansi yang general berlaku disegala sistem
ekonomi berlainan paradigma. Oleh karena itu akuntansi memerlukan kerangka dasar
untuk akuntansi dan pelaporan keuangan , tidak tekecuali dalam akuntansi syariah.
Sehingga dianggap perlu untu mempelajari lebih lanjut tentang kerangka dasar .
tentang penusunan dan penyajian laporan akuntansi syariah yang dapat memeperjelas
perbedaan antara sisten akuntansi syariah dengan sistem akuntansi lain
1.3 TUJUAN
2.1 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK)
1. Pemegang saham
2. Pemegang investasi
3. Pemilik dana
4. Pemilik dana tabungan
5. Pihak yang melakukan transaksi bisnis
6. Pengelolah zakat
7. Pihak yang mengatur
Konsep ini diartikan bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi yang terpisah
dan harus dibedakan dengan pemiliknya atau dengan perusahaan lain (Belkout, 2000). Terdapat
beberapa teori tentang kepemilikan di antaranya adalah sebagai berikut.
Para ulama fikih baik klasik maupun kontemporer serta para pemilik akuntansi
islam, masih berbeda pandapat mengenai teori ini. Mereka yang mendukung
diantarannya adalah Adnan dan Gaffikin(1997), Abdul Rahman (Napier, 2007), Attiah
(1989). Konsep tersebut beralasan bahwa dalam islam ada juga konsep akuntansi yang
harus terpisah daru unit akuntansi seperti Wakaf, Baitul Mall, Zakat, dan pemerintahan.
Dasar yang digunakan oleh ulama fikih yang setuju dengan konsep ini adalah firma Allah
dalam QS 4:29.. Kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka diantara kamu.. dan dalam hadis Nabi Muhammad SAW: orang mukmin itu
(dalam urusan mereka) menurut syarat yang telah mereka sepakati, kecuali satu syarat,
yaitu, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
Konsep ini banyak dikritisi oleh para pemikir akuntansi termasuk para pemikir islam,
seperti Adnan dan Gafifkin 1997. Dengan alas an bhwa semua makhluk hidup adalah
fana dan hanya Allah yang akn terus hidup selamanya.
Pemikir akuntasi dan ulama fikih berbeda pandapat tantang konsep ini, antara lain adalah
Ahmed (Napier, 2007) yang menyatakan bahwa penggunaan uang sebagai alat
perhitungan dalam lingkungan inflasi tinggi sangat dipertanyakan . penyebabnya adalah
islam memerintahkan untuk berbuat adil seperti tercantum dalam QS 6:152, QS 7:85,
serta QS 4:29. Inflasi menurunkan nilai sesungguhnya dari pinjaman dengan Qard Hasan
karena pemberi pinjaman akan menerima nilai yang lebih kecil.
AAOFI menerima konsep ini berdasarkan hasil pertemuan The Islamic Academy di
Kuwait pada bulan Desember 1988 yang menyatakan bahwa utang seharusnya dinilai
pada jumlah uang tanpa melihat perubahan nilai uangnya. Pemikir akuntansi yang
menerima konsep ini, bersikap pragmatis karena belumada metode yang lebih baik lagi
mengatasi masalah ini,yaitu:
a) Neraca yang menggunakan Nilai saat ini (current value balance sheet),
untuk mengatasi kelemahan dari historical cost yang kurang cocok dengan
pola perhitungan zakat yang mengharuskan perhitungan kekayaan dengan
nilai sekarang. Alasan lain, adalah dengan menggunakan nilai sekarang akan
mempermudah pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan
karena nilai yang disajikan lebih relevan dibandingkan nilai historical cost.
b) Laporan Nilai Tambah (value added statement),
yaitu sebagai pengganti laporan laba atau sebagai laporan tambbah atas neraca
dan laporan laba rugi. Usulan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa unsur
terpenting didalam akuntansi syariah bukanlah kinerja operasional (laba
bersih), tetapi kinerja dari sisi pandang para stakeholders dan nilai sosial yang
dapat didistribusikan secara adil kepada sekelompok yang terlibat dengan
dengan perusahaan dalam menghasilkan nilai tambah.
c) Konsep nilai tambah pada awalnya dikembangkan dalam akuntansi sosial dan
lingkungan (Mook, 2003)
dan dianggap sebagai jawaban atas kelemahan akuntansi keuangan
konvensional sehingga diusulkan sebagai laporan tambahan.
d) Selanjutnya Baydoun dan Willet (1994,2000)mengusulkan bentuk
laporan nilai tambah syariah setelah melakukan rekonstruksi
melalui telaah filosofis-teoritis akuntansi syariah. Format Value
Statedment yang diusulkan oleh Baydoun dan Willet (1994, 2000)
adalah sebagai berikut:
Value Added statement
For the period ended
Source:
- Revenues xxx
- Bough in items xxx
- Revaluation xxx
- Sub Total Sources: xxx
Distributions:
- Beneficiaries xxx
- Govemment xxx
- Employess xxx
- Owners
- Charities xxx
- Reinvested Fund xxx
- Profit Retained xxx
- Revaluation xxx
Sub total Distributions: xxx
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://lidonarta.blogspot.com/2012/07/kerangka-dasar-penyusunan-dan-
penyajian.html.diakses pada 17-09-13 Pkl.12.30
Suwiknyo Dwi.,Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. 2010
http://www.slideshare.net/namlaelfa/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-
keuangan-syariah.