Anda di halaman 1dari 2

KASUS

Banyak Korporasi Besar yang Melakukan Penipuan


Is corporate fraud endemic in America? Demikian sebuah tulisan kantor berita Agency France
Press. Apakah praktek penipuan sarat terjadi pada korporasi Amerika Serikat? Apa yang umum terjadi
pada perusahaan A&T, Boeing, Comverse Technologi, Prudential Financial, Medtronic, Schering-
Plough dan Tenet Health Care? Pada tahun 2006, semua perusahaan itu telah dituduh melakukan
penipuan oleh Departemen Kehakiman, khususnya Divisi Corporate Fraud Task. Semua perusahaan itu
telah dituduh melakukan perbuatan tidak baik oleh jaksa penuntut, yaitu perusahaan-perusahaan itu
telah melakukan penipuan dalam perdagangan saham, pembukuan palsu, pemalsuan harga obat, suap
kepada dokter, dan lainnya. Total biaya atas perilaku buruk ini adalah sekitar US$2,6 miliar. Hal ini
tentunya telah mengorbankan para pemegang saham. Hampir lima tahun setelah skandal Enron
mencuat, kejahatan kerah putih oleh korporasi AS tidak berkurang. Setelah kejatuhan Enron,
pemerintah membentuk Corporate Fraud Task Force (CFTF). Badan ini gencar dalam melaksanakan
tugasnya dan mengajukan para eksekutif buruk ke pengadilan.
Namun masih ada kritik atas usaha untuk memberantas kasus-kasus penipuan tersebut. Para
pengancara dan investor di bursa mengatakan bahwa praktik penipuan sudah bagaikan wabah di
korporasi AS. Dibutuhkan sanksi lebih keras untuk menghentikan hal itu. Jacob Zamansky, seorang
pengacara di New York, telah mengajukan gugatan kepada perusahaan pialang besar di Wall Street
(bursa saham terkenal di AS). Ia mengatakan masih banyak eksekutif yang harus dikenai hukuman
untuk mempertanggungjawabkan penipuan yang telah dilakukan. Jika departemen kehakiman memang
serius memperlihatkan penegakan hukum, para petinggi di bursa saham dan korporasi AS harus
ditindak. Menurut pejabat dari departemen kehakiman dalam empat tahun mereka telah menindak 1.000
kasus dan sebanyak 160 orang diantaranya adalah kelas eksekutif dan presiden perusahaan.
Pemerintah telah memerangi kejahatan kerah putih, namun para eksekutif yang bersalah itu
sering sengaja melakukan penipuan karena tergiur dengan uang banyak. Imbalannya bisa sangat besar
dan mereka berharap tidak ketahuan. Sekarang ini, meski ada denda besar dan publikasi luas, para
eksekutif belum jera membuat kesalahan. Apakah anda berpikir Wall Street dan korporasi Amerika
Serikat telah belajar dari kesalahan? “Oh, tidak. Mereka belum jera.” kata Zamansky.

Pertanyaan:
1. Bagaimana anda menjelaskan hubungan antara kejahatan yang dilakukan korporasi-
korporasi besar di Amerika Serikat dengan system ekonomi kapitalis global yang berlaku
saat ini?
2. Menurut anda, apakah korupsi dan manipulasi hanya terjadi pada system ekonomi kapitalis
saja? Bagaimana pendapat anda tentang korupsi di negara penganut system ekonomi
komunis dan system ekonomi Pancasila di Indonesia?
3. Bagaimana anda menjelaskan perilaku korporasi-korporasi besar tersebut dikaitkan dengan
lima dimensi bisnis?
4. Menurut anda, apakah ada yang salah dengan system ekonomi Pancasila sehingga
Indonesia mengalami keterpurukan ekonomi menjelang akhir abad ke-20?
5. Sebagaimana dikatakan oleh Zamansky, para eksekutif perusahaan belum jera walaupun
hukum telah ditegakkan oleh pemerintah. Menurut anda, apa kira-kira yang menyebabkan
para eksekutif AS tidak pernah jera melakukan kejahatan walaupun hukum telah
ditegakkan oleh pemerintah?

Anda mungkin juga menyukai