Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TEORI AKUNTANSI

BAB V
(Soal Diskusi)

Dosen Pengampu : 1. Lamria Simamora, SE., MSA, Ak, CA

2. Golda Belladona Umbing, SE., M. Acc

Oleh:
Kelompok 5
Nama Anggota Kelompok:
- Aista Putri Kurniadi (BCA 118 036)
- Meisy Sofhia (BCA 118 035)
- Mika Pebriana (BCA 118 038)
- Novika Ayu Wananda (BCA 118 044)
- Siti Rahma Wati (BCA 118 031)
- Varentcya Dwi Putri (BCA 118 053)

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
TAHUN 2021
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep dasar dan apa perannya dalam perekayasaan
dan penyusunan standar akuntansi?
Jawab :
Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik
lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber atau
penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar yang isinya berbeda-beda.
Konsep dasar akuntansi berperan penting sebagai salah satu dasar atau pertimbangan dalam
perekayasaan dan penyusunan prinsip dan standar akuntansi.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi


Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 211.

2. Sebutkan beberapa sumber dan daftar konsep dasar yang diajukannya.


Jawab :
Beberapa daftar seperangkat konsep dasar:
a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih
juga mengikuti IASC. Konsep dasar tersebut adalah:
1) Basis akrual (accrual basis)
2) Usaha berlanjut (Going concern)

b. Paul Grady
Grady (1965) mendeskripsikan sepuluh konsep dasar sebagai konsep yang
mendasari kualitas bermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau
sebagai keterbatasan (limitations) yang melekat pada statement keuangan.
Kesepuluh konsep dasar tersebut adalah:
1) Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi (A society
and government structure honoring private property right)
2) Entitas bisnis spesifik (Spesific business antities)
3) Usaha berlanjut (Going concern)
4) Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun (Monetary expression in
accounts)
5) Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama (Consistency between periods
for the same entity)
6) Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independen (Diversity in
accounting among independent entities)
7) Konsevatisma (Conservatism)
8) Keterandalan data melalui pengendalian internal (Dependability of data through
internal control)
9) Materialistis (Materiality)
10) Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran (time-liness in
financial reporting requires estimates)
c. Accounting Principles Board (APB)
APB menyebut konsep dasar sebagai cirri-ciri dasar (basic features) dan
memuatnya dalam APB Statement No. 4. APB mengidentifikasi 13 konsepdasar
yangmerupakan karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu:
1) Entitas akuntansi (Accounting entity)
2) Usaha berlanjut (Going concern)
3) Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban (Measurement of economic
resource and obligations)
4) Perioda-perioda waktu (Time period)
5) Pengukuran dalam unit uang (Measurement in terms of money)
6) Akrual (Accrual)
7) Harga pertukaran (Exchange price)
8) Angka pendekatan (Approximation)
9) Pertimbangan (Judgment)
10) Informasi keuangan umum (General-purpose financial information)
11) Statemen keuangan berkaitan secara mendasar (Fundamentally related financial
statement)
12) Substansi daripada bentuk (Substance over form)
13) Materialitas (Materiality)

d. Wolk, Tearney, dan Dodd


Wolk dan Tearny mendaftar 4 konsep dasar yang dianggap sebagai postulat, dan
beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi-masukan (input-oriented
principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality,
dan objectivity dan prinsip berorientasi-keluaran (output-oriented principles)
yaitu comparability, consistency, dan uniformity. Keempat konsep yang
dikategorikan sebagai postulat adalah:
1) Usaha berlanjut (Going concern)
2) Perioda waktu (Time period)
3) Entitas akuntansi (Accounting entity)
4) Unit moneter (Monetary unit)

e. Anthony, Hawkins, dan Merchant


Penulis ini mendaftar 11 konsep yang dijadikan basis dalam isi, bentuk, susunan,
dan arti penting statemen keuangan. Konsep dasar 1-5 dikategorikan sebagai
pelandas statemen posisi keuangan (neraca) sedangkan konsep dasar 6-11
dikategorikan sebagi pelandas statemen laba-rugi.
1) Pengukuran dengan unit uang (Money measurement)
2) Entitas (Entity)
3) Usaha berlanjut (Going concern)
4) Kos (Cost)
5) Aspek ganda (Dual aspect)
6) Perioda akuntansi (Accounting period)
7) Konservatisma (Conservatism)
8) Realisasi (Realization)
9) Penandingan (Matcing)
10) Konsistensi (consistency)
11) Materialitas (Materiality)

f. Paton dan Littleton


Konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton dalam buku yang
diterbitkan pertama kali tahun 1940 merupakan karya klasik yang
mempengaruhi pemikiran akuntansi sesudahnya. Berikut adalah konsep-
konsep dasar yang dikemukakan:
1) Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
2) Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity)
3) Penghargaan sepakatan (Measured consideration)
4) Kos melekat (Cost attach)
5) Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment)
6) Bukti tervesifikasi dan objektif (Variviable, objective evidence)
7) Asumsi (Assumptions)

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 211 – 214.

3. Mengapa konsep dasar Paton dan Littleton dapat dianggap lengkap dan
terpadu?
Jawab :
Konsep-konsep dasar yang diuraikan oleh P&L cukup lengkap dan dapat
menjelaskan tentang faktor lingkungan dan praktik akuntansi yang berjalan pada
jamannya. P&L juga menunjukkan kaitan antara konsep dasar yang satu dengan yang
lain secara koheren (konsep dasar yang satu berkaitan dengan konsep dasar yang lain
secara logis sehingga membentuk satu kesatuan).

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 211.

4. Sebutkan beberapa konsep dasar dari sumber selain P&L yang dapat dianggap
merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep dasar P&L.
Jawab :

1) Substansi daripada bentuk


2) Pengakuan hak milik pribadi
3) Keanekaragaman akuntansi antarentitas
4) Pengendalian internal menjamin keterandalan data

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 214 - 215.

5. Sebut beberapa konsep dasar selain yang dikemukakakn oleh P&L yang
sebenarnya merupakan karakteristik kualitatif rerangka konseptual FASB.
Jawab :
KONSEP DASAR MENURUT FAPB STATEMENT NO.4:
1. Kesatuan usaha sebagai fokus akuntansi
2. Kontinuitas usaha
3. Pengukuran aktiva dan pasiva unit usaha
4. Laporan berdasarkan periode waktu
5. Pengukuran dalam satuan moneter
6. Asas himpunan/akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka/jumlah rupiah pendekatan
9. Kebijaksanaan
10. Informasi keuangan umum
11. Laporan keuangan saling berkaitan
12. Mementingkan substansi daripada bentuk luar/yuridis
13. Materialitas

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 212 - 213.

6. Apakah perioda satu tahun sebagai perioda pengukuran laba dapat dianggap
cukup realistik?
Jawab :
Ya , bias di anggap realistik karena pengukuran yang di lakukan dalam satu
periode (biasanya satu tahun) dapat mewakili keadaan keuangan perusahaan (neraca) di
mana kita tahu dalam pembuatan laporan biasanya terjadi dalam satu periode (satu
tahun) laporan yang selesai di buat pada akhir periode akan menjadi pertimbangan dan
analisis sejauh mana kinerja laporan keuangan perusaan untuk periode selanjutnya
(tahun berikutnya)

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 224.

7. Apa batas kesatuan usaha dalam akuntansi? Mengapa demikian?


Jawab :
Batas kesatuan usaha dari segi akuntansi adalah kesatuan ekonomik. Batas
kesatuan ekonomik adalah kendali (control) oleh satu manajemen. Oleh karena itu,
untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjelasan keuangan,
pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik suatu kegiatan usaha atau
lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai suatu kesatuan. Beberapa buah perseroan
yang secara yuridis terpisah tetapi mempunyai saling-hubungan ekonomik sebagai satu
kegiatan di bawah satu kendali (manajemen) diperlakukan akuntansi sebagai satu
kesatuan usaha.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 216 - 217.

8. Apa implikasi konsep kesatuan usaha terhadap pendefinisan pendapatan dan


biaya?
Jawab :
Konsep kesatuan usaha menjelaskan mengapa pendapatan (dan untung)
didefinisikan sebagai kenaikan atau aliran masuk aset. Dengan konsep kesatuan usaha,
semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan merupakan aset
perusahaan bukan aset pemilik. Kalau ada aliran aset masuk (misalnya kas) yang terjadi
karena perusahaan menjual barang atau menyerahkan jasa maka aset perusahaan akan
bertambah. Tambahan aset ini nantinya akan kembali kepada pemilik kalau perusahaan
tidak diteruskan atau dilikuidasi. Pada saat terjadi pendapatan (kenaikan aset), pada
saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik bertambah yang berarti ekuitas
bertambah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas
(utang kesatuan usaha kepada pemilik).
Sedangkan berkurangnya aset (biaya) pada saat penyerahan produk dalam
rangka menciptakan pendapatan juga akhirnya harus ditanggung oleh pemilik (sebesar
kos produk terjual). Ini berarti bahwa, pada saat terjadi utang kepada pemilik berkurang
dan pemilik harus bersedia menanggung biaya tersebut karena kesatuan usaha dapat
dikatakan bertindak untuk kepentingan pemilik. Jadi, dapat dikatakan bahwa biaya
mengurangi ekuitas.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 217 - 218.

9. Dapatkah departemen, biro, atau bagian dalam perusahaan diperlakukan


sebagai kesatuan usaha?
Jawab :
Ya, Karena dalam kesatuan usaha Konsep kesatuan usaha akuntansi adalah
suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang beridiri sendiri, terpisah dari
organisasi lain atau individu lain. Antara kesatuan usaha satu dengan kesatuan usaha
yang lain atau dengan pemiliknya, terdapat garis pemisah yang tegas. Yang berarti
bahwa kejadian keuangan (transaksi) yang menyangkut suatu kesatuan usaha, tidak
boleh dicampur dengan kesatuan usaha lain atau dengan keuangan pemiliknya. Tanpa
konsep ini maka laporan keuangan akan menjadi kacau, karena yang tercantum dalam
laporan keuangan mungkin akan dimasuki transaksi keuangan yang tidak berhubungan
dengan organisasi itu. Biro bias di katakana usaha seperti biro perjalan dan biro
kesehatan yang berorientasi laba untuk perusahaan dan kembali ke tujuan
pembangunan Negara.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 215.

10. Selain dua konsep dasar yang tersurat dalam rerangka konseptual versi IASC
adakah konsep-konsep dasar yang tersirat (implisit) dalam rerangka konseptual
tersebut?
Jawab :

Ya ada, karena Konsep dasar secara implisit melekat pada tiap penalaran dalam
merekayasa akuntansi. Konsep dasar bersifat asumsi yang validitasnya tidak selalu
dapat diuji tetapi bermanfaat sebagai basis penalaran.

Sumber :
- Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan
Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 211
- https://ismaiel15.wordpress.com/, (diakses pada tanggal 3 April
2021)

11. Apa argumen yang diajukan para pendukung pendekatan aset-kewajiban dan
pendekatan pendapatan-biaya?
Jawab :
FASB menyimpulkan bahwa pendekatan aset-kewajiban dan pendapatan-biaya
merupakan dua alternatif model pelaporan keuangan. Untuk memastikan konsep yang jelas
dan konsisten maka entitas pelaporan harus memilih salah satu pendekatan. Kemudian
FASB menyimpulkan bahwa pendekatan neraca merupakan hal yang logis dan secara
konseptual dapat menjadi dasar bagi akuntansi.

Sumber :
- Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan
Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal :221
- http://journal.trunojoyo.ac.id/pamator/article/download/3097/2340,
(diakses pada tanggal 3 April 2021)

12. Dalam kondisi bagaimana suatu perusahaan disangsikan kelangsungan


hidupnya?
Jawab :
Kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat likuiditasnya.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk
memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.
Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar.
Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar
100%. Di tiap negara memiliki standar rasio yang berbeda dalam likuiditas suatu
perusahaan. Perusahaan akan disangsikan kelangsungan hidupnya jika rasio lancarnya
di bawah standar tersebut.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal :222-223

13. Apakah alokasi overhead dari kantor pusat merupakan kos nyata?
Jawab :
Ya, Actual factory overhead atau overhead pabrik nyata adalah biaya yang
dikeluarkan selama proses manufaktur, tidak termaksud biaya tenga kerja langsung dan
bahan. Contoh biaya overhead pabrik yaitu, gaji pengawas produksi, gaji jaminan
kualitas, gaji manajemen bahan, sewa pabrik, utilitas pabrik, pabrik asuransi bangunan,
balas jasa, penyusutan, biaya setup peralatan, pemeliharaan peralatan, persediaan
pabrik, dan pabrik alat-alat kecil dibebankan. Setelah overhead pabrik dialokasikan
untuk persediaan, jumlah yang sebenarnya dialokasikan akan bervariasi dari jumlah
standar yang telah dianggarkan untuk dialokasikan. Perbedaan ini disebabkan oleh
komponen varians pengeluaran atau varians efisiensi. Pengeluaran varians terjadi
karena jumlah aktual pengeluaran overhead pabrik yang terjadi selama periode itu
berbeda dari jumlah standar produksi yang telah dianggarkan dibeberapa titik di masa
lalu. Efisiensi varians terjadi karena jumlah unit yang overhead pabrik dialokasikan
bervariasi dari jumlah standar produksi yang telah di harapkan ketika tingkat alokasi
didirikan.

Sumber:http://akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/Ekonomi/Akuntansi/Ardin
_Doloksaribu/Buku_Akuntansi_Biaya.pdf, (diakses pada tanggal 3 April 2021)

14. Apakah kos kapasitas menganggur suatu fasilitas fisis dapat ditunda
pembebanannya ke pendapatan?
Jawab :
Ya, misalkan truk tidak dipakai atau dipakai di bawah kapasitas, biaya sewa tiap
tahun tetap terjadi sebesar tariff (kos per tahun) yang telah disepakati dan berapapun
besarnya biaya ini akan tetap merupakan pengurangan pendapatan. Lalu bagaimana
dapat dijadikan pendapatan? Jika truk tersebut menganggur, truk tersebut dapat kita
jadikan usaha sewa untuk ke pihak luar dengan harga diatas harga perolehan/harga
sewa.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 238

15. Adakah bukti objektif dalam estimasi kerugian piutang?


Jawab :
Penentuan kerugian piutang yang sepenuhnya objektif hanya dimungkinkan
apabila pelanggan (customers) dinyatakan pailit oleh pengadilan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 241

16. Beri contoh prinsip akuntansi yang dilandasi konsep substance over form.
Jawab :
Contoh: akuntansi harus mengakui dan mencatat semua transaksi keuangan
terkait kegiatan properti sebuah perusahaan properti di atas sebuah tanah, meskipun
tanah itu secara legal- belum dibeli/dibebaskan.

Contoh lain: secara legal, saham PT X telah dibeli oleh si A. Tapi karena si A
belum mentransfer uangnya maka -secara akuntansi- bukti kepemilikan saham si A
pada PT X belum terakui/tercatat.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 243-244

17. Apa konsekuensinya bila akuntansi menggunakan konsep dasar likuidasi alih-
alih kontinuitas usaha?
Jawab :
Bahwa perusahaan akan bangkrut atau bubar setiap saat tidak dapat dijadikan
pegangan dalam perekayasaan pelaporan keuangan atau penyusunan standar
.
Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,
Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 223

18. Apa yang dimaksud dengan penandingan jangka panjang?


Jawab :
Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar
hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya dalam jangka panjang.
Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan. Sementara cost yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.
Misalnya pemakaian metode prosentase penyelesaian dalam kontrak konstruksi jangka
panjang. Apabila taksiran seka rang terhadap tot al cost kontrak menunjukkan rugi, maka
rugi tersebut harus diakui atas kontrak yang telah dilaksanakan. Jadi, meskipun rugi tersebut
belum terealisasi karena proyek belum selesai, tetapi total taksiran rugi harus segera diakui.
Perlakuan seperti ini akan lebih tepat apabila metode kontrak selesai yang digunakan.

Sumber:http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pendidikan/ta-konsep-biaya.pdf,
(diakses pada tanggal 3 April 2021)

19. Ambilah salah satu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan jelaskanlah
pasal-pasal mana saja yang dipengaruhi oleh konsep dasar berikut.
Jawab :
a. Kesatuan usaha b. Konservatisma c. Kontinuitas usaha
a. Kesatuan usaha :
PSAK no 4 ini mengatur penyajian laporan keuangan konsolidasi suatu
kelompok perusahaan yang berada di bawah pengendalian suatu induk
perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi disajikan untuk memenuhi
kebutuhan informasi keuanganyang meliputi posisi keuangan, hasil
usaha dan arus kas dari suatu kelompok perusahaan, yang secara
ekonomis dianggap merupakan satu kesatuan usaha.
b. Konservatisma :
 SAK No. 14 tentang persediaan yang menyatakan bahwa
perusahaan dapat mencatat biaya persediaan dengan
menggunakan salah satu metode yaitu FIFO (first in first out)
atau masuk pertama keluar pertama dan metode rata-rata
tertimbang.
 PSAK No. 16 tentang aktiva tetap dan aktiva lain-lain yang
mengatur estimasi masa manfaat suatu aktiva tetap. Estimasi
masa manfaat suatu aktiva didasarkan pada pertimbangan
manajemen yang berasal dari pengalaman perusahaan saat
menggunakan aktiva yang serupa. Estimasi masa manfaat
tsbharuslah diteliti kembali secara periodik dan jika manajemen
menemukan bahwa masa manfaat suatu aktiva berbeda dari
estimasi sebelumnya maka harus dilakukan penyesuaian atas
beban penyusutan saat ini dan di masa yang akan datang.
Standar ini memungkinkan perusahaan untuk mengubah masa
manfaat aktiva yang digunakan dan dapat mendorong timbulnya
laba yang konservatif.
 PSAK No. 19 tentang aset tidak berwujud yang berkaitan dengan
metode amortisasi. Dijelaskan bahwa terdapat beberapa metode
amortisasi untuk mengalokasikan jumlah penyusutan suatu aset
atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya.
 PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan yang
menyebutkan bahwa alokasi biaya riset dan pengembangan
ditentukan dengan melihat hubungan antara biaya dan manfaat
ekonomis yang diharapkan perusahaanakan diperoleh dari
kegiatan riset dan pengembangan. Apabila besar kemungkinan
biaya tsb akan meningkatkan manfaat ekonomis di masa yang
akan datang dan biaya tsb dapat diukur secara handal, maka
biaya-biaya tsb memenuhi syarat untuk diakui sebagai aktiva.
c. Kontinuitas Usaha :
PSAK no 01. Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan
keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang
selanjutnya disebut „laporan keuangan‟ agar dapat dibandingkan baik
dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan
keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian
laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi
laporan keuangan. PSAK No. 1 menetapkan karakteristik umum untuk
penyajian laporan keuangan. Secara khusus, PSAK No. 1 membahas aspek-
aspek; Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap standar akuntansi,
Kelangsungan usaha (going concern), Dasar akrual akuntansi, Materialitas,
agregasi, dan saling hapus, Frekuensi pelaporan, Informasi komparatif, dan
Konsistensi penyajian. Menurut PSAK No. 1, laporan keuangan yang
lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan,
dan laporan posisi keuangan pada awal periode. Laporan keuangan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk menjamin para pemakai
laporan keuangan bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai
dengan PSAK No.1. Para pemakai laporan keuangan tersebut meliputi
investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah, dan masyarakat.
Sumber :
- Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan
Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 215 dan 222
- https://www.coursehero.com/file/p4lsleo/Menurut-PSAK-4-laporan-
keuangan-konsolidasi-harus-disajikan-oleh-entitas-induk/, (diakses
pada tanggal 3 April 2021)

20. Mengapa beberapa penulis mengajukan konsep dasar yang berbeda-beda baik
isinya maupun banyaknya?
Jawab :
Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi
karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.
Berbagai sumber atau penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar
yang isinya berbeda-beda, hal ini tentu saja dilatarbelakangi oleh karakteristik
lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan penulis tersebut.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 211

21. Jelaskan pengertian konsep kesatuan usaha dan sebutkan berbagai implikasinya
terhadap penyusunan standar?
Jawab :
Konsep kesatuan dasar adalah perusahaan dianggap sebagai badan usaha
ekonomik yang beridiri sendiri bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya
terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan
kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Impikasi terhadap penyusunan standar :
- Batas kesatuan
- Sistem berpasangan
- Persamaan akuntansi
- Artikulasi

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 215

22. Apa yang dimaksud dengan persamaan akuntansi? Samakah persamaan


akuntansi dengan persamaan aljabar? Jelaskan!
Jawab :
Tidak, misalkan hubungan fungsional antarbuku besar dapat dinyatakan sebagai
berikut :
A = K +E + P – B +
I–D
Karena I dan D dipandang jarang terjadi, persamaan akuntansi sering hanya
dinyatakan sebagai A=K+E+P-B. Dengan konsep kesatuaan usaha, persamaan akuntansi
merupakan persamaan spesifik atau khusus dan bukan persamaan aljabar. Oleh karena
itu, susunan persamaan akuntansi tidak dapat dibolak-balik secara sembarang. Misalnya,
suku B dan D dipindah kerus kiri seperti persamaan aljabar sehingga persamaan
menjadi : A + B + D = K + E + I

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 220

23. Mengapa akuntansi menggunakan asas akrual bukannya asas tunai dalam
penentuan laba periodik?
Jawab :
Karena akuntansi mendasarkan diri pada konsep upaya dan hasil dalam
menentukan besarnya laba, akuntansi tidak membatasi pengertian biaya atau
pendapatan pada biaya yang telah dibayar atau pendapatan yang telah diterima.
Akuntansi menekankan substansi suatu kegiatan atau transaksi yang menimbulkan
biaya dan pendapatan. Artinya, akibat suatu transaksi tertentu yang telah terjadi (past
events), berjalannya waktu sudah dapat menjadi dasar untuk mengakui biaya atau
pendapatan. Karena itu dalam proses penandingan (matching), akuntansi mendasarkan
diri pada asas akrual bukannya tunai.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 237

24. Apakah yang dimaksud dengan penakar penandingan? Penakar penandingan


yang manakah yang paling ideal dalam penentuan laba dan sebutkan
alasannya?
Jawab :
Penakar penandingan dapat berupa unit produk (alasan ideal) atau perioda
waktu (alasan kepraktisan). Penakar pengganti yang paling ideal dalam menentukan
laba karena pendapatan dan hasil penjualan sejumlah produk harus ditandingkan
dengan biaya (diukur dengan kos) yang keluar dari kesatuan usaha untuk memperoleh
pendapatan

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 235 - 236

25. Dengan konsep dasar kos sebagai bahan olah akuntansi, jelaskan hubungan
antara aset, kos, dan biaya!
Jawab :
Dalam arti luas kos mempunyai makna sebagai agregat harga dalam
pemerolehan suatu aset. Penghargaan sepakatan (kos) dalam transaksi antarpihak
independen menjadi dasar pengukuran karena jumlah rupiah tersebut dianggap cukup
terandalkan untuk mendekati/mengaproksikan nilai sebenarnya atau nilai wajar suatu
objek pada saat transaksi. Penurunan nilai aset yang berkaitan dengan operasi dan
bukan dengan investasi dan pendanaan adalah biaya.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 226

26. Jelaskan perbedaan makna antara kos dan biaya.


Jawab :
Kos merupakan pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos. Biasanya
biaya selalu dapat disebut kos karena kos melekat di dalam biaya. Tetapi, kos tidak
selalu dapat disebut biaya karena kos dapat juga merepresentasi aset.
Kos merupakan bahan olah dasar akuntansi (pengukuran yang dilekatkan pada
suatu objek kos). Dengan pengertian tersebut semua objek yang dapat diukur
merupakan objek kos, dan hasil pengukuran tersebutlah yang disebut kos. Contohnya
pendapatan Rp 2 juta, biaya Rp 1 juta, Rp mesin 5 jt,dll adalah objek kos, dan angka-
angka yang melekat pada masing-masing objek tersebut (2 juta, 1 juta, 5 juta) adalah
KOS yang akan diolah dalam akuntansi.
Biaya adalah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pendapatan (Hasil).
Sedangkan kata "beban" tidak selaras dengan konsep upaya dan hasil, karena beban
mempunyai makna akan sesuatu yang harus ditanggung (seakan-akan pendapatan
didapat dahulu, dan karena mendapatkan pendapatan tersebut kita harus menanggung
beban). Pengertian Expense (biaya) disini sejalan dengan apa yang tercantum dalam
definisi elemen-elemen laporan keuangan di SAK.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 228 - 229

27. Apakah cukup beralasan bila kos disamakan dengan measured consideration?
Jawab :
Ya, cukup asalkan kos didefinisikan dalam arti luas. Dalam buku Suwardjono yang
berjudul “Teori Akuntansi” mengemukakan beberapa alasan sebagai berikut :
 Dari segi penjual, walaupun istilah cost tidak cukup luas, aliran masuk
penghargaan sepakatan penjualan atau pendapatan/pendapatan yang
dicatat akhirnya akan menjadi cost juga kalau sudah digunakanuntuk
memperoleh barang dan jasa. Cost akan tetap menjadi pengukur
berbagai pos aset dan kewajiban.
 Dari segi pembeli, kalau istilah cost mempunyai keterbatasan karena
tidak dapat menyatakan hal yang sama dari kedua belah pihak dalam
suatu pertukaran, keterbatasan ini sebenarnya tidak masalah karena
akuntansi menganut konsep kesatuan usaha.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 228

28. Mengapa measured consideration dianggap objektif untuk menentukan besar-


kecilnya potensi jasa yang dikuasai perusahaan?
Jawab :
Karena Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut
paling mudah untuk mengkualifikasi objek atau jasa kedalam satuan yang homogenus
dan juga karena harga dalam satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk
menyatakan kesepakatan dalam pertukaran. Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan
uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting meleinkan justru potensi jasa
yang ada dibalik angka koslah yang mempunyai arti penting. Perlu diingat bahwa kos
merupakan salah satu atribut untuk merepresentasi secara tepat realitas kegiatan
perusahan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 231

29. Berilah komentar mengenai penggunaan istilah “harga pokok penjualan”,


”biaya”, “beban” yang digunakan dalam buku Standar Akuntansi Keuangan.
Jawab :
Dalam buku SAK 2001, IAI memadankatakan istilah biaya dengan cost
,beban dengan expense, beban pokok penjualan dengan cost of goods sold. Hal
itu, menjadi bingung pada kata cost of production berarti harga pokok produk
atau biaya produksi berarti product cost. Tetapi menurut artikel What Does
Cost Really Mean, kalau cost yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah
bahan olah atau oengukur dalam bentuk moneter, kedua istilah tersebut sama-
sama tidak tepat.

Sumber :
- Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,
Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 233
- https://www.coursehero.com, (diakses pada tanggal 4 April 2021)

30. Apakah perbedaan makna “pokok” dalam istilah harga pokok penjualan dan
harga pokok mesin?
Jawab :
Harga pokok penjualan bermakna harga dari pokok penjualan yang bermakna
barang terjual. Sedangkan harga pokok mesin bermakna pengeluaran dan beban yang
melekat pada mesin.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 233

31. Jelaskan pengertian earning power dan apakah hubungannya dengan laba
periodik!
Jawab :
Daya melaba (earning power) adalah rata-rata dalam jangka panjang tingkat
imbalan periodik tersebut. Kinerja akhir dapat diketahui secara tuntas dan objektif
kalau perusahaan benar-benar dinyatakan berhenti, dinilai pada saat itu, dan kemudian
dilikuidasi. Pelaporan keuangan lebih berkepentingan dengan daya melaba (earning
power) perusahaan. Untuk satu perioda, tingkat untuk mendapatkan laba dengan tingkat
sumber ekonomik tertentu disebut dengan tingkat imbalan investasi (rate of return on
investment). Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber
ekonomik masuk dan keluar kesatuan usaha (pendapatan dan biaya) harus dipenggal-
penggal dengan periode waktu sebagai wadah dan penakar. Penggalan pendapatan dan
biaya untuk suatu periode dituangkan dalam statement laba-rugi periodic sehingga
statement laba-rugi dipandang sebagai statement yang paling penting dalam pelaporan
keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilai daya melaba.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 223 – 225.

32. Apakah yang dimaksud bahwa walaupun akuntansi mendasarkan diri pada
objektivitas tetapi ak untansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak?
Jawab :
Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi
penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau akuan data akuntansi. Jadi,
akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada
objektivitas relative yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi
terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu
tersebut.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 239

33. Apakah yang dimaksud bahwa statemen laba rugi bersifat tentatif? Konsep
dasar apa yang melandasi hal ini?
Untuk perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur pada umumnya,
penggunaan perioda sebagai penakar pengukuran adalah lebih unggul ditinjau dari segi
kepraktisan dibandingkan dengan penakar yang lain. Namun demikian, perlu diingat
bahwa terdapat keterbatasan statemen laba-rugi tahunan sebagai indikator kemajuan
perusahaan yang hidup terus. Sampai tingkat tertentu, indikator tahunan semacam itu
bagaimanapun baiknya selalu bersifat sementara (tentatif). Konsep yang melandasi
yaitu konsep kontinuitas usaha.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 242.

34. Apakah bukti yang objektif dengan sendirinya merupakan bukti yang dapat
diverifikasi? Atau sebaliknya, apakah bukti yang dapat diverifikasi dengan
sendirinya merupakan bukti yang objektif?
Jawab :
Bukti yang objektif dengan sendirinya merupakan bukti yang dapat diverifikasi
karena Bukti “terverifikasi” (yang dapat diverifikasi) adalah bukti yang mempunyai
sifat tertentu sehingga memungkinkan untuk menjadi bahan pembuktian kebenaran
pernyataan. “Objektif” berarti bahwa fakta yang diungkapkan oleh suatu bukti bisa jadi
bukti diveririkasi tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi (personal bias).

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 240

35. Apa implikasi penting dari konsep dasar kos melekat?


Jawab :
a. Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran kos.
b. Kos mengalami tiga tahap perlakuan: pemerolehan, penelusuran,dan
pembebanan.
c. Penggabungan kos tidak memperhitungkan/mengakui tambahan utilitas objek
yang diikuti.
d. Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak independen terhadapnya
e. Produk menjadi wadah penggabungan kos yang mudah dikaitkan dengan
produk.
f. Perioda menjadi wadah penggabungan kos yang tidak mudah dikaitkan
dengan produk.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 231 – 232.

36. Apa pengertian kos terkandung dan kos penggantian?


Jawab :
Kos melekat dilandasi oleh konsep konsep kos yang disebut kos terkandung
(embodied cost) yaitu kos yang benar-benar terkandung dalam suatu objek atau produk
sebagai pasangan kos penggantian (displacement cost) yaitu kos seandainya objek
tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan kos
kesempatan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 232

37. Apa yang dimaksud bahwa kos merepresentasi potensi jasa?


Jawab :
Di balik deretan angka-angka akuntansi terkandung potensi jasa yang berwujud
fisis maupun nonfisis. Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau kapasitas
lain yang kekuatannya paling tidak sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan
yang direpresentasi dalam bentuk kos.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 231

38. Sebut dan jelaskan beberapa implikasi konsep upaya dan hasil?
Jawab :
Konsep upaya dan hasil menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam
rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil
(pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya
bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha
melakukan kegiatan produktif (yang dipresentasi dengan terhimpunnya kos) maka
pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum terealisasi. Secara
teknis, kesatuan usaha harus menghasilkan atau menyediakan barang atau jasa untuk
menciptakan pendapatan dengan cara menyerahkan atau menukarkan barang/jasa
tersebut.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 234 – 235.

39. Tepatkah dikatakan bahwa biaya disebut sebagai beban pendapatan?


Jawab :
Ya, karena biaya adalah penurunan aset. Serta pada konsep upaya dan hasil
biaya merupakan biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa
pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil tanpa upaya. Secara konseptual,
pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,


Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE, Hal : 234.

40. Jelaskan pengertian sikap konservatif?


Jawab :
Konservatisma adalah sikap atau aliran (mahzab) dalam menghadapi
ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan
(outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Sikap konservatif juga
mengandung makna sikap berhati-hati dalam menghadapi risiko dengan cara bersedia
mengorbankan sesuatu untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
Adapun akuntasi apabila menganut konsep dasar konservatisme, dalam
menyikapi ketidakpastian, akuntansi (penyusun standar) akan menentukan pilihan
perlakuan atau prinsip akuntansi yang didasarkan pada munculan (keadaan, harapan
kejadian, atau hasil) yang dianggap kurang menguntungkan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 245

41. Apa implikasi dianutnya konsep konservatisma dalam akuntansi?


Jawab :
Implikasi konsep konservatisma dalam akuntansi adalah pada pelaporan
keuangan, bahwa pada umunya akuntansi akan segera mengakui biaya atau rugi yang
kemungkinan besar akan terjadi tetapi tidak mengantisipasi (mengakui lebih dahulu)
untung atau pendapatan yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 245

42. Apakah yang disebut dengan artikulasi statemen keuanan? Apakah konsekuensi
artikulasi terhadap pengertian pendapatan, laba, dan biaya?
Jawab :
Dengan artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statement
laba rugi akan sama dengan laba dalam statement perubahan ekuitas akan sama dengan
jumlah rupiah ekuitas dalam neraca.
Pendefisian pendapatan dan biaya dengan sendirinya laba sebagai perubahan
asset atau kewajiban sering disebut dengan pendekatan asset-kewajiban. Dengan
demikian, laba merupakan konsekuensi pengukuran asset dan kewajiban sebagai focus .
Pendekatan pendapatan biaya, menekankan pendefinisian, pengakuan, dan
pengukuran pendapatan dan biaya sehingga perubahan asset dan kewajiban dianggap
sebagai akibat pengukuran pendapatan dan biaya. Sebagai konsekuensi, neraca akan
dipenuhi oleh pos-pos beban tangguhan dan kredit tangguhan yang tidak memenuhi
definisi asset.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 220 – 222.

43. Apakah yang dimaksud pendekatan nonartikulasi dan apa implikasinya


terhadap penilaian pos pos neraca?
Jawab :
Pendekatan nonartikulasi yaitu yang memisahkan pengukuran elemen- elemen
statemen laba-rugi dan neraca.
Basis pengukuran elemen dalam kedua statement berbeda sehingga dihasilkan
neraca berbasis pengukuran asset kewajiban dan statement laba rugi berbasis
pengukuran biaya yang independen.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 222.

44. Jelaskan pengetian asas akrual dan berilah contoh penerapan asas tersebut.
Jawab :
Asas akrual adalah asas dalam pengakuan pendapatan asas dalam pengakuan
pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak
kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya
diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang
melekat pada barang dan jasa yang diserahkan tersebut.
Contohnya :PT A membeli mesin sebesar Rp. 6.000.000 ke PT B dengan
pembayaran termin 2/10,n/60. Jurnal yang dicatat oleh PT A berupa (D) Mesin Rp.
6.000.000; (K) Hutang Rp. 6.000.000.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 237

45. Jelaskan makna atau pengertian depresiasi dengan digunakannya konsep dasar
kontinuitas usaha!
Jawab :
Depresiasi perlu dilakukan sebagai antisipasi untuk menyediakan dana
pengganti aset tetap sebagai alat produksi yang memiliki keterbatasan umur, sehingga
bisa menjamin kontinuitas usaha.
Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan
Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 237.

46. Apakah depresiasi merupakan biaya yang nyata bukan hipotesis?


Jawab :
Depresiasi adalah bagian dari kos aset yang telah diperhitungkan sebagai biaya
tetapi hasil perhitungannya bukan jawaban sementara yang masih harus dilakukan
penelitian lebih lanjut.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 237.

47. Apakah penetuan besarnya depresiasi dapat didukung bukti yang objektif?
Jawab :
Penentuan depresiasi yang sepenuhnya objektif hanya dimungkinkan apabila
suatu aset tetap diberhentikan dari penggunaan untuk seterusnya.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 237

48. Apa perbedaan keobjektifan bukti dalam akuntansi dan dalam ilmu alam?
Jawab :
Bukti objektif dalam akuntansi adalah sarana untuk memastikan kebenaran atau
memberikan pembuktian bahwa fakta yang diungkapkan oleh suatu bukti tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi (personal bias).
Bukti objektif dalam ilmu alam adalah Hasil dari kajian ilmu pengetahuan alam
harus sesuai dengan fakta dan bukti kebenaran ilmiah secara apa adanya tanpa
ditambah ataupun ditutup dengan mitos dan perasaan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 240 - 241

49. Apa yang dimaksud bahwa objektifitas dalam akuntansi harus dilihat dalam
perspektif jangka panjang?
Jawab :
Konsep objektivitas relativ yaitu bahwa perlakuan akuntansi atas dasar bukti
yang tersedia sekarang menjadi tidak sesuai dengan keadaan dan fakta pada perioda
masa datang. Akan tetapi, kalau fakta (bukti) yang digunakan adalah yang terbaik
diperoleh (best abtainable) maka tidak ada lagi yang dapat diperbuat pada waktu itu.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 241

50. Benarkah depresiasi merupakan sarana pengumpulan dana penggantian aset


tetap?
Jawab :
Ya, depresiasi tetap dilihat dari aspek akuntansinya merupakan alokasi biaya
harga perolehan aktiva tetap kepada periode-periode yan bersangkutan, namun bila
ditinjau dari segi perbendaharaan, maka depresiasi merupakan pengumpulan dana
untuk penggantian aset tetap setelah habis masa umur ekonomisnya, disamping juga
merupakan penilaian atas nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 237 – 238.

51. Cukup realistikkah apabila dikatakan bahwa didalam akuntansi, tujuan


perusahaan adalah mencari laba?
Jawab :
Cukup realistik. Memang benar bahwa kalau perusahaan dikelola oleh
pemerintahan tujuan mencari laba ditekan sampai minimal, namau demikian cukup
beralasanlah dalam hal ini untuk menganggap bahwa biaya harus terjadi atau
dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan guna menutup (mengkompensasi) biaya
tersebut dan bahwa prestasi dan kelangsungan hidup perusahaan harus dievaluasi
paling tidak atas dasar kemampuan pendapatan menutup biaya.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 243

52. Akuntansi tidak mengakui adanya kos hipotesis. Jelaskan mengapa kos servis
gratis (after sales service) yang digunakan oleh suatu toko sepeda motor dapat
diakui sebagai biaya dalam tahun terjadinya penjualan? Apakah hal tersebut
bukan merupakan biaya hipotesis?
Jawab :
Biaya hipotesis timbul karena transaksi / kejadian / upaya dengan berasumsi
dilakukan atau tidak nyata dengan fasilitas yang dibangun sendiri. Dalam kasus diatas
merupakan biaya nyata dan bukan biaya hipotesis, karena pihak perusahaan tetap
menyediakan upah untuk melakukan service, serta mengeluarkan berbagai macam
sparepart baru untuk mengganti sparepart yang tidak dapat dipakai motor tersebut.
Tetapi untuk kos penjualan dianggap nol karena gratis.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 236

53. Jelaskan pengertian potensi jasa (service potentials) suatu sumber ekonomi dan
apa hubungannya dengan kos sebagai bahan oleh akuntansi?
Jawab :
Potensi jasa (service potentials) suatu sumber ekonomi adalah suatu daya atau
kapasitas langka ( Scarce ) yang dapat dimanfaatkan kesatuan usaha dalam upayanya
untuk mendatangkan pendapatan melalui kegiatan ekonomi seperti konsumsi, produksi,
dan pertukaran. Hubungannya untuk mengukur sumber ekonomik yang masuk dan
sumber ekonomik yang keluar serta menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya
sehingga asumsi dibalik penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi
bertindak rasional, suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.

Sumber : Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan


Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPHE, Hal : 225

54. Menurut rasa bahasa dan menurut pengertian anda, apakah pengertian atau
kesan yang anda tangkap dengan menggunakan istilah berikut: harga pokok
bangunan, biaya bangunan, kos bangunan, dan harga perolehan bangunan
sebagai padan kata cost of building?
Jawab :
Tidak.
 Harga pokok bangunan merupakan jumlah dari pada bangunan yang
melekat. Dimulai pada saat pengadaan bangunan sampai saatnya dijual.
 Biaya bangunan merupakan pembelian bangunan untuk mendapatkan
pendapatan pada saat dioperasikan.
 Kos bangunan merupakan angka-angka yang melekat pada bangunan.
 Harga perolehan merupakan harga beli barang ditambah biaya-biaya
untuk mendapatkan barang tersebut.

Sumber : https://www.coursehero.com, (diakses pada tanggal 5 April


2021)

55. Buka atau cari salah satu Statemen of Financial Accounting Standards dari
FASB dan bacalah seksi basis for conclusion. Sebut konsep dasar yang secara
implisit maupun eksplisit digunakan dalam penalaran di dalam seksi tersebut.
Jawab :
Dasar ini untuk kesimpulan telah dipersiapkan oleh staf audit internasional dan
jaminan standar Board (IAASB). Ini berkaitan dengan, tetapi bukan merupakan bagian
dari baru dan direvisi Auditor laporan standar dan Amandemen sesuai terkait. Standar
dan terkait sesuai amandemen ini terdiri dari:
 ISA 700 (revisi), membentuk pendapat dan pelaporan pada laporan keuangan
 Baru ISA 701, berkomunikasi Audit kunci penting dalam laporan
Auditor Independen
 ISA 705 (revisi), modifikasi pendapat dalam laporan Auditor
Independen
 ISA 706 (revisi), penekanan materi paragraf dan masalah lain paragraf
dalam laporan Auditor Independen
 ISA 570 (revisi), akan menjadi perhatian
 ISA 260 (revisi), komunikasi dengan orang-orang didakwa
dengan pemerintahan
 Sesuai amandemen terhadap Isa 210,1 220,2 230,3 510,4 540,5 580,6 600,7
dan 710.8
Baru dan direvisi Auditor laporan standar dan terkait sesuai perubahan disetujui dengan
suara afirmatif 17 dari 17 IAASB anggota yang hadir pada September 2014

Sumber : https://www.coursehero.com, (diakses pada tanggal 5 April 2021)

56. Apakah untuk mencapai keterbandingan yang tinggi antarperusahaan akuntansi


harus diseragamkan atau distandardisasi?
Jawab :
Akuntansi distandarisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administratif
oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan dan penyajian
akan memudahkan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.
Sumber : https://www.coursehero.com, (diakses pada tanggal 5 April 2021)

57. Bacalah artikel What Does Cost Really Mean? Di Lampiran 1 dan buatlah
kritik dan komentar terhadap artikel tersebut!
Jawab :
Saya masih tetap berpikir bahwa cost dalam bahasa Indonesia adalah „biaya‟.
Bila ditanya apa definisi cost, saya akan menjawab bahwa cost adalah „pengorbanan
yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh „sesuatu‟‟. „Sesuatu‟ di sini bisa berupa
aset, bisa pula berupa pendapatan. Bisa dilihat betapa rancunya pengertian saya
mengenai cost. Terlebih lagi, pengertian tersebut sebenarnya lebih tepat sebagai
pengertian dari expense, yang merupakan kata bahasa Inggris untuk „biaya‟ (bukan
cost). Pengertian saya mengenai expense dan cost selama ini tercampur baur. Yang
saya tahu, cost pasti berupa pengorbanan, padahal belum tentu begitu. Pengertian
yang jelas mengenai cost dan expense, baru saya dapatkan sejak mengikuti kelas ini.
Cost merupakan unit pengukur atau bahan olah akuntansi, sementara biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomik untuk memperoleh pendapatan. Biaya merupakan
wadah atau elemen, yang diukur dengan cost. Itulah definisi sebenarnya dari cost dan
expense. Karena itu, memang sangat keliru apabila expense kemudian diterjemahkan
menjadi „beban‟ dalam bahasa Indonesia, karena istilah „biaya‟ telah terpakai untuk
menerjemahkan cost. Kata expense-lah yang seharusnya diterjemahkan menjadi
„biaya‟ sementara cost sebenarnya tidak memiliki padan kata dalam bahasa Indonesia.
Karena itu, kata cost seharusnya memang tetap ditulis sebagai cost atau diserap ke
dalam bahasa Indonesia sebagai kos.

Sumber : https://www.coursehero.com, (diakses pada tanggal 5 April 2021)

Anda mungkin juga menyukai