Anda di halaman 1dari 21

BAB 6

ASETS
DEFINISI
Aset adalah manfaat/potensi ekonomi masa datang yg cukup
pasti diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh satu entitas
sebagai akibat transaksi masa lalu

Aset merepresentasi patensi jasa fisis dan non fisis yg


memampukan entitas utk menghasilkan barang atau jasa

APB No.4 merinci aset yg digolongkan sbg sumber ekonomik


sbb:
1. Sumber produktif; bahan baku, mobil, pabrik, gedung,dll dan
hak kontraktual utk menggunakan sumber2 ekonomik
2. Produk, merupakan keluaran dari entitas berupa brg jadi/jasa
dan barang dlm proses
3. Uang
4. Klaim utk menerima uang
5. Hak pemilihan atau investasi pada perusahaan lain
Karakteristik Utama Aset

a. Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti


b. Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
c. Timbul akibat transaksi masa lalu

Manfaat ekonomik, kriterianya:


1. Mengandung potensi jasa atau utilitas cukup pasti
(manfaatnya terukur, dpt diasosiasikan dgn cash inflow).
2. Daya tukar atau daya beli (dpt ditukar dgn potensi jasa
lainnya dlm kegiatan ekonomik)
3. Dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa.
4. Dapat digunakan untuk memproduksi barang.
5. Dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.
Lanjutan
Dikuasai atau dikendalikan entitas, kriteria
a. Cukup dikuasai tidak harus dimiliki, dgn cara pembelian,
pemberian, penemuan, perjanjian (mis.leasing), produksi/buat
sendiri, pertukaran, peminjaman, dll
b. Pemilikan merupakan konsep yuridis bukan ekonomik atau
substantif, karena itu syarat mutlaknya adalah manfaat
dikuasai.
c. Akuntansi menganut konsep dasar substansi di atas bentuk.
d. Pemilikan hanya salah satu cara untuk menguasai manfaat
ekonomik.

Transaksi masa lalu, ciri


a. Syarat utama atau kriteria pertama untuk mengakui aset
(necessary condition)
b. Menghidari kontrak eksekutori untuk diakui sebagai aset
(sesuatu yg baru sebatas kontrak dan belum dieksekusi tdk
bisa dikategorikan sbg aset)
c. Menghindari pengakuan cost hipotetis sebagai aset
(mis.anggaran pembelian aset tdk boleh dikategorikan sbg aset).
Karakteristik Pendukung
Tidak membatalkan objek sebagai aset
a. Melibatkan cost (perolehan aset pd umumnya
berdasarkan harga yg disepakati - cost)
b. Berwujud (tangible) dan tdk berwujud (intangible)
c. Tertukarkan (exchangable), aset tsb dpt ditukar
dgn sumber ekonomik lainnya, sumber ekonomik
tsb punya daya tukar
d. Terpisahkan (severable), sumber ekomomik tsb
terpisahkan dari sumber ekonomi lainnya, aset
harus dinilai secara individual
e. Berkekuatan hukum (legally enforceable), tdk
semua aset harus didukung dokumen hukum,
tetapi aset tsb cukup mempunyai daya paksa
secara hukum (mis. Piutang)
Pengukuran Aset

Pengukuran bukan merupakan kriteria utk mendefinisi aset,


tetapi merupakan kriteria PENGAKUAN aset.
Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran nilai
aset, tanpa nilai terukur dari aset, maka tdk bisa dicatat
Aset direpesentasi oleh cost sebagai data dasar untuk
mengikuti aliran fisis.
PENGUKURAN adalah penentuan jumlah rupaih yg harus
dilekatkan pada suatu aset pd saat terjadinya transaksi, dan
akan dijadikan data dasar utk mengikuti aliran fisis aset tersebut.

Harga yg disepakati merupakan dasar yang paling terandalkan


dan objektif karena penjual dan pembeli sama-sama bebas dan
berkehendak serta berkemampuan (arm’s length bargaining).

Berlaku untuk barang standar (umum).


Lanjutan
Tahap Perlakuan Akuntansi
1. Tahap Pengukuran/pengakuan/klasifikasi (measurement/
recognition/classification)
2. Tahap Penelusuran (tracing) (alokasi, distribusi dan
penggabungan
3. Tahap Pembebanan (charging to revenues), pembebanan
biaya aset kepada pendapatan dlm periode tersebut
Klasifikasi Pengeluaran Saat Perolehan
Pengeluaran untuk kapital (capital expenditures), dicatat sebagai
Aset
Pengeluaran untuk pendapatan (revenue expenditures), dicatat
sebagai beban

Konseptual: Cost perolehan diperlakukan sebagai aset


walaupun hanya sesaat.
Teknis: Cost perolehan dapat diperlakukan sebagai biaya
pada saat terjadinya (jika ......
Lajutan MANFAAT
SDH
TERPAKAI

BEBAN

EXPIRED
COST
LOSS

COST ASET
UNEXPIRED MANFAAT
COST HABIS TAPI
TDK
TERPAKAI

MANFAAT
BELUM
TERPAKAI
Faktor Penentu Besarnya Harga Perolehan (Cost)

a. Batas kegiatan (tujuan pemerolehan)


Pemerolehan memerlukan waktu dan melibatkan
beberapa kegiatan, yg secara teroritis dimulai sejak awal
hingga aset tersebut digunakan (batas akhir peroleh) yg
merupakan batas bagian dari cost.
Atau, semua pengorbanan sumber ekonomik yg terjadi
akibat perolehan aset, hingga aset dpt berfungsi sesuai
tujuannya.
b.Jenis penetapan harga (consideration).
• Tunai (cash cost), mudah mengukurnya, yakni dgn
seluruh jlh rupiah yg disepakai sebagai cost.
• Nontunai atau nonkas:
• Setara tunai (cash equivalent)
• Cost tunai terkandung (implied cash cost)
Lanjutan

Jenis Penetapatan Harga Nonkas


a. Barter
Pengukuran aset yg diperoleh, tergantung pd apakah
aset yg dipertukarkan SEJENIS atau TDK SEJENIS

1. Jika pertukaran sejenis, maka secara konseptual


dianggap bahwa perusahaan hanya berusaha
mempertahankan daya produksi aset dan bukan
melakukan penjualan – asetnya sama. Karena itu jika
ada laba dari pertukaran tdk boleh diakui (diperlakukan
sbg pengurang Cost aset baru), jika rugi boleh diakui.
Aset yg diterima dicatat sebesar nilai pasar aset yg
diserahkan + sejumlah yg masih harus dibayar.
2. Pertuakaran tdk sejenis, aset yg diterima dicatat
sebesar nilai wajar aset yg diserahkan/diterima. Laba
atau rugi pertukaran diakui
Lanjutan
b. Saham
Jika aset diperoleh ditukas dgn saham, maka aset yg
diperoleh dicatat sebesar nilai tunai dari saham jika saham
tersebut dijual tunai. ATAU atas dasar taksiran harga pasar
aset yg diperoleh. Selisih antara harga pasar aset dgn NN
saham, dicatat sbg Agio atau Disagio
c. Cost dalam Reorganisasi
Jika perusahaan melakukan reorganisasi, maka
diperlukan taksiran nilai wajar seluruh aset dgn
mempertimbangkan kondisi aset dan harga pasar pd saat
itu.
d. Hadiah/hibah
Aset diperoleh tanpa cost, akan tetapi tetap harus dicatat
sebesar cost implisit, dgn alasan semua aset yg digunakan
dlm perusahaan harus dicatat sbg aset karena semuanya
mempunyai potensi dlm menghasilkan laba
Lanjutan
e. Temuan
Dicatat sebesar jumlah kas yg pasti diperlukan utk
meperoleh/menemukan sumber alam ataupun teknologi hingga
siap utk dikomersilkan/dipakai
f. Pembelian kredit
Harga peorlehannya sebesar harga tunai implisit, selisih
antara nilai tunai implisit dgn jumlah yg harus dibayar
dibebankan sbg beban bunga.
g. Potongan tunai dan keringanan
Potongan tunai bukanlah merupakan suatu keuntungan, karena
pada transaksi pembelian aset merupakan upaya (effort) utk
memperoleh potensi, belum masuk dlm tahapan meperoleh
pendapatan. Potongan merupakan pengurang harga yg akan
mengurangi beban perusahaan dlm usaha
h. Rugi dalam perolehan
Terjadi jika dlm keadaan tdk tertentu (tdk normal/tdk
disengaja) aset tdk/kurang mempunyai potensi jasa, sehingga
manfaat bisa berkurang/hilang. Dlm keadaan seperti itu
sejumlah pengeluaran yg sdh dilakukan bisa saja
diperlakukan sbg rugi.
Penilaian Aset
Pengukuran TDK PERSIS SAMA dgn Penilaian
Pengukuran, saat terjadi transaksi pembelian aset
Penilaian, saat penyajian aset dalam neraca
Penilaian berkaitan dengan berapa dan atas dasar apa
jumlah rupiah harus dilekatkan pada setiap pos aset di
neraca?
• Dasar penilaian sifatnya pilihan, tergantung pada makna
yg ingin representasi dari laporan keuangan

Tujuan Penilaian
• Menyediakan informasi yang dapat membantu
investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan
ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha.
• Menyediakan informasi semantik berupa: posisi
keuangan, profitabilitas, likuiditas, dan solvensi.
Basis Pengukuran

Nilai Masukan Nilai Keluaran


• Masa lalu • Kos historis • Harga jual masa lalu
• Sekarang • Kos pengganti • Harga jual sekarang
• Masa datang • Kos harapan • Nilai terrealisasi
harapan
Nilai Masukan
Nilai Masukan didasarkan pd jlh rupiah yg harus dikorbankan utk
memperoleh aset atau jasa tertentu
• Cost historis, pengukur yg paling objektif – verifiable, reliable.
Beberapa konsep cost historis
• Cost bijaksana, cost yg selayaknya dibayar oleh manajemen utk suatu objek
• Cost standar, cost yg seharusnya terjadi dlm kondisi proses produksi ttt,
(inefisiensi dan by menganggur tdk termasuk)
• Cost asli (mula-mula), cost yg ditetapkan berdasarkan cost awalnya.
• Cost pengganti, cost yg sepakati utk memperoleh aset yg
sejenis sekarang.
• Nilai penaksiran
• Nilai wajar
• Nilai terrealisasi bersih
• Cost harapan:
• Cost harapan sekarang yg didistokan (di NPV kan)
Nilai Keluaran

• Harga jual masa lalu:


Nilai terrealisasi neto
• Harga jual sekarang:
Nilai likuidasi
Nilai setara tunai sekarang
• Nilai terrealisasi harapan:
Penerimaan kas masa datang yg
didiskonto/NPV dari:
Investasi tunggal (individual)
Nilai perusahaan secara keseluruhan
Penilaian menurut FASB

• Historical cost, mis. Utk Gedung, tanah,


kendaraan
• Current (replacement) cost, mis. Utk persediaan
• Current market value, mis. Surat berharga,
investasi
• Net realizable value, mis. Piutang, persediaan
• Present (or discounted) value of future cash
flows, mis. Piutang dan investasi jangka panjang
(hal 286-287)
PENGAKUAN
Pada umumnya, pengakuan sbg aset dilakukan pada saat
terjadinya transaksi, kejadian atau keadaan yg mempengaruhi
aset.
Disamping memenuhi kriteria definisi aset, kriteria keterukuran,
keberpatutan dan keterandalan harus dipenuhi dlm mencatat
transaksi aset.

Kriteria pengakuan aset menurut Sterling:


1. Deteksi adanya aset, harus ada transaksi yg mennadai
timbulnya aset.
2. Sumber ekonomik, aset harus merupakan sumber ekonomik
yg langka
3. Berkaitan dgn entitas, entitas harus mengendalikan aset tsb
4. Mengandung nilai, aset mempunyai manfaat terukur secara
moneter
5. Berkaitan dgn waktu pelaporan, semua kriteria diatas harus
dipenuhi pd tgl pelaporan
6. Verifikasi, harus ada bukti pendukung utk memverifikasi
bahwa kriteria diatas terpenuhi
Masalah Khusus Penilaian
a. Beban ditangguhkan, alternatif perlakukan:
• diperlakukan sbg aset lain2, meragukan karena manfaat
ekomomi masa depan mergaukan.
• diperlakukan sebagai beban tdk tepat karena
asosiasi/hubungannya dgn pendapatan thn tsb sulit
(kurang matching).
• Diperlakukan sbg rugi, juga tdk tepat karena cost tersebut
adalah upaya yg akan mendatangkan hasil dimasa datang.
Karena itu, transaksi tsb dicatat dlm “beban ditangguhkan”
sebagai bagian dari aset tetapi dgn akun terpisah dari aset
lainnya.

Cost yg dpt dikategorikan sbg beban ditangguhkan al:


a. Sewa guna (leasing hak opsi), akt. sekarang sdh berubah
b. Bunga selama masa konstruksi
c. Riset dan pengembangan
d. Eksplorasi minyak dan gas bumi (batubara)
e. Rugi selisih Kurs,
f. Pelatihan SDM
g. Cost Organisasi (by pengurusan pendirian perusahaan)
Lanjutan
Sewaguna (leasing, operational atau capital lease/ada hak opsi
memiliki aset kelak). Jika memenuhi kriteria seperti yg ditetapkan
PSAK No.30, maka diakui /dikapitalisasi sebagai aset:
1. Leasee memiliki hak opsi utk membeli aset pada akhir masa
leasing.
2. Angsuran yg dilakukan leasee terdiri dari pokok dan bunga yg
merupakan keuntungan leasor.
3. Masa sewa guna usaha minimum 3 tahun.
Bunga selama konstruksi, dikapitalisasi menjadi bagian dari perolehan
aset.
Pendukung konsep tsb berpendapata:
1. Hingga aset tsb siap digunakan, maka bunga wajar merupakan HP.
2. Bila aset (gedung) dibeli, maka harga beli sdh pasti bunga sdh
dibebankan oleh penjual.
3. Pembebanan bunga selama konstruksi sbg beban akan mendistorsi
hanya laba thn berjalan, padahal aset tsb bermanfaat utk jk panjang
4. Beban bunga bukan beban pendanaan, karena jika pemilik yg
mendanai dgn menyetor saham baru, perusahaan juga akan
mengeluarkan tambahan dividen
Lanjutan
Kelompok yg kontra, berpendapat:
1. Bunga lebih bersifat beban pendanaan dari pd cost aset, karena
pemilik punya alternatif membangun dgn dana sendiri. ???
2. Seharusnya tdk ada perbedaan cost antara aset yg dibangun dgn
fasilitas hutang dgn fasilitas dana sendiri. ????
3. Dengan konsep kesatuan usaha, bunga bermakna pembagian laba
(sama dgn dividen) bukan usaha, ????,
4. Karena bunga merupakan beban yg terpisah dari perolehan aset,
maka bunga perlu dialokasi kpd semua aset non moneter.

Alternatif Perlakuan:
1. Bunga tdk dikapitalisasi dan diperlakukan sbg biaya periode
2. Bunga dikapitalisasi sebagai bagian dari perolehan aset yg
dibangun sendiri. Bagaimana dgn aset yg dibeli dgn kredit
????
3. Bunga dikapitalisasi tetapi tdk dimasukkan sbg elemen cost,
tetapi pada akun tersendiri sbg “beban bunga ditangguhkan”,
setelah itu setiap thn diamortisasi, sehingga tdk mendistorsi
laba di thn terjadinya.

Anda mungkin juga menyukai