Anda di halaman 1dari 24

ASPEK KEPERILAKUAN

PADA PERSYARATAN
PELAPORAN DAN ASPEK
KEPERILAKUAN PADA
PENGANGGARAN MODAL
Kelompok 8:

• Bunga Kencana Lestari

• Helda Yolanda

• Fadhil Muhammad Barama


ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN
Pokok Bahasan :

01 02
Bagaimana Persyaratan
Syarat-syarat Pelaporan Pelaporan Memengaruhi
Perilaku

03 04
Dampak dari Persyaratan Penilaian Dampak
Pelaporan terhadap Pengiriman
Informasi
-01-
Syarat Syarat
Pelaporan
Syarat- Syarat Pelaporan

“ Inti dari Proses Akuntansi adalah komunikasi atas


informasi yang memiliki implikasi keuangan atau
manajemen.
Karena pengumpulan dan pelaporan informasi
mengonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut
tidak dilakukan untuk berperilaku sebagaimana “
yang diinginkan oleh para pelapor.
-02-
Bagaimana Persyaratan
Pelaporan
Mempengaruhi Perilaku
Bagaimana
Persyaratan Pelaporan
Memengaruhi
Perilaku
Persyaratan pelaporan dapat
mempengaruhi perilaku pelapor dalam
beberapa cara.
Bentuk lain dari pengukuran yang
digunakan dalam organisasi seperti audit
dan pengamatan langsung juga memiliki
banyak dampak yang sama terhadap
persyaratan pelaporan, selain dampak
spesifiknya sendiri.
Antisipasi Prediksi si Pengirim
Penggunaan mengenai Penggunaan
Informasi si Pemakai
Pengirim menggunakan persyaratan Terkadang seseorang merasa
pelaporan itu sendiri bersama dengan pasti mengenai bagaimana
informasi lainnya yang dilaporkan. Dalam penerima akan menggunakan
konteks manajemen pengirim seringkali informasi sementara pada
dianggap bertanggung jawab untuk waktu- waktu lain seseorang
mengendalikan hal-hal yang dipengaruhi tidak merasa mengenai
oleh faktor lain yang tidak dapat bagaimana informasi tersebut
dikendalikan oleh si pengirim digunakan
Insentif/ Penentuan
Sanksi Waktu
Kekuatan dan sifat dari
kekuasaan penerima terhadap Waktu adalah faktor penting
pengirim adalah penentu yang dalam menentukan apakah
penting mengenai seberapa persyaratan pelaporan akan
besar kemungkinan bahwa si menyebabkan perubahan dalam
pengirim akan mengubah perilaku pengirim atau tidak
perilakunya.
Strategi
Respons Pengaruh
Iterative Perhatian
Ketika suatu persyaratan Dampak mengarahkan perhatian
pelaporan baru dikenakan, dapat dianggap sebagai dampak
strategi yang paling murah dari pencatatan dan bukannya
adalah untuk terus berperilaku dampak dari pelaporan informasi
seperti biasa, melaporkan karena dampak tersebut timbul dari
sejujurnya perilaku tersebut, dan kepentingan pengirim itu sendiri
menunggu respon dari penerima dan tidak bergantung pada
informasi yang dilaporkan kepada
siapapun.
-03-
Dampak dari
Persyaratan
Pelaporan
Akuntansi Keuangan

Badan- badan yang berwenang dalam akuntansi


keuangan di Amerika Serikat, termasuk
Securities Exchange Commision (SEC), FASB,
telah mengakui dampak potensial yang dimiliki
oleh persyaratan pelaporan terhadap perilaku
korporat.

Akuntansi Perpajakan

Akuntansi Perpajakan Keperilakuan


merupakan bidang yang relative masih
belum di eksplorasi. Tetapi bidang
tersebut merupakan bidang yang sensitive
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
terhadap persyaratan pelaporan.
by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Akuntansi Sosial

Akuntansi sosial eksternal masih bersifat


sukarela, maka tidak terdapat dampak
apapun terhadap persyaratan pelaporan.
Karena akuntansi sosial merupakan
bidang perhatian yang relative baru dan
seringkali mengalami konflik dengan
kriteria kinerja yang sudah lebih mapan.

Akuntansi Manajemen
Hanya terdapat sedikit data akuntansi
manajemen yang tersedia bagi public
karena data tersebut jarang dilaporkan
diluar organisasi.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
-04-
Penilaian Dampak
terhadap Pengirim
Informasi
Terdapat banyak cara untuk menilai dampak dari persyaratan
pelaporan terhadap pengirim informasi. Yang paling tersedia
adalah pengambilan keputusan deduktif, yang melibatkan
pemikiran secara hati-hati mengenai bagimana persyaratan
pelaporan akan berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan
motivasional lainnya guna membentuk perilaku manajer.

Metode lain adalah dengan menanyakan kepada para


pelapor mengenai perilaku mereka. Suatu cara formal
untuk melakukan hal ini adalah dengan survey, yang dapat
terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan
kemungkinan jawaban yang terbuka atau atas gabungan
dari keduanya.
Bab 14 : ASPEK
KEPERILAKUAN PADA
PENGANGGARAN MODAL
Definisi Penyusunan
Anggaran Modal

• Definisi penyusunan anggaran modal


Penyusunan anggaran modal dapat didefinisikan sebagai proses
mengalokasikan dana untuk proyek atau pembelian jangka panjang.
Keputusan penyusunan anggaran modal dibuat ketika kebutuhan untuk
itu muncul dan melibatkan jumlah uang yang relative besar, komitmen
jangka panjang, dan ketidakpastian yang disebabkan oleh panjangnya
waktu yang terlibat dan kesulitan dalam mengestimasikan variable-
variabel pengambilan keputusan (jumlah arus kas, penentuan waktu,
dan seterusnya).
Karena melibatkan jumlah dana yang begitu besar, keputusan anggaran
modal yang salah dapat mengakibatkan kebangkrutan, masalah-
masalah arus kas yang sulit, atau paling tidak, kegagalan untuk
mengoptimalkan operasi perusahaan.
Proses Penganggaran Oleh Bower
a.Menentukan tujuan investasi.Menentukan tujuan investasiAda tiga hal yang perlu dikembangkan dalam
hal ini, yaitu tingkat imbal hasil yangdiharapkan, tingkat risiko, dan ketersediaan jumlah dana yang
akandiinvestasikannya.
b.Melakukan analisisInvestor melakukan analisis terhadap efek atau sekelompok efek. Salah satu
tujuanpenilaian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah menentukan harga,apakah harganya
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yangdapat dipergunakan, yaitu
pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal.
c.Melakukan pembentukan portofolioDalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek mana yang akan
dipilih danberapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut.Efek yang
dipilih dalam pembentukan portofolio adalah efek yang mempunyaikoefisien korelasi negative.
d.Melakukan evaluasi kinerja portofolioDalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang
telah dibentuk, baikterhadap tingkat laba yang diharapkan maupun terhadap risiko yang
ditanggung.Sebagai tolok ukur digunakan dua cara, yaitu pengukuran asset dan perbandingan.
e.Melakukan revisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasilevaluasi ini selanjutnya
akan dilakukan revisi terhadap efek yang membentukportofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi
portofolio yang sudah dibentuk tidaksesuai dengan tujuan investasi.Proses investasi dalam deskripsi
Bower terdiri dari tiga tahapan, yaitu definisi, dorongan,dan konteks.
Pendekatan Umum Terhadap Proses Penganggaran
Modal
Sebagai tahap pertama dalam proses investasi, sebagian besar buku
referensimenyebutkan bahwa pembentukan strategis dan tujuan investasi keuangan jangka
panjangdijadikan sebagai panduan yang harus melayani keputusan manajerial. Tahap
kedua adalahtujuan harus konsisten dengan keunggulan kompetitif perusahaan dan tipe
investasi yangditargetkan.Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa pengakuan terhadap
investasi potensial adalahtitik awal dari proses penganggaran modal. Ilmuwan menyebut
tahap ini sebagai tahap pemicu,dan mencatat bahwa pengakuan terhadap peluang untuk
model investasi tidak akan berarti akanotomatis. Proposal investasi harus sesuai dengan
tujuan strategis, umumnya tergabung dalamtujuan jangka panjang. Tahap identifikasi di
atas sesuai dengan proses perencanaan bisnis yangdijelaskan oleh Bower (1970) dan
sarana untuk mendorong sebuah budaya perusahaan yangmenarik dan dapat digambarkan
sebagai factor konteks structural.Tahap identifikasi memberikan pengakuan kesempatan
bagi investasi, tetapi tidakmenjamin evaluasi. Proses penyaringan berfungsi sebagai
sarana penting untuk menyaringproyekatau memikirkan pertimbangan yang layak lebih
lanjut.
Teori Kontijensi Dalam Konteks Penganggaran Modal
Pendekatan teori kontinjensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalianorganisasi dalam kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk
menjelaskan bagaimana prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut. Pendekatan akuntansi pada akuntasididasarkan pada premis bahwa tidak
ada sistem akuntansi secara universal selalu tepat untuk dapat diterapkan pada setiap organisasi, tetapi hal ini tergantung pada faktor kondisi atau
situasiyang ada dalam
organisasi.Menurut Otley  para peneliti telah menerapkan pendekatan kontinjensi gunamenganalisis dan mendisain sistem pengendalian, khususnya di bi
dang sistem akuntansimanajemen. beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variable
kontekstual seperti ketidak pastian lingkungan, ketidakpastian
tugas,struktur dan budaya organisasi, ketidakpastian strategi dengan disain sistem akuntansimanajemen. Pendekatan kontinjensi menarik minat para pe
neliti karena mereka inginmengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen akan selalu akan
selalu berpengaruh sama pada setiap atau tidak. berdasarkan teori kontinjensi, maka terdapat faktor situasional lainnya yang mungkin saling berinteraksi
 dalam kondisi tertentu. diawali dari pendekatan kontinjensi ini maka muncul lagi kemungkinan bahwa desentralisasi juga akanmenhebabkan perbedaan
kebutuhan informasi akuntansi manajeme'eori kontinjensi dalam konteks penganggaran modal berkaitan erat dengan desain
proses penganggaran modal  perspektif ini, efisiensi alokasi sumber dana tidak hanya masalah kecanggihan mengadopsi, secara teoritis juga terkait
dengan teknik investasi dankeunggulan prosedur. Pertimbangan juga harus dilakukan terhadap kesesuaian antara konteks perusahaan, desain, dan
pengoperasian sistem penganggaran modal.Penganggaran modal berfokus pada tiga aspek konteks perusahaan, yang diasumsikan berhubungan
dengan desain dan operasi dari sistem penganggaran modal perusahaan..
• Aspek pertama adalah karakteristik organisasi perusahaan desentralisasi dan
strategi pengendalian yang lebih berorientasi administrative melibatkan tingkat yang lebihtinggi dari standarisasi karakteristik perusahaan besar. Orga
nisasi yang lebih kecilcenderung mengadopsi interpersonal, sistem pengendaian yang kurang canggih
• Aspek kedua adalah ketidakpastian lingkungan, semakin bevariabel dan konteks dan operasi tidak terduga adalah kurang tepat dan sangat
birokratis,struktur prnganggaran modal menjad lebih mekanik
• Aspek ketiga menyangkut karakteristik perilaku adalah gaya manajemen,tingktat profesionalisme, dan sejarah organisasi.
Pertimbangan Proses Penganggaran Modal Dalam Penelitian
Sebelumnya
● Para ilmuan berpendapat bahwa keputusan penganggaran modal harus diartikan sebagai sistem
komponen yang saling terkait. Tingkat kecanggihan sistem penganggaran modal ditentutkan oleh
keberadaan sembilan komponen berikut.
1. Penyusunan anggaran modal jangka panjang
2. Pencarian sistematis alternatif untuk proyek besar
3. Adanya skrining dan telaah badan
4. Teknik evaluasi proyek
5. Penggunaan teknik ilmu manajemen
6. Analisis rasio
7. Pekerjaan penuh waktu staf penganggaran modal
8. Pengendalian pengeluaran
9. Pasca audit
Aspek Keperilakuan Dari Penganggaran Modal
• Masalah dalam Mengidentifikasi Proyek Potensial
Adalah penting untuk diperhatikan bahwa selalu terdapat minat yang besar dalam mengevaluasi keberhasilan dari
proyek yang dipilih. Akan tetapi, proyek yang dikorbankan, baik karena tidak adanya identifikasi maupun seleksi,
hamper tidak pernah dipertimbangkan sesudahnya. Hal itu mungkin disebabkan karena biaya kesempatan dari
proyek tersebut lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari proyek yang dipilih dan diterapkan.

• Masalah Prediksi yang Disebabkan oleh Perilaku Manusia


Memproyeksikan kemulusan dan kesesuaian dari aktivitas individual maupun kelompok aktifitas untuk suatu
periode selama lima sampai dua puluh tahun adalah tindakan yang berbahaya. Juga diketahui secara umum bahwa
orang-orang belajar dengan berlalunya waktu ketika mereka mengoperasika suatu prosedur tertentu.

• Masalah Manajer dan Ukuran Jangka Pendek


Karena jarang terdapat hubungan satu banding satu antara manajer dan proyek, maka manajer individual akan
mengambil alih proyek-proyek dari pendahuluan mereka dan memulai beberapa proyek mereka sendiri. Sedikit
sekali proyek yang akan dimulai dan diselesaikan oleh manajer yang sama karena tingkat perputaran yang cukup
cepat (misalnya promosi, transfer, dan seterusnya) yang terjadi di kebanyakan organisasi.

• Masalah yang Disebabkan oleh Identifikasi Diri Sendiri dengan Proyek


Manajemen puncak sebaiknya menyadari bahwa proses mencoba untuk membuat proyek yang buruk terlihat
bagus dapat menyiksa bahkan manajer yang terbaik sekali pun. Sebaiknya terdapat mekanisme yang elegan untuk
“menyelamatkan” proyek sebelum manajer yang sebenarnya sangat bagus meninggalkan perusahaan atau
bertindak secara disfungsional untuk menghindari keharusan untuk mengakui bahwa suatu proyek yang mereka
usulkan tidak berhasil.
• Pengembangan Anggota dan Proyek Modal
Dalam proses seleksi proyek, manajemen puncak harus mempertimbangkan apakah proyek yang diusulkan adalah baik untuk
pengembangan dari sipengusul proyek tersebut pada saat ini. Proyek tersebut mungki saja terlalu besar bagi orang atau divisi
tersebut untuk diserap tanpa membuat mereka manjadi putus asa.Dengan demikian, suatu perusahaan dapat melaksanakan
suatu proyek yang melibatkan sedikit laba atau bahkan tidak sama sekali hanya untuk manfaat pelatihan karyawan.

• Penyusunan Anggaran Modal sebagai Ritual


Beberapa ilmuan keperilakuan menyarankan bahwa seluruh proses penyusunan anggaran modal adalah sebuah ritual. Mereka
menyarankan bahwa hanya sedikit proyek yang diajukan oleh manajer tingkat bawah kecuali jika usulan tersebut memiliki
peluang yang bagus untuk disetujui. Terlalu banyak rasa malu dan “hilang muka” yang diidentifikasikan dengan proyek yang
ditolak.
 
• Perilaku Mencari Resiko dan Menghindari Resiko
Individu bereaksi secara berbeda terhadap resiko. Beberapa orang tampaknya menikmati pengambilan keputusan yang
beresiko dan berada dalam situasi yang beresiko sementara yang lain mencoba untuk menghindari hal-hal tersebut. kondisi
tertentu dari tingkat penghindara resiko oleh pengambilan keputusan dalam penyusunan anggaran modal akan mempengaruhi
bagaimana orang tersebut bereaksi atas proyek. Berdasarkan kelompok data yang sama, dua pengambil keputusan yang
berbeda kemungkinan besar akan membuat keputusan yang berlawanan bergantung pada perasaan mereka terhadap resiko.

• Membagi Kemiskinan
Fenomena “membagi kemiskinan” seringkali memiliki dampak yang penting dalam proses penyusunan anggaran modal. Hal ini
terjadi ketika tersedia lebih banyak proyek anggaran modal yang potensial lebih menguntungkan dibandingkan dengan dana
yang tersedia untuk mendanainya, suatu kondisi yang disebut dengan rasionalisasi modal.
Tampilan Rasional

Dalam meninjau faktor-faktor ini, juga dicatat bahwa terdapat masalah-masalah


yang ditimbulkan oleh kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memilih proyek
modal dan kebutuhan akan kreativitas dan penilaian manusia.
Kesimpulannya, seseorang dapat mengatakan bahwa proses penyusunan
anggaran memiliki tampak muka rasionalitas, terutama ketika model matematis
yang rumit digunakan. Model matematis tersebut memberikan atmosfir kepastian,
logika, dan ilmu pengetahuan. Tetapi, yang mendasari proses pengambilan
keputusan adalah faktir-faktor keperilakuan yang disebutkan dalam bab ini.
Sayangnya, para pengambil keputusan mungkin tidak ingin mengakui bahwa
faktor-faktor manusia yang irasional mungkin menjadi faktor yang terpenting dalam
penerimaan atau penolakan terhadap suatu proyek tertentu.
Saran-Saran Perbaikan

Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh yang merugikan dari faktor-faktor keperilakuan manusia terhadap
proses penyusunan anggara modal? Pertama, adalah penting bahwa mereka yang terlibat dalam penyusunan anggaran
modal menyadari faktor-faktor keperilakuan yang melekat pada proses tersebut. dimana mungkin, faktor-faktor ini
sebaiknya tidak diperbolehkan untuk mengaburkan data keputusan yang relevandan yang bersifat lebih rasional.
Sementara dalah tidak mungkin untuk tidak sama sekali menghilangkan faktor-faktor manusia, suatu pendekatan yang
berhasil akan menekankan pada kesadaran akan faktor-faktor tersebut dan uasaha-usaha untuk mengendalikan
dampaknya yang disfungsional.
Kesimpulannya, disarankan bahwa mereka yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran modal dan dalam
manajemen proyek modal sebaiknya paling tidak menyadari akan faktor-faktor keperilakuan yang terlibat. Paling tidak,
mereka sebaiknya mengambil langkah-langkah aktif untuk memastikan bahwa faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan
anggaran modal tidak menghasilkan keputusan yang suboptimal.

Anda mungkin juga menyukai