Anda di halaman 1dari 4

BAB 10 KERTAS KERJA

Kertas kerja merupakan instrumen penting dalam keberhasilan penugasan audit.


Kertas kerja menyajikan bukti dokumen dari pemeriksaan dan penilaian serta menunjukan
keterkaitan antara proses penyelesaian audit dan laporan audit final. Kertas kerja yang
disiapkan dalam bentuk yang baik, sesuai dengan perhatian utama atas bentuk (layout),
desain dan legibilitas berserta kelengkapan heading, penjelasan sumber dan verifikasi kinerja
membantu auditor dalam mendasarkan keputusan dari keyakinan atas kemampuan tiap
anggota staf mereka.

1.1 Kertas Kerja Audit


Kertas kerja berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan
selama proses audit, sejak pertama kali auditor memulai proses audit hingga menelaah
tindakan perbaikan dan mengakhiri penugasan audit. Oleh karena itu, kertas kerja berisi
dokumentrasi dari langkah-langkah atau proses audit yang dilakukan yang meliputi (Sawyer,
2003):

1. Rencana audit, termasuk program audit


2. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal
3. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan
yang dicapai
4. Penelaahan kertas kerja oleh penyelia
5. Laporan audit dan
6. Tindak lanjut dari tindakan perbaikan

1.2 Tujuan Pembuatan Kertas Kerja


1. Mendukung Temuan Audit dalam Laporan Audit
Auditor dapat menggunakan kertas kerja sebagai pendukung pendapatnya dalam
membuat keputusan audit. Kertas kerja merupakan bukti bahwa auditor telah
melaksanakan audit yang memadai dan terstruktur dalam pendokumentasian prosedur
audit yang dijalankannya.
2. Menguatkan Simpulan Auditor
Kertas kerja dapat menjadi bukti kuat atas pertimbangan auditor dalam membuat
simpulan audit. Kerja keras audit yang disusun secara sistematis dan lengkap dapat
menunjukan kompetensi auditor dalam audit mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga
pembuatan kesimpulan audit.
3. Membantu Auditor dalam Tahapan Audit
Setiap tahap audit tersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk
kertas kerja. Kertas kerja audit dapat membantu dalam pengarahan dan pengawasan
pekerjaan
4. Menjadi Pedoman bagi Auditor dalam Audit Berikutnya
Kertas kerja akan dapat menjadi pedoman dalam audit berulang terkait informasi
mengenai sifat usaha, cacatan dan sistem akuntansi, pengendalian internal, dan
rekomendasi perbaikan, serta saran jurnal-jurnal penyesuaian untuk menyajikan secara
wajar laporan keuangan objek audit yang lalu.

1.3 Teknik Pembuatan Kertas Kerja


1. Judul Deskriptif
Seluruh kertas harus memasukan judul penugasan audit, jumlah proyek audit, judul
kertas kerja, inisial yang membuat kertas kerja, tanggal penyiapan kertas kerja, sumber
informasi, dan tujuan kertas kerja.
2. Tanda Centang
Auditor sering menggunakan simbol (legend) yang bervariasi untuk mengindikasikan
pekerjaan yang telah dilakukan. Pada umumnya, simbol yang digunakan adalah tanda
centang (√)
3. Referensi Silang
Referensi silang (cross-reference) dalam kertas kerja harus dilengkapi dan akurat.
Kertas kerja harus direferensi silangkan dengan temuan audit.
4. Pemberian Indeks
Sistem pemberian indeks pada kertas kerja harus sederhana sehingga bersifat
fleksibel.
5. Keberlanjutan
Auditor harus menggunakan pengembangan kertas kerja sepenuhnya sebelum
pelaksanaan audit yakni bagan alir, deskripsi sistem, dan data lain yang valid.

1.4 Jenis-jenis Kertas Kerja


a. Jadwal dan Analisis
Setiap catatan review, data, atau analisis harus memasukan beberapa hal tersebut:
1. Penjelasan tujuan (referensi langkah audit)
2. Metodologi yang digunakan untuk memilih sampel, membuat kalkulasi, dll
3. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi data
4. Sumber data dan kerangka waktu yang dipertimbangkan
5. Ringkasan hasil analisis
6. Kesimpulan pemeriksa

b. Dokumen
1. Beberapa salinan sampel atau sampel aktual untuk beberapa dokumen dapat
digunakan. Beberapa salinan dokumen harus berguna untuk tujuan audit.
2. Beberapa saran berikut diajukan untuk penyiapan kertas kerja yang menggunakan
dokumen:
- Mengindikasikan bahwa orang dan atau file berasal dari sumber
- Menggandakan dan memasukan hanya beberapa bagian laporan, untuk tujuan
penjelasan atau sebagai dokumentasi temuan potensial
- Menjelaskan secara lengkap istilah dan notasi yang ditemukan dalam dokumen
dan juga penggunaannya
- Setiap dokumen harus direferensi silangkan dengan setiap halaman atau analisis
terpisah yang sudah didiskusikan
- Tidak ada dokumen yang harus dimasukan kedalam kertas kerja tanpa penjelasan
mengapa hal ini dimasukan.
3. Kelengkapan proses dan Bagan Alir
Bagan alir tepat digunakan untuk menjelaskan hubungan yang rumit karena
dapat mengurangi penjelasan naratif sebagai gambar sebuah sistem. Bagan alir
bersifat ringkas dan lebih mudah dianalisis daripada penjelasan tertulis.

Berikut simbol bagan alir dan keterangannya:

4. Wawancara
Wawancara berguna untuk mengidentifikasi area permasalahan, memperoleh
pengetahuan umum tentang subjek audit, memperoleh data tidak dalam bentuk
formulis dan mendokumentasikan pendapat, penilaian atau dasar pemikiran bertindak
objek audit.
5. Pengamatan
Jika pengamatan dapat digunakan untuk mendukung beberapa kesimpulan,
harus didokumentasikan. Pengamatan khususnya berguna untuk verifikasi fisik.
6. Temuan Audit
Semua temuan audit harus didokumentasikan dalam kertas kerja dan setiap
setiap kertas kerja harus mempunyai kesimpulan audit.

10.5 Kelengkapan Kertas Kerja


Indikator kelengkapan kertas kerja tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Kertas kerja harus akurat dan lengkap
- Tidak ada pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan audit yang tidak dapat
terjawab.
- Kertas kerja harus berdiri sendiri
2. Setiap bagian dari kertas kerja harus terdiri dari:
- Gambaran judul
- Identifikasi sumber dengan jelas
- Tanggal persiapan inisial auditor
- Nomor indeks kertas kerja
3. Kertas kerja harus kompeten, relevan dan berguna untuk menyediakan dasar untuk
temuan audit dan rekomendasi
4. Kertas kerja harus membuktikan bahwa telah standar telah diikuti

10.6 Perancangan Kertas Kerja


1. Menentukan indeks yang digunakan dalam kertas kerja
Dalam menentukan indeks, auditor dapat menetapkan indeks sesuai keinginan auditor
ataupun standar yang ditetapkan oleh instansi auditor. Contoh indeks yang dapat
digunakan adalah indeks R untuk tahap perencanaan, indeks L untuk tahap pelaksanaan,
indeks P untuk pelaporan.
2. Membuat kertas kerja sesuai dengan indeks yang telah ditentukan
Setiap kertas kerja didesain agar sesuai dan dapat didokumentasikan setiap catatan
atau hasil analisis sekaligus memberikan informasi yang mudah dipahami oleh
pembacanya. Oleh karena itu, bentuk tiap kertas kerja mungkin berbeda disesuaikan
dengan kebutuhannya.

10.7 Arsip dan Kepemilikan Kertas Kerja


Bagian-bagian kertas kerja yang dinilai mengandung informasi yang akan digunakan di
masa yang akan datang disebut dokumen permanen. Dokumen permanen sebaiknya disimpan
kedalan arsip, pemilahan dokumen permanen perlu diawasi dan disetujui oleh penyelia atau
kepala SKAI. Dokumen permanen dapat dimiliki oleh SKAI atau manajemen organisasi
tergantung dari kebijakan organisasi. Pernyataan kepemilikan atas kertas kerja dan dokumen
permanen biasanya dinyatakan dalam piagam audit yang disusun oleh audit internal dan
disahkan oleh manajemen puncak organisasi.

Anda mungkin juga menyukai