Anda di halaman 1dari 7

Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working

Paper)
By Admin KeuLSM / Jumat 11 April 2014 / 1 Comment

Kertas kerja pemeriksaan terdiri dari semua dokumen yang dibuat sendiri dan juga yang
diperoleh dari hasil kerja auditor sebagai dasar informasi yang dipakai untuk membuat
suatu kesimpulan dan opini.

Audit Administration

1. Kertas Kerja Pemeriksaan


Dokumen yang berisi seluruh informasi yang diperoleh, analisis yang dibuat, dan kesimpulan yang
didapat selama melaksanakan audit. Kertas kerja pemeriksaan terdiri dari semua dokumen yang
dibuat sendiri dan juga yang diperoleh dari hasil kerja auditor sebagai dasar informasi yang dipakai
untuk membuat suatu kesimpulan dan opini.

2. Kegunaan kertas kerja pemeriksaan adalah sebagai berikut:

Bahan bukti dalam memebrikan pendapat dan saran perbaikan (audit report).

Membantu dalam merencanakan, menjalankan, dan mereview proses audit.

Memungkinkan atasan untuk langsung menilai bahwa pekerjaan yang didelegasikan telah
dilaksanakan dengan baik.

Membantu auditor untuk menilai hasil kerja yang telah dilakukan sesuai dengan rencana,
dan mencangkup semua aspek finansial serta operasional yang dapat dijadikan pedoman untuk
memebrikan pendapat dan saran perbaikan.

Sebagai dasar bahwa prosedur audit telah diikuti, pengujian telah dilakukan, sebab-sebab
masalah diketahui, dan akibat dari masalah diungkapkan untuk mendukung pendapat (opini) dan
saran (perbaikan yang diberikan).

Memungkinkan staf auditor lain untuk dapat menyesuaikan dengan tugas yang diberikan
dari periode ke periode sesuai dengan rencana penggatian staf audit.

Sebagai alat bantu untuk mengembangkan profesionalisme bagi Internal Audit Division.

Menunjukkan kepada pihak lain bahwa suatu pekerjaan audit telah dilaksanakan sesuai
dengan standar keahlian yang dimiliki oleh staf audit hingga laporan evaluasi akhir yang sesuai
dengan audit proses.
3. Isi dan bentuk kertas kerja pemeriksaan
a. Isi dan bentuk kertas kerja tidak dapat ditentukan secara pasti dan standar karena sangat
bergantung pada jenis pemeriksaan yang dilakukan serta tujuan dibuatnya kertas kerja. Meski
demikian, kertas kerja pemeriksaan harus mencangkup aspek:

Perencanaan

Pengujian dan evaluasi atas kecukupan dan keefektifan dari sistem internal control yang ada

Audit prosedur yang telah dijalankan, informasi yang telah didapat, dan kesimpulan yang
diambil

Review

Reporting

Follow up
b. Kertas kerja harus lengkap, termasuk bukti pendukung untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
c. Selain hal-hal di atas, kertas kerja juga menyampaikan:

Dokumen perencanaan dan audit program

Control questionnaire, flowchart, checklist, dan narrative

Catatan dan memo hasil interview

Data organisasi, misalnya struktur organisasi dan job description

Fotokopi dari kontrak-kontrak dan perjanjian penting

Informasi tentang kebijakan operasional dan financing

Hasil dan evaluasi atas kontrol yang ada

Surat konfirmasi

Analisis atas transaksi, proses, dan saldo akun

Hasil dari prosedur analytical review

Audit report dan komentar manajemen

PICA dari Auditee

d. Media kertas kerja dapat berbentuk: kertas, disket, foto maupun media lainnya.
e. Jika auditor menggunakan informasi keuangan dalam laporannya, maka kertas kerja harus
mendokumentasikan dokumen akuntansi yang dipakai atau rekonsiliasi atas data tersebut.
f. Kertas kerja dapat dikategorikan sebagai permanent file dan current file.
4. Persiapan pembuatan kertas kerja

Kertas kerja audit harus rapi, jelas, ringkas dan komentar yang disampaikan harus bersifat
umum tetapi yang dapat diterima. Hindari pernyataan atas praduga yang tanpa dasar; semua
komentar harus didukung dengan data dan fakta.

Memanfaatkan laporan, daftar dan schedule yang dibuat oleh petugas dari perusahaan
(yang sedang diaudit) sangat membantu ketimbang menyalin kembali dan menyesuaikannya
dengan bentuk kertas kerja (standar audit working, paper), dengan catatan bahwa kertas kerja
tersebut sudah di-review, diberi tanda oleh staf yang mengerjakan, serta tanggal (sama seperti
kertas kerja yang umum) dibuat oleh staf audit, dan ini merupakan bagian dari kertas kerja
auditor.

Kertas kerja harus dibuat dan disesuaikan dengan standar formulir yang tersedia. Penyajian
yang lebih jelas dan keterangan yang rinci harus dibuat sebagai dokumen pendukung yang
disajikan secara terpisah, dan merupakan satu kesatuan dengan kertas kerja induk (harus ada
cross reference).

Sebagian kertas kerja hanya akan memuat daftar pertanyaan atau catatan-catatan atas
diskusi yang telah dilakukan sebelumnya, hal yang sangat penting adalah menyediakan tempat
yang cukup dalam kertas kerja untuk membuat catatan-catatan penting agar sesuatu yang
dievaluasi/diperiksa diketahui dengan jelas.

Semua schedule/ daftar-daftar dan kertas kerja harus dapat dikaitkan satu sama lain
sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi, dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi.
5. Filling
Semua kertas kerja audit harus di-file berurutan sesuai dengan indeks yang diberikan. Setiap file
kertas kerja harus dapat diidentifikasikan, dan pada halaman pertama tertera:

Index File-file reference

Nama Perusahaan

Subjek yang diaudit

Tempat

Tanggal kunjungan hingga selesai

Tanggal laporan

Nomor file (jika ada lebih dari satu file)


6. Pengawasan dan pengamanan

Kertas kerja yang berisi informasi rahasia perlu dijaga, diamankan, dan disimpan pada
tempat yang tidak mudah diambil atau dibaca oleh staf lain, atau orang yang tidak mempunyai
kepentingan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Internal Audit. Setiap staf Internal Audit wajib
menjaga dan mengamankan kertas kerja secara terus menerus.

Jika file kerja (audit working paper file) hilang, hal ini harus segera dilaporkan kepada
Coprporate Controller.

Setiap tugas yang telah selesai, semua audit file, harus dikembalikan pada tempat yang
telah disiapkan.
7. Review Procedure
Semua kertas kerja harus di-review:

Diparaf/diberi tanda pada setiap kertas kerja oleh staf yang diberi tanggung jawab
penugasan (staf/Person in Charge).

Secara berkala di-review oleh Corporate Controller.

Kesimpulan yang diperoleh atas hasil audit harus diungkapkan, sedangkan file kertas kerja
umumnya berisikan bukti-bukti yang menyatakan bahwa pekerjaan audit telah selesai dan telah
di-review oleh staf yang bertanggung jawab, serta semua masalah telah diungkapkan.
8. Standar kode audit (audit tick mark)

Kode/tanda telah diperiksa (audit ticks) merupakan standar yang lazim dipakai oleh auditor
dalam melaksanakan tugas dengan maksud untuk menghemat waktu. Semua kode yang
digunakan harus diberi penjelasan di dalam kertas kerja dan harus ada hubungan dengan Audit
Program, serta sebagai pembuktian atas pekerjaan yang telah dilakukan (audit procedure).

Standar kode audit sebagai berikut:

Catatan:
Kode audit harus ditempatkan pada angka di mana telah dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
audit prosedur/program, atau, jika tidak dilakukan prosedur pemeriksaan, sebaiknya pemberian
tanda tersebut diabaikan.
Pada saat memberikan kode pada buku besar (ledger cards=general ledger), jurnal entry, dan
dokumen lainnya disarankan menggunakan pulpen merah dan memberi tanda kecil yang terlihat
jelas.
Penggunaan kode audit pada kertas kerja harus disertai dengan penjelasan tentang dokumen apa
yang diperiksa dan dokumen apa yang tidak tersedia. Sementara itu, transaksi yang terjadi sebagai
dasar pemeriksaan harus dibuatkan kertas kerja. Jika didapatkan suatu pencatatan atas transaksi
yang tidak umum/wajar, dokumen tersebut sebaiknya di-fotokopi dan ditelusuri hingga ke dokumen
asli atas transaksi tersebut untuk diyakinkan kebenarannya, dan dokumen itu harus di-file sebagai
salah satu kertas kerja.
9. Audit file yang permanen (permanent file)
a. Permanent file terdiri dari berbagai macam schedule dan ada hubungannya dengan setiap
pelaksanaan audit, yang pada umumnya dapat digabungkan menjadi satu dengan permanent file.
Schedule atau daftar yang diperoleh harus berupa sumber informasi yang berhubungan dengan

aktivitas, kelangsungan bisnis perusahaan, sistem, prosedur, dan ketentuan/kebijaksanaan lain yang
sangat penting untuk kepentingan audit.
b. Isi permanent file harus selalu di-review dan di-update pada setiap pekerjaan audit yang
dilakukan dan harus mengacu pada situasi terkini.
c. Dalam meng-update permanent file, beberapa dokumen (system and procedure, peraturan
perusahaan, peraturan pemerintah dan pajak, dan lain-lain) kemungkinan sudah tidak relevan lagi
dengan kondisi terkini dan masa yang akan datang. Jika ada beberapa dokumen yang didapat
sebagai bagian dari kertas kerja untuk pelaksanaan audit saat ini masih dapat dikaitkan dengan
permanent file, dokumen ini harus di-file secara terpisah di dalam permanent audit file yang baru.
d. Isi dari permanent audit file pada umumnya adalah sebagai berikut:

Struktur organisasi perusahaan

Daftar kantor-kantor cabang dan lokasinya

Daftar sewa beli serta sewa dan biaya yang dibayarkan

Daftar polis asuransi

Daftar personil perusahaan (level manajemen)

Daftar tanda tangan dari personel yang diberi wewenang serta batasan wewenang

Contoh tanda tangan

Daftar nama bank

Daftar petty cash yang diberikan kepada departemen/cabang

Daftar evaluasi pengendalian intern (internal control evaluation questionnaire)

Buku petunjuk operasional, finance, and accounting

Chart of account

Flowchart/arus dokumen semua departemen

Daftar dokumen penjualan (perjanjian), kontrak, dan standar perjanjain-perjanjian yang ada
dalam perusahaan (peraturan kepegawaian)

Rencana audit yang akan datang


10. Manfaat meng-update permanent file antara lain:

Permanent file menyajikan hubungan antara audit yang sekarang dan audit yang lalu. File
ini memungkinkan auditor sekarang untuk mendapat gambaran tentang bagaimana proses audit
yang lalu dilaksanakan. Hal ini akan menentukan cara pelaksanaan audit sekarang.

Permanent file mencangkup rencana audit yang dibuat pada awal audit dan revisi-revisinya
serta pertimbangan dalam merevisi. Hal ini akan memudahkan pembuatan perencanaan audit
sekarang dan/kemudian hari.

Permanent file adalah aset yang berharga bagi auditor untuk menghemat waktu, terutama
untuk auditor yang kurang mengenal aktivitas perusahaan yang diaudit.
11. Current working paper (current file)
Current file dibuat setiap melaksanakan audit. Kertas kerja ini harus dibuat dengan jelas dan secara
eksplisit memberikan informasi berikut:

Hasil review dari internal control dan pengembangan dari sebuah rencana audit atau update
dari planning.

Korespondensi dari Auditee untuk memulai suatu audit, konfirmasi, memvalidasi temuan,
dan mengonfirmasi semua tindakan perbaikan yang diambil.

Melakukan suatu tes untuk mencapai tujuan audit yang telah diidentifikasi.

Kesimpulan yang diambil oleh auditor dari hasil kerja.

Audit report dan distribusinya.


12. Menjernihkan temuan pemeriksaan
Temuan pemeriksaan harus didiskusikan dengan karyawan yang bersangkutan dan juga atasan
langsung pada perusahaan yang sedang diaudit. Di dalam diskusi tersebut, perhatian atas masalah
yang ditemukan harus merupakan bagian dari sasaran yang ingin dicapai oleh atasan tersebut dan
bukan menyalahkan karyawan karena yang bersangkutan melakukan kekeliruan. Jika ditemukan
solusi untuk memperbaiki catatan atau operasi perusahaan, maka harus segera dilaksanakan, bila
semua pihak telah setuju, dengan membuat catatan terpisah dari perubahan tersebut dan
melaporkannya bersamaan dengan laporan audit. Tambahan saran perbaikan akan melindungi
kedua belah pihak: internal auditor dan pihak yang diperiksa (Auditee).
13. Laporan perkembangan (progress report)
Untuk pemeriksaan yang membutuhkan awaktu cukup panjang, laporan perkembangan
pemeriksaan harus dibuat sehingga President Director/President Commissary bisa mengetahui
perkembangan proses audit yang berlangsung (exceptions noted, recommendation).
Disarikan dari buku: Pedoman Audit Internal, Penulis: Alfred F. Kaunang, Hal: 50-59

- See more at: http://keuanganlsm.com/kertas-kerja-pemeriksaan-auditworking-paper/#sthash.MjZcwYQ6.dpuf

Anda mungkin juga menyukai