Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Zamzami Chapter 10

Kertas Kerja
Kertas kerja adalah hal yang penting dalam keberhasilan penugasan audit. Dalam
kertas kerja menyajikan bukti dokumen dari pemeriksaan dan penilaian serta
menunjukkan keterkaitan antara proses penyelesaian audit dan laporan final audit. Kertas
kerja dalam bentuk baik sesuai dengan perhatian utama atas bentuk (layout), desain, dan
legibilitas serta kelengkapan handling.
Auditor menggunakan program audit, surat konfirmasi, memorandum, dan catatan
lainnya untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit selama proses pengauditan
berlangsung. Kertas kerja menjadi alat bukti atas laporan hasil audit yang diterbitkan oleh
auditor bila mengahadapi tuntutan hukum.

10.1. Kertas Kerja Audit


Kertas kerja merupakan catatan yang dibuat oleh auditor selama proses audit
berlangsung dan berisi prosedur audit serta pengujian yang dilakukan. Contoh
kertas kerja adalah program audit, durat konfirmasi, hasil pemahaman terhadap
pengendalian internal, analisis, memorandum, ikhtisar dari dokumen perusahaan,
dan daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor.
Oleh karena itu, kertas kerja berisi dokumentasi dari langkah-langkah atau
proses audit yang dilakukan yang meliputi :
 Rencana audit, termasuk program audit
 Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system pengendalian
imternal
 Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan
kesimpulan yang dicapai
 Penelaahan kertas kerja oleh penyelia
 Laporan audit
 Tindak lanjut dari tindakan perbaikan

10.2. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja


Secara umum, tujuan pembuatan kertas kerja adalah untuk membantu auditor
dari tahap perencanaan, tujuan dan cakupan audit hingga pelaksanaan dengan
mengumpulkan bukti atas temuan yang diperoleh.
Tujuan pembuatan kertas kerja secara terperinci adalah sebagai berikut :
 Mendukung temuan audit dalam laporan audit
 Menguatkan simpulan auditor
 Membuat auditor dalam tahapan audit
 Menjadikan pedoman bagi auditor dalam audit berikutnya

10.3. Teknik Pembuatan Kertas Kerja


Teknik-teknik yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja audit disesuaikan
dengan kebutuhan audit pada objek yang sedang diaudit. Berikut teknik pebuatan
kertas kerja yang biasanya digunakan dalam suatu audit :
 Judul deskriptif
 Tanda centang
 Referensi silang
 Pemberian indeks
 Keberlanjutan

10.4. Jenis-Jenis Kertas Kerja


Seluruh kertas kerja harus disimpan dalam satu file. Jadwal, analisis, dokumen,
bagan alir, dan naratif harus disimpan dalam satu file per objek audit.
a. Jadwal dan analisis
Berguna untuk mengidentifikasi tren statistic, memverifikasi keakuratan data,
mengembangkan proyeksi atau estimasi, dan menentukan jika tugas atau catatan
telah diselesaikan dengan sempurna. Dalam setiap catatan review, data, atau
analisis harus memsukkan beberpa hal berikut :
 Penjelasan tujuan (referensi langkah audit)
 Metedologi yang digunakan untuk memili sampel, membuat kalkulasi dan
lain-lain
 Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi data
 Sumber data dan kerangka waktu yang dipertimbangkan
 Ringkasan hasil analisis
 Kesimpulan pemeriksa
b. Dokumen
1. Beberapa salinan sampel atau sampel untuk beberpa dokumen dapat
digunakan untuk klarifikasi dan sebagai bukti fisik.
2. Beberapa saran berikut diajukan untuk penyimpan kertas kerja yang
menggunakan dokumen :
a. Mengindifikasikan bahwa orang dan/atau file berasal dari sumber
b. Menggandarkan dan memasukkan hanya beberapa bagian laporan
c. Menjelaskan secara lengkap istilah dan notasi yang ditemukan dalam
dokumen dan juga penggunaannya
d. Setiap dokumen harus direferesisilangkan dengan setiap halaman atau
analisis terpisah yang sudah didiskusikan
e. Tidak ada dokumen yang harus dimasukkan ke dalam kertas kerja tanpa
penjelasan mengapa hal ini dimasukkan
3. Kelengkapan proses dan bagan alir
a. Menjelaskan system atau proses yang dilakukan oleh objek audit
b. Laporan tertulis lebih mudah digunakan
4. Wawancara
a. Informasi verbal diperoleh melalui wawancara formal yang dilakukan
langsung tatap muka atau dengan telepon.
b. Persiapan wawancara untuk kertas kerja, mempertimbangkan hal berikut
:
 Untuk memasukkan nama dan jabatan posisi seluruh orang yang
memberikan informasi tersebut
 Mengidentifikasikan kapan dan dimana pertemuan terjadi
 Mngorganisasikan catatan berdasarkan topik jika mungkin
 Mengidentifikasikan kutipan sumber informasi dari yang
diwawancarai
5. Pengamatan
Pengamatan yang digunakan sebagai dokumentasi pendukung biasanya
harus memasukkan beberapa hal berikut :
a. Waktu dan tanggal pengamatan
b. Tempat pengamatan
c. Orang/pihak yang menemani auditor selama pengamatan
d. Hal-hal yang diamati (ketika menggunakan pengujian, kertas kerja harus
memasukkan pilihan sampel dan dasar sampel)
6. Temuan audit

10.5. Kelengkapan Kertas Kerja


Dalam aspek kelengkapan kertas kerja mengkupi aspek akurasi dan
kelengkapan, format pembuatan, menyajikan informasi yang dibutuhkan, dan
memastikan bahwa standar telah dijalankan. Indicator kelengkapan kertas kerja
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Kertas kerja harus akurat dan lengkap
a. Tidak ada pertanyaan signifikan dalam lingkup atau yang berhubungan
dengan tujuan audit yang tidak dapat terjawab
b. Kertas kerja harus berdiri sendiri
2. Setiap bagian dari kertas kerja harus terdiri dari :
a. Gambaran judul
b. Identifikasi sumber dengan jelas
c. Tanggal persiapan inisial auditor
d. Nomor indeks kertas kerja
3. Kertas kerja harus kompeten, relevan, dan berguna untuk menyediakan dasar
untuk temuan audit dan rekomendasi
a. Konsisten, rapi, dan tidak kacau
b. Hanya bagian yang penting saja yang dimasukkan
c. Diatur dalam model seragam
4. Kertas kerja harus membuktikan bahwa standar telah diikuti seperti :
a. Rencana dan supervise
b. Tinjauan atas pengendalian internal
c. Hasil penelusuran dari laporan kebukti dan sebaliknya (tracing vouching)
d. Bukti yang kompeten dan tidak kompeten
10.6. Perancangan Kertas Kerja
Susunan dan bentuk kertas kerja yang konsisten akan menghindarkan auditor
dari kesibukan merancang dan menyusun kertas kerja sehingga dapat focus pada
hal-hal yang harus dicatat dan didokumentasikan. Kepala SKAI harus menetapkan
kebijakan mengenai jenis-jenis kertas kerja yang harus disimpan, system
penempatan yang akan digunakan, system pemberian indeks yang akan diikuti dan
hal-hal lain yang dibutuhkan.
Kertas kerja harus mencakup pendokumentasian untuk setiap tahapan audit
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Berikut tahapan-tahapan
yang dapat dilakukan dalam mendisain kertas kerja audit.
1. Menentukan indeks yang digunakan dalam kertas kerja
2. Membuat kertas kerja sesuai dengan indeks yang telah ditentukan

10.7. Arsip dan Kepemilikan Kertas Kerja


Pemilihan dokumen permanen dan dokumen tidak permanen perlu diawasi dan
disetujui oleh penyelia atau kepala SKAI. Kertas kerja atau dokumen permanen
yang disimpen oleh auditor dapat dimiliki oleh SKAI atau manajemen organisasi
tergantung dari kebijakan organisasi.
Pernyataan kepemilikan atas kertas kerja dan dokumen permanen biasanya
dinyatakan dalam piagam audit (audit charter) yang disusun oleh audit internal dan
disahkan oleh manajemen puncak organisasi.

10.8. Rangkuman
Kertas kerja merupakan catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan audit yang
dilakukannya. Kertas kerja perlu dirancang dengan menggunakan kerangka yang
sistematis, indeks yang runtut, dan symbol-simbol yang memberikan informasi
yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai